Setelah perjalanan yang panjang dimana tidak ada satu pun dari kami yang berbicara kami pun akhirnya sampai di tempat yang kami tuju yakni Hovercar Truman yang begitu ia cintai, hari sudah larut malam dan mungkin sebentar lagi pagi
Truman membuka pintu kursi bagian belakang dan mendudukkan gadis itu secara perlahan, gadis itu masih tak sadarkan diri untuk beberapa saat Truman terus menatap gadis itu tatapannya sendu tetapi Ia kemudian menggelengkan kepalanya dan menutup pintu setelah A.V masuk dan duduk di sebelah gadis itu
Setelah masalah itu selesai Ia pun berbalik ke arahku yang masih penasaran akan gadis itu, aku sampai tidak sadar bahwa Ia mengangkat kepalanya untuk memukul kepalaku, walaupun tidak sakit tetap saja aku terkejut
"Hey, untuk apa itu?!", Aku menatap ke wajah Truman dan entah mengapa wajahnya terlihat begitu sedih, alisnya yang tebal turun dan bibirnya mengerut terutama matanya yang terlihat seperti ingin menangis, setelah beberapa saat Ia pun menarik nafas dalam-dalam
"Untuk… menjadi anak bodoh dan pergi ke sembarang tempat menyelamatkan gadis Android.", Aku kebingungan mendengar perkataannya karena biasanya Truman tidak begitu anti dengan tindakan heroik layaknya menyelamatkan seseorang bahkan Android karena Ia sendiri juga adalah seorang Cyborg
"Eh? Mengapa begitu? Apa salahnya aku pergi menolongnya dan lagi pula bukan Aku yang berinisiatif untuk pergi ke sana melainkan A.V.", mendengar penjelasan ku seketika Truman berdecik kesal, bahkan semua kekesalannya kini terukir di wajahnya, matanya tidak lagi menatapku tetapi menoleh ke kiri bawah seperti memikirkan sesuatu, aku terus menatapnya berharap ia menjelaskan sesuatu kepadaku
"Truman?", Suaraku seperti membangunkannya dari lamunannya sejenak Ia menatapku dengan tatapan layaknya orang yang bingung untuk beberapa saat Ia terus menatapku sebelum kemudian memegang kedua pipiku yang dimana sontak membuatku terkejut
"Hey, ada apa pak tua?", Aku tertawa kecil dengan tingkahnya yang begitu aneh, Ia terus menatapku dengan bisu tetapi setelah beberapa saat Ia tersenyum sembari tertawa kecil
"Setidaknya kamu masih berada disini dan aku akan selalu berada di sisimu.", Ia menatapku dengan tatapan begitu serius dan senyum yang begitu tulus, terdapat sosok dari diriku di mata Emerald-nya dan aku mendapati diriku tersenyum sembari memegang tangannya yang ada di pipiku
"Kalau itu tidak perlu ditanyakan lagi, bukan?", Truman menatapku untuk beberapa saat sebelum kemudian tertawa kecil dan menurunkan tangannya dari pipiku, Ia membalikkan badannya dan kembali ke dalam Hovercar mengikuti langkahnya aku pun juga ikut masuk ke dalam Hovercar
Setengah perjalanan kami habiskan dalam keheningan, aku ingin sekali bertanya kepada Truman mengenai apa yang telah terjadi tetapi aku dapat menaksir melihat tingkah lakunya beberapa saat tadi bahwa ini bukanlah saat yang tepat untuk bertanya
"Kamu boleh bertanya jikalau kamu mau, tetapi aku tidak akan menjawab jikalau aku tidak dapat menjawabnya.", Truman berkata dengan nada datar, pandangannya masih terfokus ke jalan yang ada di depan kami, banyak orang berkendara berlawanan arah dengan kami menuju Monspes, masuk akal mengingat bahwa hari telah pagi, aku berpikir dalam-dalam mengenai pertanyaan apa yang akan kuberikan
"Apakah kamu mengenal gadis ini?"
"Iya.", Begitulah jawaban singkat yang berasal dari Truman, menyadari bahwa Ia akan menjawab SESUAI dengan apa yang aku tanyakan maka aku pun berusaha untuk membuat pertanyaannku menjadi lebih spesifik
"Bagaimana kamu bisa mengenalnya?", Aku terus menatap wajah Truman untuk memperhatikan jikalau ada perubahan ekspresi di wajahnya
"Aku tidak dapat menjawab itu.", Ia berpikir lama sebelum menjawab itu
"Siapa nama gadis ini?", Mata Truman kini sedikit terbelalak dan sama seperti pertanyaan sebelumnya Ia memerlukan waktu yang cukup lama sebelum menjawab pertanyaan ini
"Fidei, Fidei Vistakovich.", Mendengar nama "Vistakovich" aku sontak tidak dapat menahan rasa terkejutku
"Eh? Vistakovich?!, apakah maksudmu seperti Prima Vistakovich?", Mendengar ini Truman hanya terdiam tetapi kini ekspresi wajahnya berubah, kelopak matanya seperti ingin menutupi matanya, seperti Ia berusaha untuk menahan rasa sedih yang begitu mendalam
Sebelum aku dapat bertanya apa-apa lagi atau berbicara mengenai alasan mengapa Ia terlihat begitu sedih bayang-bayang kota Defecto dapat kami lihat secara perlahan dan aku pun memutuskan untuk diam
Disaat kami sampai di Defecto orang-orang sedang sibuk berkeliaran, ada yang mempersiapkan barang-barang, ada yang asik bercerita dan banyak macam lagi kegiatan jenis lain, Truman terus berkendara hingga sampai ke kediaman kami, Ia memarkirkan mobilnya di dalam garasi yang sekaligus merupakan ruang kerja kami
Untuk beberapa saat Ia terdiam, menarik nafas dalam-dalam sebelum kemudian menghelanya setelah itu matanya pun Ia tuju kepadaku, pada saat itu aku sedang mengintip A.V yang sedang tertidur tetapi setelah merasakan tatapan Truman aku pun kembali menghadapnya
"Tolong, ambil sebuah kain yang bisa aku gunakan untuk menutupi gadis ini.", Aku menatapnya dengan tatapan kebingungan
"Eh? Untuk apa kita menutupnya?", Tetapi bukannya menjawab Truman hanya melotot ke arahku dengan tajam dan menyadari bahwa ini bukan waktunya bertanya aku pun segera keluar dari mobil untuk mengambil apa yang Truman minta
Setelah mendapatkan apa yang Ia inginkan Truman pun menutup tubuh Fidei dengan kain itu sebelum kemudian menggendongnya keluar dari garasi dan masuk ke dalam rumah selagi aku menggendong A.V, tidak ada orang yang terlalu memerhatikan maupun mencurigai kami, mereka hanya menyapa untuk mengucapkan selamat pagi
Setelah kami berada di dalam rumah, Truman meletakkan Fidei di atas sofa sebelum kemudian berjalan ke lantai atas, A.V yang semual berada di tanganku seketika terbangun, melihat bahwa ia telah bangun aku pun meletakkannya di atas lantai
"Piru?", Ia menatapku dengan bingung, aku seketika melakukan apa yang pertama kali aku lakukan di pagi hari disaat melihatnya yakni membelai kepalanya
"Kita sudah di rumah kawan, dan ada tamu yang akan bersama kita untuk beberapa saat.", Aku menunjuk dengan jempol ke arah dimana Fidei terbaring dan seketika A.V pun menggelinding ke sana, dengan panik ia memindai Fidei, sayangnya aku tidak mengerti apa yang A.V bicarakan karena jikalau iya aku akan bertanya mengapa ia begitu panik
"Kamu mengenalnya sobat?", A.V menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaann-ku, Ia masih bersikap panik sebelum aku dapat menenangkannya tiba-tiba saja lantai kayu di seberang kami terbuka, menjatuhkan karpet yang berada di atasnya, aku dan A.V menatap lubang itu dengan mata terbelalak dan mulut terbuka, Truman turun dari lantai atas dengan tatapan kebingungan
"Hn? Ada apa dengan wajah kalian? Kalian melihat kecoa?", Aku segera menunjuk lubang besar yang kini berada di tengah ruangan ini
"Oh iya, aku lupa memberitahumu, tetapi tidak masalah lagi pula aku tidak memiliki alasan untuk memberitahumu.", Truman segera berjalan ke arah kami dan menggendong Fidei yang kini tidak lagi Ia tutupi dengan kain, dengan cepat Ia balikkan badannya sembari terus melihat ke arah jendela rumah kami
etelah beberapa saat Ia pun berjalan ke arah lubang yang baru saja terbentuk dan dengan sepatu roketnya terbang melayang di atas lubang itu sebelum kemudian mulai turun ke bawah tetapi sebelum Ia dapat sepenuhnya menghilang Ia seperti teringat sesuatu
"Ah! Toivo, tolong kerjakan proyek kita untukku, ok?!, Aku akan lama mengurus ini tetapi aku akan segera kembali jikalau sudah selesai!", Dan dengan itu kini figurnya sepenuhnya menghilang setelah beberapa saat lubang itu pun tertutup, seperti ada besi yang menyatu untuk menutupnya dan setelah tertutup besi itu pun berkamuflase sehingga mirip dengan lantai yang ada di sekitarnya
"Apa yang? A.V, apakah kamu tahu apa-apa soal itu?", A.V hanya menatapku dengan ekspresi bingung, melihat responnya aku pun menghela nafas sebelum kemudian menggelengkan kepalaku
"Baiklah, tidak ada artinya kita duduk disini menduga-duga apa yang sebenarnya terjadi, lebih baik kita mengerjakan tugas yang Truman berikan.", Mendengar perkataan-ku A.V seketika menganggukkan kepalanya, aku selalu penasaran apakah Ia sebenarnya benar-benar mengerti apa yang aku katakan atau Ia hanya bereaksi sesuai dengan ekspresi yang muncul di wajahku tetapi itu tidak penting sekarang
Aku memutuskan untuk membeli beberapa barang dan juga kebutuhan sehari-hari, melihat bahwa kulkas kami telah 3 minggu dalam kondisi kosong, disaat aku keluar rumah aku seketika dihadapkan oleh wajah bulat Mr.Huxley yang tembam tetapi sayangnya Ia sepertinya tidak berada dalam suasana hati yang baik dinilai dari betapa merah wajahnya saat ini
"Dimana Truman?!", Aku seketika mundur selangkah akibat teriakannya yang sangat nyaring, orang-orang yang sedang berjalan menoleh ke arah kami tetapi setelah menyadari bahwa itu tadi adalah suara menjengkelkan walikota Huxley mereka segera memalingkan wajah mereka
"Dia pergi ke Monspes.", Aku berusaha untuk berbicara setenang mungkin tidak membiarkan orang tua itu melihat dibalik kebohonganku tetapi Ia tidak memeriksa banyak, setelah mendengar jawabanku Ia seketika memalingkan pandangannya dan bergumam dengan penuh amarah, sorot matanya berapi-api
"Bilang kepadanya untuk berbicara denganku lagi, aku tidak ingin Ia datang kemari hanya untuk membawa masalah", setelah mengatakan itu walikota Huxley pun pergi dengan langkah yang cepat dan wajah yang masih penuh dengan amarah, Ia terus bergumam sepanjang jalan, setelah Ia tidak lagi dalam jangkauan mata aku pun menoleh ke arah A.V
"Ada apa dengan orang tua itu?", A.V menggelengkan kepalanya kepadaku, aku terdiam beberapa saat memikirkan beberapa skenario yang mungkin dapat membuatnya begitu marah kepada Truman tetapi aku tidak mendapatkan satu pun, setelah beberapa saat aku menghela nafas
"Baiklah tidak ada gunanya berpikir mengenai hal itu, ayo kita pergi A.V", A.V menganggukkan kepalanya mendengarkan usulanku dan kami pun pergi ke toko tempat biasanya Truman membeli barang-barangnya
"Ah, Toivo! Disitu kau rupanya!", Sesaat setelah kami memasuki toko serba guna itu, pemilik toko itu Mr Arts segera menyapa kami, Ia melambaikan tangannya ke arahku dan aku pun berjalan mendekati kasir tempat ia kini berdiri
Toko itu seperti bangunan lain di Defecto sangatlah sederhana, terbuat dari kayu, terdiri atas beberapa rak barang yang di dalamnya terdapat bermacam-macam komoditas dari kota-kota besar, Ia adalah salah satu dari 3 toko yang diizinkan untuk berdiri oleh Mr Huxley
Bukan karena Mr Huxley adalah walikota yang diktator, melainkan karena sistem perekenomian kami hanya mengizinkan sampai dengan 3 toko di setiap kota untuk berdiri, tugas mereka bukanlah menjual barang untuk mendapatkan keuntungan melainkan untuk mengedarkan dan mencatat barang yang telah berhasil diedarkan dari kota-kota besar
Selagi aku memikirkan tentang keuntungan dan kelemahan sistem ekonomi kami, Mr Arts telah selesai mengambil apa pun yang Ia cari dari bahwa kasirnya dan meletakkannya di atas meja
"Truman memintaku untuk mencari barang ini di Lucador dan sungguh Anak itu memang memiliki standar!", Aku melihat isi dari tas plastik cokelat itu yang kebanyakan adalah suatu tabung berisi cairan yang menyala yang aku tidak tahu namanya
"Ironis bukan, karena robot tidak dapat menggunakan saxum solis kita harus menukarkan saxum solis untuk itu", Ia menunjuk tabung berisi cairan itu
"Memangnya apa isi tabung ini?", Mr Arts tertawa kecil mendengar pertanyaann-ku
"Truman tidak mengajarimu? Benda itu adalah plasma energi, sumber energi sebelum saxum solis ditemukan", Mr arts terdiam sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya, "ya sebagian besar hal"
Pintu terbuka dan beberapa wanita masuk sedang bercakap-cakap, Mr Arts menoleh ke arah mereka sejenak sebelum kemudian kembali berbicara kepadaku
"Ya, kita dulu menggunakan ini jauh sebelum mendiang Deus Prima menemukan saxum solis.", Ia mengambil satu tabung dan menimbangnya di tangannya sebelum kemudian meletakkannya kembali
"Tetapi setelah dipikir lagi tidak semua robot tidak dapat menggunakan saxum solis, apakah kamu tahu para Divina Providentia?", Mendengar nama itu aku mengingat masa-masa sekolahku disaat guruku mengajarkan kelas kami sejarah
"Iya, tentu saja, ciptaan terhebat mendian Deus Prima", Mr Arts menganggukkan kepalanya, Ia ingin melanjutkan kata-katanya tetapi para wanita tadi berjalan mendekati kami
"Arts, apakah kamu memiliki barang dari kota ( kota milik Profesor Henrietta)?", Arts dan wanita itu pun berbincang-bincang mengenai barang yang sedang wanita itu cari, melihat bahwa Arts sibuk aku pun membawa barang itu dan mengucapkan terima kasih kepadanya di tengah perjalananku keluar dari toko itu aku mendengar pembicaraan dua orang ibu-ibu
"Benarkah perdana menteri sendiri akan datang ke sini?", Apa yang mereka bicarakan terdengar menarik sehingga aku berhenti untuk mendengarkan, wanita yang ditanya itu menganggukkan kepalanya
"Iya, perdana menteri sendiri akan mengunjungi kota-kota bahkan kota kecil kita ini!", Wanita yang menjadi lawan bicaranya pun tersenyum berbinar-binar
"Kyaa! Aku selalu ingin melihat sang perdana menteri kata kakekku Ia sangatlah tampan!", Wanita yang satunya menganggukkan kepalanya
"Memang, tetapi tidak ada yang sesempurna Deus Omnis, setidaknya itu apa yang aku dengar!", Para wanita muda itu berbicara dengan antusias sebelum mereka menyadari bahwa aku menguping pembicaraan mereka aku segera keluar dari toko itu
Selama perjalanan aku memikirkan apa yang mereka katakan, menurut yang pernah diajarkan kepadaku sistem pemerintahan kami adalah Teknokrasi yang dimana jikalau kita berhasil membuktikan bahwa kita adalah manusia yang paling intelektual atau penemuan kita mengubah dunia seutuhnya maka kita akan diangkat menjadi Deus sedangkan sistem pemerintahan ke bawah mengikuti sistem pemerintahan Teknokrasi pada umumnya tetapi ada beberapa hal yang berbeda yang diimplementasikan disini
Contohnya saja jabatan Perdana Menteri, untuk mendapatkan jabatan itu maka seseorang harus memiliki tingkat Intelektual satu level saja di bawah Deus sendiri dan orang tersebut harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sempurna mengenai permasalahan politik baik di dalam maupun luar negeri, Perdana Menteri pada masa pemerintahan Mendiang Deus Prima adalah Profesor Helios Agrata yang sekaligus juga merupakan ketua dari Magnanimi, kelompok ilmuwan jenius di bidangnya masing-masing
Selagi aku memikirkan semua ini aku dan A.V telah sampai kembali ke kediaman kami, setelah aku membuka pintu aku melihat sosok Truman sedang bersandar di sofa, lengannya menutupi wajahnya
"Piru?", A.V berbisik pelan kepadaku, kami terus menatap Truman yang terbaring di sofa karena sungguh kami tidak pernah melihatnya terlihat begitu lelah
"Iya, sepertinya Ia sedang tidur.", Aku meletakkan jari telunjukku di depan bibirku, yang dimana A.V seketika menganggukkan kepalanya, aku memberinya isyarat untuk mengikuti langkahku
Kami berjalan secara perlahan ke arah Truman, Ia masih menutup wajahnya kalau Ia tahu kami kini sedang mengendap ke dekatnya Ia tidak menunjukkan tanda-tanda apa pun, pernapasannya masih stabil dan Ia tidak bergerak tiba-tiba
Aku bernafas dalam-dalam dan mempersiapkan pita suaraku
"Uwa!", Aku terjatuh ke lantai dengan keras yang dimana A.V seketika bersembunyi di belakangku, Truman tertawa melihat ini, sebelum aku dapat mengejutkannya matanya terbuka dan menganggetkan aku terlebih dahulu
"Hahaha, walaupun kamu berhasil aku tidak akan terkejut kau tahu.", Truman membelai rambutku dan memainkannya, aki hanya lega karena sebelum aku melakukan ini aku meletakkan semua barang hasil belanja aku dan A.V di lantai
"Jadi, apa yang dapat membuatmu terkejut?", Truman kini memegang pipiku dengan tangan kanannya, matanya menatap dalam mataku sebelum kemudian bibirnya terangkat menunjukkan sebuah senyuman kecil
"Kamu tentu saja.", Matanya terlihat sedih disaat Ia berkata seperti itu, aku ingin mengatakan sesuatu tetapi ia kembali berbaring di sofa itu dan meletakkan lengannya kembali di dahinya
"Jadi, dimana barang itu?", Aku menunju ke arah plastik cokelat yang bersandar di pintu, Truman melihat ke arah dimana aku menunjuk sebelum kemudian menghela nafasnya
"Haah, melelahkan.", Truman pun kembali menutup wajahnya dengan lengannya, tidak mengatakan apa-apa, aku a memikirkan cara agar dapat memotivasinya tetapi teringat akan hal lain
"Jadi, bagaimana kabar gadis itu?", Truman terdiam sejenak, Ia menunjukkan punggungnya kepadaku ketika menjawab
"Baik, Ia akan kembali pulih setelah beberapa hari habis itu Ia bisa pergi", aku teringat bahwa nama gadis itu adalah Fidei Vistakovich yang berarti gadis itu memiliki hubungan dengan mendiang Deus Prima, karena nama belakang di Scientia Deus tidak ada yang sama mengingat bahwa populasi di tempat ini juga sangat rendah
"Um, apakah gadis itu memiliki hubungan dengan mendiang Deus Prima?", Tubuh Truman sedikit bergetar ketika mendengar nama Prima, tetapi Ia tidak menjawab apa-apa, karena sikapnya ini aku pun memutuskan untuk membicarakan hal lain
"Sama Mr Huxley tadi mencarimu.", Aku mendengar Truman mendengus kesal tetapi Ia masih menghadap membelakangi-ku
"Jikalau kamu bertemu dengannya selalu bilang kepadanya bahwa aku tidak ada di rumah.", Truman terdengar sangat malas saat mengatakan itu, aku seketika mengingat ekspresi wajah Walikota yang begitu marah dan aku dapat menaksir bahwa itu bukanlah sikap yang tepat
"Tetapi menurutku itu bukanlah sikap yang tepat kau tahu?", Truman hanya terdiam mendengar ini tidak berkomentar apa-apa, yang dimana aku hanya dapat menghela nafas kesal
"Sama aku mendengar berita bahwa Perdana Menteri Scientia Deus akan mendatangi kota-kota.", Truman menghadap ke arahku sebelum kemudian duduk, sikapnya yang tiba-tiba mengejutkanku
"Perdana menteri? Maksudku Valdo Vistakovich?", Aku menganggukkan kepalaku dan mata Truman pun membelalak
"Valdo Vistakovich?", Aku menganggukkan kepalaku sekali
"SI Valdo Vistakovich?", Sikapnya yann aneh membuatku kesal
"Tentu saja bodoh! Memangnya ada dua Valdo Vistakovich di negara ini?", Truman berdiri sebelum kemudian berjalan ke lantai atas dan setelah beberapa saat pintu ke bawah tanah itu muncul lagi bersamaan dengan itu Truman turun dari lantai atas dan melemparkan sebuah buku kepadaku
"Apa ini?", Truman tanpa basa basi segera mengaktifkan sepatu roketnya dan melayang di atas lubang menuju bawah tanah itu
"Benda yang akan kita tunjukkan di hari pembersihan, aku harus menyelesaikan sesuatu, apakah aku bisa mengandalkan-mu untuk melakukan pekerjaan ini?", Truman menatapku dengan tatapan penuh keraguan dan aku pun seketika merasa terhina
"Tentu saja aku bisa! Kamu kira aku ini anak yang bodoh?", Aku mendengus kesal terhadapnya, melihat ini Truman hanya tertawa
"Sedetik pun dalam hidupku aku tidak pernah menganggap dirimu bodoh.", Truman hanya menatapku untuk beberapa saat sebelum kemudian melambaikan tangannya, Ia memberikanku sebuah ciuman udara sebelum pergi, dengan kepergiannya pintu itu pun tertutup dan berkamuflase menjadi sebuah lantai
Dengan kepergiannya aku malah menjadi semakin bingung, tetapi aku percaya kepada Truman, Ia pasti akan menjelaskan segalanya kepadaku, aku membuka buku yang Ia berikan dan membaca konten yang ada di dalamnya dengan saksama
Setelah beberapa lama membaca aku dapat menyimpulkan bahwa Truman ingin menyempurnakan Robot sederhana yang kami buat sebelumnya proyek ini Ia namakan Roboto-3, Roboto-3 adalah robot sederhana yang berfungsi untuk membantu manusia dalam kehidupannya sehari-hari dan bukan hanya itu Robot ini juga dapat berfungsi sebagai motivator dan teman bagi manusia dalam menjalani hidup yang sulit ini, sederhana tetapi multifungsi
Jikalau taksiran yang aku ambil tepat maka berdasarkan instruksi yang Truman beri proyek ini akan memakan waktu tiga hari jikalau dikerjakan semalam suntuk yang dimana merupakan keahlian-ku
"Baiklah!, Waktunya bekerja!", Truman selalu mengerjakan semua proyek kami sendirian, aku ingin membantunya tetapi Ia selalu memintaku untuk hanya mengawasinya bekerja, setiap aku memarahi dirinya karena tidak percaya akan kemampuanku Ia akan selalu mengelak dengan mengatakan bahwa semuanya akan tepat pada waktunya, memikirkan bahwa ini merupakan waktunya membuatku bahagia
A.V menabrakkan tubuhnya dengan keras ke kakiku, dan seketika aku pun tertawa dan menggendongnya
"Ada apa, sobat?, Kamu ingin membantuku?", A.V seketika menjawab pertanyaanku dengan sebuah "Piru" yang begitu antusias, tingkahnya ini membuatku menggosokkan kepalaku ke tubuhnya
"Baiklah kalau begitu, asistenku."
Mulai hari itu aku dan A.V terus bekerja mengikuti dengan baik setiap instruksi yang Truman berikan, karena Truman selalu memberikan Instruksi dengan tepat dan detail kami tidak mengalami kesulitan dalam mengikutinya
Selama kami bekerja pintu bawah tanah itu tidak kembali terbuka perlahan bulan pun menyapa kami dari jendela yang tirai-nya terbuka, aku dan A.V tidak tidur tubuh kami tidak dapat berhenti melakukan apa yang harus dilakukan agar proyek itu jadi
Keesokan harinya pun berlangsung sama tetapi aku dan A.V menyempatkan diri kami untuk pergi ke luar guna mencari barang-barang yang diperlukan, suasana di kota Defecto begitu riuh, orang-orang tidak ada henti-hentinya bercerita mengenai kedatangan Valdo Vistakovich, berdasarkan apa yang aku dengar Ia sudah mulai mengunjungi kota-kota dimulai dari kota-kota besar
"Setelah sekian lama, akhirnya! Aku sempat mengira bahwa Deus Omnis telah lupa bahwa ada bentuk kehidupan di luar Scientia Deus!", Ucap seorang wanita paruh baya, perkataannya mengejek
"Hei! Hati-hati kalau bicara, tetapi Iya sudah lama sekali kita tidak melihat wajah para anggota Divina.", Wanita yang terlihat lebih muda darinya berkata
"Valdo akan berkunjung?!, Dari semua Divina aku paling tidak suka dengan anak itu gaya berpakaian dan bicaranya membuatku merasa bahwa Ia memandang rendah manusia.", Ucap seorang Pria yang sedang berjalan melewati diriku kepada teman seperjalanannya
"Bukan hanya Dia, semua Divina memandang rendah ciptaan selain sesamanya.", Mereka terus bergunjing dengan nada kesal
Sesampainya aku kembali di rumah bersama dengan A.V kami pun lanjut bekerja tetapi terkadang aku mendapati pikiranku melayang, memikirkan semua berita yang baru saja aku dengar
Semasa aku bersekolah kami memang diajarkan mengenai para Divina karena mereka merupakan bagian besar dari sejarah Scientia Deus tetapi ajaran tersebut hanya terdiri dari fakta-fakta umum, memikirkan bahwa aku dapat benar-benar melihat salah satu dari mereka secara langsung membuatku begitu bersemangat
Menurut berita yang beredar dikarenakan kunjungannya yang bertepatan dengan hari pembersihan maka yang akan mengadakan penilaian terhadap hasil karya kami tidaklah lain dari sang Perdana Menteri sendiri dan ini menjadi api yang membuat tubuhku terasa membara, apa pun yang terjadi aku tidak boleh gagal
Pada hari esoknya, sehari sebelum hari pembersihan, lubang bawah tanah itu pun akhirnya terbuka dan Truman keluar dari dalamnya, terdapat lingkaran hitam di bawah matanya dan pandangannya seperti kosong, Ia mendarat di atas lantai dan pintu menuju bawah tanah itu segera tertutup
Truman segera berjalan ke arahku tetapi entah mengapa gerakannya seperti pincang, satu langkah kemudian Ia pun jatuh dengan keras ke lantai
"Eh?!", Aku dan A.V segera berlari ke sisinya, tetapi sebelum kami dapat mengguncang-guncang tubuhnya Ia telah bangun, lebih tepatnya memaksa dirinya untuk bangun
"Aku tidak apa-apa, tidak apa-apa.", Truman berdiri dan menjatuhkan dirinya di atas sofa, Ia membalikkan badannya dan dengan telapak tangan di atas dahi Ia mengerang dengan kesakitan
"Apakah kamu yakin? Kamu tidak ingin aku membuatkan-mu sesuatu?", Truman menggelengkan kepalanya setelah beberapa lama mengerang Ia seketika duduk, kepalanya Ia letakkan di tangan kanannya
"Kapan Perdana Menteri itu datang?", Aku dan A.V sedang melanjutkan proyek kami
"Hn, besok bukan? Bertepatan dengan Hari Pembersihan?", Aku terus berfokus kepada Proyek yang ada di depanku yang dimana telah 80% selesai
"Besok?! Sialan!", Sebelum aku dapat menoleh ke arahnya untuk menatapnya dengan bingung Truman telah berlari ke luar rumah, layaknya aku sewaktu terlambat sekolah
"Piru?", A.V menatapku dengan ekspresi bingung tetapi aku yang juga sama bingungnya hanya dapat menaikkan bahuku sebagai jawaban, setelah itu kami segera melanjutkan pekerjaan
Pada saat matahari mulai terbenam Truman barulah kembali ke rumah, nafasnya terengah-engah dan Ia terlihat dalam kondisi lebih buruk dari sebelumnya, pekerjaanku dan A.V sudah selesai dan kami hanya dapat menatapnya dengan mata terbelalak
Truman berjalan mendekati kami dan menatap dengan saksama hasil dari kerja kerasku dan A.V, Robot itu memiliki tinggi yang sama denganku yakni 150 cm jauh lebih pendek dari Truman yang memiliki tinggi 180 cm, Ia mengelilingi robot itu menatapnya dari berbagai sisi
Setelah selesai menatap Ia pun menekan tombol yang ada di belakang tubuh robot itu seketika mengaktifkannya, Robot itu terdiam untuk beberapa saat, bentuk robot itu mirip dengan A.V tetapi bedanya Ia memiliki setangkai roda sebagai kaki dan dua buah tangan, matanya mengeluarkan sinar warna putih dan aku dapat merasakan adrenalin mengalir di sekujur tubuhku tetapi rasa tegang ini hilang ketika sinar putih di mata robot itu berubah menjadi hitam dan kini ada bola biru muncul di tengahnya
Robot itu menoleh ke sekitarnya dan matanya seketika tertuju kepada Truman
"Halo! Tuan! Namaku Roboto dan mulai sekarang aku akan menemanimu untuk selamanya!", Truman hanya terdiam saat disapa oleh Robot itu, sebelum robot itu dapat mengatakan apa-apa lagi Ia kembali menekan tombol yang berada di belakang tubuhnya dan begitu saja robot itu mati
"Jadi, bagaimana?", Suaraku terdengar serak dan kecil, Truman hanya terdiam matanya tertutup seperti sedang memikirkan sesuatu, setelah beberapa saat Ia pun menggenggam bahuku dengan erat dengan tangannya yang bukan senapan gatling
"Itu sangatlah hebat!, Haha! Aku bangga kepadamu, setidaknya jikalau aku tua nanti akan tidak akan dipermalukan Huxley!", Tidak terbiasa dipuji karena hasil kerjaku aku mendapati diriku melihat ke lantai
"Jangan berkata begitu, lagi pula aku dan A.V hanya mengikuti instruksi darimu.", Ia melepaskan tangannya dari bahuku sebelum kemudian memainkan rambutku
"Mengikuti Instruksi itu tidak semudah yang kamu kira, pada intinya aku bangga kepadamu kawan.", Mendengar perkataan Truman aku dapat merasakan kehangatan mengalir di sekujur tubuhku dan senyum mendapati dirinya di wajahku
"Terima kasih Pak Tua.", Truman juga menggosok kepala A.V, Ia tersenyum tulus tidak lagi terlihat terlalu terbebani seperti sebelumnya, aku mempertimbangkan apakah ini saat yang tepat untuk bertanya
Disaat Truman mulai berjalan menuju lantai atas disitulah aku menarik lengan bajunya dengan cukup kuat
"Hei tunggu!", Truman menoleh ke arahku, salah satu alisnya terangkat ke atas
"Hn? Apakah ada masalah? Kalau kamu mau perayaan ayo kita rayakan nanti ok?", Truman tersenyum dengan mengejek dan dengan kesal aku melepaskan lengan bajunya dari genggamanku
"Bukan itu aneh! Hanya saja aku ingin bertanya mengenai sikapmu hari-hari ini.", Wajah Truman seketika mengeras dan kini Ia menatap mataku dengan tajam , aku mendapati pandangan mataku seketika beralih ke sepatu yang Truman kenakan
"Hanya saja kamu bertingkah aneh akhir-akhir ini dan kamu tidak menjelaskan apa-apa kepadaku dan A.V, itu membuatku", Sebelum aku dapat melanjutkan perkataan-ku beban yang ringan kini berada di bahuku dan disaat aku kembali memandang-kan mataku ke atas kini Truman sudah kembali tersenyum
"Toivo, aku berjanji akan aku ceritakan semuanya kepadamu, setelah hari esok berakhir.", Walaupun Truman tersenyum matanya terlihat begitu sedih tetapi ketulusan dari kata-katanya tetap terlihat di setiap inci wajahnya
"Baiklah, aku percaya kepadamu.", Aku berusaha untuk tersenyum kepadanya, melihat senyumku Truman pun melepaskan tangannya dari bahuku
"Terima kasih, kawan.", Ia kembali menggosok rambutku, senyum di wajahnya kembali setelah beberapa saat Ia mulai berjalan ke arah pintu bawah tanah itu, mengaktifkan sepatu roketnya sebelum kemudian turun, sesaat sebelum sosoknya menghilang Ia melambaikan tangannya ke arahku yang dimana aku hanya dapat tersenyum
