BAB III "UNGKAPAN SANG KAKEK"

Dua minggu berlalu sudah sejak berpisah dengan Reza, Elia mencoba menjalani hidupnya se normal mungkin meskipun masih sering ia menangis. Hubungannya dengan Reza sudah terjalin 3 tahun, ia sering bertanya dimana salah dan kurangnya Elia untuk Reza. Beberapa hari lalu pria itu masih mencoba menghubungi Elia namun dengan tegas Elia memblokir kontaknya ia bahkan memutuskan untuk tidak membaca rentetan alasan yang yang ia kirimkan melalui WA ke Elia sebelum di blokir.

Menurut Elia melihat mereka seintim kemarin dengan pakaian minim kemarin mustahil mereka tidak melakukan apapa dan enath sejak kapan Reza mengkhianatinya. Elia juga masih bekerja di kantor yang sama, belum ada Tindakan apapun dari pihak manajemen setelah itu perpindahannya kemarin. Tampanya Managernya berhasil melobi pihak manajemen untuk tidak atau mungkin menunda perpindahan Elia.

Hari ini Elia sangat sibuk, ia baru menyelesaikan pertemuan dengan 2 client calon nasabah mereka untuk ditarik menggunakan bank mereka. Hari memang sudah malam, tapi Elia akan mengadadakn meeting singkat dengan managernya terkait projek yang dia tanganin ini kedepannya, Tapi tiba-tiba ia merasakan ponselnya berbunyi. Ada pesan dan kemudian disusul panggilan WA. Ya dia mengenali setiap nitifaski ponselnya.

“P”

“P”

“Ini Jo”

Seperti itu kira kira pesan  dari nomor baru.

Ia sempat berpikir Jo siapa yang manghubungi nya dan akhirnya dia menyadari seseorang itu. Kemudian segera menghubungi kembali orang tersebut.

“Halo..” Ucap Elia

“Hmmm Halo” ucap pria di telepon itu.

“ada apa “ ucap Eliaa

“Kami sedang di Jakarta, Oppung Doli di rawat di rumah sakit, keadaannya buruk” ucap pria bernama Jonathan. Oppung Doli ada paggilan untuk kakek dalam Orang batak.

“Di rumah Sakit mana? Aku akan segera kesana!” ucap Elia dan menutup telepon. Ia kemudian terburu-buru menemui Managernya dan ijin untuk pulang lebih dulu karena Kakek nya sedang dirawat.

Elia sudah sampai di rumah sakit tempat kakek nya di rawat, ia melihat ponselnya untuk memastikan ruangan yang sebelumnya sudah dikirimkan oleh Jonathan tadi. Ia menyusuri Lorong dan menemukan Jo sedan gada di luar menhisap rokok.

“Oppung sudah tidur”  ucap laki-laki itu sembari mematikan punting rokoknya.

Elia sekilah melihat kedalam. “Sudah sejak kapan?” tanya Elia kemudian

“Kemarin” jawab laki laki itu dengan ekspresi sangat datar dan singkat.

“Kenapa aku ngga langsung dikabarin?” tanya Elia sedikit meninggikan suara nya.

“Sibuk, hactic” balas pria itu lagi dengan singkat. Elia mengernyitkan keningnya mendengar alasan laki laki itu. Baginya alasan itu sangat tidak logis. Kemudian Elia memutuskan masuk keruangan untuk memastikan kondisi kakeknya dan benarnya kakeknya sednag tertidur saat ini. Ia meletakkan tasnya di sofa penjaga dan sempat duduk beberapa menit disana sebelum akhirnya dia keluar ruangan lagi.

“Biar aku yang jagain Oppung malam ini. Kontrakanku tidak jauh dari sini, kau bisa istirahat disana sampai besok pagi” ucap Elia menghampiri Jonathan.

Jonathan berbalik “aku akan menyewa hotel kecil disekitar sini” ucap Jo sembari mematikan puntung rokoknya.

“ooo baik kalau memang itu mau mu” ucap Elia setuju.

“Aku akan kembali besok pagi sebelum sarapan mungkin” ucap Jonathan sembari berjalan meninggalkan Elia.

*******

“Oppung sudah bangun?” ucap Elia yang melihat Kakeknya terbangun dan melihat sana-sini.

“Bah…. Sejak kapan kau datang Nang?” kata kakek Moan. Nang adalah panggilan sayang untuk seorang perempuan seperti dari orangtua untuk anaknya perempuan, untuk cucu perempuan atau dari seorang kakak untuk adiknya.

