Nindia atau yang akrab di sapa Nindi itu tidak henti-hentinya mengedarkan pandangannya keseluruh sudut di dalam hotel mewah itu. Ini adalah pertama kalinya bagi dirinya yang hanya orang miskin bisa menginjakkan kakinya di hotel sebagus ini yang hanya bisa di jangkau oleh orang-orang berduit saja.
"Mas, sampai kapan kita berada disini?" Tanya nya saat ini gadis itu sedang berdiri di depan jendela memandang kelap-kelip lampu kendaraan yang berlalu-lalang melintasi poros jalan yang berada tepat di depan hotel ternama itu.
"Kamu ingin berapa hari kita menginap disini?". Bukan jawaban yang di berikan Shaka, melainkan sebuah pertanyaan yang membuat Nindi mengkerutkan keningnya.
Gadis itu berbalik memandang pria yang telah sah menjadi suaminya dari beberapa jam yang lalu. Kemudian berjalan mendekati Shaka menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami. mencoba mencari kenyamanan disana.
"Aku akan mengikuti semua keputusan mu mas. Jika kita akan pulang secepatnya maka aku akan menurut." Ucapnya kedua tangannya melingkar di pinggang sang suami. Menghirup aroma maskulin yang begitu menenangkan. Seraya memejamkan kedua matanya menikmati aroma khas suaminya itu.
Shaka memejamkan kedua matanya berusaha menahan diri agar tidak cepat terpengaruh dengan tindakan-tindakan yang di lakukan oleh gadis yang telah ia nikahi itu. Nalurinya sebagai seorang pria kian terpancing untuk melakukan hal-hal yang telah halal dilakukan oleh pasangan suami istri.
"Kalau begitu, kita akan disini sampai kamu bosan dan memilih meninggalkan tempat ini dengan sendirinya." Ucapnya kemudian. Membuat Nindi kembali manautkan kedua alisnya. Heran.
"Maksud Abang, kita akan menginap disini terus sampai aku bosan begitu?" Tanya gadis polos itu. mendongakkan kepalanya menatap Shaka ingin memastikan ucapan suaminya itu benar.
"Ya, seperti yang kamu pikirkan. " Sahut Shaka lagi. Singkat.
Nindi tersenyum mendengar jawaban suaminya itu.
"Tapi, ini kan hadiah pernikahan kita dari tempatmu bekerja mas Biasanya paling hanya satu atau dua hari saja. Jikapun kita memperpanjang waktu, itu berarti Kita bayar sendiri kan? Itu pemborosan mas, " Ucap Nindi lagi yang tidak setuju dengan saran sang suami.
Shaka terdiam mendengar ucapan istrinya. Nindi memang gadis yang baik selama menjalin hubungan dengannya gadis itu belum pernah meminta hal apapun. Nindi bahkan menolak untuk berciuman selama mereka pacaran. Alasannya membuat Shaka sedikit terkagum dengan pendirian wanita itu.
_"Aku hanya mau melakukan itu jika kita sudah halal."_
Begitu lah kata yang selalu di ucapkan Nindi kerika Shaka mengajaknya bermesraan.
Jam kian menanjak seiring dengan malam yang semakin membuai mengiring kedua manusia yang sudah sah menjadi pasangan Halal itu untuk mendaki puncak nirwana.
Sekuat apapun benteng yang telah disiapkan oleh seorang Arishaka untuk menghindari godaan nikmat yang nyata di hadapannya. Semua itu sirna tak berarti ketika seseorang yang telah dihalalkan baginya untuk dia sentuh berada di depan mata.
Sebagai seorang lelaki dewasa berusia 24 tahun menbuat jiwa penasarannya semakin kuat untuk mencoba hal baru untuk pertama kali dalam hidupnya ini.
Keinginan itu semakin kuat sebab label halal itu sudah tersemat disana. Shaka membuai Nindi dengan sentuhan-sentuhan lembutanya. Ini adalah pengalaman pertama bagi keduanya. Namun keduanya saling mengimbangi dengan mengikuti naluri masing-masing.
Nindia menerima semua yang di lakukan suaminya pada dirinya tanpa penolakan sama sekali. Bangga, tentu saja karena telah memberikan sesuatu yang paling berharga dari dirinya untuk ia persembahkan kepada sang suami.
Rasa sakit dan perih itu menyatu menjadi satu dalam penyatuan yang beberapa kali mencoba namun gagal. Sehingga pada percobaan ke tiga barulah benteng pertahanan itu berhasil dijebol oleh Shaka setelah berusaha sekuat tenaganya.
Setitik air mata jatuh di kedua sudut mata Nindia karena rasa perih yang terasa mengoyak bagian intimnya. Benda aneh itu kini telah memporak-porandakan bagian bawahnya itu.
Shaka mengusap air mata itu dengan ibu jarinya. Setelahnya kembali menyatukan bibir mereka. Melumatnya untuk mengurangi rasa sakit yang Nindi rasakan akibat ulahnya.
Dengan bermandi peluh berbagi rasa dua insan menjadi satu. Keduanya sama-sama mendaku puncak nikmat dalam ibadah yang berpahala.
Shaka menarik selimut untuk menutupi tubuh polos istrinya yang terkulai lemas setelah beberapa kali mencapai puncak bersama. Nindia kelelahan akibat pergulatan panas yang mereka lakukan selama hampir dua jam.
Drrrtt!! Drrrtt!!
Suara notif yang masuk ke ponselnya membuat Shaka segera bangkit dari peraduannya. Memungut pakaiannya yang berserakan di lantai kemudian berjalan menuju nakas dimana ponselnya berada.
_"Bro! Tante memintamu untuk pulang segera. Besok acara akan berlangsung, sebelum acara dimulai Tante meminta agar kamu tiba tepat waktu._
Itulah sederet kalimat yang di kirimkan Leo sekretaris pribadinya sekaligus teman baiknya sejak kecil.
“Siapa yang chat mas?” Dari arah tempat tidur Nindia bertanya sebab melihat ekspresi Shaka yang sedikit lain.
Shaka menghembuskan nafasnya tangannya menggenggam erat ponsel miliknya itu. Tanpa membalas pesan dari Leo.
“Bukan dari siapa-siapa!” Jawabnya datar
Shaka segera berlalu menuju kamar Mandi untuk membersihkan dirinya dari sisa-sisa pergulatan panasnya beberapa saat lalu.
Nindia mengkerutkan keninganya mendengar suara datar suaminya itu. Apakah ada yang salah dengan pertanyaannya?.
15 menit kemudian Shaka sudah keluar dengan tubuh fresh setelah mandi air hangat. Sambil kenggosok rambutnya yang setengah basah Shaka kembali meraih ponselnya kemudian membalas pesan sang sekretaris.
Setelah membalas pesan Leo Shaka melangkah mendekati tempat tidur yang acak-acakan itu. Disana gadis yang telah ia jadikan wanita seutuhnya menyambutnya dengan senyuman manisnya.
“Kamu mau makan?” Tanyanya tangannya terakng8dan mengusap kening Nindi yang masih berembun itu.
“Aku mau susu hangat mas, tenggorokan aku kering.” Sahutnya lembut. Nindia menatap suaminya penuh cinta.
“Oke, sebentar .” Shaka segera memakai pakaiannya dengan rapih. Kemudian memesan menu melalui telepon yang ada di atas meja dekat tempat tidur.
Nindia sedikit heran saat melihat Shaka memakai pakaiannya dengan rapih, seperti hendak bepergian. Namun Nindi tidak berpikir negatis tentang sang suami.
Tak berapa lama terdengar bell yang menandakan pesanan sudah tiba.
Shaka mengambil alih troli yang di bawa housekeeping tersebut setelah memberikan uang tip. Segera menutup pintu kamar dan mendorong troli yang penuh dengan makanan itu ke arah tempat tidur dimana istrinya telah duduk dengan memegang selimut di dadanya. Sesekali meringis saat terasa nyeri di bagian intimnya.
Shaka mengambil segelas susu dari atas Troli kemudian menyerahkannya pada Nindia yang sudah memasang senyumnya merasa sangat di cintai oleh suaminya itu.
Namun….
“Terima kasih mas,,,,,,!” Nindia tercengang saat gelas susu yang di sodorkan suaminya itu telah di tumpahkan isinya oleh sang suami sebelum gelas itu sampai ke tangannya.
“Mas! Kenapa,,, kenapa seperti ini?” Tanya Nindi kaget seraya menatap suaminya.
Shaka tersenyum miring menatap Nindi yang terkejut dengan ulahnya.
“Kenapa? Kamu kaget?” Tanya nya lagi yang menatap Nindia dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Mas, apa…apa aku melakukan kesalahan, atau,,,,,”
"Nindia Afatya, mulai saat ini kamu bukan lagi istriku, aku membebaskan mu dari segala kewajiban mu terhadapku. Malam ini aku telah menceraikanmu Nindia. Semoga kamu bisa menemukan kebahagiaan di masa depan."
Jder!!!
Bagai di sambar petir di tengah malam Nindia membeku mendengar kata-kata menakutkan itu keluar dari bibir lelaki yang di cintainya. Tidak terasa air mata sudah luruh membasahi kedua pipinya.
"Apa...apa maksudnya mas. Kenapa kamu mengucapkan itu? Apa kesalahnku mas? Ap..apa yang membuatmu tega melakukan ini padaku? Ak..aku...aku...."
Nindia tidak bisa melanjutkan kata-katanya terlalu perih dan sakit bagaikan pisau tak kasat mata menggores uluh hatinya.
"Tanyakan pada Ayahmu. Menggapa semua ini terjadi padamu. Jika ada yang ingin kamu persilahkan. Maka salahkan Ayahmu." Sahut Shaka datar. "Selamat tinggal Nindia, terimakasih untuk satu malamnya." Shaka segera membalikkan tubuhnya meninggalkan Nindia yang terpaku di atas tempat tidur.
"Mas Shaka.....!!"
Next......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
cutesylvie160
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
2025-04-28
2
🐾Jingga
terimakasih kakak 🙏
2025-04-28
0