L-O5 KONTRAK

Catarina memandang sayu luar jendela balkon yang langitnya sedang berawan dan cerah, namun hatinya tidak.

Dirinya hancur dan mahkotanya hilang, bahkan seluruh badannya sakit dan dirinya sangat lemas bukan main.

Dan semua itu akibat kebodohannya, akibat kecerobohannya.

Catarina baru saja selesai mandi dan lalu duduk disamping jendela, ia mengenakan kemeja putih milik pria itu.

Pukk

Lamunan Catarina tersentak kala Leonard melempar air botol padanya, tepat mengenai kepala atasnya.

"Aduh!" Catarina mengaduh sembari memegang kening. Sakit sekali, Leonard sungguh tak memiliki hati nurani.

Dengan wajah tanpa dosa, pria kekar itu hanya mendengus, "Minum." Titahnya.

"Aku gak haus," ucap Catarina sedikit datar, namun kepala menunduk sarat akan takut.

"Oke," Leonard mengangguk kemudian mengambil alih botol minum itu, membukanya kemudian meminumnya.

Leonard mengangkat dagu Catarina kemudian mencium gadis itu, mentransferkan air yang ada dimulutnya.

Catarina tersentak, sebagai reflekasi ia mencubit pinggang Leonard kuat namun tak pemuda itu indahkan. Leonard semakin gencar memasukan air minum itu dan memaksakan Catarina agar meminumnya.

Leonard melepas pangutannya kemudian tersenyum puas, ia usap bibir Catarina yang basah dan terluka itu. Sebagai penutup, leonard mengecupnya pelan.

Catarina hanya bisa mendesis, perih karena bibirnya yang terluka akibat di gigit Leonard berkali-kali tadi malam.

"Good girl." bisik Leonard memeluk Catarina erat, sangat erat hingga Catarina hampir kehabisan nafas.

Ingin menolak dan memukul Leonard, namun lagi-lagi ia tak punya nyali sebesar itu.

Untung saja, suara ponsel bergetar menghentikan aksi Leonard. Pria itu beranjak kemudian mengambil ponsel yang tergeletak diatas nakas.

Leonard tampak menelpon seseorang dengan ekspresi datar.

"Tuan, untuk salinan yang anda minta. Saya–"

"Kirim saja."

"Baik tuan, ada keperluan lain yang dibutuhkan?"

Leonard nampak menjauhkan ponsel kemudian menatap Catarina yang juga sedang menatapnya, Catarina menyengir kaku, menutupi rasa malunya yang terciduk tengah menatap lelaki itu.

"Ingin makan apa?" Tanya Leonard.

Catarina nampak berpikir, sedikit kaget sebenarnya karena Leonard akan menawarinya makan. Membuat Catarina membayangkan memakan sup ayam panas yang dicampuri kerupuk seperti yang ia makan bersama ibundanya, "Sup ayam!"

Saking semangatnya Catarina sampai tak sadar dengan nadanya yang semangat.

Leonard terkekeh kecil, so cute, batinnya.

Kemudian kembali pada telepon.

"Bawakan aku sup ayam, fried chicken, susu full cream dan oatmeal."

"Baik tuan,"

Panggilan berakhir dengan Leonard yang melempar asal ponselnya pada ranjang.

Catarina meringis, untung kaya.

Leonard kembali merangkak, ia memeluk pinggang catarina sembari mengelusnya, sementara kepalanya berlabuh didada Catarina sembari mendusel-duselnya.

Catarina risih? jelas. Sebenarnya catarina ingin menarik rambut Leonard kemudian menjambaknya, namun kalian tahu ia tak punya nyali sebesar itu.

Itu sama saja menggali kuburannya sendiri.

Ingat? Mereka hanya orang asing yang hanya bertemu digang sempit, namun entah mengapa Leonard seolah sudah mengenalkan bertahun-tahun.

Tak lama setelahnya pintu diketuk, Leonard dengan ogah-ogahan bangkit dan membuka pintu.

Muncul seorang pria berjas rapi dengan kacamata kerjanya, yang Catarina tebak itu adalah Dante, asisten Leonard.

Catarina menganga terpesona, tak menyangka Dante yang sangat tampan, sangat tampan! Wajahnya seperti aktor-aktor china dan tubuhnya sangat bagus.

Padahal Catarina pikir Dante akan berwajah Western atau kebarat-baratan, ternyata BIG NO! Wajahnya baby face namun tegas. Sepertu idol k-pop favoritnya.

Namun kekaguman Catarina terhenti kala Leonard menimpuknya dengan kertas tebal hingga mengenai wajahnya. Catarina hanya mendesis, lagi-lagi Leonard menimpuknya.

Kenapa sih lelaki itu sangat hobby menimpuknya?

"Tidak usah memandang asisten.ku dengan mata murahanmu! baca perjanjian kita." Ketus Leonard menekankan kata 'asisten' sembari menatap tajam Dante yang tengah sibuk menata makanan.

Seolah berkata, 'akan kukurangi gajimu sebelum menggali kuburanmu dengan kedua tanganku.'

Dante hanya tersenyum maklum kemudian pamit undur diri.

Dengan penasaran Catarina membawa kertas tebal mirip makalah itu, benda yang digunakan Leonard untuk menimpuknya tadi.

Catarina kemudian membelalak ketika melihat isi-isinya, yang berisi :

...PERJANJIAN KEDUA BELAH PIHAK ANTARA LEONARD PHEONIX HUNTER (PIHAK A) DAN CATARINA POMER (PIHAK B)...

