lima belas

Om Henry adalah relasi bisnis papah. memiliki beberapa perusahaan besar ternama.

"Mas Henry kita semua tahu , anakku sudah sebesar ini tapi belum juga menikah, bagaimana kalau kita menjodohkan lohita dengan Charles," ucap Mama Charl, yang membuat Charl terkejut, namun beda dengan lohita yang nampak senang dengan ide perjodohan ini.

"Maaf mah..., Charles tidak bisa menerima perjodohan ini, Charl masih ingin sendiri dan lagi masih ingin mengembangkan bisnis kita."

tolak Charl pada perjodohan itu.

"kenapa Charl, bukannya kamu belum punya pacar, mengapa menolak perjodohan ini?" tanya mamah penasaran karena kalau dilihat dari Fisik lohita adalah gadis yang sangat cantik, dari keluarga berada dan pintar juga, tidak ada segi yang kurang pada dirinya.

"tidak usah memaksa Tante, karena cinta tidak bisa dipaksakan," ucap Lohita menengahi, walaupun sebenarnya dia merasa sangat kecewa.

Acara makan malam selesai pukul sembilan malam, Charl langsung pamit pulang duluan.

Charles melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi berharap cepat sampai ke rumah. tiga puluh menit perjalanan akhirnya Charl sampai ke rumahnya.

Charl membuka pintu rumah dengan cepat, kemudian berjalan menuju ke kamarnya. di bukanya pintu kamar dengan perlahan, takut membangunkan Lou yang sudah tertidur pikirannya.

Lampu dalam kamar nampak redup tapi Charl tidak mendapati Lou di atas tempat tidur, Charl mengarahkan pandangannya ke balkon. Nampak Lou sedang duduk dengan memeluk selendang, matanya terlihat bengkak tandanya habis menangis.

Charles berjalan ke kamar mandi, ia mandi dengan cepat hanya untuk menghilangkan bau dan rasa lengket di badan. setelah berganti baju dengan kaos dan celana katun pendek, Charl mendekati Lou yang masih belum menyadari kedatangannya.

Charles membungkukkan badan dan memeluk Lou dari belakang tidak lupa mencium pucuk kepala Lou kemudian meletakkan kepalanya di bahu Lou.

"Kau masih belum tidur Lou...? apa ada sesuatu yang mengganggumu, atau memang kamu menungguku pulang?" tanya Charl yang masih dalam posisi memeluk Lou dari belakang.

" ayo masuk udara malam ini sangat dingin, tidak baik untuk kesehatan!" ajak Charl pada Lou, tangan Charles menggandeng tangan Lou menuju ke ranjang.

"Lou, boleh aku bertanya? mengapa kamu selalu memeluk Selendang itu saat tidur?" tanya Charl dengan hati hati.

mata Lou kembali menerawang mengingat hari terakhir dia bersama mamahnya. saat itu yang seharusnya mati itu aku bukan mamah. air mata Lou kembali mengalir karena mengingat peristiwa itu.

"Kalau kamu tidak mau cerita juga tidak apa-apa," Ucap Charl.

"Ini adalah selendang yang dipakai mamahku sebelum beliau meninggal karena kecelakaan di jalan raya, mungkin yang seharusnya meninggal itu aku, tapi mamah yang melihat sebuah mobil melaju kencang, dia mendorong tubuhku dan membiarkan dirinya yang tertabrak mobil itu. itu adalah terakhir aku melihatnya. aku pinsan selama dua hari, jadi saat pemakaman aku tidak bisa melihatnya," cerita Lou dengan air mata yang meleleh, melihat itu Charl memeluk tubuh Lou, seolah ingin mengurangi beban Lou.

Charles masih memeluk Lou dan mendekap erat tubuh Lou. " ayo, sekarang kita tidur, istirahat dulu agar besok segar kembali." ucap Charl berusaha menenangkan.