Jepang.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga" Kata Ilham mengucap syukur.
"Alhamdulillah Mas, tapi ngomong ngomong, kok Om Sandy belum jemput ya? " Kata Aisyah menengok ke kanan kiri.
"Gimana kalau kita jalan jalan dulu? Mungkin Papa lagi sibuk " Kata Akbar.
"Jangan dong, ntar malah cari carian lagi. Kita tunggu aja sebentar" Kata Delia.
Mereka ber empat pun duduk berdekatan. Aisyah dan Akbar memang sangat akrab, kemanapun Aisyah pergi pasti Akbar bersamanya. Kecuali ketika Aisyah ke Pesantren.
15 menit menunggu, Sandy belum juga terlihat.
Aisyah terlihat sangat capek, ia memejamkan matanya sejenak di bandara. Ketika mata Aisyah terpejam, bayangan senyuman Rifky muncul dalam ingatannya.
"Astagfirullah hal'adzim "
"Kenapan Kak? " Tanya Akbar.
"Ada apa sih? " Tanya Delia.
Aisyah menggelengkan kepalanya, ia tak ingin saudaranya mengetahui tentang laki laki yang ada dalam ingatan Aisyah. Ketika Aisyah menoleh ke kiri, ia benar benar melihat Rifky. Aisyah sangat terkejud, mulutnya mengaga lebar. Membuat saudar saudaranya panik dengan perilaku Aisyah.
"Kak, sadar kak, Istighfar Kak. Kak Ais!! " Kata Akbar panik.
"Istighfar Is, Astaghfirullah hal'adzim.. " Kata Ilham.
"Aisyah!! " Teriak Delia.
Aisyah tersadar dan beristighfar. Ia memejamkan mata dan membukanya lagi. Namun, Rifky sudah tidak ada di sana. Fikiran Aisyah makin kacau, ia melihat Rifky ada di mana mana.
"Astaghfirulloh hal'adzim, ada apa denganku. Kenapa Kak Rifky selalu ada dalam ingatan ku. Ya Allah jangan tinggalkan aku. Aku hanya ingin mengigatMu Ya Allah " Batin Aisyah.
Matanya terus saja mencari kekanan ke kiri, mencari di bagian sudut sudut bandara. Rifky tidak mungkin menyusulnya sampai ke Jepang. Itu hanyalah hayalannya Aisyah saja.
"Ah itu Papa? " Kata Akbar.
"Bang, bawain koperku ya, aku pusing banget nih" Kata Aisyah.
"Biar Mas aja yang bawa" Kata Ilham.
"Assallamualaikum kalian"
"Wa'alaikum sallam"
"Maaf ya terlambat, Tadi ada darurat. " Kata Sandy.
"Gak papa kok Om, kalau gitu ayuk buruan. Kasihan Aisyah kecapekan" Kata Delia.
Semua pun mengikuti langkah Sandy, Aisyah masih saja menengok ke kanan kiri, berharap itu bukan hanya hayalannya saja. Tapi tetap saja tidak ada Rifky di bandara itu.
Di tempat lain,
"Gimana sih Kak, untung aja Aisyah gak lihat Kak Rifky. Bisa marah dia ma aku" Kesal Sera.
"Mana aku tau dia akan melihatku, Ah perasaan ini semakin menyiksaku saja, " Kata Rifky memegang dadanya.
"Kakak jatuh cinta sama Aisyah?? "Tanya Sera.
"Mungkin, aku belum pernah merasakan hal seperti Ini Ser" Kata Rifky mengelus elus dadanya.
"Ayo buruan, kita cari hotel di dekat mereka tinggal, Kayaknya aku naksir sama yang pakai sorban itu deh, emm manisnya" Kata Sera mengaggumi Ilham.
"Yang pakai kaca mata itu?? " Tanya Rifky.
"Dia itu Kakaknya Aisyah tau " Kata Sera.
"Kau mengenalnya?? " Tanya Rifky penasaran.
"Ayo sambil jalan, nanti kita ketinggalan mereka" Kata Sera mendorong kopernya.
Di sepanjang jalan, Sera menceritakan tentang keluarga Aisyah kepada Rifky. Sejak saat itu, perasaan Rifky ke Aisyah tidak bisa di ragukan lagi. Ia mulai mencintai gadis yang baru hampir 3 bulan ia kenalnya.
Aisyah memang sosok gadis yang ceria, mudah berteman dengan siapapun. Kalau sudah kenal akrab dengan Aisyah, pasti akan terasa nyaman di dekatnya. Namun Aisyah selalu jaga jarak dengan seorang laki laki. Dengan Ilham, Akbar dan Seto pun. Aisyah tetap memperhatikan jaraknya. Bagaimanapun juga. Mereka sedarah namun tak sekandung. Tetap bukan muhrimnya. Wudhunya akan tetap tidak sah ketika mereka bersentuhan. Beda dengan si kembar Kabir dan Syakir, mereka adik kandung Aisyah.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Malam di Jepang.
