ITC #17

Malam semakin larut, Bisma masih belum bisa memejamkan matanya, hanya terus memandangi Erina yang tidur di sampingnya, istrinya itu terlihat pulas dengan nafas beraturan.

Bisma dan Erina tidak pulang ke mansion, mereka menuruti perkataan nenek Sekar untuk menginap di rumahnya, dan memang itu yang menjadi alasan Bisma susah tidur.

Bisma sudah lama tidak tidur di rumah neneknya, mansion yang Bisma tempati bukan hadiah pernikahan, karena Bisma sudah lama tinggal di mansion itu jauh sebelum menikah.

Setelah Bisma kehilangan ibunya, kurang lebih dua belas tahun yang lalu, nenek Sekar menyuruh Bisma tinggal di mansion dengan di temani ibu Maria dan beberapa pekerja lainnya.

Bisma pikir saat itu hanya akan tinggal sementara disana, tapi ternyata sang nenek sengaja membeli mansion untuk tempat tinggalnya, dan Bisma sudah tidak di perbolehkan meski sekedar menginap di rumah neneknya itu.

"Bisma, kamu belum tidur?" Tanya Erina dengan wajah mengantuknya.

Bisma tidak menjawab, hanya menatap Erina yang juga sedang menatap padanya, pandangan mereka bertemu tanpa saling bicara untuk beberapa detik sampai akhirnya Erina kembali melemparkan pertanyaan pada Bisma.

"Kenapa?" Kali ini, suara Erina terdengar lembut. Bisma tersenyum sambil membelai wajah Erina.

"Saya belum ngantuk, kenapa kamu bangun?" Bisma balik bertanya dengan suara yang tidak kalah lembut.

"Aku bangun karena kamu terus menatapku dan membuatku tidak nyaman." Jawab Erina datar.

Bisma tertawa. "Maaf sudah membuat kamu tidak nyaman, istriku." Ucapnya sambil mencubit gemas pipi Erina.

Bisma tahu bukan itu alasannya, Erina tidur pulas, mana mungkin wanita itu sadar sedang Bisma perhatikan.

Erina tidak peduli dengan perkataan Bisma, wanita itu kembali bicara dengan wajah datarnya.

"Bisma, sebaiknya kamu tidur." Suruh Erina.

Bisma berhenti tertawa. "Saya belum ngantuk." Ucap pria itu sambil memperlihatkan senyumannya.

Erina membuang nafasnya. "Yasudah, terserah." Lalu Erina mengubah posisi tidurnya dan sengaja memunggungi Bisma.

Bisma menatap punggung Erina sambil menarik sudut bibirnya lalu sebuah pemikiran terlintas di benaknya.

"Erin, bisa peluk saya?" Tanya Bisma dengan suara berat.

Erina berpura-pura tidak mendengar perkataan Bisma, suaminya itu pasti sengaja mengingatkan tentang apa yang dirinya lakukan di taman.

Saat itu, Erina memang sengaja memeluk Bisma karena suaminya sedih, tapi Bisma malah berpikir Erina melakukannya karena kedinginan.

Tidak lama Erina merasa tangan kekar Bisma memeluknya dari belakang, dan Erina memilih untuk tidak peduli dengan perlakuan suaminya itu.

"Bagaimana kalau kita habiskan malam ini bersama?" Bisik Bisma lalu pria itu menghembuskan nafasnya pada tengkuk Erina membuat istrinya itu bergidik.

Biasanya, kalau Bisma sudah bicara itu, maka yang akan terjadi selanjutnya adalah mereka berhubungan badan dan saling memuaskan di ranjang tanpa sehelai benang yang ada pada tubuh keduanya.

Tapi, Erina sedang datang bulan, sehingga tidak akan ada selanjutnya, dan Erina memilih untuk mengabaikan Bisma. Karena tanpa menjawab pun, mereka akan tetap menghabiskan malam bersama, keduanya akan tidur di ranjang yang sama.

"Erin, saya tahu kamu belum tidur." Bisma kembali berbisik dengan tangannya yang menerobos kebagian dalam baju Erina.

Erina mengigit bibir bawahnya untuk menahan suara tidak pantas keluar dari mulutnya saat merasakan tangan Bisma mengelus bagian perutnya.

"Saya ingin kamu, Erin." Bisma mulai menciumi tengkuk Erina dengan tangannya yang naik kebagian dada.

Erina segera menahan tangan Bisma lalu menjauh dari suaminya itu, dan duduk sambil memandangi Bisma dengan wajah tanpa ekspresi.

"Aku sedang datang bulan, Bisma." Ucap Erina mengingatkan barangkali suaminya itu lupa.

Bisma terkekeh dan ikut duduk. "Saya tahu, saya juga tidak berniat untuk itu."

"Kalau tidak niat, terus apa maksud lo tadi?" Erina mencibir Bisma dalam hati saking kesalnya.

"Hari ini saya ulang tahun." Ucap Bisma setelah sekitar satu menit tidak terjadi pembicaraan diantara mereka.

Erina menatap Bisma dengan dahi berkerut, wanita itu memang tidak tahu tanggal ulang tahun Bisma, tapi kurang percaya juga kalau hari ini suaminya ulang tahun.

