Ibu Muda Presiden Lian [Revisi]
Disuatu pagi yang indah, di kota metropolitan yang dikenal dengan negara idaman bagi para K-pop internasional.
Seoul, korea selatan.
“baiklah, dimana aku bisa mengambil dokumen itu?“ tanya Risa, sejak tadi benda tipis itu terus menempel erat di telinga Risa, perempuan berambut kecoklatan itu terus bertanya dan tak jarang memarahi orang yang sedang dia telpon.
“Seoul grand park?“
Risa mengulangi nama tempat dimana dia harus menjemput Kim Keira.
Risa dengan cepat melangkahkan kakinya ke parkiran mobil untuk segera menuju tempat dimana sahabatnya berada, dan dia harus segera sampai di sana untuk mengambil dokumen penting. Risa tidak mengerti bagaimana Kim Keira bisa seceroboh itu, menabrak seseorang di Seoul grand Park dan untungnya orang itu tidak mempermasalahkannya.
Mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata mungkin salah satu kebiasaan Risa, dia membelah jalanan kota Seoul dengan kecepatan diatas rata-rata, hari ini seharusnya Kim Keira yang pergi bersamanya untuk melakukan penandatanganan tender perihal resort yang baru saja akan dibangun di daerah Busan.
tak lama kemudian ....
Risa dibuat sangat terkejut saat melihat 'Seoul grand Park yang begitu luas, bangunan ini cukup luas.
‘dokumen!’ Oh, Risa hampir saja melupakan maksud kedatangannya kesini untuk mengambil dokumen yang ada di tangan Kim Keira.
“apa kamu baik-baik saja Keira?” Risa bertanya, dia berjalan mendekati sahabat yang menggenggam dokumen.
“aku baik, maaf aku tidak bisa menemanimu, ada sedikit masalah yang harus aku selesaikan disini“ Ucap Keira, sambil menyerahkan dokumen tebal tersebut.
Risa hanya bisa menghela nafas panjang mendengar pernyataan Keira.
“tidak apa-apa, aku bisa melakukannya sendiri, masih ada sisa waktu 30 menit lagi”
“pergilah, dokumen itu harus ditandatangani oleh Tuan Alex, kamu harus cepat karena jika kamu terlambat, dia tak bisa menunggu lagi karena dia harus berangkat ke jepang hari ini“ ucap Keira.
Risa mengangguk mengerti dan berharap jika dia bisa sampai tepat waktu tanpa adanya satupun hambatan.
“baiklah aku akan pergi semoga masalahmu cepat selesai, bye Keira. sampai bertemu di kantor“
Risa segera berlari menuju mobilnya, dia harus sampai di ‘Arts cafe’ dalam waktu kurang dari 30 menit untuk bisa bertemu dengan Tuan Alex, jika dia gagal maka tamatlah riwayatnya.
lima belas menit kemudian ....
Risa sampai tepat waktu di Arts cafe, tapi saat sebelum dia bertemu dengan Tuan Alex seorang anak laki-laki menghampirinya dan memanggilnya dengan panggilan.
“Ibu!”
Dan itu cukup membuat Risa terkejut, sampai dia menghentikan langkahnya untuk menemui Tuan Alex.
“Ibu, maaf membuatmu lama”
Risa terdiam sejenak, apakah Risa salah mendengar? atau anak ini yang salah memanggil?
Anak kecil laki-laki itu berkata lagi. “ayah bilang dia tidak bisa menjemputku, lalu dia mengabariku bahwa Ibu yang akan menjemputku, aku senang karena akhirnya aku bisa pulang bersama Ibu.“
Risa bahkan tidak menyadari saat tangan kecil itu sudah menariknya dengan wajah gembiranya, dia tidak bisa menghentikan langkahnya saat anak berusia enam tahun itu menuntunnya ke sebuah taman kecil yang ada disana
“Adik kecil aku bukan Ibumu, sayang“ ucap Risa pada anak kecil itu, dan dia langsung menatapnya dengan tatapan sedih.
“Ayah!! Ibu jahat!!“ anak kecil itu mulai menangis histeris.
“sayang jangan menangis seperti ini“
Risa mulai panik dan bingung harus melakukan apa?
“aku tidak akan menangis jika Ibu mau pulang bersamaku!“
Pulang? Risa seharusnya bertemu dengan Tuan Alex bukan pulang bersama dengan anak kecil ini, satu-satunya jalan keluar masalah ini adalah dia harus mengikuti keinginan anak itu.
“sayang dengarkan Ibu, Ibumu ada urusan sebentar, kita bisa pulang setelah aku bertemu dengan teman Ibu, jadi--“ Risa menarik nafas panjang, baru saja akan melanjutkan perkataannya sebelum ada suara yang mendahuluinya.
“Kevin“
“Ibu guru“
mata Kevin membulat saat seorang perempuan berambut hitam menghampirinya. “apa ini, ibunya Kevin“
Sekarang Risa sudah hampir kehabisan waktu, dengan cepat dia mencela dan berkata pada guru tersebut.
“ibu guru, aku memiliki kepentingan yang harus segera diselesaikan, jadi aku izin untuk membawa Kevin pergi, kami permisi dulu”
“sampai jumpa, ibu guru“ ucap Kevin yang mengembangkan senyum menampilkan sederet gigi putihnya.
******
Sangat beruntung Risa bisa bertemu dengan Tuan Alex tepat waktu, dokumen sudah ditandatangani. masalahnya sudah terselesaikan, tapi dia lupa tentang masalah Anak kecil yang terus memanggilnya 'Ibu'
“Ibu, ayo kita pergi ketaman bermain“ suara yang nyaring itu menyentak kesadaran Risa.
“oh, tuhan masalah apa ini?“ Risa hanya bisa menepuk dahinya pelan. “Kevin“ dengan pelan Risa mengusap wajah Kevin.
“dengar, aku bukan Ibumu jadi bisakah kita kembali ke 'Seoul grand park' dan mencari dimana keberadaan Ibumu yang sesungguhnya".
“tapi ini Ibuku, Ayah bilang Ibu akan menjemputku“
wajah Kevin merengut yang membentuk satu kekecewaan didalamnya. Bagaimana anak sekecil ini bisa yakin jika Risa adalah Ibunya? Bahkan mereka baru pertama kali bertemu.
Risa berulang kali memijat pangkal hidungnya dan mencoba mencari solusi untuk akar permasalahannya. “aku kesana bukan untuk menjemputmu sayang, aku memiliki urusan lain, jadi bisakah kita--“
Hebat sekarang Risa terlihat seperti orang jahat melihat bagaimana kesedihan di wajahnya yang semakin terlihat jelas di wajahnya, “mungkin saja Ibumu yang sebenarnya sedang menunggumu disana sekarang“
Kevin menggeleng pelan, air mata nyaris menetes dari matanya “Ayah bilang Ibu sudah ada disurga“
Lalu kenapa anak ini menganggap Risa adalah ibunya?
“Ayah bilang Ibu akan kembali lagi dan akan bertemu denganku“
Lelucon macam apa ini? kembali dari surga? Orang dewasa bodoh mana yang mengatakan hal konyol pada bocah polos ini, mendengar ini Risa hanya bisa menahan emosinya.
Kevin mengambil sesuatu dari tasnya dan mengambil lembaran kertas berisi potret wanita cantik hampir membuat jantung Risa lompat dari tempatnya.
“ini Ibu“ ucap Kevin pelan.
Pantas saja anak ini menganggap Risa adalah ibunya, wajahnya wanita di foto itu mirip sekali dengan Risa, yang berbeda hanya warna rambutnya saja, kini Risa bisa percaya jika didunia ini ada tujuh orang yang berwajah mirip.
“benarkan ini Ibu, sejak dahulu aku hanya bisa melihat Ibu dari foto saja, sekarang Ibu benar-benar sudah disini, jadi jangan tinggalkan Kevin lagi, Ibu“
Dalam sekejap Risa terdiam, mulutnya seperti tersumbat hanya bisa tertutup rapat, kenapa masalah ini menjadi begitu rumit.
“ayo kita pergi ketaman bermain, Ayah tidak pernah sempat mengajakku kesana“ ucap Kevin yang anak itu langsung menarik tangan Risa untuk segera meninggalkan cafe tersebut.
'Seoul land' sudah berapa kali Risa pergi kesini? mungkin lebih dari enam kali, terakhir kali mungkin dua bulan yang lalu, 'Seoul Land' di hari biasa tak seramai hari libur, itu membuat Risa bisa sedikit leluasa mengajaknya menaiki beberapa wahana di sana.
Anak kecil itu terlihat sangat senang, Risa bahkan mengabadikan beberapa moment bersama Kevin dalam jepretan yang menakjubkan, dalam balutan seragam yang terlihat mulai kusut Kevin menampilkan deretan gigi putihnya pada Risa.
“Ibu ayo kita naik itu”
Kevin menunjuk komedi putar dengan penuh antusias, Risa cukup terkejut sebentar. komedi putar? Risa tidak menyukai itu, dia bisa mual-mual seketika, tapi wajah polosnya membuat Risa tidak berdaya untuk menolaknya.
Benar saja setelah selesai dengan wahana komedi putar, perut Risa seperti sedang mengaduk-aduk membuatnya mual.
“Ibu, apa Ibu baik-baik saja?“ tanya Kevin yang mulai cemas.
Risa berusaha tersenyum dan berkata “bagaimana kalau sekarang kita membeli Ice Cream?”
Kevin mengangguk senang dan berkata “aku ingin Ice Cream coklat yang banyak!”
“Wah, aku juga sangat menyukai Ice Cream coklat“
Risa yang mengacak pelan rambut Kevin dengan gemas dan dengan lembut dia membawa anak kecil tersebut mendekati sebuah truk Ice Cream.
Dua Ice Cream dengan ukuran besar dengan butiran kacang bisa dihabiskan mereka berdua, saat sedang duduk di bangku taman secara terbuka Kevin menceritakan tentang sekolahnya dan Risa hanya menanggapinya penuh minat mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut kecil Kevin.
“hei apa yang ingin kalian lakukan!“ tanya Risa yang terkejut saat beberapa orang berbadan besar menariknya paksa untuk menjauhi Kevin.
“kamu ingin menculik anakku? Dengan mengajaknya pergi ketaman bermain, lalu kamu akan meminta uang tebusan dariku?“ ucap Pria dengan berjas hitam dan raut wajah begitu datar.
Suara dingin itu benar-benar membuat Risa ingin memarahinya
'menculik? Apa maksudnya ini? Setelah dua orang bertubuh besar ini kenapa harus ada lagi orang yang menyebalkan dan menuduhnya sebagai penculik?'
“aku bukan penculik!!“ Risa yang mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman pria besar disampingnya. “kamu salah orang!!“
“Ayah, tolong jangan biarkan paman itu menyakiti Ibu!“ Kevin nyaris menangis saat menarik ujung jas yang Ayahnya kenakan.
“Ibu“ Alisnya terangkat.
“bukankah Ayah bilang Ibu akan kembali dari surga, lihat sekarang Ibu sudah kembali“
“bodoh!“ ucap Risa dan membuat pria itu terkejut menatapnya.
“Bodoh?” tanya pria itu dengan wajah kesal dan bingungnya.
“Ya, kamu pria bodoh yang membohongi anakmu sendiri!“ Risa bahkan tak sadar jika ucapannya membuat hati pria itu terluka.
