Belasan abad yang lalu, di tengah-tengah Benua Islan, di sana terdapat sebuah danau kecil yang dipandang sebagai tempat tersuci di seluruh dunia. Bukan hanya oleh manusia, bahkan Elf, Dwarf, Warebeast, bahkan vampire sekalipun menyucikan danau itu. Danau tersebut terletak di tengah-tengah kota terindah yang pernah ada, Kota Heavenly Cristal. Mayoritas struktur bangunan dan jalan-jalan diselemuti oleh kristal-kristal biru, membuat nama “Heavenly Crystal” disematkan padanya.
Danau kecil itu dikenal di seluruh dunia sebagai Danau Deus.
Danau itu telah diberkahi oleh sang dewa, Edenia, sejak dunia memiliki kehidupan. Danau itu sangat spesial. Airnya berwarna perak, lebih kental daripada minyak. Jika dioleskan ke permukaan tubuh seseorang yang sakit, air itu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tetapi air danau itu tidak bisa diminum. Itu akan membakar dari dalam hingga peminumnya menjadi abu.
Selain itu, air danau tersebut—yang dikenal sebagai Air Ethereal—memiliki kemampuan khusus untuk menyerap dan menyimpan serta mengeluarkan mana. Para penduduk kota, terutama para pandai besi, dengan izin sang pendeta besar pemimpin Deus Holy Church memanfaatkan air itu dalam pembuatan alat-alat sihir juga senjata-senjata.
Meski mayoritas penduduk dari kota-kota lain iri terhadap Kota Heavenly Crystal, tak ada satu pun yang berniat untuk menyerang dan merebut danau suci itu dari mereka. Bagi penduduk Islan, asalkan mereka bisa datang ke sana dan diizinkan memanfaatkan air itu, tidak masalah siapa yang bertanggung jawab atas danau tersebut.
Akan tetapi, orang-orang dari benua jauh, Veria, berpikiran lain.
Hampir setiap tahun ada ekspedisi-ekspedisi yang datang dari sana untuk mengambil alih danau. Untuk itu, sang pendeta besar membentuk sebuah organisasi kesatria pilihan yang terdiri dari dua perwakilan masing-masing ras mayoritas yang ada di Islan: Manusia, Elf, Dwarf, Centaur, Warebeast, dan Vampire. Organisasi yang berada di bawah komando pendeta besar itu bernama Deus Guardian.
Salah satu dari dua perwakilan ras manusia adalah Hernandez. Dia adalah seorang penduduk Kota Heavenly Crystal yang tersohor. Tidak ada ahli pandai besi dan ahli ukir yang lebih hebat darinya di seluruh dataran Islan. Bahkan, rumor menyebutkan, kepiawaiannya dalam menempa pedang, baju zirah, tameng, dan berbagai senjata-senjata lainnya diakui oleh pandai besi-pandai besi dari Veria.
Satu lainnya dari dua perwakilan ras manusia adalah Retsu Vermillion. Dia adalah putri dari manusia terkaya di seluruh dataran Islan. Retsu juga adalah salah satu dari beberapa ahli pedang terkuat di seluruh Islan. Dikatakan, tak ada ahli pedang pada masanya yang mampu memainkan pedang seindah permainan pedang Retsu.
Pada masa itu, ada sebuah festival yang diagungkan oleh semua penduduk Islan: Festival Deus.
Itu adalah festival yang dirayakan sebagai ungkapan syukur atas sang dewa, Edenia, yang telah menganugerahi mereka dengan Danau Deus. Festival itu dilaksanakan setiap hari ke dua belas dari bulan ke dua belas setiap tahunnya. Berbeda dengan festival lainnya, festival itu memiliki ritual suci yang dilaksanakan tengah malam.
Ini adalah kisah pada malam itu, malam hilangnya Danau Deus dari permukaan Islan:
Sembilan puluh delapan perahu kecil berlayar mengikuti sebuah perahu yang lebih besar. Semua perahu itu dibuat dengan kayu termahal di seluruh Islan, dan perahu yang lebih besar yang memimpin perahu-perahu kecil itu permukaannya dilapisi oleh kristal biru. Semua perahu itu dipisahkan menjadi dua barisan yang masing-masing terdiri atas empat puluh sembilan perahu: satu di sebelah kanan dan sisanya di sebelah kiri, perahu yang memimpin mereka berlayar di antara kedua barisan itu—membentuk huruf “V”.
Semua perahu sedang dalam perjalanan menuju sisi lain dari danau tersebut. Itu adalah titik puncak dari ritual suci, yang sekaligus difungsikan sebagai tanda bahwa Festival Deus telah dimulai.
Di atas perahu yang memimpin semua perahu, sebuah singgasana megah terletak kukuh di tengah-tengahnya. Singgasana itu terbuat sepenuhnya dari kristal biru. Duduk elegan di atasnya adalah Retsu Vermillion. Di tangan kanannya terdapat sebuah artefak sihir yang terbuat dari perak dan kristal biru. Di dalam kristal biru yang bulat itu terdapat cairan berwarna perak, membuat artefak tersebut meradiasikan cahaya kebiruan dan aura kesucian.
Retsu mengenakan gaun putih terusan berenda yang sangat berkelas. Kedua kaki putih jenjangnya dibaluti oleh sepatu kaca dengan ornamen kristal biru di sekelilingnya. Bersemayam di atas rambut putih saljunya adalah sebuah mahkota emas megah yang dihiasi belasan berlian. Sebuah kalung yang terbuat dari emas putih melingkar sempurna di leher putih mulusnya, membuat penampilannya menjadi sempurna.
Jika seseorang mengatakan kalau Retsu adalah malaikat yang turun dari surga, tak akan ada satu pun yang akan mengingkarinya.
Di sisi lain danau, sebuah singgasana yang sama persis dengan singgasana yang Retsu duduki tampak berdiri. Singgasana itu terletak di tengah-tengah dermaga kecil yang akan memungkinkan perahu untuk berlabuh dengan aman. Di tepi dermaga terdapat sebuah tangga kecil yang dipasang rapi dan kukuh, tangga itu akan digunakan sebagai media untuk “sang putri” turun dari perahu.
Seperti halnya singgasana di atas perahu, orang yang duduk di atas singgasana di dermaga bukanlah orang yang sembarangan.
Dia adalah sang pandai besi termahsyur, Hernandez. Lelaki berusia dua puluh empat tahun berambut hitam pendek acak-acakan ini terpilih sebagai pemeran “pangeran” dalam ritual suci. Lelaki itu duduk tenang dengan iris yang tak pernah beranjak dari danau, memandang perahu besar di mana pemeran “putri” duduk dengan tenang mengarungi Air Ethereal untuk menuju dirinya.
Orang-orang yang membludaki pinggiran danau menahan napas mereka melihat ritual yang kini mencapai puncaknya. Perahu yang memimpin ritual pelayaran itu perlahan-lahan menepi, lalu berlabuh dengan selamat. Setelah kru-kru perahu membuka jalan, Retsu perlahan-lahan menuruni tangga dengan senyum kecil di bibir. Hernandez melihat senyum itu dan mendengus pelan, lalu dengan setengah hati ia bangkit dari singgasananya untuk menyambut “sang putri”.
“Tuan putri.”
“Tuan pangeran.”
Mereka memandangi satu sama lain. Iris hitam kelam beradu dengan iris amber cerah. Keheningan menyelimuti mereka berdua.
“Kau tidak suka berada di sini, benar bukan?” bisik Retsu dalam nada tanya.
“Kau menyukai berada di sini, ‘kan?”
Retsu tersenyum dan berjalan mendekati Hernandez, tangan kanannya terulur menggestur agar sang “pangeran” mengulurkan tangan menyambutnya. “Tuanku,” ucapnya, “aku sudah tiba di hadapanmu.”
Bibir Hernandez berkedut dan sebisa mungkin ia menahan dirinya dari mendengus. Sekarang ia sedang berada di puncak ritual, ia tidak boleh membiarkan ketidaksenangannya untuk tampak. Bukannya ia membenci Retsu atau apa, hanya saja senyum yang Retsu tujukan padanya itu agak menyebalkan.
Menghela napas dalam hati, Hernandez mengulurkan tangan kanannya dan menyambut tangan Retsu dengan lembut. “Aku sudah lama menunggu kedatanganmu, Nona.” Hernandez lalu menarik sang “putri” lebih dekat dan menenggelamkannya dalam pelukannya.
Langsung saja belasan sihir ledakan dilayangkan ke langit, membuat langit malam diwarnai oleh warna-warni yang berubah-ubah. Retsu menengadahkan wajahnya, menatap sepasang iris hitam kelam yang menghipnotis. Hernandez mengikuti sang “putri” dengan menundukkan wajahnya, memandang iris amber Retsu yang memabukkan. Bibir mereka hanya beberapa inci dari bersentuhan, dan jarak di antara kedua bibir itu pun semakin menipis dan menipis.
Darah naik mewarnai pipi putih Retsu dengan merah muda, Retsu sungguh dapat merasakan napas hangat Hernandez yang menerpa wajahnya. Ia sudah yakin kalau ia dapat menangani situasi ini dengan baik, tapi tetap saja Retsu tak bisa menahan dirinya dari merasa malu. Lelaki ini juga sama sekali tak membantunya, dia memandang matanya dengan penuh penghayatan. Retsu sangat ingin untuk menutup kedua matanya lalu pergi, tetapi ia tidak bisa melakukan itu, ia tak mau ayahnya kecewa.
Hernandez bertanya-tanya, ke mana keberanian gadis ini pergi? Meski begitu, ia tidak berhenti dari mencoba menangkap bibir pucat tipis itu dengan bibirnya. Hernandez mendekat, semakin dekat hingga bibirnya akan menyatu dengan bibir itu. Namun, dengan begitu tiba-tiba Hernandez berhenti, melepaskan pelukannya dari tubuh Retsu dan berbalik pergi. Meninggalkan Retsu sendiri yang memandangnya tanpa berkedip.
“Tunggu!” teriak Retsu tatkala sadar kalau lelaki itu tidak jadi menciumnya. Ia melangkahkan kakinya mengejar Hernandez. “Mengapa kau tidak menciumku?” tanyanya penasaran. “Tak ada lelaki yang akan menyia-nyiakan kesempatan sekali seumur hidup itu, tetapi kau malah berbalik pergi. Apa karena kau masih mengingat Lyra?”
Hernandez menghentikan langkahnya dan berbalik memandang wanita berambut seputih salju itu. “Sederhana saja: kau tidak ingin dicium dan aku tidak ingin mencium wanita yang tak kucintai.”
“Oh. Hm, selain Lyra, apa ada wanita yang kau cintai?”
“Aku tak punya waktu untuk disia-siakan pada seorang wanita.”
“Begitu, ya….” Retsu melangkahkan kakinya mendekati Hernandez. “Jika demikian, aku tak keberatan untuk menciummu.”
“Ha?”
Retsu hanya tersenyum pongah lalu berjinjit, ia mendaratkan bibirnya pada bibir Hernandez dengan lembut. Kedua pasang bibir itu menyatu selama beberapa detik, sebelum kemudian Retsu menarik bibirnya lalu pergi melewati Hernandez, yang hanya terdiam seolah-olah dia tersengat petir.
“Ngomong-ngomong,” pemeran “putri” itu menghentikan langkahnya dengan mata memicing memandang Hernandez yang terdiam, “itu juga adalah ciuman pertamaku,” ucapnya nakal dan berlalu tanpa berbalik sekali pun.
Mata Hernandez mengerjap, mulutnya sedikit menganga. “Apa… yang baru saja terjadi?”
Menggemeletukkan gigi-giginya, Hernandez segera berbalik untuk mengejar Retsu yang telah seenaknya mencuri ciumannya. “Tunggu, Ret-“
Buuaaammmmmmmm!!!
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
[Edited]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Cam
AARGHHH 😭 udah terlanjur baper loh
2022-01-04
1
Ardian Uzumaki
Itu Restu dibaca Rista ya?
2021-11-15
0
Oo Oo
mantap
2021-05-16
0