...Bahkan sampai Tania di bawa ke rumah sakit, pelayan sama sekali tidak menaruh hormat pada Annika....
Setelah kepergian Tania dengan beberapa pelayan ke rumah sakit. Annika masih termenung, memikirkan apa yang sedang terjadi sekarang.
Tania berpikir dia bisa memfitnah Annika seperti saat sebelumnya. Jadi kali ini Annika berpikir cepat. Setelah beberapa saat, barulah Annika segera saja berjalan keluar, dia juga akan pergi kesana. Jangan sampai Tania berhasil menjebaknya.
Kabar masuknya Tania ke rumah sakit, sampai pada telinga Calvin dan Amanda. Seperti biasa keduanya langsung menindak lanjutin, bagi mereka Tania masih menjadi pusat perhatian. Belasan tahun hanya membesarkan anak itu, membuat mereka seketika lupa dengan kehadiran Annika di sana.
" bagaimana bisa,? bukankah di rumah semua pelayan sudah tidak di izinkan lagi membeli Buah berry" tanya Amanda dengan wajah geram.
" entahlah, kamu tenanglah dulu aku sudah meminta dokter terbaik untuk menangani nya" Calvin memegang ponsel nya, dan mengurus semua hal berkaitan dengan Tania.
Di sisi lain, Annika ikut mendampingi Tania di rumah sakit. Walaupun pelayan masih menatap sinis seakan menyalahkan nya.
Hingga saat malam tiba, Calvin dan Amanda pun sampai di rumah sakit. Mereka berjalan menuju ke rumah rawat Tania.
" ayah, ibu... " Panggilan lemah itu berasal dari Annika yang duduk di depan pintu. Calvin segera membantu Annika berdiri.
" Annika, apa yang kamu lakukan disini?" tanya Calvin bingung.
" hiks hiks.. " keluarlah Isak tangis dari mulut Annika.
Amanda ikut kasihan. Seingat nya Annika tidak mudah menangis, kenapa sekarang merasa bersalah.
" .. Kakak.. Pelayan menyalahkan ku, padahal Aku tidak tau jika Kakak alergi buah berry. Selama ini aku.. Hiks aku.. hanya tinggal di desa tanpa ada yang menemani. Jadi .. Hiks... mana mungkin aku mengetahui nya, tapi aku merasa bersalah. Aku takut .. Kakak.. Akan marah padaku... Ayah ibu.. hikss" Annika menangis tersedu-sedu.
Calvin dan Amanda menatap Annika iba. Mendengar Annika mengungkit tentang kehidupan di desa, tentu membangkitkan rasa bersalah keduanya. Merekalah yang sudah menelantarkan nya selama ini.
Ini memang sudah menjadi strategi Annika agar terlepas dari fitnahan Tania.
" Annika tenanglah dulu. Kondisi Tania tidak separah itu. Kalaupun begitu ceritanya, kami tidak bisa menyalahkan mu. Kami mengerti Annika" Calvin menenangkan Annika dengan lembut.
Tidak bisa di pungkiri, kehadiran Annika beberapa hari saja sudah membuat pasar saham bisnis Masashi naik. Gaun Rembulan merah menjadi alasan kuat kolega berpikir bahwa Masashi akan kembali jaya. Jadi semua perhatian Calvin, tetap memiliki alasan uang di baliknya.
" mari,.kita masuk bersama -sama" ajak Amanda.
Annika menghapus air matanya dan mengangguk pelan. Dia bersikap menjadi anak yang penurut saat ini.
Di dalam Tania sudah tersadar beberapa saat lalu, dia sudah tidak sabar menunggu kedatangan Calvin dan Amanda. Dia akan melaporkan semua sandiwara yang sudah dia susun sebelum nya.
" Tania, bagaimana keadaan mu?" tanya Calvin sambil mengelus tangan Tania.
" ayah.. ibu...hiks.. Aku sangat kesakitan.. " Tania ikut menangis. Bak anak kecil, saat ini adalah waktu nya Tania merengek.
Amanda mencoba menenangkan Tania " dokter sudah mengatakan pada kami, alergi mu kambuh. jadi.. "
" Annika, dia sengaja melakukan ini!. Semua pasti karena pesta ulang tahun itu, Annika marah padaku. Dia yang membuatkan kue berry itu.." Tania berkata dengan menunjukkan ke arah Annika yang berdiri di belakang Amanda. Wajah Annika pucat dan ketakutan, perkataan Tania juga sama seperti yang di katakan sebelumnya.
Calvin dan Amanda terdiam. Tania berpikir setelah ini mereka akan memarahi Annika seperti saat sebelumnya.
Tapi semua harapan itu musnah saat Calvin berkata " Annika sudah menjelaskan nya pada kami. Semua ini murni ketidaktahuan nya. Annika merasa bersalah padamu. Jadi Tania, jangan memarahi nya lagi ya.. "
Tania menatap Calvin dengan pandangan tidak terbaca. Ada marah dan juga terkejut. Dia sudah berusaha payah seperti ini, tapi Annika tetap saja lolos.
Bagaimana mungkin!.
" ayah.. Aku sampai tidak bisa bernafas. apalagi semua jadwal meeting mendadak... "
" Tania, mengertilah. Annika barusaja kembali. Tidak mungkin dia sengaja melakukan ini. Pasti ada kesalahpahaman. Kami harap kamu tidak menyalahkan nya, ya .. " giliran Amanda yang membela Annika.
Di belakang sana Annika menatap Tania dengan senyuman tipis, seolah mengejek semua deri payahnya. Annika, telah berubah. Saat itulah Tania menyadari, jika yang di hadapi sekarang bukanlah Annika yang dulu.
" Maafkan aku Kaka, aku benar -benar tidak mengetahui nya " suara itu begitu lemah, Calvin dan Amanda merangkul Annika yang bersedih.
Pemandangan ini membuat Tania tersudut dan tidak bisa melakukan apapun selain hanya mengepalkan tangannya marah. Dia telah salah menilai Annika.
Setelah memastikan Tania baik-baik saja. Calvin dan Amanda kembali. Masih banyak hal yang harus mereka lakukan.
Awalnya mereka berniat mengajak Annika ikut pulang sekalian, tetapi Annika menolak " aku sangat merasa bersalah pada Kakak. Jadi aku akan menemaninya di sini" ujar Annika dengan penuh kesungguhan.
Calvin dan Amanda cukup mengerti, dan berpikir Annika sedang memperbaiki kesalahannya. Hal ini cukup bagus untuk kedekatan keduanya, apalagi Annika juga baru saja kembali.
" baiklah, kalau perlu apapun, kamu bisa menghubungi kami"
Setelah nya keduanya masuk kedalam mobil. Annika melambai sampai mobil itu menghilang dari pandangannya.
Annika berjalan penuh kemenangan menuju ke kamar inap Tania. Di dalam Tania menatap nya dengan intens.
Annika berjalan mendekat tanpa merasa bersalah " apa kakak butuh minum?" Annika sedang memberikan penawaran tetapi wajahnya terlihat sedang mengejek.
Kali ini Tania tidak mau bersandiwara lagi, dia menampik tangan Annika " kamu jangan berpura-pura lagi. Kamu datang kemari hanya ingin mengejekku kan?"
Annika tersenyum tipis lalu mengelap tangannya yang basah menggunakan tisu. Tanpa menatap Tania dia berkata " bukankah Kakak yang suka sekali berpura-pura? aku hanya meniru saja" sikap cuek Annika malah membuat Tania geram.
" Aku tidak akan membiarkan mu, aku.... "
Annika segera memotong dan dengan tegas berkata " begitu juga dengan ku. berpura-pura menjadi pewaris orang kaya, kamu sama sekali tidak pantas!. Kembali lah ke panti sebelum hidupmu hancur Tania, kali ini kamu bukan tandingan ku"
" kau!.. "
" kenapa? Apa kamu sudah lupa dari mana asalmu? Ingat Tania, hari dimana kamu mengusirku selalu tertanam dalam ingatan ku. Maka dari itu aku pastikan kamu juga merasakan hal yang sama dan jauh lebih menyakitkan "
" Kamu hanya orang cacat Annika! lihatlah orang tuamu lah yang sudah membuang mu. Mereka lebih memilih ku, jadi kaulah yang harus pergi!" Tania sama sekali belum menyerah.
" kamu hanya pengganti! Kamu mencuri buku ku dan menjadikannya milikmu. Memanipulasi dan berlagak seperti ku. Aku tidak bodoh Tania, kau hanya cadangan, sekarang aku sudah kembali. Waktunya kamu pergi " Annika mengatakan semua rasa marahnya.
Tania sama sekali tidak bisa menjawab. Dia tidak tau jika Annika mengetahui jika dirinya lah yang mencuri buku kumpulan desain baju yang Annika buat. selama ini dia memang hanya mencuri ide Annika. Tapi dia tidak merasa bersalah sedikitpun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ EmohDimaru§𝆺𝅥⃝©
Anni jangan terlalu terbuka bilang mau balas dendam , Karena Tania itu licik
2025-05-17
0