ITC #11

Erina merasa ada yang berbeda dari mansion Bisma, kalau sebelumnya Erina kesulitan bergerak karena para maid terus mengikutinya, sekarang Erina malah merasa ada yang kurang karena keempat maid itu tidak terlihat semenjak Erina dan Bisma pulang.

Erina baru saja selesai mandi dan berniat menyiapkan makan malam untuk Bisma, tapi langkah Erina menuju dapur terhenti saat wanita itu menemukan Bisma di ruang makan, suaminya sedang duduk dengan hidangan diatas meja.

"Oh, Erin?" Bisma yang menyadari kedatangan Erina langsung berdiri dan menarik kursih untuk istrinya. "Duduklah!"

Erina terdiam sambil memperhatikan Bisma, sepertinya suaminya sengaja menyiapkan makan malam romantis. Karena selain makanan, Erina juga melihat bunga dan lilin diatas meja, persis seperti adegan dalam drama romantis yang sering Erina tonton.

"Kenapa berdiri disana? duduklah!" Tegur Bisma saat melihat Erina betah di tempatnya berdiri. Erina berdehem untuk menetralkan suaranya.

"Hm, baiklah." Sahut Erina.

Setelah memastikan dirinya siap menghadapi segala hal yang akan Bisma lakukan, Erina melangkah menghampiri Bisma dan duduk seperti apa yang suaminya inginkan.

Bisma tersenyum lalu kembali ke tempat duduknya. "Maaf sudah mengambil alih tugasmu, khusus malam ini, tidak apa-apa kan saya menyiapkan makan malam?"

"Hm." Erina bergumam sambil tersenyum kikuk. Tentu saja Erina tidak bisa melarang kalau Bisma sendiri yang mengambil alih tugasnya.

Bisma mengembangkan senyuman. "Mau coba anggur?"

"Boleh." Erina sebenarnya tidak yakin bisa meminum anggur yang Bisma maksud, tapi Erina tidak tahu caranya menolak.

Bisma menuangkan anggur pada gelas Erina. "Kamu suka alkohol?"

Erina tidak menjawab dan langsung mencicipi anggur itu. "Rasanya kurang enak." Komentar wanita itu sambil mengesap sisa anggur pada bibirnya.

Bisma hanya terkekeh. "Makanlah, setelah itu ada hal yang ingin saya bicarakan."

Erina tidak memberikan tanggapan yang berarti, dia hanya menuruti perkataan Bisma dan mulai memakan beef steak buatan suaminya.

Bisma melakukan hal yang sama dan selama keduanya makan, tidak ada yang bersuara, mereka makan dengan tenang, hanya Bisma sesekali melirik Erina yang fokus dengan makanan.

"Jadi apa yang ingin kamu bicarakan, suamiku?" Tanya Erina memulai pembicaraan setelah keduanya selesai makan.

Bisma sempat minum air putih sebelum menjawab. "Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya ingin mengenalmu."

"Hanya itu? lalu kenapa dia sok serius?" Erina mencibir dalam hatinya, sementara dia masih memperlihatkan sikap tenang pada Bisma. "Memang kamu belum kenal aku? namaku Erina azkia davina, kamu lupa?"

Bisma tertawa dibuatnya, namun detik berikutnya dia terlihat serius. "Nama wanita yang saya sebutkan saat ijab kabul, tentu saja saya ingat, tapi saya sama sekali tidak mengenali wanita itu selain namanya, dan sekarang saya ingin mengenal semua hal tentang dia."

Bisma menjeda kalimatnya sambil memperhatikan wajah datar Erina, sepertinya makan malam romantis yang membuat wanita terharu tidak berjalan dengan baik, karena Erina masih terlihat biasa-biasa saja.

"Maka dari itu, saya akan bertanya dan kamu harus menjawabnya, begitu juga sebaliknya."

Tujuan Bisma menyiapkan makan romantis memang supaya mereka saling mengenal satu sama lain. Karena biasanya setelah makan malam, kalau mereka tidak memiliki urusan di ranjang, maka keduanya akan sibuk dengan diri mereka masing-masing.

Bisma selalu pergi ke ruang kerjanya dan kembali setelah istrinya tertidur pulas, bahkan kalau diingat, sekali pun mereka saling memberi kepuasan dan berakhir saling memeluk satu sama lain, mereka tidak melakukan banyak pembicaraan, selain ucapan terimakasih Bisma setelah Erina melayani nafsunya.

"Baiklah aku setuju, apa yang mau kamu tanyakan?" Tanya Erina. Wanita itu tidak suka berbasa-basi. Ingat.

"Gue harap Bisma gak nanya tentang perasaan gue ke dia, karena gue gak punya jawabannya." Lirih Erina dalam hatinya.

Bisma tersenyum dan meminum sedikit anggur sebelum kembali bicara. "Erin, kenapa kamu mau menunda kehamilan?"

Erina berdehem, wanita itu nampak kebingungan memberikan jawaban, Bisma sendiri tidak tahu kenapa dia malah menanyakan hal itu, disaat hal yang paling membuatnya penasaran adalah tentang dunia istrinya, tapi Bisma sudah terlanjur bertanya.

"Aku sudah pernah mengatakannya padamu, aku hanya belum siap hamil." Raut bingung dari wajah Erina seketika menghilang dan Erina kembali bersikap tenang.

"Hanya itu alasan kamu?" Tanya Bisma di luar akal sehatnya, sepertinya dia terbawa suasana tadi pagi saat melihat Soraya dan Farhan.

"Hm, hanya itu. tapi kalau kamu mau segera memiliki anak, aku bisa berhenti meminum obat penunda kehamilan."

Bisma tersenyum, entah kenapa dia ingin sekali melompat, Erina baru saja mengatakan bisa berhenti meminum obat penunda kehamilan, dan Bisma senang mendengar itu.

Bisma sudah mulai mencintai Erina, dia sudah tidak takut anaknya lahir tanpa cinta dan kasih sayang orang tua. Karena Bisma yakin bisa memberikan itu untuk anak dan istrinya.

"Kalau begitu, kamu harus berhenti minum obat itu besok, saya ingin memberikan hadiah untuk nenek, dia ingin kita segera memiliki anak." Ucap Bisma yang menggunakan nama neneknya untuk hal yang sebenarnya menjadi keinginannya.

Kalau benar alasannya karena nenek, mungkin dari awal Bisma tidak akan mengijinkan Erina meminum obat penunda kehamilan. Karena memang alasannya ada pada diri Bisma sendiri, dia ingin Erina tetap berada di sampingnya dan menurut Bisma membuat Erina hamil adalah jawaban atas keinginanya itu.

"Baiklah." Sahut Erina yang bertolak belakang dengan hatinya. Erina harus ingat kalau keinginan suami itu harga mati, tidak bisa mendapatkan penawaran, kecuali yang diinginkan Bisma tidak baik di mata agama.

"Pertanyaan pertama kamu sudah aku jawab, masih ada lagi?" Tanya Erina berusaha mengalihkan dari perkara anak.

"Hal yang kamu sukai?"

"Ketenangan."

"Kalau yang tidak kamu sukai?"

"Keributan."

"Heh?"

Masih banyak pertanyaan Bisma yang Erina jawab, sementara Erina sendiri sepertinya tidak tertarik menanyakan sesuatu terhadap suaminya.

Bisma yang sudah puas bertanya langsung berdiri dan menghampiri istrinya. "Apa kamu tidak memiliki pertanyaan untuk saya?"

"Tidak ada, aku sudah sangat mengenal kamu, nenek sudah memberitahu banyak hal tentangmu padaku." Jawab Erina.

"Oh, berarti kamu sudah berjalan lebih cepat dari saya?" Bisma memeluk Erina dari belakang dan menciumi tengkuk istrinya itu.

Meskipun Erina jarang bersuara saat Bisma melakukan hal seperti itu, tapi Bisma tetap kecanduan melakukannya, karena setidaknya Erina tidak pernah memberikan penolakan.

"Bisma, kita tidak sedang ada di kamar." Ucap Erina mengingatkan suaminya, tidak berada di kamar berarti akan ada orang yang melihat kelakuan Bisma itu dan Erina tidak ingin memberikan tontonan kurang pantas untuk para maid.

"Saya tahu." Sahut Bisma tanpa berhenti mencium tengkuk Erina dan membuat Erina menghela nafasnya.

"Aku takut orang-orang bayaran kamu melihatnya." Ucap Erina yang pada akhirnya tidak kuat untuk mengatakan hal yang dia khawatirkan saat ini.

"Heh, orang bayaran? siapa maksud kamu?"

"Keempat wanita yang selalu mengikutiku di tempat ini."

Bisma kembali terkekeh. "Kenapa kamu menyebut mereka orang-orang bayaran saya?"

"Ya, itu karena mereka tidak pernah mendengarkan apa yang aku katakan, mereka hanya peduli tentang perkataan kamu." Jawab Erina yang mendadak kesal mengingatnya.

Bisma akhirnya melepaskan pelukannya. "Kalau begitu, kenapa kamu tidak mengatakannya pada saya?"

Bisma kemudian berjongkok di bawah kaki Erina dan membuat wanita itu bergerak tidak nyaman.

"Hey, apa yang kamu lakukan? jangan berjongkok disana!" Ucap Erina, membiarkan suaminya berjongkok di bawah kakinya, bukankah itu berarti Erina berlaku tidak sopan?

"Lain kali, kalau mereka tidak mendengarkanmu, kamu bisa mengatakannya, saya akan menghukum mereka." Ucap Bisma tanpa memperdulikan pertanyaan istrinya.

"Tidak perlu. akan lebih baik kalau kamu tidak sering menghukum mereka. sejauhi ini aku tahu, mereka tidak mendengarku karena kamu."

Jangan lupa mendukung karya ini dengan menekan tombol suka dan masukan ke daftar favorit kalian. Teruntuk kalian yang tertarik dengan karya-karya aku, silahkan ikuti aku di mangatoon atau intagram (@light.queensha) Terimakasih ...

Regards:

©2019, lightqueensa.

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Tq update nya.

2024-03-31

0

Kecres

Kecres

minumnya selalu alkoho ga ada yang lain apa
mending kopi aja

2021-02-06

2

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

sdkit kecewa knp gk ada pas baGian mlm prtma nya?? jd ambigu sndri

2020-11-26

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!