"Saya pikir nenek minta saya datang kesini untuk setidaknya mengucapkan selamat." Bisma tersenyum miris. Erina terdiam menunggu apa yang akan Bisma katakan selanjutnya.

"Kalau kamu bersedia, kita bisa habiskan malam ini bersama, ada banyak hal yang ingin saya ceritakan padamu." Ucap Bisma yang melihat istrinya terdiam.

Erina bisa saja menganga kalau keadaan memungkinkan, ternyata dia sudah salah sangka pada Bisma dengan mengira bahwa suaminya ingin ... Erina tidak menyangka dirinya punya pikiran mesum.

"Erin, kenapa muka kamu merah?" Tanya Bisma yang membuat Erina berdehem cukup keras.

"Aku akan mendengarkan ceritamu." Ucap Erina tanpa menjawab pertanyaan Bisma yang menurutnya kurang penting.

Bisma hanya terkekeh karena istrinya kembali mengabaikan dirinya lalu duduk dengan bersandar pada sandaran ranjang. "Kamu duduk dulu disini, supaya bicara kita nyaman."

Bisma menepuk kasur di sampinngnya, menandakan pria itu meminta Erina duduk disana dan Erina langsung menuruti keinginan suaminya, sehingga mereka duduk berdekatan.

"Jadi apa yang akan kamu ceritakan?" Tanya Erina sudah siap mendengarkan.

"Hubungan saya dan nenek kurang baik, kami bisa bicara santai juga karena ada kamu, nenek sepertinya sangat menyukaimu sampai mengesampingkan rasa bencinya pada saya." Ucap Bisma disertai senyuman dan menolah pada Erina.

Erina berdehem, tidak menyangka dirinya berpengaruh besar dalam hubungan Bisma dan nenek Sekar, dan Erina lebih tidak menyangka orang sebaik nenek Sekar memiliki kebencian yang besar terhadap cucunya.

"Ibu saya di tinggalkan suaminya saat saya berada dalam kandungan, dan nenek membenci saya karena wajah saya mirip dengan suami ibu saya." Bisma melanjutkan perkataannya.

Erina berpikir sejenak. "Suami ibunya, berarti ayah dia kan? kenapa Bisma tidak memanggil ayah, malah memanggil suami ibu?" wanita itu bertanya-tanya dalam hati dan menunggu Bisma kembali bicara.

"Dulu, hampir setiap hari, nenek memarahi saya dan mengatakan bahwa saya menyusahkan ibu, padahal saya sudah berusaha jadi anak baik, saya tidak pernah meminta apapun dari ibu." Bisma menghentikan kalimatnya karena hatinya terasa sakit mengingat kejadian itu.

Erina yang melihat wajah sedih suaminya segera mengarahkan Bisma untuk bersandar pada bahunya, dan Erina menepuk pelan bahu suaminya.

"Aku juga merasakan itu saat kecil, aku mengerti perasaanmu." Ucap Erina.

Bisma sedikit mengangkat wajahnya dan melihat wajah Erina. "Nenekmu juga membencimu?" Tanya pria itu hati-hati.

Erina tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku selalu merasa seluruh dunia membenciku, aku tidak memiliki siapapun di dunia ini, hanya aku yang menyayangi diriku sendiri."

"Aku tidak membencimu, malah aku sangat menyayangimu." Ucap Bisma menyangkal perkataan istrinya.

Erina tertawa sendu. "Lupakan saja perkataanku, bukankah kamu yang mau cerita? sebaiknya kamu lanjutkan sebelum aku mengantuk!"

"Tidak bisa, sepertinya cerita saya hanya mengungkit hal menyedihkan dalam hidupmu, dan saya tidak akan membiarkan itu, saya tidak mau kamu sedih." Ucap Bisma sambil menggenggam tangan Erina, dan kepalanya masih bersandar pada bahu istrinya.

"Heh! gue kan bilang gitu supaya dia gak sedih!" Erina kembali mencibir suaminya dalam hati.

"Bagaimana kalau kita membicarakan hal lain, tentang bulan madu kita misalnya?" Tanya Bisma terdengar antusias namun membuat Erina malas.

"Cerita kamu saja belum selesai." Ucap Erina yang secara tidak langsung menolak untuk membicarakan perkara bulan madu.

"Kita akan pergi bulan madu ke negara yang mau kamu kunjungi, kamu senang kan? jangan sedih lagi ya?"

Erina tidak bisa berkata apapun.

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Bisma - Erin, dua orang yang punya luka di hati yang disebabkan oleh ayah mereka masing - masing. 😢😢😢

2024-04-01

0

Diana Lestari Purba Dasuha

Diana Lestari Purba Dasuha

Bisma en Erin sama" punya ayah bejat

2022-03-01

0

Putri Pink

Putri Pink

thor cerita seru" gini kok bahasanya Formal bget ce..
pakek Saya & Kamu...
dlm rmh tangga kan diperbolehkan Formal tp ya gk trllu bget lah..
misalnya Aku & Kamu gtu kan dh pantes thor..

2022-01-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!