Arjuna Jovan Abimana, seorang pria tampan itu mengepulkan asap tembakaunya. Pria yang sering di panggil Juna itu menatap seorang gadis cantik yang sedang meringkuk di atas ranjang sana dengan tanpa sehelai benangpun. Sungguh, pikirannya jadi kalut, dirinya tidak tau apa yang harus di perbuat olehnya saat sekarang ini.
Sang pewaris satu-satunya Abimana Group, perusahaan terbesar di kota itu. Bahkan sudah memiliki cabang di beberapa kota yang ada di negara itu. Bahkan perusahaannya sudah banyak di luar negeri.
Pikirannya benar-benar risau. Karena dirinya malah terpikirkan pada gadis yang ada di atas ranjang sana, ini baru pertama kalinya dirinya merasakan hal yang baru. Dan tidak di sangka gadis yang di kiranya binal, ternyata masih p3-raWan.
Rasa bersalah langsung hinggap begitu saja, namun dirinya tidak mungkin membuat sebuah kesepakatan pada gadis itu. Dirinya bukan orang yang suka berkomitmen menjalin suatu hubungan,
Pria tampan itu mengusap wajahnya kasar, di pandangi wajah cantik itu lalu menghela nafasnya kasar.
Pria itu membuang puntung rokoknya di asbak lalu berjalan perlahan menuju ke arah ranjang sana. Matanya menatap ke arah gadis cantik di atas ranjang sana. Cantik, dan Arjuna akui itu. Rasanya sekian ribu banyak wanita cantik, baru kali ini Arjuna melihat wajah cantik nan teduh milik gadis itu.
Arjuna tak bergeming di tempat itu untuk sesaat, menyelami wajah cantik itu, bayangan tadi malam terus berputar di dalam kepalanya.. bagaimana rintihan kesakitan dan tangisan gadis itu terus menggerayanginya. Sudah seperti itu, Arjuna bukannya berhenti, dirinya malah semakin ingin gadis itu, karena rasa nikmat yang luar biasa, yang untuk pertama kali di rasakannya.
"Maaf." Satu kata itu langsung terucap begitu saja, kata keramat yang tidak pernah sekalipun dirinya ucapkan dan baru kali ini dirinya mengucapkannya.
Dan gadis yang masih terlelap di dalam selimut itulah yang beruntung karena mendapatkan kata maaf dari bibir Arjuna.
"Saya pergi" ucap pria tampan itu dan langsung meletakkan setumpuk uang di atas nakas sebelum pergi.
*
Cika menatap sengit beberapa pembantu yang baru saja membantu mengobati luka di tangan serta tubuhnya. Dirinya bahkan meringis merasakan perih yang luar biasa yang menyeruak.
"Kalian kerja tidak becus! Obati luka saja bisa sesakit ini." Teriak Cika marah. Matanya menatap tajam beberapa orang di sana. Bahkan dirinya tak segan-segan memukul mereka dengan kayu yang ada di dekatnya.
Sialan ini semua gara-gara pria berperut buncit yang sudah membuat dirinya seperti ini..pria itu tadi malam malah menghajarnya setelah Cika marah dan meminta uangnya di kembalikan. Bukan salah Cika bukan? Misi gagal dan dirinya harus mendapatkan uang miliknya kembali.
Namun pria itu tidak terima, dan berakhir Cika di hajar membabi buta. Sampai banyak luka di tubuhnya.
Cika bahkan harus di larikan ke rumah sakit tadi malam. Dirinya hanya sebentar di sana, dan meminta pulang.
Sialan, ini semua gara-gara Arfira. Dirinya mendapatkan luka ini juga karena gadis itu..
Tangan Cika mengepal, rasa dendam pada Arfira bertambah besar. Dirinya berjanji akan menghancurkan gadis itu sampai hancur sehancurnya. Melihat Arfira hancur merupakan kesenangan tersendiri dalam hidupnya.
"Saya pastikan kamu akan menderita, Arfira
Apa yang kamu punya sekarang akan menjadi milik saya. Dan tadi malam, mungkin hanya sebuah keberuntungan sesaat. Saya masih punya seribu cara untuk bisa membuat kamu hancur."
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments