ITC #13

Erina menghembuskan nafas berat sambil melihat keluar cafe, sekarang sudah waktunya Erina pulang kerja, mengingat ashar sudah terlewat dari dua puluh menit yang lalu, tapi Bisma masih belum datang menjemputnya.

Erina tidak berusaha menghubungi Bisma karena takut suaminya sedang sibuk dengan pekerjaan atau mungkin masih dalam perjalanan menuju cafe, Erina tidak ingin Bisma sampai merasa terganggu dengan telpon darinya.

"Rin, belum pulang?" Tanya Farhan, pria itu sepertinya baru selesai memberikan pesanan pada pelanggan, karena terdapat nampan di tangannya.

Cafe tempat kerja Erina tutup jam lima sore, tapi berdasarkan kesepakatan bersama, selama Soraya belum melahirkan, Erina pulang setelah ashar, karena Erina harus bersiap sebelum Bisma pulang kerja.

"Hm, masih nunggu Bisma nih." Jawab Erina disertai helaan nafas pada akhir kalimatnya, entah kenapa hari ini Erina lebih sering menghela nafas.

"Tumben, biasanya juga di jemput mas-mas ojek." Ucap Farhan meledek.

"Haha, mas ojeknya udah bosen jemput gue, makanya minta Bisma jemput." Ucap Erina menanggapi ledekan Farhan.

Erina memang akan terlihat berbeda kalau berhadapan dengan Farhan atau Soraya, meskipun orang lain melihat Erina sebagai wanita yang serius, tapi sebenarnya Erina suka bercanda.

"Mas ojek yang bosen, atau malah lo yang mau nempel sama Bisma?" Tanya Soraya yang entah sejak kapan berada diantara mereka.

Cafe Soraya dan Farhan memang sudah mulai rame, tapi belum terlalu rame juga, hanya memiliki lebih banyak pelanggan dari biasanya, makanya mereka tidak terlalu sibuk.

Soraya sebenarnya masih ngambek karena Erina tidak mau cerita tentang masalahnya, tapi seperti apa yang Farhan katakan, Soraya memang akan membaik dengan sendirinya.

"Mana ada, gue gak seganjen itu ya?" Erina memperlihatkan wajah kesal yang di buat-buat, dia senang karena Soraya kembali seperti biasanya.

Erina juga menganggap Soraya sebagai saudara sendiri, tentu saja Erina sedih kalau Soraya sampai kesal bahkan marah padanya, terlebih tadi Soraya sempat mogok bicara pada Erina.

Soraya menarik sedikit sudut bibirnya. "Terus kalo gak ganjen, kenapa sama leher lo?"

Erina berdehem, ternyata Soraya belum menyerah menyungkit tentang leher Erina dan semua itu karena kelakuan Bisma, suaminya itu kembali membuatnya kehilangan muka.

"Emang leher gue kenapa?" Tanya Erina membalikan pertanyaan, Erina memang lebih sering terlihat serius, tapi disaat seperti ini dia malah mempermalukan diri sendiri.

Erina bicara terlalu keras sampai beberapa pengunjung cafe melihat kearahnya, dan Erina merasa sudah di permalukan Bisma. Lagi.

Kalau Bisma tidak meninggalkan tanda pada leher Erina, wanita itu tidak mungkin di ledeki Soraya sampai mempermalukan diri sendiri.

Soraya dan Farhan tertawa, mereka terhibur melihat wajah Erina yang mirip seperti kepiting rebus, memang kapan lagi mereka bisa melihatnya?

"Bisma belum dateng sih untungnya." Farhan tertawa puas, padahal sejauh ini dia termasuk kalem, tapi Farhan sekarang terlihat seperti orang yang senang melihat penderitaan temannya.

"Kalian berdua emang serasi, sama-sama ngeselin." Erina yang sudah malas menghadapi Soraya dan Farhan memilih meninggalkan temannya itu.

Erina masih mendengar Soraya dan Farhan terkekeh, lalu dia pergi ke dapur untuk mengambil sesuatu yang tertinggal disana, hampir saja Erina lupa membawa roti bakar yang sudah dia bungkus, hari ini Erina mendadak ingin sekali makan roti bakar.

"Gue cuma bercanda, Rin. Maaf." Soraya, wanita itu ternyata mengikuti Erina ke dapur, berbeda dari sebelumnya, wajah Soraya terlihat serius sekarang.

"Oh, Ray? iyah, gue tahu kok." Erina tersenyum kikuk, dan hanya ada mereka berdua di dapur.

Soraya tersenyum tipis. "Gue masih penasaran, siapa yang bikin lo hilang fokus tadi? mungkin lo belum siap cerita, tapi seenggaknya gue mau tahu siapa, Bisma atau bokap lo?"

Soraya tahu tentang Ayahnya Erina yang suka main wanita, dan sebenarnya itu yang membuat Soraya khawatir, takut Erina terpuruk dengan masalah keluarga. Lagi.

"Bukan mereka, lo gak usah khawatirin gue ya? gue baik-baik aja, serius!" Ucap Erina berusaha meyakinkan, matanya berkaca-kaca antara terharu dan merasa bersalah.

Erina terharu karena Soraya menjadi satu-satunya orang yang peduli padanya, dan merasa bersalah karena tidak terbuka pada Soraya disaat sahabatnya itu memperdulikannya.

Soraya mengangguk, berusaha untuk mengerti. "Tapi lo harus inget, gue selalu siap dengerin cerita lo, kalo ada masalah, jangan lo simpen sendirian."

Erina mengangguk menyiakan lalu berhamburan memeluk Soraya. "Makasih ya, lo emang selalu ada buat gue, tapi gue beneran baik-baik aja."

Soraya membalas pelukan Erina dan menepuk pelan punggung sahabatnya. "Meluknya jangan terlalu erat, gue lagi hamil." Ucapnya sambil terkekeh.

"Maaf." Erina langsung melepaskan pelukannya, tanpa terasa Erina berhasil meneteskan air mata, dia memang mudah menangis di depan Soraya.

Soraya baru akan meledeki Erina yang menurutnya cengeng, tapi suara Farhan dari depan dapur lebih dulu mendominasi mereka.

"Rin, suami lo udah dateng nih." Ucap Farhan sedikit berteriak, hal itu membuat Erina dan Soraya bergegas keluar dari dapur.

"Erin, kenapa kamu menangis?" Tanya Bisma yang mengejutkan Erina.

Pasalnya, Farhan hanya mengatakan Bisma datang, Erina tidak menyangka Bisma akan mengikuti Farhan ke dapur dan memergoki Erina.

Erina bisa melihat wajah khawatir Bisma, tapi wanita itu masih seperti biasanya, Erina berubah saat berhadapan dengan Bisma.

Farhan menatap Soraya seakan meminta penjelasan, sementara Soraya sendiri hanya mengangkat bahu acuh, karena tidak merasa salah.

"Aku tidak menangis." Jawab Erina sambil menahan tangan Bisma yang akan menyentuh wajahnya, sepertinya Bisma berniat menghapus air mata di wajah Erina.

"Hanya meneteskan air mata?" Tanya Bisma sarkas tanpa melakukan perlawanan dan membiarkan Erina memegangi tangannya.

Soraya dan Farhan tersenyum dalam diam, mereka merasa mitos tentang 'jodoh' adalah cerminan diri itu terbukti kebenarannya, Erina dan Bisma menjadi bukti atas mitos itu.

"Lain kali, kalau kamu sibuk sebaiknya jangan repot-repot menjemput, kamu sudah membuat aku menunggu lama." Ucap Erina mengalihkan dengan hal lain, dia tidak ingin Bisma terus membahas tentang air mata.

Soraya dan Farhan saling membuang muka, sepertinya mereka harus pergi, supaya Erina dan Bisma bisa saling bicara dengan lebih leluasa.

"Gue duluan, mau jaga kasir."

"Gue harus ke pasar deh kayaknya."

Farhan dan Soraya saling menyahut sebelum akhirnya pergi meninggalkan Bisma dan Erina, dan setelah mereka pergi, Bisma dan Erina masih berada di tempat yang sama.

Bahkan, Erina masih terlihat memegang tangan Bisma yang hampir menyentuh wajahnya dengan mata mereka yang saling menatap.

"Maaf." Itu kalimat pertama yang keluar dari mulut Bisma setelah Soraya dan Farhan pergi. "Mobil saya mengalami masalah, saya tidak bermaksud membuatmu menunggu."

Erina merasa bersalah sudah menyalahkan Bisma, sebenarnya Erina tidak menyalahkan keterlambatan Bisma, hanya tidak suka Bisma tahu bahwa dia lemah.

Selama ini, Erina tidak pernah memperlihatkan air matanya pada orang lain, selain Soraya dan Farhan, karena hal itu akan membuat orang lain lebih mudah menindasnya.

Erina menarik nafas lalu tangannya perlahan menyentuh wajah Bisma. "Jangan terlalu mudah mengucapkan maaf, kalau kamu tidak sengaja melakukan kesalahan, atau orang lain akan lebih mudah menyalahkanmu."

Bisma tidak begitu mengerti apa yang Erina bicarakan, pria itu memejamkan mata saat tangan Erina menyentuh lembut wajahnya, padahal Erina sedang berusaha memberitahu sesuatu pada Bisma.

"Kamu menangis gara-gara saya telat jemput?"

Jangan lupa mendukung karya ini dengan menekan tombol suka dan masukan ke daftar favorit kalian. Teruntuk kalian yang tertarik dengan karya-karya aku, silahkan ikuti aku di mangatoon atau intagram (@light.queensha) Terimakasih ...

Regards:

©2019, lightqueensa.

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Erina kenanyskan mikir nih. 😜

2024-04-01

0

Eka Rahmadani

Eka Rahmadani

Ya kali anak Tk, telat jemput nangis2.

2021-06-29

0

Devi Anggraini

Devi Anggraini

suka suka,,mantap thort

2021-04-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!