Masih dihari yang sama setelah kegiatan seharian yang cukup menguras tenaga dan pikiran orang-orang pekerja keras.
Hari ini Li pulang lebih awal, membawa informasi yang diminta nona nya itu, Avril. Juga beberapa berkas dari kantor untuknya.
Kendaraan Li memasuki pekarangan rumah nona berharganya. Ia turun dari mobil disambut para penjaga yang bekerja 24jam disana. Dengan ekspresi tegas sembari menunduk hormat pada Li. Sampai masuk ke ruang utama, Li disambut oleh kepala pelayan laki-laki bernama pak Alex
"Selamat datang Tuan" Alex menyapa seraya membungkuk hormat.
"Hmm.." ucapnya datar, ia terus berjalan diikuti pak Alex dibelakangnya.
"Dimana nona Avril?" tanya nya
"Nona berada di ruang kerja Tuan Muda Edward sedari tadi Tuan" jawab pak Alex
"Sedang apa dia?" langsung menuju ruangan yang dimaksud.
"Saya tidak tau Tuan..."
"Kenapa tidak anda cek?"
"Saya tidak berani Tuan.."
"Apa anda tidak khawatir? Hampir setengah hari Nona di dalam ruang kerja tanpa keluar? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya?" Li menoleh pak Alex dengan wajah Dingin.
"Maafkan atas kelalaian saya Tuan..." pak Alex menunduk takut.
Li mendecak.
Sampai ia di depan pintu langsung mengetuknya tiga kali
tuk tuk tuk..
"Nona anda ada di dalam?"
Hening
tuk tuk tuk..
"Nona boleh saya masuk?"
tuk tuk tuk..
"Nona..!!!" sedikit teriak. Merasa khawatir.
Ceklek.
Pintu dibuka. Avril keluar dari ruangan sambil menguap nampak mengantuk.
"Berisik sekali kau Li.." ucapnya santai. Berjalan menuju sofa ruang utama sambil menenteng tablet yang menyala.
"Maaf Nona, anda membuat saya khawatir.."
Mengikuti Avril menuju sofa, begitu juga pak Alex.
"Anda sedang apa di dalam tadi nona?"
"Tidur" jawabnya singkat sambil duduk menyilang diatas sofa.
Li juga duduk di sofa samping Avril.
Sementara pak Alex hanya berdiri dibelakang Avril.
Baru satu jam yang lalu anda selesai mengirim laporan hasil kerja ke kantor. Pasti lelah ya nona. Batin Li
"Maaf sudah mengganggu tidur anda Nona"
"Hmm" Avril masih mengantuk memejamkan matanya.
"Nona, Saya membawa informasi yang diminta nona tadi siang, tentang lelaki kedai itu" Li menyodorkan berkas.
Dengan tiba-tiba semangat Avril mengambil berkas itu dari Li. Senyumnya semakin lebar saat ia mulai membuka berkas itu.
"Thanks Li"
"Sama sama nona, yang ini berkas laporan dari kantor nona?" Li menyodorkan berkas yang lain.
"Aku tidak tertarik dengan yang itu Li" jawabnya dengan cepat. Ia hanya antusias membuka berkas informasi tentang Keiden.
Terserah. Batin Li, ia mengernyitkan dahi.
"Iya nanti nona periksa yang ini juga ya"
"Aku tidak perlu Li, kan tadi sudah aku terima lewat email dari kantor "
Ohh jadi anda sudah tau nona?.
"lalu kenapa anda meminta saya untuk membawa berkasnya kesini tadi?" Kesal tapi dengan Nada sabar.
"Itu supaya anda ada kerjaan saja, Hahaha" Avril senang sekali mengerjainya.
"Ck.." Li hanya mendecak, menarik nafas, Kesal sendiri di ulu hati nya.
Jadi aku hanya buang-buang waktu sambil menunggu asistenku memfotokopi berkas ini. Ahh sial!!!. Gerutunya dalam hati.
memangnya aku kurang kerjaan apa?.
"Haha.. Jangan kesal begitu Li.."
Sementara pak Alex tertawa dalam hati.
Avril senyum-senyum sendiri melihat berkas tentang Keiden. Pasalnya sesuai dengan yang ia harapkan isi informasi itu. Senang banget dia.
"Kalau begitu, saya permisi pulang dulu nona" Li hendak beranjak.
"Sudah mau pulang?"
"Iya nona"
"Makan dulu sana., sudah disiapkan pak Alex?"
"Sudah siap semua nona" ucap Pak Alex
"Saya makan nanti saja dirumah, Nona"
"Paman!!!" tegas Avril
"Baik Nona, saya akan makan dulu"
Li patuh
"Disuruh makan saja susah... Tau kan aku tidak suka dibantah"
"Maaf nona" Li menunduk sekejap.
Yang makannya susah itu anda nona!!.
"Nona, anda juga makan malam dulu" ucap pak Alex.
"Iya nanti, aku belum selesai,ambilkan saja buah-buahan dulu"
"Baik nona" Alex beranjak pergi ke dapur untuk mengambil buah-buahan.
"Nona, pastikan anda istirahat yang cukup, jangan keluar rumah tanpa penjagaan lagi" Li
"Iya Li, aku tidak aka kemana mana " ucapnya sambil membuka lembaran kertas"oh ya.. Nanti besok antar aku ke supermarket ".
"Baik Nona"
Mau ngapain lagi nona? Biasanya juga tidak tertarik pergi ke supermarket. Tapi percuma saja aku bertanya, nanti kau menjawab "cukup turuti saja aku, dan jangan banyak bertanya".
******
Pagi harinya Avril juga Li sudah sampai di depan supermarket.
Avril berjalan menuju pintu supermarket diikuti Li.
"Tunggu tunggu.." Avril menghentikan langkah kaki, menoleh Li
"Kamu tunggu saja disini"
"Tapi nona"
"Jangan membantah!" telunjuknya mengancam
"Baik nona"
Avril melanjutkan langkahnya dan memastikan Li tidak mengikutinya.
hmmm bikin repot pake dilarang segala, kalau ada apa-apa baru tau rasa. Batin Li. Ia mengikuti diam diam.
Avril tengah berjalan di dalam supermarket. Dia menenteng wadah kecil, rencana membeli beberapa barang disana. Tak Lupa dia membeli secangkir kopi di mesin otomatis. Setelah selesai, ia melanjutkan jalannya sambil menyeruput kopi.
Sesuai dengan yang telah ia rencanakan, Keiden juga berada disana mendorong troli, ia sedang berbelanja kebutuhan kedai.
Avril terlihat bahagia dengan menyembunyikan senyumnya dengan raut wajah datar. Dengan pura-pura tidak melihat Keiden, Avril menghampirinya dengan pandangan seolah-olah ia sedang mencari barang yang ia inginkan, sementara itu Keiden mendorong trolinya dengan sekuat tenaga dan agak cepat, troli yang sudah penuh membuatnya harus ekstra tenaga mendorongnya. Hingga saat mereka berpapasan, Keiden yang tidak sadar dengan kemunculan Avril di depannya,
Bruk.... Bunyi keras
Kei tidak sengaja menabrak Avril sampai Avril terjatuh. Kopinya tumpah ke baju dan roknya.
"Awwh..hhs" meringis, Avril terduduk di lantai merasakan sakit. Niat yang tadinya pura-pura terjatuh dengan anggun dan pura-pura kesakitan, malah sakit beneran di bokong dan kaki.
"Ya Tuhan..."
Keiden langsung terkejut melihat seseorang yang telah ia tabrak. Segera ia hampiri.
"Maafkan saya, saya tidak sengaja.. Kamu gapapa kan?" Keiden mencoba meraih lengan Avril membantunya berdiri.
Avril masih meringis, namun saat mata mereka bertemu. Tertegun beberapa saat saling pandang. Avril langsung terpesona dengan ketampanan Kei terutama pada bagian rahangnya Avril sangat menyukainya, baginya itu rahang yang sangat indah sempurna, sejenak ia melupakan rasa sakitnya.
Tak beda dengan Kei, ia juga terpesona dengan kecantikan Avril, jantungnya berdetak kencang.
"Ka.. Kamu tidak apa-apa?" ucap Kei khawatir
Secepat kilat Avril berubah mode manja. "iiiih... Tanggung jawab!" memukul lengan Kei. Sedang wajahnya cemberut. "sakit tau!!.."
"Maaf..maaf.." Kei merasa tidak enak.
"Ayo aku bantu bangun.." Kei memapahnya berdiri.
"Awwh tidak bisa, kaki aku sakit..."
"Ya Tuhan... apa yang harus aku lakukan?!" Kei panik
"Gendong! Bawa aku kerumah sakit!!"
Kei panik.
"Hah??..iya iya.. Tapi biar aku lihat dulu pergelangan kakinya, mungkin terkilir.." Kei segera meraih kaki Avril.
"Tolong tahan ya.." Kei mencoba membantu meluruskan kaki Avril yang terkilir.
klek. Suara sendi pergelangan kaki.
"Aaaaa" jeritan keras dari mulut Avril menggema, menarik perhatian orang.
"Ssstt.. Kakinya sudah baikan, ayo berdiri" Kei memapah Avril berdiri.
Avril masih meringis, tapi pergelangan kakinya memang sudah baikan. Tapi satu trik lagi dia pikirkan.
"Masih sakit" Pura-pura "Bawa aku kerumah sakit.." Avril melingkarkan tangannya di bahu Kei. Menikmati keindahan wajah Kei. Sedang Kei canggung memapah Avril, tidak berani menatapnya dan jantung Kei berdetak kencang.
Belum Kei berbicara, terdengar suara langkah kaki berlari menuju ke arah mereka berdua, itu adalah Li. Terlihat panik karena tadi ia mendengar Avril berteriak.
"Nona, anda tidak kenapa-kenapa?" tanya Li
Avril terkejut karena Li tiba-tiba datang.
"Aku terjatuh Li, kaki ku sakit.. Dia menabrak ku tadi.."
"Apa!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments