Kepergian para fans tidak membuat Roman dan Romeo turun dari pohon begitu saja. Keduanya tetap berada di atas pohon sesaat untuk memastikan keadaan benar-benar aman.
“Huh,untung saja. Romeo apa kau gila muncul di pagi hari?”,
“Memang ada yang salah, aku kan cuman ingin tahu mereka membaca pengumuman itu apa tidak”,
“Hah, alasan saja. Kau mau apa kemari?”,
“Haruskah aku memberitahumu yang sebenarnya?”,
Emosi yang memuncak, Roman menghajar Romeo di atas pohon.
Mereka berhenti bertengkar begitu melihat seorang gadis berjalan mendekat ke arah mereka. Mereka menutupi mulut masing-masing.
*Alika
Berjalan mondar-mandir, dan berhenti. “ Duh kenapa aku jadi gugup dan cemas sekali hari ini? Ada apa dengan ibu ya? Apa ibu memiliki masalah dengan yang lainnya? Huh, sebenarnya apa alasan ibu memasukkanku kesini, aku yakin ini memiliki alasan yang tepat”gumanku.
Netta berjalan mendekat dan berucap “ Kau disini rupanya, aku mencarimu kemana-mana”.
“Ya maafkan aku meninggalkanmu tadi, aku hanya mulai cemas dan mengkhawatirkan ibuku”
“ Apa kau tidak pernah jauh dari ibumu?” tanya Netta sambil tersenyum mengetahui Roman dan Romeo berada di atas pohon.
Roman dan Romeo memberi isyarat untuk diam pada Netta yang hampir tertawa.
“ Tidak, aku tidak pernah jauh dari ibuku dan tempat ini membuatku sangat cemas”
“Kau cemas dengan tempat ini? Memang ada apa dengan tempat megah seperti ini, atau kau pernah kemari sebelumnya?”
“ Entahlah, aku merasa ada sesuatu yang aneh di tempat ini. Aku biasanya tidak merasakan hal ini dimana pun”
Sambil merangkul Alika agar tidak menoleh ke atas, “Apa kau mau menemui Alecia?”
“Alecia, ada apa dengannya?”
“Bukan ada apa dengannya tapi siapa dia! Dia orang yang baik, dan juga temanku. Dia anggota VA dan juga orang yang bersedia mendengar masalahmu. Dia wanita yang baik”jawab Netta.
“Oh, aku rasa tidak. Mungkin lain kali saja Netta”
“ Ya, tapi apa kau akan ikut mendaftar sebagai anggota VA?”
“ Aku tidak yakin akan hal itu, aku tidak punya bakat”
“ Hem baiklah tapi jika kau berubah pikiran, ikut ya!”
“ Hah, ya jika aku menemukan bakatku dan jika ingat”
“ Kau pelupa?”
“Tidak, aku ingat tapi aku malas melakukannya”
Tiba-tiba suara bel berbunyi, aku dan Netta pun secepatnya masuk ke ruang kelas. Karena ini hari pertama, maka aku memperkenalkan diri di depan teman-teman sekelas.
“ Hai, selamat pagi. Perkenalkan namaku Alika, aku dari SMA Borneo. Usiaku 17 tahun. Terima kasih”
Belum saja dipersilahkan duduk, beberapa orang mulai berbisik-bisik. Tiba-tiba seorang pria berucap dengan keras, “ Maaf, apa kau itu Alecia? Kau adiknya ya?”.
“Apa itu benar? Kau mirip sekali dengannya”sambung yang lain
“Bukan, aku bukan adiknya. Kami hanya mirip sedikit, Alecia lebih cantik dari pada aku”
“Oh, kupikir kau mirip dengannya!”
Kemudian Aku dipersilahkan duduk di kursi baris tengah bagian ke dua.
***
Jam istirahat,
Siapa yang tidak akan tersinggung jika terus disamakan dengan mahasiswa baru? Apa lagi anak baru itu mulai sering dibicarakan dan akan menurunkan kepopuleran diri sendiri?
Ya itulah yang kini membuat Alecia sebel dengan Alika. Alecia menyimpan rasa bencinya pada Alika. Sering kali pula Alecia menjauh dari orang-orang dan memilih duduk sendirian di taman.
Karena dianggap mirip dengan Alecia, Alika dengan mudah memiliki teman-teman baru di kampus ini. Teman-teman baru memuji kecantikannya yang mirip dengan Alecia, tapi malah sebaliknya. Alika memuji Alecia yang ia rasa lebih baik darinya.
*Alika
Berjalan sendirian, dan merasakan ada yang aneh di hatinya. Perasaan sedih yang selalu menyelimuti meski orang-orang disekitar adalah orang-orang yang baik dan mau berteman. Berjalan menuju taman sekolah, ketika ingin melewatinya tiba-tiba seorang pria yang sedang membaca buku berucap “ Apa kau wanita yang disebut mirip dengan Alecia itu?”.
“Ya, tapi aku rasa tidak begitu sebenarnya. Aku yakin hanya pandangan mereka yang mengatakan hal itu, aku yakin Alecia lebih cantik daripada aku dan lebih baik”
Pria itu mulai memperlihatkan wajahnya yang ternyata adalah Roman, ia mulai menutup buku dan mendekati Alika lalu berucap “ Aku harap sikapmu ini tidaklah membuatmu sombong dan jangan membuat rusuh disini. Dan, jangan pernah merebut kepopuleran orang lain hanya karena kau mirip dengannya”.
“ Aku tidak suka menjadi populer dan sikapku bukanlah seperti ini yang sebenarnya, lagi pula siapa yang mau dikatakan mirip dengan seseorang. Mereka mengatakan hal itu padaku bukan aku!”
Roman berjalan semakin dekat denganku dan membisikan sesuatu di telingaku yang membuatku gugup “ Aku tidak suka jika ada orang menyakiti Alecia secara diam-diam dan menganggap dirinya lebih baik dari Alecia. Jangan kau lakukan hal itu lagi atau menyakiti Alecia, aku tidak segan-segan menyakitimu bahkan mengeluarkan kamu dari kampus ini. Kau tahu, kampus ini tidak menerima mahasiswa miskin sepertimu”.
Lalu dia pergi dengan tenang seolah-olah tidak ada masalah.
Aku hanya menatap kepergian pria yang menjengkelkan itu, aku bahkan belum melakukan hal apapun pada Alecia sudah mendapat ancaman darinya. Awalnya kupikir anak itu baik seperti tampangnya yang tampan tapi ternyata busuk juga, anggap saja seperti jambu yang baik diluar dan ketika dibelah busuk didalam.
***
*Asrama, kamar Alika
Duduk di meja belajar sendirian sambil menatap foto ibu dan diriku.
“ Ibu, kapan itu akan kembali? Apa yang harus kulakukan sekarang? Roman, temanku sedang membenciku. Ia bilang………ini soal Alecia, sejujurnya aku tidak mengerti mengapa mereka mengatakan aku mirip dengan Alecia. Apakah benar aku mirip dengannya, Bu? Jika benar, apa ibu bisa menjelaskan hal ini padaku?”gumanku.
Tiba-tiba Netta masuk dan duduk di tempat tidurnya, melihat kearah ku sebentar lalu mempersiapkan diri untuk pergi. “ Alika, apa kau tidak ikut mendaftar VA?” tanya Netta.
“ Ikut, atau tidak ya? Entahlah, aku belum menemukan bakat ku. Tapi aku akan bersiap-siap”.
“Baiklah, akan kutunggu kamu di ruangan VA. Sampai jumpa!”, Netta pergi keluar kamar.
“Ya sampai jumpa!”, “ Huh sekarang aku sendirian, pergi atau tidaknya? Atau hanya sekedar melihat mereka beraksi? Oh baiklah, bersiap!”.
Ketika aku membuka lemari dan mencari pakaian yang cocok untuk pergi ke VA. Aku malah menemukan sepucuk surat, kuambil dan duduk di tempat tidur. Lalu membuka surat itu perlahan-lahan, di depan amplopnya tidak tertulis apapun yang membuatku semakin penasaran siapa yang menulis surat ini.
“ Untuk Alika tersayang,
Ini ibu, ibu mau mengatakan sesuatu untukmu. Ibu tidak tahu apa kau akan marah pada ibu atau menerimanya. Tapi ini yang harus kau ketahui, sayang. Dulu sebelum kau dilahirkan, ibumu mengalami pendarahan dan digigit oleh vampire. Ia melahirkan dua orang putri. Putri yang pertama memiliki tanda lahir bulan sabit merah di tangan kiri, dan satu keluarga datang untuk mengadopsi dirinya yang diberi nama Alecia. Tanda lahir itu tidak akan pernah hilang dan ibu harap kau menemukan kakakmu itu. Ibu memiliki sebuah ramalan bahwa kau dan kakakmu akan mengalami hal yang sulit di kehidupan ini. Ramalan itu mengatakan sebagian bahwa saudarimu itu akan tumbuh menjadi vampire.
Lalu dirimu lahir dan ibu adopsi karena pihak rumah sakit sulit sekali menemukan orang yang tepat. Aku memberimu nama Alika, karena hanya untuk memudahkan namamu dan kakakmu, Alika dan Alecia. Ibu telah memberikan seluruh kekuatan ibu padamu. Jadi, apapun yang kau hadapi bisa memecahkannya sendiri dengan sedikit bantuan sihir. Kau ingin bertemu saudarimu itu? Maka lakukanlah yang terbaik, gunakan kekuatanmu untuk tetap bertahan di kampus yang ibu pilih. Ibu meramalkan bahwa saudarimu itu ada disana, jadi gunakan sihirmu untuk menemukan saudarimu.
Ibu menyayangimu, Alika. Jaga dirimu baik-baik sayang, ibumu pergi untuk selamanya. Ibumu terlalu lama untuk hidup dan terus bertahan.
Sayangku,
Martha.”
Setelah membaca surat itu, aku baru menyadari alasan ibu memasukanku kemari. Ia ingin aku menemukan saudari kembarku, Alecia. Ia memberiku sebuah petunjuk bahwa Alecia berada di sini. Maka secepatnya pula aku bersiap-siap untuk pergi ke VA.
Namun sebuah sebuah kesulitan dapat ku tebak. Alecia, nama itu dipakai beberapa orang lainnya di kampus ini.
***
Berlari agar cepat tiba di Va yang lumayan jauh dari asrama. Aku tiba VA, memasuki ruang utama dan melihat banyak orang memiliki kemampuan khusus. Lalu aku mendekati meja dan mengambil nomor urut serta mengisi formulir pendaftaran. Aku mendapat nomor urut ke 100, setelah mengisi formulir pendaftaran aku menyerahkannya kembali ke panitia.
Kulihat pula dari kejauhan anggota VA memperhatikan kami dari sini, mereka berada di lantai atas. Aku merasakan ada sesuatu yang mencoba membaca pikiranku maka aku menutupnya. Aku yakin itu berasal dari kekuatan dari orang-orang disini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 343 Episodes
Comments
Anonymous
critanya msh ada typo.antar perckapan msh ada yg tidak diksh spasi.rs nya ada plotnya ngilang,jd ada sdkt tdk nyambung
2021-10-01
0
Ta Eta Ta
ternyata roman jahat juga ya??
2021-03-12
1
Saira Madinah
Semangat ya thor buat ceritanya
Hwaiting ✊
2021-02-22
0