Pacarku Hanya Ada Di Jam 12.00-12.05
setiap jam 12.
Pukul 12:00. Malam Aku menatap layar ponselku, menunggu tanda dari pacarku. Selalu begitu, setiap malam, di detik-detik yang menentukan. Tiba-tiba, pesan muncul di layar.
Ray
Hey, kamu lagi ngapain?
Pesan itu muncul dari pacarku yang selalu misterius.
Maya Kinara Atmaja
tersenyum.
Rasanya, sudah lama aku tidak merasa seperti ini. Rasanya, seperti ada sesuatu yang hilang, tetapi juga ada yang benar-benar aku harapkan.
Maya Kinara Atmaja
Hanya lagi mikirin kamu (balasku dengan cepat)
Tak butuh waktu lama untuk dia membalas.
Ray
Serius? Atau cuma ngada-ngada?
Maya Kinara Atmaja
(Aku tertawa)
Maya Kinara Atmaja
Serius. Aku selalu mikirin kamu setiap jam 12.
Dia diam. Aku bisa merasakan ada ketegangan dalam pesan itu. Ketegangan yang selalu hadir, tetapi tidak pernah kutahu kenapa.
Ray
Ada yang mau aku tanya
Aku menunggu, deg-degan. Apa yang akan dia tanya? Rasanya, setiap kali dia memberi pertanyaan, itu seperti ujian untukku. Aku tidak tahu kenapa, tapi selalu ada rasa tidak pasti yang membungkus setiap kalimatnya.
Maya Kinara Atmaja
Apa?
(suaraku bergetar sedikit, meski aku berusaha untuk terdengar tenang)
Dia mengirimkan emoji mata yang besar, sebuah tanda bahwa dia serius.
Ray
Kenapa kamu selalu jawab pesan aku tepat jam 12? Kenapa bukan jam lain?
Aku terdiam. Ada sesuatu yang aku ingin katakan, tetapi entah kenapa, kata-kataku terhenti begitu saja.
Maya Kinara Atmaja
Karena…
Maya Kinara Atmaja
Karena hanya di jam 12 aku merasa kita punya waktu untuk diri kita sendiri.
Maya Kinara Atmaja
Tidak ada gangguan, tidak ada yang mengganggu kita. Hanya kamu dan aku.
Maya Kinara Atmaja
Apa itu aneh?
Pesan terakhir itu tidak dibalas. Aku merasa jantungku mulai berdetak lebih cepat. Mungkin aku terlalu terbuka?
Mungkin dia tidak ingin membahasnya lebih jauh? Aku tidak tahu, tetapi satu hal yang aku yakin, setiap detik jam 12 selalu membawa perasaan yang campur aduk.
Tiba-tiba, layar ponselku menyala lagi. Dia membalas.
Ray
Aku juga merasa yang sama. Hanya di jam itu kita bisa benar-benar ada untuk satu sama lain.
Aku menatap pesan itu dengan rasa lega. Ternyata, dia merasakannya juga.
Maya Kinara Atmaja
Jadi, besok jam 12 lagi?
Pesan itu terasa lebih berat dari yang aku bayangkan. Seperti ada janji yang terkubur dalam setiap kata yang dia kirimkan. Seperti ada sesuatu yang lebih dari sekadar janji, ada rasa yang lebih dalam. Tetapi, untuk kali ini, aku memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut. Aku tahu, di jam 12 ini, segala pertanyaan akan menemukan jawabannya sendiri.
Maya Kinara Atmaja
Selamat malam
Dan seperti biasa, aku menutup ponsel, merasakan kedamaian yang hanya datang saat jam 12. Karena, bagiku, dia hanya ada di jam itu. Dan itu cukup.
Comments