Hati Kevin yang beberapa waktu lalu sempat terpuruk kini mulai terobati. Rasa sakit yang pernah dirasa begitu perih kini mulai sirna. Bahkan sikap dingin dan juteknya pun sudah banyak berkurang. Itu semua karena seorang Tesya, karyawan baru di perusahaanya yang mampu merubah segalanya. Kini senyuman selalu menghiasi bibirnya. Bahkan tak pernah absen menyapa karyawannya padahal sebelumnya ia terkenal cuek dan bodo amat sama semuanya.
"Pagi pak Kevin, ini laporan yang kemarin bapak minta,kata Intan sembari menyodorkan beberapa map."
" Pagi juga Tan,oh iya terima kasih. Tolong desain yang berikutnya nanti siang ya. Ini kok tumben kamu yang nganter Tesya kemana,tanyanya?"
" Oh Tesya baru ke toilet pak, terus minta tolong saya buat ngantar berkas ini ke bapak,jelas Intan."
" Oke,nanti kalau Tesya sudah selesai suruh langsung kesini ada yang mau saya bicarakan."
Intan menggangukan kepala dan keluar dari ruangan Kevin.Dalam benaknya bertanya tanya ada hubungan apa antara pak Kevin dan Tesya kok mereka sekarang sering bertemu.
"Sya, di suruh ke ruangan pak Kevin, kata Intan yang baru aja masuk ruangan."
" Kan berkasnya udah kamu anter Tan kok Tesya harus menghadap emang ada yang salah sama laporannya, kata Lia yang ikut nimbrung."
" Laporannya emang ga ada yang salah , tapi pak Kevinnya emang mau ketemu sama Tesya, jelas Intan."
"Oke dech bentar lagi kesana,jawab Tesya."
" Jangan lama lama keburu pak bos marah loh, kan serem kalau lagi marah bisa di gigit nanti, kata Lia."
" Pak bos sekarang sudah jinak Li, udah di taklukin sama pawangnya,cerocos Intan."
"Emang pak bos singa ya kok ada pawangnya,kata Lia."
" Aduh Li elu lemot kok ga sembuh sembuh sih, gerutu Intan."
Melihat Intan dan Lia yang sedang berdebat Tesya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Dia tak habis pikir mereka bisa bersahabat padahal kalau lagi ga akur persis Tom dan Jerry.
Tak jauh dari tempat Tesya ada sepasang mata yang terus mengawasinya. Sepasang mata Kevin yang tak pernah berpaling sedetikpun sepasang mata yang tak pernah bosan memperhatikan Tesya.
Tok..... tok..... tok suara ketukkan memalingkan pandangannya ke pintu. Disana tampak Tesya menunggu di persilakan masuk.
" Siapa?silakan masuk,perintah Kevin."
" Maaf pak ,kata Intan tadi bapak memanggil saya ada apa ya?"
" Duduk dulu Sya , jadi begini desain yang kamu berikan ke saya tempo hari udah di setujui sama pemesannya. Jadi saya ingin mentraktir makan tim kamu. Nanti siang makan di resto samping kantor saya tunggu di sana,jelas Kevin."
" Oh iya satu lagi ini surat cuti yang beberapa hari lalu kamu ajukan,kata Kevin sambil memberi amplop."
" Terima kasih pak kalau begitu saya kembali ke ruangan ya ,pamit Tesya yang kemudian berlalu dari hadapan Kevin."
Di ruang kerja Intan dan Lia panik ketika melihat Tesya membawa amplop coklat di tangannya. Kemudian mereka buru buru menghampiri Tesya dan bertanya.
" Iti surat apa Sya, tanya Intan dan Lia bersamaan?"
" Wihhh tumben kompak,ledek Tesya."
" Apaan sih Sya ga lucu namanya juga panik,kata Intan kesal."
" Lagian lihat orang bawa amplop coklat saja langsung panik sih, orang ini surat cuti kok bukan surat SP,jawabnya."
" Untung,,,,hampir saja copot jantungku lihat tu amplop,kata Lia."
" Eh iya ntar siang diajak makan sama pak bos,katanya desain kita yang kemarin udah di list sama pemesannya,kata Tesya."
" Tumben pak bos ngajakkin makan kesambet apa ya ,tanya Lia?"
" Bukan kesambet Li, mungkin pak bos lagi jatuh cinta. Semenjak Tasya masuk pak bos sering ngajakin makan ,udah ga sering marah marah kaya dulu."
" Kalian ngaco, mana mungkin pak bos naksir aku, itu ga mungkin pakai banget. Secara pasti seleranya tinggi bukan kaya aku gini."
Pukul 12.15 tiba waktunya istirahat, Intan, Lia dan Tesya tampak meninggalkan kantor buat makan siang. Di susul pak Kevin dan Arda juga meninggalkan ruangannya buat makan.
Sepanjang perjalanan Arda dan Kevin ngobrol soal pekerjaan dan soal kedekatannya dengan Tesya.
" Sejauh mana pendekatan sama Tesya,tanya Arda."
" Baru sebatas kenal sih bro belum pdkt, lagian Tesya susah banget di dekati. Bahkan nomornya pun aku belum punya,gimana mau pdkt."
" Aduh Vin, elo itu bos kalau mau tahu soal karyawan tinggal bilang ke HRD kan bisa, pasti mereka tahu kan data karyawan."
" Bener juga sih coba ntar habis makan siang mampir ke bagian HRD bentar."
" Cinta itu ternyata bisa ngubah orang pinter jadi bodoh ya Vin, ledek Arda."
Arda selalu memberi saran dan memantau Kevin. Soalnya tahu sendirikan, Arda terkenal lebih pengalaman soal cinta di bandingkan sahabatnya, walaupun dirinya sampai sekarang masih sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Wisu Mmhwilman Ilham
kevin ktanya boss tpi kok lmot sih tinggal nanyain k hrd kta s arda jga
2020-02-02
4