4.

Terlihat wajah gelagapan Kenneth setelah menatap dari dekat wajah Eleanor, sehingga buru-buru Kenneth membelakangi Eleanor.

"Pergilah!" kata Kenneth.

Eleanor pun segera bangun dari sofa sambil menatap punggung Kenneth.

"Dengar Tuan Ken, mungkin bagimu aku ini hanyalah seorang putri dari musuhmu namun kau harus ingat aku adalah wanita yang membuat anakmu bahagia, suka tidak suka mau tidak mau terimalah aku sebagai menantumu,"

Setelah mengatakan hal itu Eleanor pun pergi meninggalkan kamar mertuanya itu. Sebenarnya kedatangan Kenneth yang mendadak di rumah ini sangat membebani pikiran Eleanor, apalagi saat ini Eleanor sedang banyak yang dipikirkan! Salah satunya perubahan sikap Julian dan gelagat anehnya sejak dua bulan terakhir ini.

Mungkin mulai besok, Eleanor akan menyelidiki Julian secara diam-diam. Malam harinya, Julian tiba-tiba saja pergi dengan dalih ada pengiriman barang di dermaga dan jalur darat lainnya, mau tidak mau Eleanor pun mengizinkannya untuk pergi.

Seperti biasa, malam hari Eleanor selalu berteman dengan sepi dan kesendirian! Karena merasa bosan didalam kamar, Eleanor pun keluar dari dalam kamar dan berjalan menuruni anak tangga satu persatu sambil memainkan ponsel miliknya, biasanya Eleanor turun kelantai bawah menggunakan lift akan tetapi malam ini Eleanor lebih memilih melewati satu persatu anak tangga. Karena pandangan matanya tidak fokus melihat langkah didepannya akibat bermain handphone, satu kaki Eleanor pun salah mengambil pijakan hingga membuat Eleanor terjatuh dan berguling ditangga.

Aaaaa....

Beruntung satu tangannya bisa meraih pagar tangga hingga bisa menghentikan tubuhnya berguling-guling ditangga, beberapa pelayan yang melihat Eleanor terjatuh langsung berlarian untuk menghampiri Eleanor.

"Ya Tuhan Nyonya," teriak salah satu pelayan.

Tubuh Eleanor lemas setelah terjatuh, dan masalah baru timbul saat Eleanor mencoba berdiri dengan dibantu oleh beberapa pelayan, akan tetapi yang terjadi kaki sebelah kiri Eleanor sepertinya keseleo bahkan terlihat mulai membiru.

Aaaa...

"Tunggu-tunggu, kakiku sakit sekali," kata Eleanor kemudian duduk kembali dianak tangga.

"Astaga Nyonya, kakimu membiru,"

"Apa sakit sekali nyonya?" tanya salah satunya sambil memegangi bagian kaki yang membiru.

Aaaa..

"Sakit! Kenapa kau pegang?"

"Maaf nyonya, aku hanya ingin memastikan saja!"

Disaat yang sama Kenneth berjalan menuruni anak tangga hingga tepat disamping Eleanor yang sedang duduk, seorang pelayan menghentikan langkah kaki Kenneth.

"Tuan Ken, maaf! Ini Nyonya Ele terjatuh ditangga, lihatlah kakinya bahkan sampai membiru," kata pelayan sambil menunjuk kaki Eleanor.

"Itulah akibatnya jika berjalan tidak memakai mata!" kata Kenneth.

"Exusme? Dengar ya Tuan Ken yang terhormat, aku juga tidak memerlukan kepedulian darimu,"

"Baguslah!" kata Kenneth kemudian kembali melanjutkan langkah kakinya.

"Nyonya, tadinya aku pikir bisa meminta bantuan pada Tuan Ken untuk membantu membawamu ke kamar, tapi kalian tidak akur rupanya, biar aku panggilkan security atau supir saja untuk menggendongmu ke kamar!"

"Eh, jangan! Jangan! Aku tidak mau digendong oleh security atau supir, aku tidak mau digendong oleh laki-laki lain selain Julian,"

Eleanor pun mencoba untuk bangun kembali dibantu oleh kedua pelayan, akan tetapi rasa sakit dikakinya yang membiru membuat Eleanor tidak sanggup dan akhirnya menyerah.

Tidak lama kemudian, seseorang bertubuh tegap dan kekar berdiri dihadapan Eleanor membuat Eleanor mendongakkan wajahnya untuk melihat wajah orang tersebut! Rupanya Kenneth kembali, dan keduanya kembali bertatapan.

"Kau,"

"Aku akan menggendongmu sampai di kamar!"

"Tidak perlu, aku tidak membutuhkan bantuanmu,"

"Lalu kau mau berhari-hari tetap duduk ditangga ini?"

"Sebentar lagi juga Julian pulang,"

"Dia tidak akan pulang, biar aku bantu!"

Kedua tangan Kenneth langsung meraih tubuh Eleanor membuat Eleanor tidak dapat berkutik, detik selanjutnya tubuh Eleanor dengan entengnya digendong oleh Kenneth menaiki satu persatu anak tangga.

"Ehh, turunkan aku!"

Namun Kenneth tidak menggubris ocehan Eleanor, dia tetap berjalan terus menggendong tubuh sintal Eleanor menuju kamar. Beberapa pelayan yang melihat adegan itu justru senyum-senyum sendiri.

"Mereka berdua itu lucu ya,"

"Iya, aku merasa Tuan Ken justru lebih cocok dengan Nyonya Ele,"

"Benar, menurutku Tuan Ken berkali-kali lipat lebih gagah dan lebih tampan dari Tuan Julian, kenapa ya? Padahal usia Tuan Ken sudah tua tapi semakin tua malah semakin arghhh,"

"Ih huss, nanti Tuan Julian!"

"Tuan Julian kan jarang di rumah, terkadang kasihan melihat nyonya Eleanor, pokoknya menurutku Nyonya Ele lebih serasi dengan Tuan Ken dibandingkan dengan Tuan Julian,"

Setibanya didalam kamar, Eleanor dibaringkan diatas ranjang oleh Kenneth, kemudian bukannya langsung pergi Kenneth justru duduk dibibir ranjang.

"Sebaiknya anda keluar saja, terimakasih sudah membantu aku,"

Namun Kenneth terlihat serius mengamati kaki Eleanor yang membiru dibagian tumitnya.

"Nanti aku akan menelpon Dokter untuk mengobati itu," kata Eleanor.

"Biar aku betulkan, tulangmu bergeser," kata Kenneth.

"Ti-tidak usah," kata Eleanor.

Kenneth pun menatap wajah Eleanor.

"Berteriaklah sekeras mungkin,"

"Untuk apa aku berteriak?"

Aaaaaaaaa...... Aaaaaaa...

Belum sempat mendapat jawaban langsung dari bibir Kenneth, Eleanor sudah lebih dulu berteriak sangat kencang hingga membuat kedua gendang telinga Kenneth pengang.

"Kau apakan kakiku?" tanya Eleanor sambil menangis tersedu-sedu.

Pasalnya demi membetulkan tulang ditumit Eleanor yang keseleo, Kenneth harus memijat kencang sambil menggeser tulang tersebut ketempat semula, tentu saja itu akan terasa sangat sakit! Pantas saja Eleanor berteriak sekencang-kencangnya.

Hiks..

Hiks..

"Sakit sekali," runtuh Eleanor.

"Teriakanmu kencang sekali,"

"Bagiamana tidak kencang, kau tanpa memberitahu aku lebih dulu memijat kakiku sekencang itu, kau benar-benar laki-laki tidak punya hati," kata Eleanor.

"Dasar cengeng,"

"Apa katamu Pak Tua? Aku cengeng?"

"Kau menangis hanya karena aku pijat, bukankah itu sangat cengeng dan memalukan?"

"Ish, kau itu makan pisau setiap hari ya? Kenapa setiap kata-kata yang keluar dari mulutmu itu sangat tajam?"

Tapi bukannya menjawab, Kenneth malah segera pergi meninggalkan Eleanor seorang diri.

Hari semakin larut, beberapa pelayan sejak tadi mondar-mandir untuk membantu Eleanor ke toilet dan melayani apapun yang Eleanor butuhkan.

"Nyonya, malam ini izinkan saya tidur disofa kamar ini agar jika Nyonya memerlukan bantuan saya standby disini!"

"Aku tidak biasa ada orang lain didalam kamarku kecuali Julian, lebih baik kalian kembali ke kamar kalian masing-masing saja! Aku sudah tidak memerlukan apapun lagi kok, aku sudah buang air kecil, aku juga sudah membersihkan diri hanya tinggal tidur saja,"

"Tapi kami khawatir Nyonya,"

"Santai saja, lagipula peraturan kerja kan hanya mewajibkan kalian bekerja sampai pukul sepuluh malam setelahnya kalian harus beristirahat dan tidak bertanggungjawab lagi atas pekerjaan,"

"Tapi,"

"Sudahlah, aku mau istirahat tadi laki-laki itu seenaknya saja memijat kakiku sekencang itu! Kalian keluarlah!"

Karena ditolak untuk dijaga sepanjang malam didalam kamarnya, akhirnya para pelayan pun seperti biasanya bebas tugas mulai dari pukul sepuluh malam hingga besok pagi baru mereka akan bekerja lagi. Tidak ada masalah sejauh ini, Eleanor tidur dengan nyenyak sementara jam terus bergulir hingga saat jam dinding menunjukkan waktu pukul 03.00 pagi, Eleanor terbangun karena dia ingin sekali buang air kecil! Padahal biasanya jika sebelum tidur sudah buang air kecil, maka tengah malah Eleanor tidak akan terbangun lagi karena kebelet seperti ini.

"Astaga, baru jam 03.00 kenapa aku ingin buang air kecil lagi, bagaimana ini?"

Dilihatnya disamping tempat tidur, Julian juga belum kembali ke rumah ini! Seperti biasanya, Julian sepertinya tidak pulang ke rumah malam ini.

"Heuuh, dia tidak pulang lagi malam ini!"

Sialnya lagi rupanya malam ini Eleanor pun datang bulan hingga mengotori celana tidur dan spreinya! Karena stock khusus pembalut itu berada di mini market buatan yang terdapat dilantai satu rumah mewah tersebut, Eleanor pun terpaksa menelpon kelantai bawah berharap ada pelayan yang mengangkat teleponnya.

Beruntungnya nada ditelepon rumah tersebut menunjukkan ada yang mengangkat teleponnya!

"Halo pelayan, tolong bawakan aku pembalut yang khusus untuk malam hari ya! Sayapnya yang lebar," kata Eleanor.

Telepon pun terputus setelah itu, tapi Eleanor yakin pelayan akan segera membawakan pembalut yang dia maksudkan. Setelah menunggu cukup lama dengan rasa lengket dan tidak nyaman dibagian bawahnya akhirnya pintu kamarnya ada yang mengetuk.

"Masuk! Masuk! Cepat!" teriak Eleanor.

Ceklek..

Betapa terkejutnya Eleanor ketika mendapati seorang laki-laki dengan tumpukan pembalut yang bermacam-macam merk ditangannya, pria tersebut adalah Kenneth mertuanya sendiri.

"Ka-kau? Kenapa bisa?"

"Pelayan mungkin tidak akan ada yang bangun pukul segini, jadi aku yang mengangkat teleponmu!"

"Lalu itu? Sebanyak itu untuk apa?" tunjuk Eleanor.

"Berhubung aku tidak tau maksud dari khusus untuk malam dengan sayap yang lebih lebar, jadi aku bawakan saja semua bentuk,"

Diletakkannya diatas ranjang semua pembalut itu membuat Eleanor seketika menggelengkan kepalanya. Mau heran tapi yang dia hadapi adalah bapak-bapak mafia yang mungkin sangat minim pengetahuan tentang pembalut. Akhirnya Eleanor pun memilih memakluminya.

"Baiklah terimakasih banyak,"

"Sudah bisa berdiri?"

"Entahlah, aku belum mencobanya karena sakit sekali digerakkan sedikit saja,"

Tanpa bertanya lebih lanjut lagi, Kenneth pun kembali menggendong tubuh Eleanor.

"Ehh, mau apa?"

Kenneth berjalan menuju kamar mandi, sejujurnya Eleanor sangat malu karena digendong oleh mertuanya sendiri dalam keadaan tembus begini, tapi setidaknya mertuanya yang sangat menyebalkan itu bisa menolongnya untuk saat ini.

"Beritahu aku jika sudah selesai," kata Kenneth.

"Tunggu Tuan Ken,"

"Eumm, boleh aku minta tolong satu kali lagi?"

Kenneth hanya menatap wajah Eleanor tanpa menjawab.

"Tolong ambilkan handuk itu, itu terlalu tinggi," kata Eleanor sambil menunjuk ke handuk putih yang tertata rapih diatas rak.

Terpopuler

Comments

yuning

yuning

dingin dingin ,tapi peduli y tuan kenet

2025-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!