sembilan belas

setelah beberapa saat Lou datang dengan membawa pesanan dari Charl dan Aldi, kemudian meletakkan di atas meja. Lou bermaksud meninggalkan ruangan tapi dengan cepat Charl menarik tangan Lou dan menyuruh Lou duduk di kursi," temani aku di sini Lou," ucap Charl yang menyuruh Lou duduk di samping Charl.

Louisa sebenarnya heran mengapa tiba-tiba Charl datang ke kafe, minta ditemani lagi, apa tidak takut ketahuan kalo aku ini istrinya, tapi itu tidak mungkin, seperti apapun yang terlihat seperti perempuan gampangan dan jalang tetep aja aku, semua orang bisa melihat bahwa perempuan miskin seperti aku bisa dekat dengan lelaki nan kaya apalagi alasannya kalo bukan uang.

"Tuan Aldi, kenalkan ini adalah wanitaku, dia adalah istriku," Charl mengenalkan Lou pada Aldi.

"Eh...apa betul ini istri pak charles, setahu saya tuan charles belum menikah dan maaf bukankah Anda akan bertunangan dengan nona lohita." ucap Aldi.

Aldi tidak habis pikir dengan perkataan Charles. Apa karena ia wakil dari Bosca grup yang notabene mengenal Lohita, jadi sengaja memberitahunya karena tidak ingin bertunangan dengan Lohi dan mengatakan kalau dia sudah menikah."

Lohita adalah anak pertama dari pemilik Bosca group. jadi sangat wajar bila Aldi tahu bahwa Lohita adalah calon tunangan Charles.

Sementara Lou membelalakkan matanya mendengar Charl berkata kalau Lou adalah istrinya. Lou tidak bisa menebak arah pikiran dari Charl yang dengan santainya mengatakan hal itu tanpa beban.

Charles hanya tersenyum miring melihat reaksi Lou.

" habis ini kamu izin sama bos kamu pulang lebih cepat, hari ini pulang bareng aku," ucap Charl dengan tegas seolah tidak mau dibantah.

"Tapi ini masih jam empat sore, jam kerja saya berakhir pukul tujuh malam Charl," tolak Lou yang merasa tidak nyaman pergi sebelum jam kerja selesai.

"Apa perlu gue yang meminta izin pada bosmu?" ucap Charl penuh penekanan.

Karena takut suaminya akan menemui Reza dan membeberkan semuanya, Lou lebih memilih dia sendiri yang minta izin pada Mas Reza.

Lou keluar dari private room menuju ke lantai dua, ruang kerja Mas Reza.

Namun disaat berjalan ada seseorang yang menarik tangan Lou dan mendudukkan pada kursi di depannya.

" Temani gue makan ya, please!" ucap Adi membuka percakapan.

" Sorry Di... aku ada keperluan, gak bisa menemani kamu makan," tolak Lou dengan pelan, kemudian Lou perlahan meninggalkan Adi sendiri, baru beberapa langkah Adi langsung berdiri dan berusaha untuk meraih tangan Lou dan menarik ke dalam pelukannya.

Lou memberontak minta Adi melepaskan pelukannya, disaat yang bersamaan Charl keluar dari ruangan hendak ke kamar mandi dan melihat kejadian itu.

"Lou gue masih sangat sayang sama Lo," ucap Adi dengan bersungguh-sungguh dan semakin mengeratkan pelukannya.

"bugh" sebuah tinju mengenai muka Adi. Adi yang tidak siap menerimanya terlihat sempoyongan dan melepaskan louisa dari pelukannya. Saat itu juga Charl menarik tangan lou danmenyembunyikan dibelakangnya.

sebenarnya Adi ingin membalas tinju dari seseorang yang tidak dikenalnya itu tapi Charl langsung pergi.

Charles menarik tangan Lou dan mengajak pulang ke rumah.

"sebentar...biar ku ambil tas dulu," pinta Lou namun Charl tak menggubris dan menarik tangan Lou dengan keras lalumemasukkan ke dalam mobilnya.

Lou sebenarnya takut melihat ekspresi Charl saat ini. tatapan tajam seolah mau membunuh siapa saja yang ada di depannya.

sepanjang perjalanan Charl hanya diam dan terlihat menahan amarahnya.

"motorku bagaimana? ah... terpaksa besok ke kafe naik angkutan umum, "gumam Lou dalam hati.

Setelah perjalanan tiga puluh menit mereka sampai di mansion. Charles membuka mobil dan menuju ke pintu mobil di sebelah Lou. setelah Lou keluar Charl menarik kembali pergelangan tangan Lou dan berjalan dengan cepat menuju kamarnya.