"Waw, Malam di Jepang ramai ya, kerlap kerlip" Kata Delia.
"Apa lagi kalau ada festival, Hari Natal, atau perayaan apa gitu. Pasti lebih ramai dari ini. Iya gak Bang" Kata Aisyah.
"Percaya deh, kalian kan pernah kesini" Kata Ilham.
"Kita gak bisa jajan dong di sini" Kata Delia.
"Bisa kok, disini ada resto halal langganan Abang sama Papa. Mau kesana? " Ajak Akbar.
"Boleh deh" Kata Ilham.
Aisyah terlihat sangat lesu malam itu, seperti tidak semangat melakukan apa pun. Ketika mereka berhenti di sebuah air mancur. Bayangan Rifky yang sedang berdiri di antara keramaian pun muncul lagi.
"Lagi lagi bayangan Kak Rifky, Ya Allah, Astaghfirullah hal'adzim. Ada apa denganku,? " Batin Aisyah sambil merapikan hijabnya.
"Ais, kamu kenapa sih dari tadi bengong aja? " Tanya Delia.
"Iya nih, padahal tadi berangkatnya paling semangat" Kata Ilham.
"Teringat pacar dia hahaha " Goda Akbar.
"Mana ada pacar, dah ah lapar nih!" Kata Aisyah ngeles.
"Rifky siapa kak? " Goda Akbar.
"Abang mesti di kasih tau kan sama Abi? hufft bete ah. Dah sana, Kakak mau jalan jalan sendiri" Kesal Aisyah.
"Udah tinggal aja yuk, Ayo Delia. Tenang aja, dia gak bakal ilang. Dia tau jalanan sini" Ajak Akbar.
Aisyah berjalan sendirian di taman malam itu, ia terus saja mengingat Rifky. Karena bukan hanya sekali Aisyah melihat Rifky di Jepang.
"Aaaaa mana mungkin Kak Rifky di sini? Dia aja gak balas chat aku waktu aku pamit," Gumam Aisyah.
Seorang gadis berhijab di Jepang memang menjadi pusat perhatian banyak orang. Aisyah duduk di kursi di bawah langit yang cerah ia memejamkan matanya, dan lagi lagi bayangan Rifky muncul di ingatannya.
"Astaghfirullah hal'adzim, Ya Allah. Belum saatnya aku jatuh cinta kepada yang bukan muhrimku Ya Allah. Hamba hanya ingin jatuh cinta untuk pertama kali dengan suami hamba kelak. Tapi kenapa bayangan Kak Rifky terus saja mengikutiku" Gumam Aisyah.
Seorang laki laki tiba tiba duduk di samping Aisyah, Aisyah sangat tidak nyaman ia berada di dekatnya. Karena kebetulan kursi itu lumayan kecil.
"Emm Assallamualaikum. Excuse me, sory, can you please not sit in here? " Kata Aisyah.
"Oh sorry, Im...... Aisyah? " Laki laki itu menoleh dan terkejut melihat Aisyah, ternyata ia adalah Rifky. Kali ini ia tak bisa menghindarinya lagi.
" Kak Rifky? benar kamu Kak Rifky? " Tanya Aisyah tidak percaya.
"Haha Assallamualaikum bidadariku?!! Hehehe " Kata Rifky.
"Dia benar Kak Rifky, hanya dua laki laki yang memanggil aku sebagai bidadarinya. Yaitu Abi dan Kak Rifky, tapi kenapa dia di sini? " Batin Aisyah.
"Hallo, Assallamualaikum bidadariku" Sapa Rifky memecah lamunan Aisyah.
"Wa'alaikum sallam, ini Kak Rifky beneran? " Kata Aisyah masih penasaran.
"Iya lah, mau pegang? " Kata Rifky memgang tangan Aisyah.
"Astagfirullah hal'adzim, bukan muhrim Kak" Kata Aisyah.
Ketika tangan Rifky menyentuh tangan Aisyah, Aisyah merasa tangannya seperti kesetrum daya yang sangat kuat. Jantungnya mulai berdegup kencang. Aisyah menjadi semakin gugup. Bingung dan tidak tau apa yang ia rasakan ketika berada di sisi Rifky. Begitupun dengan Rifky.
Ini pertama kali Rifky jatuh cinta, pernah pacaran namun tak pernah jatuh cinta. Ia hanya sering mempermainkan perasaan wanita saja, karena kebanyakan wanita yang Rifky pacari hanyalah menginginkan uangnya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Ummu Jihad Elmoro
syukakkkk...
2021-12-29
0
Fitrii Titut
kebalikan dari cerita ibunya ya thor..
2020-04-04
8
Sity
suka sama novelnya, setelah selesai baca suami akhirat q langsung baca kesini. 😍😍😍
2020-03-28
10