Hari ini Tesya pulang di antar Kevin,rasa canggung dan sungkan masih saja menyelimuti hatinya.Padahal mereka sudah sering ngobrol dan bertatap muka.Sepanjang perjalanan mereka hanya diam,karena memang tak ada topik yang akan di bicarakan.
Selama perjalanan Tesya melihat pemandangan sekitar lewat jendela samping,sesekali melirik bosnya yang sedang fokus di balik kemudinya. Kevin pun demikian kadang melirik seseorang yang duduk manis di sampingnya.
Tiba - tiba mata Kevin dan Tesya bertemu dalam satu pandangan. Kemudian keduanya tampak tersenyum malu.
" Sya,kalau kita makan dulu keberatan ga, soalnya saya sudah lapar,kata Kevin membuka percakapan."
"Iya pak ga papa,jawab Tesya."
" Kamu mau makan apa Sya,tanyanya lagi."
" Terserah bapak saja,saya ngikut."
Kevin melajukan mobilnya ke restoran seafood langganannya. Hatinya girang ia tak percaya bisa makan berdua dengan pujaan hatinya.Entah sejak kapan Tesya menempati ruangan terindah di hatinya. Yang jelas dia bahagia dengan perasaannya saat ini.
Sesampainya di restoran Kevin memilih meja yang ujung biar bisa ngobrol bebas dengan Tesya tanpa terganggu dengan orang yang berlalu lalang.Tapi kenyataanya mereka hanya diam saja sampai seorang pelayan datang memberikan menu.
"Ini menunya pak buk,mau pesan apa tanya pelayan itu."
Dengan bersamaan Kevin dan Tesya berkata udang goreng tepungnya satu ya mas.Kemudian mereka tersenyum dan kembali memilih makanan yang lain.Sambil menunggu pesannya datang Kevin memberanikan diri buat mengajak Tesya ngobrol.
" Sya ,panggil Kevin."
" Iya ada apa pak,jawabnya."
"Kamu suka udang goreng tepung juga,kata Kevin."
"Iya pak,suka sekali dan bahakan sering masak sendiri juga."
" Wah jago masak ya."
" Ga juga sih pak hanya beberapa masakan yang saya bisa. Dulu suka bantuin mama kalau masak sekarang ya dikit - dikit bisa."
" Kapan- kapan boleh dong di bawain masakannya,pinta Kevin."
" Boleh kok nanti kalau habis cuti saya bawain buat bapak."
Mereka asik ngobrol sambil menghabisakan sisa makanan. Kevin dan Tesya sudah mulai akrab,bukan sebagai karyawan dan atasan tetapi sebagai teman. Itu poin tersendiri buat Kevin agar lebih semangat buat merebut hati Tesya.
Selesai membayar, Kevin dan Tesya meninggalkan restoran, mereka berjalan beriringan menuju mobil.
Di dalam mobil ,Tesya kembali mengajak ngobrol Kevin untuk menghilangkan rasa ngantuk dan canggung.
" Kalau boleh tahu kenapa bapak kok ga pernah jutek sama saya, padahal kata teman - teman bapak itu terkenak jutek dan galak."
"Masa sih saya jutek padahal menurutku biasa saja.Kalau galak sih iya aku akui tapi ya masih wajar kalau ada yang salah ya kena marah."
" Jangan marah - marah lah pak nanti karyawannya pada kabur,goda Tesya."
" Bisa aja kamu Sya,mereka ga mungkin kabur, kalau kabur nganggur dong,jawab Kevin."
" Iya juga ya pak, tapi paling tidak bapak jangan galak - galak kan mereka sudah susah payah kerja kalau salah masih di omelin sama bapak kasihan tahu pak."
" Iya deh mulai besok bisa kok di ubah,masih ada masukan lagi,tanya Kevin."
" Ini hanya masukan ya pak kalau bapak laksanakan syukur tidak juga tidak apa - apa. Begini ya pak kan kita kerjanya per devisi ,misal di adakan bonus buat mereka yang bisa kerja secara baik gimana pak,kan nanti mereka bisa berlomba - lomba jadi yang terbaik."
" Usul yang baik besok bisa saya bicarakan dengan yang lain.Ada usul yang lain lagi ga Sya."
" Udah itu saja sih pak,yang jelas bapak seringin senyum.Kan kalau senyum bapak kelihatan ganteng,kata Tesya yang tiba - tiba memelankan suaranya."
Tetapi Kevin tetap mendengar apa yang di ucapkan Tesya tadi.Ia hanya tersenyum sambil melihat Tesya yang menutup muluynya dengan kedua tangan.
Karena keasikan ngobrol Kevin sampai lupa membelokkan mobilnya ke gang rumah Tesya,dan akhinya mereka harus memutar balik menuju ke rumah Tesya.
Sesampainya di depan rumah,Tesya turun dan mengucapkan terima kasih kepada Kevin yang sudah mengantarkannya pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments