ITC #16

Bisma tahu setiap neneknya mengajak bicara di ruangan khusus, pasti ada hal penting yang akan mereka bicarakan, terakhir Bisma dan neneknya bicara disana, mereka berdua membicarakan tentang perjodohan.

Malam ini, entah apa yang akan mereka bicarakan, Bisma harap hal itu tidak bersangkutan dengan kehamilan Erina, mereka sudah membahas itu di meja makan, dan Bisma merasa sudah menjawabnya dengan jelas.

Saat ini, Bisma dan neneknya sedang berada di ruangan khusus itu, mereka hanya berdua disana, sementara Erina berada di dapur membantu maid membereskan bekas makan mereka.

"Bisma, kamu memiliki kekasih?" Tanya nenek Sekar sambil menatap selidik cucunya.

Bisma terkejut dengan apa yang baru saja neneknya tanyakan, dia tidak menyangka neneknya akan bertanya itu, tentu saja Bisma sudah memiliki kekasih, dan kekasihnya adalah Erina, wanita pilihan nenek Sekar sendiri.

"Kamu dan Erin bertengkar gara-gara kekasihmu kan?" nenek Sekar kembali melemparkan pertanya, dan butuh beberapa detik untuk membuat Bisma mengerti arah pembicaraan neneknya.

"Sebesar apa cintamu pada wanita itu sampai kamu tega menyakiti wanita yang aku pilih untukmu?" nenek Sekar masih saja menghujani Bisma dengan pertanyaan tanpa membiarkan cucunya menjawab terlebih dahulu.

"Kamu mau seperti ayahmu yang menyakiti ibumu?" suara nenek Sekar meninggi bahkan nyaris berteriak, dia sudah berusaha menahan diri saat makan malam karena ada Erina diantara mereka.

Nenek Sekar mengira Bisma yang membantu Erina menjawab adalah seseorang yang sedang bersandiwara di depannya, wanita itu tidak percaya mengenai Bisma yang sudah merencanakan bulan madu.

Bahkan, kalau minggu depan Bisma dan Erina pergi bulan madu, nenek Sekar memiliki pemikiran bahwa Bisma akan membawa kekasihnya, persis seperti apa yang terjadi pada orang tua Bisma di masa lalu.

Bisma mengepalkan tangan, dia paling tidak suka kalau neneknya sudah membahas tentang 'ayah' karena Bisma sendiri membenci ayahnya, pria brengsek yang membuatnya harus hidup tanpa orang tua lengkap.

Bisma ingat cerita ibunya, pria itu memilih wanita lain ketimbang ibunya yang saat itu sedang mengandung, dan Bisma merasa pria seperti itu sama sekali tidak pantas menjadi ayahnya.

Bisma sangat mengerti kalau nenek Sekar juga membenci ayahnya, sebagai seorang ibu yang anaknya terkhianati, menurutnya perasaan benci itu sangat wajar dan Bisma memahaminya.

Tapi, Bisma tidak akan pernah terima kalau neneknya menyamakan dirinya dengan pria yang sialnya berstatus sebagai ayahnya. Karena Bisma juga membenci perbuatan pria itu.

"Sudah?" Tanya Bisma dengan rahang yang mengeras.

"Nenek, ibuku sudah lama meninggal, tidak bisakah nenek menyayangiku seperti nenek menyayangi ibu?" Bisma meneteskan air matanya, tanpa peduli dengan harga dirinya sebagai pria.

"Aku tidak bisa menolak kenyataan bahwa dalam darahku mengalir darah pria brengsek itu, tapi kami orang yang berbeda, tidak bisakah nenek percaya padaku?" Bisma menjeda sejenak perkataannya karena dadanya sesak.

"Maaf, aku rasa pembicaraan kita cukup sampai disini, nenek tidak perlu menunjukan rasa benci nenek padaku, aku sudah sangat tahu sebesar apa rasa benci itu, nenek bahkan membiarkan aku tumbuh bersama orang lain."

Bisma yang berniat keluar ruangan sempat menghentikan langkahnya dan berkata. "Nenek tenang saja, aku tidak akan menyakiti Erin, aku mencintai dia dan tidak akan membiarkan dia terluka bahkan meskipun nyawa aku sendiri yang menjadi taruhannya."

Setelah itu, Bisma meninggalkan nenek Sekar begitu saja, dia tidak bisa berada di ruangan yang sama dengan neneknya lebih lama, Bisma sudah merasa tidak sanggup menghirup udara yang sama dengan neneknya.

"Bisma?" Suara itu menghentikan langkah Bisma, pria itu berbalik dan menatap kosong wanita yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Erina, wanita itu tanpa sengaja mendengar pembicaraan Bisma dan neneknya, kebetulan saat nenek Sekar berteriak, Erina sedang melewati ruangan tempat Bisma dan neneknya itu berada.

Erina segera berlari menghampiri Bisma dan memperlihatkan senyuman terbaik pada suaminya saat mereka berdiri dengan saling berhadapan.

"Kenapa menangis?" Tanya Erina sambil menghapus air mata Bisma menggunakan kedua ibu jarinya.

"Pria mana boleh menangis." Erina meledek untuk menghibur suaminya, tapi sepertinya hal itu tidak berhasil, Bisma masih menatapnya dengan pandangan kosong.

Erina menghela nafas pelan, wanita itu tidak tahu pasti masalah apa yang di alami Bisma, tapi menurut yang Erina dengar sepertinya masalah itu sangat serius, bahkan Erina bisa melihat kesedihan suaminya hanya dengan menatap matanya.

"Ikut aku!" Erina menarik tangan Bisma pergi, dan tanpa keduanya sadari nenek Sekar memperhatikan mereka dari depan pintu ruangannya.

****

Erina membawa Bisma ke taman belakang, sebenarnya Erina ingin sekali mengajak suaminya pulang, tapi Erina tidak bisa mengendarai mobil dan tidak mungkin membiarkan pria yang sedang sedih menyetir.

Erina memeluk Bisma yang masih terdiam dengan tatapan kosong sambil berbisik. "Kamu punya aku yang akan menyayangi dan mempercayaimu, jangan sedih hm?"

Erina menyandarkan kepalanya pada dada bidang Bisma, tidak peduli bagaimana Bisma akan memandang dirinya, Erina hanya peduli dengan apa yang dikatakan hati kecilnya.

Erina tidak boleh membiarkan Bisma larut dalam kesedihan terlalu lama, dia ingin mengembalikan suaminya yang menyebalkan namun ceria, Erina tidak suka melihat suaminya berubah menjadi pendiam.

"Terimakasih." Balas Bisma dengan suara rendah sambil merespon pelukan Erina, pria itu memejamkan mata untuk menikmati kehangatan yang Erina salurkan padanya.

"Erin, sebenarnya kamu tidak perlu melakukan ini, saya baik-baik saja." Bisma terkekeh, hari ini istrinya sudah banyak memberinya kejutan.

Erina tidak memperdulikan perkataan Bisma, Erina merasa tidak ada yang salah dengan apa yang dia lakukan, menghibur Bisma adalah tugasnya sebagai seorang istri.

"Saya tidak tahu apa yang sudah kamu dengar, tapi saya terhibur karena kamu mengatakan akan menyayangi dan mempercayai saya." Ucap Bisma sambil mempererat pelukannya dan mencium puncak kepala Erina.

Bisma diam karena harus melihat senyuman terlebar Erina disaat istrinya itu melihat dirinya menangis, Bisma juga merasakan tangan lembut Erina menyentuh wajahnya dan membuat mulutnya terkunci.

Bisma sudah biasa menerima kebencian dari neneknya, mungkin karena wajah Bisma dan ayahnya mirip, nenek Sekar sampai membenci Bisma tanpa peduli sedikit pun dengan kebaikan cucunya.

"Terhibur? pria ini!" Erina mencibir Bisma dalam hatinya, bagaimana mungkin Bisma menganggap perkataan tulusnya sebagai hiburan.

"Kamu pasti kedinginan sampai meluk saya." Ucap Bisma meledek istrinya.

"Lo emang punya bakat nyebelin ya?" Erina kembali mencibir Bisma dalam hati dan langsung menjauh dari suami menyebalkannya itu.

"Terserah deh, ayo pulang." Ucap Erina sambil memunggungi Bisma.

Erina sudah terlanjur malas terhadap Bisma, seharusnya dari awal wanita itu tetap menjadi dirinya dan membiarkan Bisma sedih sendirian, Erina menyesal sudah banyak bicara.

Bisma tersenyum, sepertinya dia sudah berhasil membuat Erina kesal, karena wanita datar itu barusan bicara ketus.

Bisma memeluk Erina dari belakang sambil berbisik. "Saya tahu kamu kedinginan."

"Hm." Sahut Erina ketus, memang benar Erina kedinginan gara-gara dress kekurangan bahan yang saat ini dia pakai, jadi tidak ada salahnya kalau Erina menikmati pelukan Bisma.

Bisma mengembangkan senyuman. "Oh ya, kamu tidak mau bertanya tentang bulan madu kita?" Tanyanya mengalihkan.

"Bulan madu kita? kamu pikir aku mau diajak mulan madu?" Tanya Erina ketus.

"Tentu saja kamu harus mau, bukankah sejak awal kamu selalu mengikuti keinginan saya?"

Ya baiklah! Terserah!

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Bisma, tumbuh kembang dibawah asuhan Maria ya. Neneknya terlalu benci pada ayah Bisma hingga karena Bisma wajahnya mirip ayahnya, Nenek Sekar tak ingin mengurusnya secara langsung.

2024-04-01

0

Wati_esha

Wati_esha

Nenek Sekar adalah orang tua dari pihak ibunya Bisma. Adakah saudara Bisma dari pihak ayahnya?

2024-04-01

0

Nina Latychia

Nina Latychia

thor. bahasanya jgn kaku ya maaf klau bisa aku kamu jjgn saya kesannya kurang sreg yv satu kamu yg satu saya kesanya jjadi formal...

2020-12-07

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!