Setelah pintu itu tertutup aku hanya dapat menghela nafas dan seketika A.V pun menghantamkan tubuhnya kepadaku, aku tersenyum melihatnya
"Tidak apa-apa kawan, ayo kita sempurnakan lagi robot itu, besok sudah hari pembersihan.", A.V tidak menganggukkan kepalanya, Ia hanya terus menatap ke arahku dari ekspresi wajahnya Ia terlihat khawatir tetapi aku berusaha untuk tidak menyadari
Pada akhirnya kami pun bekerja hingga malam setelah itu untuk pertama kalinya setelah tiga hari kami membiarkan tubuh kami beristirahat walaupun sebenarnya aku tidak merasa lelah, pada malam itu aku meminta A.V untuk tidur bersamaku
Malam semakin larut tetapi aku mendapatkan diriku tidak dapat menutup mataku, pertama karena aku takut aku kembali bermimpi buruk, kedua karena aku masih terus memikirkan Truman dan ketiga karena aku merasa dingin di seluruh tubuhku entah mengapa perasaan layaknya teror kini merambat ke seluruh tubuh dan aku mendapatkan diriku gemetar
Aku berusaha untuk menutup mataku dan memikirkan kenangan-kenangan yang indah tetapi tidak ada hasilnya
"Piru?", Aku mendengar suara A.V lembut bertanya kepadaku, disaat aku membuka mataku aku dapat melihat wajahnya yang kini terlihat semakin khawatir
"Tidak apa-apa A.V, sebentar lagi aku akan tidur.", Aku membelai kepalanya sebelum kemudian berusaha untuk kembali menutup mataku, setelah beberapa lama aku merasakan kehangatan menjalar di tubuhku dan ada cahaya redup yang bersinar, aku membuka mataku untuk melihat tubuh A.V yang kini bersinar redup bewarna putih
Terkadang untuk menenangkan diriku A.V melakukan ini, masih menjadi pertanyaan mengapa aku merasa begitu hangat dan tenang disaat tubuh A.V bersinar, rasanya sama dengan bagaimana orang menjelaskan apa rasanya dipeluk oleh sosok Ibu, disaat perasaan hangat itu menjalar aku mendapati diriku memeluk A.V dengan lebih erat
"Terima kasih, kawan.", A.V tidak menjawab apa-apa, berbalut keheningan dan dalam kondisi yang tenang aku perlahan dapat menutup kelopak mataku, dan dengan begitu saja aku tenggelam dalam kegelapan mimpi
Mimpiku kali ini berbeda daripada yang sebelumnya, aku memimpikan sosok seorang pemuda dengan model rambut Fringe, apa yang paling menarik perhatianku adalah penampilan sosok ini yang serba putih dari rambut hingga pakaiannya, kulitnya yang juga putih membuatku curiga jikalau Ia dapat bersinar di dalam gelap, satu-satunya yang berbeda adalah iris matanya yang berwarna abu-abu, dengan tatapan yang tajam, hidung mancung dan wajah yang terlihat tidak lebih tua dari 18 tahun
"Tuan, menilai perkembangan teknologi Scientia Deus kali ini dapat dipastikan bahwa posisi kita di mata dunia kini semakin kuat, berita mengenai apa yang telah kita capai telah menglobal di dunia, saya juga dapat memberikan yang mulia laporan mengenai apa saja yang terjadi di Scientia Deus-.", Aku seperti memberhentikan pria itu melanjutkan kata-katanya tetapi aku tidak tahu apa yang aku katakan
"Hn? Yang Mulia ingin saya memanggil Yang Mulia dengan sebutan yang begitu penuh dengan afeksi yakni "Ayah".", Aku menganggukkan kepalaku, Pria itu hanya terdiam untuk beberapa saat, ekspresi wajahnya terlihat terganggu, lama sekali Ia tidak berkata apa-apa sampai-sampai rasanya aku menunggu hingga hari berakhir
"Baiklah, Yang, eh maksud saya… Ayah..", Pria itu memalingkan wajahnya ke bawah dan tatapannya tertuju kepada lantai yang berwarna putih
Aku tertawa melihat ekspresinya walaupun aku tidak mengenalnya tetapi aku dapat merasakan rasa hangat menjalar di seluruh tubuhku, setelah beberapa lama sosok itu pun kini terlihat kabur, disaat aku mengulurkan tanganku untuk menggapainya semuanya seketika menjadi terang dan pemandangan yang aku lihat berubah, yakni sinar matahari yang telah dibiaskan oleh kaca yang sedikit tertutup tirai
Aku mendudukkan diriku di kasur dan memikirkan mimpi yang baru saja aku lihat, aku tidak mengenal siapa sosok itu tetapi mengingat kembali mimpi itu aku mendapati diriku tersenyum bahagia tanpa alasan yang jelas
Pintu kamarku terbuka dengan suara yang keras dan Truman masuk melewatinya, lingkaran hitam di wajahnya yang berwarna oranye kini terlihat semakin jelas, ekspresi waspada terukir di wajahnya
"Oh, kamu sudah bangun, tidak seperti biasanya kamu dapat bangun sendiri.", Truman berjalan mendekatiku, kini Ia mengenakan sebuah blazer berwarna cokelat, di semua baju Truman bagian lengan kiri akan selalu dirobek, karena mana mungkin ada baju yang sesuai dengan ukuran tangan senapan Gatling miliknya
"Apakah kamu tidak apa-apa?", Truman mendekatkan wajahnya ke wajahku, matanya menatapku dengan khawatir
"Ah iya tentu saja, mengapa kamu berpakaian begitu rapi?", Truman menjauhkan wajahnya dari wajahku dan membuka jendela kamarku, wajahnya terlihat sangat serius
"Aku yang akan menunjukkan proyek kita kepada si Perdana Menteri, apakah kamu keberatan?", Aku menggelengkan kepalaku dan dapat aku lihat untuk sesaat Ia menghela nafas lega
"Apakah Ia telah datang kemari?", Truman menganggukkan kepalanya dan aku menatapnya dengan mata terbelalak
"Eh kapan?"
"Satu jam yang lalu, kamu masih tertidur, kini Ia sedang memimpin ibadah di kuil Dewi Machina.", Aku segera turun dari tempat tidurku dan pergi ke kamar mandi pribadiku untuk bersiap-siap
"Jangan bilang kamu ingin pergi ke sana.", Truman berkata demikian setelah aku keluar dari kamar mandi
"Hm? Apakah ada yang salah? Tidak apa-apa kan berdoa sesekali?", Truman terdiam sejenak tangan kanannya kini menopang dagunya dan matanya tertutup setelah beberapa saat Ia menatapku dengan tajam
"Bukan begitu, hanya saja aku ingin kamu tidak bertemu dengannya.", Aku menatap Truman dengan tatapan tidak percaya, ada apa dengan pria ini?!
"Eh?! Mengapa?", Truman terlihat terkejut dengan reaksiku, Ia memalingkan wajahnya, tubuhnya sedikit miring menghindari tatapanku
"Bukan kenapa-napa, aku hanya ingin kamu tidak bertemu dengannya.", Aku semakin kesal dengannya
"Truman, argh!, Ada apa denganmu? Apa salahnya bertemu dengan Perdana Menteri negara kita sendiri?", Truman tidak menjawab apa-apa, aku menolak untuk menatap wajahnya
"Um, begini, kamu bisa melihatnya tetapi jangan secara langsung, ok?", Mendengar perkataannya aku pun menggunakan kesempatan itu untuk berbalik bertanya kepadanya
"Kamu berjanji kepadaku bahwa kamu akan memberitahuku mengapa sikapmu akhir-akhir ini aneh, sekarang jelaskan bersamaan dengan mengapa kamu tidak ingin Valdo melihatku", Truman terlihat terkejut dan kini ekspresinya layaknya orang yang terganggu, tetapi untuk beberapa detik Ia menyadari sesuatu
"Begini aku akan jujur, alasan mengapa Valdo melakukan kunjungan keliling ke kota-kota hanyalah untuk mencari gadis itu.", Aku menunjuk ke bawah dengan tatapan tidak percaya, Truman menganggukkan kepalanya
"Valdo mengenal diriku dan aku mengenal cara berpikirnya, Ia sangatlah pintar, analisisnya selalu tepat, maka aku ingin kamu melindungi gadis itu dan selain itu aku…", Truman membisikkan kalimat terakhirnya dengan pelan, "Tidak ingin kamu terkena masalah"
Aku bingung dengan maksud perkataan terakhirnya tetapi melihat wajahnya yang tulus khawatir aku pun merasa iba dan dengan berat hati aku menganggukkan kepalaku, walaupun kepalaku penuh dengan pertanyaan
"Terima kasih, kawan ,sungguh.", Truman beranjak pergi dan memberi isyarat kepadaku untuk mengikutinya dan aku pun melakukan demikian, tombol untuk membuka ruang bawah tanah itu terletak di kamarnya di bawah meja kerjanya, sebelum kami pergi ke sana Ia memberikanku sebuah sepatu roket berwarna perunggu dan aku bahagia segera mengenakannya
"Apakah sesuai?", Aku menganggukkan kepalaku dan Ia pun tersenyum bangga
"Haha! Aku berpikir kamu akan membutuhkannya suatu saat nanti, lagi pula kamu selalu berkata bahwa kamu menginginkannya.", Truman memberikanku panduan bagaimana cara menggunakan sepatu itu, yang dimana cukup mudah kita tinggal mengaktifkan sistem roket yang akan aktif jikalau sisi samping sepatu diraba secara horizontal dengan menggunakan jari telunjuk, pergerakan roket juga dikontrol dengan jari yang sama
Kami pergi ke ruang bawah tanah dan secara otomatis setelah kami masuk pintu ruang bawah tanah itu tertutup dengan tertutupnya pintu itu maka sistem cahaya di ruangan itu pun aktif dan dapat aku lihat dengan jelas apa saja yang berada di sini
Terdapat 3 buah sleeping Pod di sini, 2 sepertinya buatan terletak di sisi kiri dan kanan dan ada satu di tengah yang terlihat jauh berbeda seperti dibuat dengan teknologi tingkat tinggi, di dalam Healing Pod itu ada seorang gadis yang kini tubuhnya sedang melayang, penutup berwarna Aqua di tengah dadanya menyala terang dengan sinar berwarna biru muda, banyak kabel tertempel ke tubuhnya, gadis itu menutup matanya, ekspresinya terlihat tenang
Disaat aku menatap gadis itu aku merasakan perasaan yang hangat di hatiku, aku berusaha menahan impuls untuk mengulurkan tanganku menyentuh kaca Healing Pod itu
"Baiklah, sudah waktunya, jaga dia untukku sobat.", Truman membelai rambutku hingga menjadi berantakan sebelum kemudian terbang pergi dari ruang bawah tanah ini
Aku menghabiskan waktu cuma menatap gadis yang berada di dalam Healing Pod itu, aku ingat bahwa namanya adalah Fidei Vistakovich, yang berarti Ia dan sang Perdana Menteri mempunyai hubungan kekerabatan, Fidei Vistakovich, aku ingat di dalam buku sejarah yang aku baca tidak pernah disebutkan bahwa mendiang Deus Prima memiliki keturunan, apakah ini berarti mereka para Divina?
Semakin lama aku menatap gadis itu semakin kuat perasaan hangat yang awalnya berasal dari hatiku kini menjalar ke seluruh tubuhku,aku mengulurkan tanganku dan menyentuh kaca Healing pod itu dan perasaan dingin kini meledak di sekujur tubuhku, membuatku seketika menarik tanganku, transisi perasaan itu membuatku terkejut
Warna merah berkedip layaknya api di ruangan itu, dan suara alarm meraung di tempat itu, aku yang terkejut dan kebingungan hanya bisa terdiam
Tepat di kaca Healing Pod itu muncul sebuah pemindai tangan, ada tulisan di atasnya yang memintaku untuk meletakkan tanganku di atas situ dalam kondisi darurat, suara alarm dan ruangan yang kini berwarna merah terang merupakan indikasi jelas bahwa ini adalah keadaan darurat
Aku meletakkan tanganku di atas pemindai tangan itu dan untuk beberapa saat alat itu memindai tanganku sebelum kemudian menunjukkan hasil yang positif terbukti dengan alarm yang kini mati dan ruangan itu kembali normal
Cairan yang semula mengisi Healing Pod itu kini semakin berkurang, seperti terisap ke bawah, kabel-kabel yang tertancap di tubuh gadis itu seketika lepas dan menggulung diri mereka sendiri, lama gadis itu menutup matanya tetapi setelah Ia membukanya menunjukkan iris berwarna Aqua yang kini menyala terang tertutupi dengan visor miliknya yang juga berwarna sama, Ia masih terlihat sama seperti pada saat aku pertama kali bertemu dengannya
Gadis itu kini tidaklah lagi mengambang dan pintu Healing Pod itu seketika terbuka dengan sadarnya gadis itu, Ia hanya diam menatapku sebelum kemudian turun dari Healing Pod itu dan menatapku dengan sangat dekat, yang dimana membuatku sangat malu karena tinggi badanku setara dengan dadanya
Gadis itu membungkuk sedikit untuk dapat menatapku dengan dalam-dalam, sebelum aku dapat berkata apa-apa Ia menggenggam kedua sisi rahangku dengan tangan kanannya, jari-jarinya walaupun pastinya terbuat dari besi terasa sangatlah halus, jikalau Ia memang seorang Divina tidak dapat dipungkiri mendiang Deus Prima sangat ahli dalam membuat Android
Gadis itu membuka mulutnya seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi Ia terhenti seperti menyadari sesuatu, matanya melirik ke atas ke arah pintu ruang bawah tanah ini baru setelah beberapa saat Ia berjalan menuju sebuah meja mengambil suatu benda yang ada di atasnya
Setelah mengambil benda itu secara otomatis penutup berwarna Aqua yang berada di tengah dadanya terbuka dan Ia pun memasukkan benda itu ke dalamnya, mengikuti masuknya benda itu penutup itu secara otomatis kembali tertutup
Kini mata gadis tidaklah lagi bersinar Aqua warna itu digantikan oleh warna putih yang menyilaukan, Ia berjalan ke arahku dan mendekap tubuhku, aku yang tidak mengerti apa-apa dan baru pertama kali dipeluk oleh seorang gadis hanya dapat terdiam dengan mulut terbuka
"Program Stealth Level Maksimum, Perisai pelindung Level Maksimum Egalita, aktifkan.", cewek itu berbisik dengan nada datar sebelum kemudian sebuah perisai energi dengan gelombang yang terlihat berguncang melapisi atasnya terbentuk
Sebelum aku dapat mengatakan apa-apa gadis itu dengan keras mendorong kepalaku ke bawah dan menahannya sehingga aku sekarang berada di posisi tiarap, Gadis itu juga ikut tiarap.di sebelahku
Ledakan besar menggema dari atas kami, dapat aku lihat reruntuhan-reruntuhan ledakan itu dimana-mana walaupun tidak ada yang menyentuh kami
Seseorang turun secara perlahan dari atas, Ia mengenakan jubah model mantel berwarna putih, jubah itu menutupi kakinya tetapi dapat aku lihat untuk sekilas celana kain di atas mata kaki dan selop berwarna putih, aku berusaha untuk sedikit menengadah untuk dapat melihat wajah sosok itu hanya untuk melihat wajah persis dari mimpiku kini menatap ke sekeliling ruangan dengan saksama
"Valdo!, Agh! Sudah aku bilang kan aku tidak tahu apa-apa!", Truman mendarat tepat di sebelah sosok itu yang kini aku tahu namanya adalah Valdo, Perdana Menteri Scientia Deus, melihat dirinya perasaan seperti ingin berteriak merasuki diriku, Valdo tidak mengherankan perkataan Truman
Setelah beberapa saat terjebak dalam keheningan yang mencekam, Valdo mengangkat tangan kirinya sekaligus jari telunjuknya, listrik menyambar dimana-mana, kini disekeliling perisai kami terdapat aliran listrik yang mengalir deras berusaha untuk menghancurkan perisai ini
Semakin lama aliran listrik itu semakin kuat dan dapat aku lihat bahwa perisai ini mulai retak, aku bahkan tidak dapat melihat lagi sosok Truman maupun Valdo, aku menutup mataku bersiap untuk menghadapi nasib yang tidak pasti tetapi semuanya seketika hening
"Hei Tuan Perdana Menteri!", Aku mendengar suara menjengkelkan Mr Huxley dari atas, aku memberanikan diri untuk melihat yang terjadi dan kini Valdo tidak lagi mengangkat tangannya, pandangannya teralih kepada Mr Huxley yang kini berada di atas, Truman terus melihat ke arah dimana kami berada,apakah dia dapat melihat kami?
"Saya akan melaporkan Anda kepada Tuan Helios jikalau Anda berani untuk bertindak lebih lanjut atas dasar tindakan kekerasan terhadap manusia, saya yakin mantan Perdana Menteri sekaligus tangan kanan dari Mendiang Deus Prima tidak akan senang mendengar salah satu ciptaan terbaik temannya menyerang saudaranya sendiri hanya karena asumsi liar semata.", Mendengar nama mendiang Deus Prima dapat aku lihat dalam sekilas tubuh Valdo menjadi defensif
Semenjak diusirnya manusia dari Scientia Deus, Walikota Helios kini menjadi layaknya seorang Deus bagi para Manusia, para Walikota selalu berkonsultasi dengannya jikalau terdapat masalah yang besar,salah satu alasan mengapa kami para manusia masih bergantung sama Deus Omnis adalah fakta bahwa Walikota Helios hingga saat ini masih percaya dengan keagungan Deus Omnis dan bagaimana segala keputusan yang Ia buat pastilah keputusan yang sempurna secara kesimpulan, Ia begitu tunduk terhadap kekuasaan Deus Omnis bukan karena Omnis adalah Deus tetapi karena Omnis ciptaan sempurna, ini pernah dijelaskan oleh guruku
"Saya juga memiliki hak untuk menghukum salah satu warga Anda karena telah berani menyerang saya, padahal saya sendiri tidak melakukan tindakan baik langsung maupun tidak langsung yang dapat berpotensi menyebabkan bahaya kepada pihak yang bersangkutan.", Nada suara Valdo sangatlah datar dan sedikit robotik, sama seperti yang ada di mimpiku semalam, Ia berbicara layaknya seseorang pada saat menyampaikan laporan keuangan
"Benarkah? Apakah Anda lupa siapa yang mengusir manusia dari Scientia Deus?", Tatapan Valdo kini terlihat malas, kedua tangannya kini berada di belakang punggungnya
"Itu merupakan keputusan yang dibuat oleh Yang Mulia Deus Omnis atas dasar yang tidak dapat di spesifikasi, keputusan sendiri dibuat dalam rangka melindungi Scienti-", Truman memotong pembicaraan Valdo, dengan memegang pundaknya dengan genggaman yang keras
"Valdo, sudah cukup, kamu sudah puas bukan? Jikalau memang ada seseorang di sini mustahil bagi mereka untuk bertahan dari serangan semacam itu, terdapat banyak kota kecil selain Defecto Fidei bisa saja bersembunyi di sana.", Valdo menatap Truman dengan tatapan bingung
"Egalita Proba-", Truman mengangkat tangannya, tatapannya dingin dan sorot matanya tajam
"Aku bukan bagian dari kalian lagi, jadi berhenti memanggilku dengan sebutan itu.", Hanya dengan begitu Valdo seketika terdiam, sorot matanya kini sama tajamnya dengan sorot mata Truman, setelah beberapa saat saling menatap Valdo pun memandang ke arah lain, sebelum kemudian berjalan melewati Truman sekilas Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Truman membisikkan sesuatu
Setelah itu Ia pun terbang melayang, tepat di samping walikota Huxley Ia mendarat yang dimana berhasil membuat sang Walikota menjauh dengan ketakutan
"Dikarenakan kebetulan yang begitu menarik dan juga Peforma yang sangat memuaskan saya akan memberikan hadiah sebuah saxum solis kepada seluruh warga Kota ini dan bagi pemenang akan diberikan satu buah saxum solis tambahan sebagai hadiah akan kreativitas dan pengetahuan yang terbukti begitu memuaskan, mengenai masalah dimana seorang warga beberapa jam yang lalu dimana pihak yang bersangkutan berusaha untuk menusuk Saya dengan benda tajam akan Saya anggap sebagai lonjakan emosi yang dapat dimaklumi", Ia memandang ke bawah sebelum lanjut berkata,
"Dengan itu telah dikatakan maka Saya mengizinkan diri untuk pergi, karena ada seseorang yang harus saya temukan.", Valdo berjalan pergi meninggalkan tempat ini sebelum pergi mengikuti langkah Valdo, Mr Huxley menoleh ke arah Truman yang kini menundukkan kepalanya, di wajah Mr
Huxley terdapat ekspresi khawatir walaupun demikian Ia tetap berlari mengejar Valdo
Lama waktu berlalu yang dimana kami semua hanya terdiam, tidak ads yang berani bersuara tidak lama setelah itu baru Truman menjatuhkan dirinya ke lantai, nafasnya terengah-engah, kepalanya kini Ia angkat dan dengan suara serak Ia berkata
"Jadi, Bagaimana memuaskan?", Mendengar ini gadis Android yang sedari tadi terdiam dan Fokus, Fidei, tersenyum kecil
"Benar, ini merupakan hasil kerja yang begitu memuaskan.", Kini giliran Truman yang tersenyum
Aku masih tidak mengerti apa yang terjadi tetapi satu hal yang aku ketahui pertanyaan yang aku miliki akan menjadi lebih banyak mulai sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments