Mertuaku wali kelasku

Akhirnya diputuskan kalau Sonev dan Vano akan menikah malam itu juga dengan pernikahan siri, setelah keduanya lulua sekolah menengah, makan pernikahan mereka akan di urus ke KUA, Karena saat ini.keduanya masih berstatus pelajar sekolah menengah atas kelas dua belas semester ganjil.

Dengan melalui koneksinya, pak Gunawan memanggil penghulu untuk menikahkan Sonev dan Vano, dengan mengundang pak Rt sebagai pejabat yang berwenang di wilayah tempat tinggal Sonev dan bu Maria tinggal.

Di bantu Sonia dan juga bu Maria, Sonev di rias dengan polesan yang sederhana, namun tidak menghilangkan aura kecantikan dari wajah Sonev yang cantik dengan kulit yang putih dan bersih. Menggunakan wali hakim, karena ayah Sonev yang sudah lama meninggal dunia, dan tidak memiliki saudara yang lainnya.

Sedangkan bu Kania terlihat uring uringan karena putra kesayangannya harus menikah dengan cara yang seperti ini.

Selesai di rias, Sonev kemudian di bawa ke.depan, di mana Vano sudah duduk di depan penghulu dan juga pak Rt yang menjadi saksi dan juga beberapa warga yang mengenal keluarga bu Maria.

Pernikahan sangat sederhana tersebut akhirnya selesai juga, dan malam itu juga Sonev di bawa pulang ke rumah Vano, selama acara berlangsung, bu Kania tidak ada senyum sama sekali. Wajahnya terus cemberut karena kesal dengan suaminya yang mengijinkan Vano untuk nenikahi Sonev, sedangkan Vano sejak keputusan untuk menikahi Sonev hanya bisa tertunduk lesu, dirinya sangat tidak menduga di saat usianya yang masih terbilang muda sudah harus menyandang status sebagai seorang suami. Sonev lebih terpukul dengan kejadian ini, sang ibu yang terus mendesak pak Gunawan agar Vano menikahi dirinya.

Sonia dan David sahabat baiknya hanya bisa menghibur Sonev serta meminta maaf karena sudah meninggalkan Vano sendirian di ruang tamu.

"Kalian jangan merasa bersalah, mungkin ini sudah menjadi takdir hidupku menikah muda."

Sonev dan Sonia berpelukan dengan sangat erat. "Kalian berdua jangan lebay, besok juga kalian bertemu lagi di kelas."

"David........" David mendapatkan tatapan tajam daro Sonia dan Sonev.

"Ha ha ha...."

David bukannya takut mendapatkan tatapan.horor dari kedua sahabatnya, tetapi tertawa cukup keras sehingga mendapatkan teguran.dari.para orang tua yang masih ada di sana.

"Aku minta sama kalian berdua untuk merahasiakan.pernikahan ku ini. Kalian harus janji."

Keduanya mengangguk tanda mengerti apa yang sudah di ucapkan oleh Sonev

Dirasa semuanya sudah selesai, semua orang membubarkan diri, dan malam itu juga Sonev ikut pulang ke rumah Vano, karena desakan dari bu Maria agar Sonev ikut dengan suami nya walaupun sebenarnya Sonev sendiri tidak ingin.ikut dengan keluarga Vano karena melihat tatapan bu Kania yang sangat tidak ramah terhadap dirinya karena dianggap sudah menghancurkan masa depan Vano.putra kesayangannya.

SElama perjalanan tidak ada percakapan.di antara mereka, hanya sibuk dengan pikiran mereka masing masing. Hingga akhirnya suara pak Gunawan menghilangkan kesunyian di antara mereka.

"Kamu sekolah di mana?"

"Di SMA negeri 1, om."

"SMA Negeri 1?"

Pak Gunawan mengulang kembali jawaban Sonev.

"Iya om..."

"Sama dong dengan tempat mamahnya Vano mengajar, dan.kebetulan Vano juga nanti sekolah di sana."

"Tante baru pindah om?"

"Iya kami baru pindah ke kota ini karena om di pindah tugaskan ke kota ini."

"Tante mengajar mapel apa?" Sonev basa.basi.dengan.bu Kania.untuk.mencairkan.suasana. Namun pak Gunawan yang menjawabnya. Karena.bu Kania.terlihat hanya diam.saja

"Mapel.matematika."

"Oh mapel Matematika."'bibir Sonev mengerucut karena.sudah terbayang olehnya, matematika.adalah pelajaran yang paling di bencinya, karena.Sonev sangat lemah dalam pelajaran hitung hitungan.

Mertuanya yang akan.mengajar matematika, sedangkan dirinya tidak menyukai pelajaran terdebut.

"Mati aku...." gerutu Sonev dalam hatinya.

Tidak terasa, mobil yang di kendarai pak Gunawan sudah sampai.di.garasi rumah tingkat dua, dengan cat putih dan.halaman yang luas di tumbuhi dengan aneka macam bunga.

Sonev keluar dari.mobil.kemudian mengambil kopernya sendiri tanpa.di bantu.oleh siapa pun, bu Kania.dan Vano.keduanya tampak.diam, hanya pak.Gunawan saja yang masih menyapa Sonev.

"Kopernya berat, sini.papah bawa."

"Nggak berat kok pah, biar Sonev bawa sendiri kopernya." Sonev menolak.dengan halus.

"Huh, harusnya Vano yang membawa koper ku ini, secara dia kan suamiku sekarang." gerutu Sonev dalam hati.

"Kamar Vano ada di lantai atas sebelah kiri, kamu.masuk.saja." pak.Gunawan mengarahkan.

"Terima kasih pah."

"Kamu bisa membawa koper itu ke atas?"

"Bisa pah." jawab Sonev.

Dengan susah payah Sonev membawa kopernya ke lantai atas. Ternyata undakan tangganya.sangat banyak pantas saja terasa sangat melelahkan.

Sonev berjalan ke arah kiri tempat kamar Vano berada sesuai arahan pak Gunawan

Dengan perlahan Sonev membuka pintu kamar Vano yang ternyata tidak di kunci. Sonev masuk ke dalam kamar, terlihat sangat luas dengan sentuhan warna maskulin khas laki laki, dengan tempat tidur dengan ukuran king size. Kamar yang terlihat sangat rapi.

Sonev tidak melihat Vano di dalam kamar, namun terdengar Suara gemericik air di kamar mandi. Mungkin Vano sedang mandi, begitu pikir Sonev.

Sonev hanya duduk saja di sofa karena tidak tahu harus apa, karena jika Sonev langsung berbaring khawatir yang punya kamar jadi marah.

Cklek...

Suara pintu kamar mandi di buka, lalu Vano keluar dari.kamar mandi menggunakan handuk sebatas pinggang dengan rambut yang masih basah terlihat sangat seksi.

Sonev sampai tidak bisa berkedip.melihat tubuh atletis Vano, walaupun masih anak SMA tapi Vano.sudah sangat menjaga tubuhnya agar tetap sehat dan bugar.

"Tutup itu mulut, nanti ada lalat masuk."

Sonev menjadi malu, karena.ternyata Vano melihat dirinya yang sedang memandang Vano.

"Mati gue, mau.gue.simpan.di mana ini muka. Kok.Bisa bisanya gue terpesona sama tubuhnya." Sonev menggerutu dalam hati serta merutuki.dirinya.sendiri karena terlena dengan bentuk tubuh seksi milik Vano.

"Kamu mau sampai kapan duduk di situ, apa kamu mau tidur dengan pakaian seperti itu?"

Sonev melihat tampilan dirinya yang masih memakai celana jeans dan juga kaos tangan serta jaket. Kemudian Sonev menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Vano.

"Maaf, gue Mau ganti baju sebentar." Sonev menundukkan kepalanya kemudian berjalan ke arah kopernya yang masih terletak di dekat pintu masuk.

"Lo bis simpan pakaian lo di dalam lemari yang sebelaj kanan, lemari itu kosong, bisa lobpakai untuk menyimpan semua pakaian lo."

Vano sudah mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan kaos longgar.Dan bersiap untuk tidur.

...****************...

Bersambung.....

Hai reader jangan lupa like dan tinggalkan.komeny bermutu yang dapat othor gunakan sebagai bawah rujukan. Happy reading

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!