2

Deg!

"A-apaa! Nggak mungkinkan, lo pasti bercanda. "

"Gue nggak bercanda, Vin. Sekarang buruan kerumah sakit jenazah Hanna sebentar lagi akan dikuburkan. " Jawab Aidan disebrang telpon sana

Gavin tanpa pikir panjang langsung menyusul Aidan dan yang lainnya kerumah sakit. Untuk urusan Andy sudah ia serahkan kepada para bawahan. Yang pasti ia tidak akan membiarkan Andy m*ti dengan mudahnya.

***

"Gimana keadaan Litha? " Tanya Bryan pada Aidan

"Kata dokter, dia hanya kelelahan dan syok aja. Bentar lagi juga bakal sadar, " Jawab Aidan

Bryan hanya mengangguk saja. Setelah jenazah Hanna keluar dari ruangan operasi, Litha kembali histeris sejadi jadinya hingga pingsan tak sadarkan diri.

"Pokoknya gue nggak akan biarin Andy dan keluarganya hidup tenang, Hanna pergi meninggal kita itu karena dia! Pokoknya nyawa harus dibayar dengan nyawa, " Desis Agam penuh emosi.

Terlihat dengan jelas kilatan amarah dikedua bola matanya. Bryan, Aidan yang mendengar nya pun juga turut serta mengangguk. Pokoknya mereka akan membalas perbuatan Andy, tak perduli jika hal itu juga akan menyeret seluruh keluarganya.

Yang namanya dendam harus dituntaskan tanpa menyisakan apapun. Tengah asik melamun Gavin datang dari ujung koridor rumah sakit.

Dengan berlari kencang tanpa memikirkan orang orang yang tengah berlalu lalang bahkan hampir menabrak orang orang itu, terlebih lagi dengan pakaian Gavin yang penuh dengan Noda Dar*h membuat mereka yang bergidik ngeri namin Gavin tak perduli sama sekali. Tujuannya saat ini hanya melihat Hanna dan yang lainnya.

"Dimana Hanna?, " Ucapnya

Bryan, Aidan, Agam melihat Gavin yang baru saja tiba. Jangan lupakan dengan pakaian nya penuh akan dar*h, bukan hanya itu bau anyir juga tercium sangat jelas sekali. Bryan Agam dan Aidan juga sama namun tak separah Gavin.

"Hanna ada di ruang Jenazah, sebaiknya kita dengan segera membawa Hanna untuk dikebumikan. Kita juga sudah menghubungi keluarga Hanna. Dan mereka akan sampai kemungkinan malam nanti. " Sahut Bryan

Gavin terduduk lemas, ternyata yang dia dengan tidak salah. Hanna benar benar pergi meninggalkan mereka untuk selama lamanya.

"Litha mana?, " Ujarnya, pasalnya sedari Gavin tiba, ia belum ada melihat Litha

"Litha ada dikamar nomor X. Ia tadi pingsan, sebaiknya kita keruangan nya saja. " Jawab Agam

Mereka pun pergi dimana kamar Litha berada

Ceklek!

Pintu ruangan terbuka, terlihat seorang gadis tengah terduduk dengan pandangan kosong serta kedua mata yang membengkak.  "Litha, " Panggil orang itu

Litha yang tengah melamun pun sontak memandang kearah pintu dimana ketiga pria tengah berjalan menuju padanya. "Abang, " Panggil Litha lirih

Gavin langsung memeluk Litha seraya mengusap punggung nya. "Bang, Hanna bang. Hana nggak mungkin pergi ninggalin kita semua kan bang? " Ucapnya sesenggukan

Gavin memejamkan matanya. "Abang juga mengiranya begitu, Litha. Tapi Tuhan berkehendak lain. Kita semua harus ikhlas dengan kepergian Hanna. " Jawab Gavin

Aidan dan Bryan hanya diam saja, karena yang mampu menenangkan Litha hanya Gavin. Karena Gavin paling dewasa dari mereka semua, sedangkan Litha paling bungsu.

"Ikhlas? Nggak bang! Nggak bisa! Kita harus membalas kan kematian Hanna." Ucapnya mendongak

"Sst, tenang lah. Untuk hal itu nanti kita pikirkan, sekarang yang paling adalah kita harus memakamkan Hanna sekarang juga. " Litha yang mendengar tersadar, ia pun akhirnya mengangguk dan perlahan turun dari brangkar nya.

***

Di sebuah bandara terlihat sepasang pria dan wanita paruh baya tengah berjalan dengan langkah yang lebar. Mereka bergegas menuju mobil dan kerumah guna melihat anak semata wayang mereka. Siapa lagi jika buka  Hanna.

Andre Wijaya dan Liora adalah ibu kandung dari Hanna, mereka hanya seorang pembisnis, sedangkan Anaknya, Hanna. Ketua mafia, Hanna bisa menjadi ketua mafia karena mengikuti jejak sang kakek, Teuku umar Wijayanto. Sebab hanya Hanna yang minat mengikuti jejaknya. Sedangkan Andre tidak minat sama sekali karena ia lebih suka berbisnis ketimbang harus berurusan dengan yang namanya pertumpahan dar*h.

"Cepat pak. Kita harus segera menuju rumah. " Ucap Andre kepada supir pribadinya

Pak amat mengangguk lalu dengan segera melajukan kendaraan menuju rumah. Sementara Liora sang ibu dari Hanna tak berenti menangis, ia cukup syok dengan kejadian ini semua.

Dari dulu dirinya sangat menentang keputusan Hanna yang harus mengikuti jejak sang ayah mertua untuk menggeluti dunia bawah, namun Hanna sungguh keras kepala dan pada akhirnya Liora pasrah saja. Meskipun begitu ia tetap cemas dan was was akan hal yang tidak diinginkan sama sekali.

Dan sekarang lihatlah. Hal yang selama ini ia takutkan pun terjadi. "Tenang lah sayang, berhenti lah menangis. Ini sudah takdir yang putri kita Terima, kita harus ikhlas. " Ucap sang suami menenangkan istri tercinta

"Nggak bisa mas, gimana aku bisa tenang. Sementara anak kita, Hanna pergi meninggalkan kita untuk selama lama nya. Hiks! " Tangis Liora semakin menjadi dipelukan sang suami

"Aku tau, teman teman Hanna pasti tidak akan tinggal diam saja. Mereka pasti akan membalaskan semua perbuatan musuhnya. " Jawab Andre.

Andre sengaja berkata demikian agar sang istri dapat terlihat tenang, meski sejujurnya jauh dilubuk hatinya andre pun merasakan hal yang sama. Namun jika ia lemah siapa yang akan memenangkan sang istri jika bukan dirinya.

***

Sedangkan di kota lain terlihat seorang pria dewasa sekitar umur 60 tahunan tengah terduduk dengan asap cerutu yang keluar dari mulut nya. Ia adalah Teuku umar Wijaya, kakek dari Hanna. Ia justru sangat santai dimana sang cucu satu satunya yang ia miliki telah pergi untuk selama lamanya.

Kenapa ia begitu santai sementara cucunya saat ini telah berpulang. "Aku tau kau bukanlah orang yang lemah, cucuku Hanna. Aku yakin kau pasti akan hidup kembali itu sebabnya aku tidak datang menemui mu disana. " Gumam Teuku pelan

Beberapa menit diperjalanan tibalah sebuah mobil sedan berwarna hitam memasuki kediaman Wijaya. Andre Dan Liora bergegas turun dan akan berkumpul segera dengan yang lainnya.

Tok!

Tok!

Tok!

Suara ketukan pingu mengalihkan atensi  kelima para remaja itu yang lain adalah, Gavin, Bryan, Aidan, Agam dan Litha. Mereka berlima dengan segera menghampiri kedua orang tua Hanna.

"Tante, " Lirih Litha memeluk Liora

"Tenang sayang, kita semua harus tenang. Kita harus dengan segera memakamkan Hanna. " Ucap Liora sendu berusaha menegarkan dirinya agar  tak menangis kembali.

Sementara Andre sudah terduduk disamping tubuh Hanna yang sudah terbujur kaku. "Hanna, ini papa nak. " Ucapnya berusaha untuk tidak menitiskan air mata

Ia memandang wajah Hanna dengan lekat sebelum akhirnya para tetangga membawa tubuh anaknya untuk segera dimakamkan. Sementara Liora hanya mampu menatap dari kejauhan karena Liora tak sanggup untuk melihat anak semata wayang nya.

***

Di kota bandung siang hari tengah terjadi keributan. Ah tidak tidak, lebih tepatnya pembully an yang dilakukan oleh sekelompok gadis remaja di toilet karena hal sepele saja. Mereka adalah, (Clara Adi Winarso,) (Angelina Caroline ) dan (Ella Arkatama.) Dengan Clara sebagai ketua, tanpa ampun memukuli bahkan melakukan kekerasan fisik lainnya ia layangkan pada gadis yang sudah terkulai lemah tak berdaya akibat keroyokan yang dilakukan oleh Clara and the geng.

Korban mereka kali ini adalah si kutu buku Emma Arkatama, kembaran dari Ella Arkatama. Pasalnya pagi tadi Emma berangkat sekolah bareng dengan salah satu mos wanted di SMA Garuda. (Alkairo Alastar Malik.) Si pria dingin yang selalu diagung agungkan oleh para kaum hawa.

Alkairo Alastar Malik adalah ketua geng motor bernama braver dengan anggota inti 5 orang yaitu, (Alkairo Alastar Malik ) sang ketua, waketu (Archio Cyrus Alexius,) (Raden Serga Aksara,) (samudra Arta,) (Aniq Eidlan Ezequiel.)

Pasalnya pagi tadi Emma terlambat kesekolah akibat kerjaan dirumah yang diberikan oleh ibunya. Al hasil Emma pun ketinggalan angkot mau tak mau ia harus berjalan kaki menuju sekolah. Namun siapa sangka Emma justru bertemu dengan sekelompok pria yang juga 1 sekolah dengan nya, geng Alkairo. Alkairo pun berhenti untuk menawari tumpangan. Emma sempat menolak tapi dipaksa oleh Alkairo, mau tak mau ia pun harus menaiki kuda besi Alkairo.

Para siswa dan siswi yang melihat hal itu pun sontak terkejut bukan main. Beberapa dari mereka ada yang memotret nya dan memasukannya di akun lambe turah milik sekolah. Clara yang melihat itu sontak saja kesal dan emosi. Dan pembully an pun terjadi.

Clara sudah menyukai Alkairo, bahkan ia rela mengemis cinta Alkairo dan akan selalu melakukan kekerasan pada perempuan mana saja yang mendekati pujaan hatinya.

"Sudah Clara, gue rasa itu sudah cukup buat pelajaran untuk nya. " Ucap Angelina

Mengapa Angelina berkata seperti itu, karena ia sudah tak mendengar lagi rintihan sakit yang keluar dari mulut Emma. Ntah gadis itu pingsan atau mungkin saja sudah tak ber ny*wa lagi. Melihat Emma yang sudah tekulai lemah dengan dar*h yang merembes dari kepalanya membuat Clara menghentikan Aksinya.

"Mampus! Makanya lain kali jangan berani mendekati Alkairo. Sudah jelas dia itu punya gue, cuih! " Usai berkata demikian Clara dan para anteknya pun pergi dari toilet meninggalkan Emma yang tak bergerak sedikit pun.

Terlebih Ella yang notabene nya adalah kembaran nya, ia bukanya membantu justru malah diam saja melihat sang kakak di siksa oleh para temannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!