“Ibu“ suara pelan itu berasal dari Kevin, “Ayah ..”
itu adalah kata yang diucapkan Kevin sebelum kesadarannya hilang.
Di rumah sakit pusat kota.
Risa terus duduk di depan ruang perawatan hampir dua jam menunggu Kevin terbangun, seharusnya dia bisa saja pergi begitu dari rumah sakit ini, tanpa perlu menunggu anak kecil itu kembali sadar, tapi ada sesuatu yang mendorongnya hatinya kecil Risa agar melakukan ini semua.
“Kevin alergi terhadap kacang, kamu seharusnya tak memberinya kacang!“ suara datar Jung Lian Cho membentak Risa.
gadis itu mengangkat kepalanya hanya untuk memastikan raut wajah Jung Lian Cho.
Pria itu sudah tidak rapi seperti saat pertama bertemu dengan ditaman tadi, jas hitam sudah tidak melekat lagi di tubuhnya, Lian mengenakan kemeja putih dengan garis hitam dan celana hitam yang terlihat cocok di tubuhnya, kekhawatiran terlihat jelas di setiap ekspresi wajahnya.
“Aku\-\-tidak memberinya kacang“ ucap Risa, dia mencoba mengingat apa yang dia berikan pada Kevin. “aku hanya memberi Ice Cream dengan butiran kacang”
Wajah Lian langsung menatap Risa dengan tatapan dingin dan berkata padanya “itu sama saja bodoh! Kamu hampir mencoba untuk membunuhnya“
“Bodoh?” Risa kesal, dia tak suka saat pria itu membentaknya. “aku tidak tahu jika dia akan kesulitan bernafas dan aku juga tidak tahu bahwa dia alergi terhadap kacang!”
Jung Lian masih menatap tajam pada Risa.
Gadis di depannya masih setia menunggu Kevin sampai sadar dengan suka rela, padahal dia bisa saja pulang dari tadi jika bukan karena Kevin.
“salahmu bukan hanya itu saja, kamu tahu aku hampir saja menyuruh seluruh polisi di Seoul untuk mencari anakku“
“ini bukan jelas salahku, Kevin yang memaksa memanggilku 'Ibu', lalu dia memaksaku ikut dengannya, saat aku mencoba membawanya kembali ke tempatnya, tapi terus dia menolaknya“ ucap Risa sudah sangat kesal, ini bukan salahnya.
dia tak suka cara pria itu menghakiminya seolah\-olah Risa adalah dalang dibalik semua ini, meskipun secara tidak langsung memang salahnya tapi bukan sepenuhnya salah Risa.
“dan kamu juga begitu saja membawa anakku tanpa tahu siapa dia?” ucap pria itu lagi, dia terus menumpahkan segala masalah pada gadis yang bahkan belum dia ketahui namanya.
Risa memijat pelan dahinya, entah dengan cara apa dia harus menjelaskan tentang kejadian yang dialami.
Kim Keira, Tuan Alex, dan taman bermain.
Risa tidak yakin jika pria dihadapannya mau mendengarkan penjelasannya, yang Risa ingat sejak tadi pria itu terus menerus menatapnya dengan tajam dan dingin.
“Ibu“
Itu suara Kevin, Lian dengan cepat masuk dengan Risa yang mengikuti dari belakang, pria itu mengusap kepala Kevin, raut ketegangan hilang seketika tergantikan dengan senyuman. “kamu baik\-baik saja, jagoanku?“
“ya, aku baik\-baik saja Ayah”
“bukankah sudah Ayah bilang jangan memakan sesuatu yang berhubungan dengan kacang, Kevin tak menuruti kata\-kata Ayah“
Anak kecil itu hanya mengangguk dengan raut ketakutan, Risa menatap dengan tidak percaya, Kevin baru saja sadar dan pria itu langsung memarahinya.
“hei! Jangan bersedih seperti itu, Ayahmu hanya khawatir padamu. Seharusnya Kevin mengatakan padaku jika kamu alergi kacang. Lain kali jangan lakukan itu, mengerti“ Risa yang mengangkat tangannya untuk melakukan high five dengan Kevin.
“kupikir Ibu akan meninggalkanku“
“tentu saja Ibu tidak akan meninggalkan Kevin, kamu sedang sakit dan Ibu tidak akan meninggalkanmu saat Kevin sakit”
“apa itu artinya setelah aku sembuh Ibu akan meninggalkanku? Apa aku harus sakit selamanya agar Ibu tidak meninggalkanku lagi?”
Kata ini jelas bukan perkataan yang Risa ingin dengar dari anak kecil itu. “Hei, kenapa Kevin berkata seperti itu? Tentu saja Ibu akan menemanimu, justru Kevin harus segera sembuh agar kita bisa kembali bermain bersama”
“benarkah kita bisa pergi ke taman bermain lagi? Lain kali pergi bersama Ayah“
mata Kevin menatap Lian penuh dengan harapan, menunggu persetujuan secara langsung dari Sang Ayah yang masih tidak mengerti dengan jalan cerita yang Risa mainkan.
Lian mengangguk, membiarkan putra kecilnya untuk bahagia.
“Kamu!“ Lian menunjuk Risa. "Kita harus bicara nanti!“
Risa menarik nafas dalam\-dalam, mungkin kepalanya sudah terbentur sesuatu hingga ucapannya tak beraturan lagi, Cinta pasti akan tertawa mendengar kejadian yang dialami hari ini.
\*\*\*\*\*\*\*
"Ibu?“ Alis Lian terangkat, pria itu menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, Menatap Risa tanpa berkedip.
“kamu bercanda? bagaimana bisa kamu membohongi Kevin?”
Setelah menunggu Kevin tertidur Lian membawa Risa ke taman yang ada di lantai atas, tempatnya cukup sepi tapi dari sini langit malam terlihat jelas.
“membohongi Kevin?“ tanya Risa yang tidak percaya percaya dengan ucapan Lian. “aku melakukan ini karenamu, kamu yang berkata padanya jika Ibunya akan kembali dari surga, bagaimana bisa seseorang kembali dari surga?“
“kamu selalu mengalahkanku sejak awal, seolah\-olah aku yang menyebabkan kekacauan ini, kamu bahkan tidak tahu jika hari ini aku hampir kehilangan kontrak kerjasama dengan seseorang karena dia tiba\-tiba memanggilku 'Ibu!'“ Risa berteriak mencoba menyalurkan kekesalannya.
“kamu bahkan menuduh aku penculik, lalu sekarang kamu marah? Apa yang harus aku katakan pada Kevin, saat dia rela sakit selamanya hanya demi menahanku agar tetap disisinya!“
“karena semua memang salahmu, kamu seharusnya tidak muncul di depan Kevin“ Lian juga mulai kesal.
“ini sangat lucu! Kamu bahkan masih menyalahkanku, kita bahkan tidak saling mengenali dan kamu sejak tadi kau terus menyalahkanku!“ Risa mengangkat tangannya ke udara dengan ekspresi lelah. “aku pulang, tidak ada gunanya berdebat denganmu, sampaikan salamku untuk kevin.”
Lian hanya bisa memandangi punggung kecil gadis itu yang semakin menjauh, pria itu sungguh tidak mengerti apa yang dia lakukan sekarang, hanya karena gadis itu mirip dengan mendiang istrinya, semua memori kenangan buruk terhampar jelas membuat suasana hatinya kacau.
jangan lupa juga mampir di cerita aku yang lain :
\- Aku bukan takdirmu
\- Angel of death or Siren Prince
\- Istri Lugu Presiden Han
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Aqiyu
waw bab 1 lumayan panjang
2022-03-08
0
AfiQa
menarik meskipun aku baru baca udah End
2021-01-08
0
Lies Maulana
Baru pertama baca udah seru..
2020-09-16
0