1. PIHAK B HARUS MENURUTI PERINTAH DAN LARANGAN PIHAK A

2. PIHAK B WAJIB MELAYANI PIHAK A MAU DI LUAR ATAUPUN DI RANJANG

3. BILA PIHAK B MEMBANGKANG, PIHAK A BERHAK MEMBERIKAN HUKUMAN

4. MEMBERI ANGGARAN DAN UANG MAKAN DISERAHKAN KEPADA PIHAK A

5. PIHAK A DAN PIHAK B ADALAH ORANG ASING, SEHINGGA PIHAK B DILARANG MENCAMPURI URUSAN PIHAK A

6. PIHAK B DILARANG KELUAR TANPA IZIN PIHAK B

7. Dll

Catarina teramat sangat mau merobek kertas tebal itu, apa-apaan ini? jelas hanya menguntungkan Leonard, sedang ia yang menjadi babu dan di rugikan.

Belum lagi isinya ada 267 peraturan yang tertera, apa tidak mabuk Catarina?

"K-kenapa perjanjiannya begini?" protes Catarina meski sedikit takut.

Leonard menaikan kedua alisnya garang, "Kenapa? Tidak suka, atau, ingin protes?"

Catarina meneguk ludah, "Aku tanya, ingin protes?" Leonard kembali melayangkan pertanyaan yang sama.

"Ingin protes, hm?" Leonard tak ingin dibantah.

Dengan takut-takut, Catarina menggeleng. Kian membuat Leonard tersenyum puas kemudian mengangkat dagu Catarina, mendekatkan wajahnya dengan telinga gadis itu.

"Ingat, jika bukan karenaku. Kau sudah mati diperkos4 oleh para bajingan itu. Anggap ini adalah hutang budi kepadaku karena kau telah melibatkanku pada hidupmu." Jelas Leonard panjang lebar hingga membuat Dante kaget, tak menyangka Leonard akan berbicara panjang selain dalam keadaan rapat penting.

Catarina memejamkan mata, kemudian mengangguk. Leonard tersenyum puas kemudian mengusap puncuk kepalanya.

"Good girl, sekarang waktunya sarapan." Ucap Leonard dengan hati yang menyerangi puas.

Catarina pomer, jangan harap kau bisa kabur dariku. Anggukanmu aku anggap setuju dan aku takkan melepaskanmu sebelum aku bosan. Batinnya.

Leonard mengambil bantal kemudian menyimpan seluruh makanan yang sudah disiapkan rapi oleh Dante dihadapan mereka berdua.

Catarina meneguk ludah, lapar melandanya dari kemarin. Dan itu baru terlaksana sekarang ketika melihat makanan kesukaannya didepan mata.

Sup ayam, makanan favorit dari terfavoritnya. Dulu mamanya selalu memasakannya makanan ini.

Leonard yang melihat berbinarnya catarina mendengus.

Sebisa mungkin Catarina menutupi kegirangannya, ia menatap Leonard dengan maksud meminta izin.

"Aku boleh makan ini?"

"Tidak, itu milik dante."

"O-ohh," catarina melemaskan bahu, pantas saja. Sudah Catarina duga Leonard tak sebaik itu, pasti pelit.

Melihat keterlesuan Catarina Leonard mendengus, "Itu untukmu bodoh! jika untuk dante aku tidak akan menyimpannya dihadapanmu."

Catarina mengangguk kaku kemudian mengambil sendok, mencicipi sup ayamnya. Lumayan enak, namun lebih enak masakan ibunya.

Sebenarnya enak, hanya saja makan bersama Leonard entah kenapa membuatnya gugup setengah mati. Apalagi pemuda itu terus mengamati gerak-geriknya lekat.

Catarina mengsuapkan nasinya gemetar, ia tersenyum canggung.

Sementara Leonard tampak menarik sudut bibirnya. Lihatlah penampilan gadisnya itu, rambutnya masih sedikit basah, tubuhnya dipenuhi tanda miliknya, matanya tampak sayu, sementara tubuh mungilnya mengenakan kemeja miliknya juga, terlihat kontras karena bentuk tubuh mereka yang jomplang hingga kaos itu nampak sangat teramat besar ditubuh kecil Catarina.

Leonard meneguk ludah, sial, sepertinya leonard junior hendak bangun.

Menatapi gelagat aneh Leonard yang tampak menahan marah membuat Catarina takut sekaligus kebingungan.

Apa pria itu marah karena sup ayamnya dimakan catarina? atau karena Catarina tak menawarinya sup ayam?

Dengan cepat Catarina mengangkat sendoknya, "Kamu mau makan?"

Fokus Leonard kembali, ia menatap sendok yang disodorkan kearahnya kemudian Leonard memakannya dengan matanya fokus pada catarina.

Enak, pantas saja catarina suka. Ternyata sup ayam dari restoran ini cukup enak, biar nanti Leonard suruh Dante agar memboxing restorannya.

"Aku bukan anak kecil yang harus disuapi," ketus Leonard berbanding dengan mulutnya yang mengunyah kemudian kembali terbuka, meminta suap demi suap.

Dalam hati, Catarina mendengus. Namun ia hanya tersenyum kecil sebagai balasan, "Apa enak?"

"Tidak," ketus Leonard lagi namun tetap menerima suapan Catarina.

Setelahnya mereka makan dalam diam, Leonard tampak anteng menerima suapan dari Catarina. Sementara Catarina dengan telaten menyuapi dirinya dan Leonard secara bergantian.

Meski dengan wajah datar, namun hati Leonard berbunga-bunga. Ia menahan setiap bibirnya agar tak melengkung.

My catarina, sangat manis. Batin Leonard menyeringai. Karena dalam hidupnya, ini adalah kali pertama Leonard disuapi oleh seseorang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!