BAB 4

Tangan ku langsung menekan sambungan telepon dan bersiap untuk memulai acara meeting. Terlihat sudah ada beberapa orang yang sudah menunggu. Sembari menunggu Rio membawa berapa file file yang kubutuhkan untuk presentasi aku mengobrol dengan salah satu klien ku untuk membahas rencana ini. Aku mulai menarik napas yang dalam dan bersiap memulai acara presentasi saat Rio kembali keruangan dengan beberapa file ditangannya.

Aku memulai pembahasan rencana pembangunan sebuah pusat perbelanjaan di pinggir kota. Semua detail rencana mulai dari potensi pasar dan keuntungan yang akan didapatkan kedua perusahaan dari pembangunan ini. Aku berterima kasih kepada mereka yang sudah bersedia hadir memberikan perhatian penuh selama persentasi yang kupaparkan. Aku percaya dan mereka akan mengambil keputusan yang baik dari hasil pemaparanku. Mereka juga tau bahwa proyek ini adalah sebuah proyek menjanjikan yang tidak hanya memberikan keuntungan finansial semata tapi dampak positif juga pada area pembangunan tersebut.

Rapat berlangsung lancar dengan tepuk tangan dari mereka. Diskusi dan klarifikasi dilakukan hingga keputusan pihak ASGAF menyetujui kerja sama ini. Aku lega sekali karena semua yang aku harapkan berjalan sempurna tanpa hambatan.

Hari pun sudah berganti siang. Aku melihat jam yang melingkar ditangkan kiriku sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Aku memutuskan untuk pulang setelah rapat selesai aku sudah merindukan seseorang yang telah kutinggalkan dari pagi. Wanita itu adalah Andriani seorang wanita yang selalu memenuhi pikiranku.

Aku bergegas keluar dari ruangan meeting bersama Rio yang berjalan disamping ku. Kami sudah berada di basement tempat mobil terparkir. Aku meminta Rio untuk tidak mengantarkan ku pulang. Dan dia bisa pergi berjalan jalan sendiri saat ini. Aku menaiki mobil ku dan mulai meninggalkan gedung perusahaan. Lalu lintas kota yang sedikit padat seperti biasanya. Dengan sabar menikmati jalanan disiang hari dengan musik yang menyala dari mobil. Perjalanan ini ku tempuh dengan jarak satu jam karena kemacetan tadi. Hingga mobil ku sekarang sudah terparkir di halaman rumahnya.

Aku memasuki rumah dengan membawa sebuah buket bunga untuk dia yang selalu menyukainya. Aku duduk diruang tamu sambil menunggunya untuk turun. Akhirnya aku bisa bersantai setelah beberapa jam berada di ruang meeting yang cukup tegang. Aku kembali memanggil Andriani dan masih belum ada jawaban. Beberapa menit menunggu akhirnya langkah kaki Andriani mulai menuruni anak tangga satu persatu dari atas.

"Maaf sayang..., kalo menunggu lama," kata andriani dengan suara serak.

"Yaa sayang ... Tidak masalah. Ini aku ada sesuatu "ucap ku sambil memberikan mawar putih kesukaan Andriani.

"Terima kasih sayang kamu sangat mengerti sekali kesukaan ku"jawab Andriani dengan spontan mencium pipi ku

Lalu aku menuntunnya untuk duduk bersama disofa, Andriani menatap mataku dengan penuh perhatian dan menantikan hasil dari meeting ku hari ini. Andriani sangat senang ketika mengetahui bahwa klien ku menyetujuin kerja sama kami. Dia juga berharap jika kerja sama ini akan berjalan lancar hingga akhir. Mendengar kata katanya aku sangat senang dan merasa sangat diperhatikan.

Ditengah percakapan kami mengenai urusan perusahaan tiba tiba saja terucap dari mulut Andriani yang sangat aku takutkan selama ini. Dan hal itu benar saja terjadi.

"apa aku boleh ikut kamu pulang ke spanyol?"andriani menatap mataku

"untuk apa sayang kau ikut itu akan menjadi masalah besar nantinya"aku membelai lembut rambutnya

"aku tidak ingin sendirian disini"andriani menampilkan wajah sedihnya.sungguh aku tidak bisa melihat wajah sedihnya.

"tidak untuk saat ini,lagipula kamu tidak sendiri aku selalu bersama mu sayang"aku memeluk tubuhnya

Andriani langsung melepaskan pelukanku melempar bunga nya kesofa. Kaki nya berjalan cepat munuju kamar mandi. Andriani bahkan tidak menghiraukan panggilan ku saat memanggil namanya,aku tau dia pasti marah saat ini tapi aku tidak ingin andriana tau kebenarannya secepat ini terutama sekarang masih ada mommy disana. pasti aku bisa dipecat dari daftar anaknya jika dia mengetahui semua ini.

...****************...

Aku bersandar pada pintu kamar mandi tidak perduli dia mengejarku atau tidak. yang kurasakan saat ini adalah sakit pada hatiku , aku merasa kecewa atas perkataanya,dia masih saja melarangku untuk ikut bersamanya padahal aku sudah benar benar bosan tinggal sendiri dirumah ini,sedangkan dia mungkin selalu bermesraan dengan kakak ku andriana disana.

Aku menghidupkan shower hingga air turun membasahi tubuhku. menangis dibawah derasnya air mengalir hingga tidak terasa tanganku sudah memutih karena kedinginan. aku memakai jubah mandi ku dan menuju walk in closet kulihat dia sudah tidak ada disana. padahal tadi dia memanggilku pria macam apa itu , aku membuka lemari pakaianku dan mengambil sebuah dress selutut untuk kupakai dan merapikan rambutku didepan meja hias tiba tiba sebuah tangan melingkar ditubuhku dan aku tau tangan siapa itu.

"masih marah sayang?"ucapnyanya dileherku aku diam tidak membalas ucapannya dan melepaskan pelukannya tetapi dia makin mempererat pelukannya padaku.

Peter tetap memaksa ku untuk berbicara

"pergilah aku tidak ingin melihatmu disini"aku membuka suara ku dan membalikkan tubuhku hingga saat ini mata kami bertemu.

"Sayang aku minta maaf okay,aku berjanji akan membawamu bersamaku tetapi tidak untuk saat ini"peter meraih dagu ku dan memberikan ku kecupan singkat.

Aku melepaskan ciuman peter membuat dia bingung karena aku menolak ciumannya yang selama ini selalu aku dambakan.

aku langsung meraih tas dan memakai sepatu ku meninggalkanya disana , peter terus mengejarku tapi aku terus berjalan hingga masuk kedalam mobil dan menjalankannya menjauhi rumah itu. hanya ada teriakan peter yang terdengar samar samar dari mobil ku.

Entah akan pergi kemana aku malam ini. mungkin aku perlu sedikit bersenang-senang hingga aku memutuskan untuk mengunjungi sebuah Club malam yang berada dikota ini. mobilku terpakir dipinggir jalan,kaki ku melangkah memasuki club dimana club ini sangat ramai pengunjung setiap harinya.Bau alkohol dan rokok menyeruak diruangan ini membuat kepala ku sedikit pusing dan banyak pasangan yang tidak malu malu lagi menunjukkan kemesraan mereka bahkan banyak dari mereka yang melakukan make out disofa.setidaknya jika mereka pria kaya mereka bisa menyewa kamar untuk melakukan hal itu.

Aku berjalan menuju bar dan duduk disana seorang diri. seorang bartender menghampiriku sambil membawakan satu botol minuman yang dituangkan kedalam gelas.Ku minum cairan itu dengan sekali teguk dan terus meminumnya hingga setengah botol habis , mungkin sedikit menari itu akan menyenangkan.

aku menari dilantai dansa dengan badan dan pikiran yang sudah tidak bekerja sama lagi. seorang pria datang dan mengajakku menari dengannya,aku pun mengikutinya salah satu tangannya memegang botol minuman dan satu tangannya lagi melingkar diperutku. Aku menari mengikuti alunan musik diclub ini dan menggerakkan tubuhku hingga tubuhku menyentuh tubuh pria ini dan merasakan benda keras dibawah sana yang menggangguku. aku memutuskan untuk pergi darinya dengan jalan yang sedikit pusing, pria ini melarangku untuk pergi darinya tapi aku mengatakan jika aku ada urusan penting bukannya mengerti tetapi pria ini malah menarikku. Dengan sisa-sisa tenaga aku mendorongnya dengan kuat dan berlari menuju mobilku memasukkan kuncinya dengan buru buru takut jika dia masih mengejar dibelakang. aku menginjak gas mobil ku dengan kecepatan tinggi hingga disimpang perbelokkan ada sebuah mobil besar yang melaju cepat kearahku dan menabrak mobil ku

"tidakkkkk!!!"aku berteriak sebelum kesadarku hilang

...****************...

Setelah andriani pergi meninggalkan rumah, peter langsung menyusulnya tetapi dia kehilangan jejak mobil yang dibawa oleh andriani. peter menyusuri jalanan saat akan kembali kerumah ia memberhentikan mobilnya saat melihat sebuah keramaian didepan sana,peter turun dari mobil dan menghampiri keramaian tersebut.

peter begitu shock saat melihat kecelakan itu berasal dari mobil andriani , dengan cepat ia meminta orang orang disana untuk memasukkan andriani kedalam mobilnya.

peter langsung membawa andriani kesebuah rumah sakit peter terus berdoa disepanjang jalan agar andriani tetap hidup dia begitu takut saat melihat andriani begitu banyak bersimbah darah dari kepalanya.

"dokter...suster...tolong ada pasien kecelakaan"peter berteriak memanggil dokter dan perawat dirumah sakit itu dengan cepat mereka datang membawakan bangsal untuk andriani.peter langsung membaringkannya disana suster dan dokter membawa andriani kedalam ruang ICU untuk diberikan tindakkan lanjut.

"tolong tuan tunggu disini"cegah perawat itu kepada peter membuat peter mengeram.bagaimana bisa ia menunggu disini sedangkan kekasihnya didalam seorang diri melawan rasa sakitnya sendirian.

Peter terus berjalan mondar mandir seperti setrikaan didepan ruangan itu. Didalam sana andriani ditangani hingga beberapa jam, pintu ruang ICU terbuka dokter keluar dengan memberikan penjelasan kepada peter bahwa keadaan andriani tidak begitu baik andriani mengalami benturan yang sangat kuat dikepalanya dan juga tangan kanannyaa yang cidera akibat kecelakaan tersebut. penjelasan dokter itu membuat peter semakin bersalah terhadap andriani dan menyalahkan dirinya sendri yang tidak becus menjaga kekasihnya itu.

Besoknya Andriani sudah dipindahkan keruang perawatan VIP walaupun Andriani belum juga membuka matanya hingga saat ini. tubuhnya terbaring lemah diranjang rumah sakit dengan selang oksigen dihidungnya serta perba. dikepalanya membuat peter tidak ingin pergi dari posisinya.peter dengan setia terus menjaga andriani menunggunya sadar dan terus berada disamping andriani membaca doa untuk meminta kesembuhan andriani.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!