Elia tersenyum “ udah dari tadi malam pung” ucapnya kemudian.

Tak lama terdengar ketukan dari luar

“Pak, bu.. kami ijin untuk membersihkan pasien ya” ucap perawat yang datang kemudian. Elia menunggu dan memerhatikan kakenya sedang dibersihkan sampai perawatnya keluar dari ruangan.

Ruangan itu hening. Elia menatap ke arah kakeknya yang terbaring di berangkar rumah sakit. Hatinya sedikit terenyuh menyadari bahwa orang yang dulu menjadi pengganti sosok ayah setelah ayahnya meninggal sudah tua. Dulu ia selalu berlindung dibalik nama laki-laki tua ini. Dia kembali mengenang, dulu setiap malam dia selalu mengerjakan PR di samping kakeknya sembari menonton televisi. Pernah juga ada laki-laki teman satu SMA  Elia yang datang menandangi Elia dan berakhir di introgasi oleh kakeknya nya ini. Dia merasakan bagaimana di jaga dan dilindungi oleh sosok ayah setelah ayahnya meninggal dari laki-laki tua yang sebut kakek Moan.

“Sehat nya kau” tanya kakek Moan membuka pembicaraan.

“Sehat nya aku Oppung, Oppung nya yang sakit” balas Elia sambil tersenyum

“Udah berapa nya tahe usia mu sekarang?”  tanya Kakek Moan lagi

“Masih 17 tahun aku Oppung” jawab Elia menyadari kemana arah pembicaraan ini

“28 tahun aku oppugn tahun ini” ralat Elia kemudian. “jagalah kesehatn oppugn, jangan memikirkan sesuatu yang membuat cemas supaya asma nya ngga kumat, dijaga pola makannya, memang Oppung ngga mau lihat cucu oppugn ini menikah?” ucap Elia Panjang lebar dan seperti ngasal.

“Jonathan juga sudah 28 tahun kan” ucap Kakeknya lebih kepada memastikan tapi tetap dibalas anggukan oleh Elia.

“Oppung dengar-dengar, sudah selesai nya hubungan mu dengan yang Namanya si Reza itu nang” kata kakek Moan hati-hati memastikan.

Elia tertegun sekejap dan kembali teringat setelah beberapa hari ini sudah tidak emmikirkan itu. “Iya pung” jawabnya kemudian

“Sebenernya ini bukan hal yang tiba-tiba, sudah lama kami pikirkan sampai akhir akhir ini saat aku mendengar kabar hubunganmu selesai, hal ini semakin menggangguku. Takut bercampur bingung juga bagaimana caranya menyampaikan ke kau nang. Tapi harapan Oppung Menikalah dengan Jonathan di-“

“Tapi pung”sela Elia namun segeran di tahan oleh Kakek Moan.

“Tunggu kuselesaikan bicaraku nang… Oppung tau dirimu dan Jonathan itu saat ini tidak saling suka. Tapi sejauh yang Oppung lihat dan kenal, cucu ku itu adalah orang yang baik. Begitu juga dengan dirimu yang kukenal dengan sangat baik. Aku berpikir aku bisa pergi dengan tenang kalau aku menitipkanmu dengan orang yang kukenal baik.

Elia terdiam mendengarkan perkataan kakeknya. Sejak dulu Elia memang bisa mencium bau-bau perjodohan akan tetapi hal itu terhalang ketika dia berpacaran dengan Reza mantannya.

Terpopuler

Comments

Felycia R. Fernandez

Felycia R. Fernandez

ya ampun....😆😆😆
nasib kita sama Elia...
teman laki2 ku juga pernah datang kerumah,padahal kita cuma bahas masalah sekolah.
oppung ku tanya
" sapa ya??? oooh kita temannya Fely pak. dijawab oppung ku " ya gak mungkin musuhnya Fely kerumah"
🤦‍♀️🤣🤣🤣
semenjak hari itu gak ada temanku yang berani kerumah

2025-05-22

1

Felycia R. Fernandez

Felycia R. Fernandez

Gak usah nangis El,gak perlu ditangisi cowo kek gtu.lama kita pacaran gak menjamin dia berkelakuan baik atau gak.klo dia mank berkelakuan baik pasti dia segera melamar mu

2025-05-22

1

Felycia R. Fernandez

Felycia R. Fernandez

Di jodohkan 💖

2025-05-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!