AJG 04

Di sana!

Dari balik dinding penyekat ruang restoran bergengsi itu, seorang anak berusia sebelas tahun mengintip kegiatan yang berada pada jarak sekitar tiga puluh meter.

Pandangannya berpusat pada seorang pria yang memiliki paras begitu serupa dengannya, pria dewasa yang terlihat begitu gagah menurutnya. Kelak, ia akan menjadi seperti orang itu pikirnya.

Di dalam batin, ia meringis mengharap kehangatan di dapati dari pria yang masih menjadi pusat pandangannya. Seperti gadis cilik yang kini terlihat sedang merengek dalam pangkuan pria itu.

Sejak lahir hingga kini, ia tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya memiliki seorang ayah yang hidup bersamanya, melepas tawa riangnya dalam sebuah istana kecil.

Tatapannya buyar kala jemari lentik sang ibu meraih daun telinganya. "Mah, ampun!" ringisnya memekik disertai tangan yang terulur menyela tangan ibunya yang masih setia menjewer daun telinganya.

"Udah mama bilang kamu jangan lakuin itu lagi," ucap sang ibu menekankan dalam nada tegas. Namun, ucapan tersebut begitu keras diterima anaknya, seolah ancaman pekat tersirat di balik tujuan itu.

"Al janji, ini terakhir kalinya," balasnya penuh keraguan jika sang hati berontak tidak ingin kegiatan mengintipnya mendapat cegahan dari siapapun untuk kali ini ataupun nanti.

"Cuma itu?" sang ibu memperingati, ia selalu mewanti-wanti jika sebuah permintaan maaf tidak hanya terucap dengan kata-kata saja.

"Maafin Alev, Mama.” Paham dengan isyarat sang ibu, ia tertunduk meresapi penyesalannya, membuat jari lentik itu terlepas begitu saja.

"Begitulah seharusnya anak mama," puji sang ibu di sertai senyuman manis sebagai penghibur pada anaknya yang kini telah membalas senyumannya. "Mama kamu udah nunggu kamu di luar," imbuhnya setelah merasa lega, sebagai perintah agar Alev segera mengindari tempat di mana seseorang masih bercanda ria dengan sang buah hati di sana. "Jangan keluyuran lagi sendirian," tutur sang ibu seraya berpangku tangan, mempertegas mimik wajahnya atas apa yang diperintahkan kepada anaknya.

"Oke, Al duluan," pamitnya, kemudian ia melangkahkan kaki membawa kekecewaan yang mendalam.

Kekecewaan atas nasib diri yang tidak bisa di hindarkan, kapan lagi ia dapat melihat sosok ayahnya jika tidak secara kebetulan berpapasan dengannya, itu pun hanya sekedar mengintip dari kejauhan saja.

Bukan tidak ingin ia menampakkan diri pada ayahnya. Pasalnya, sang ibu selalu melarang untuk memperlihatkan wajah pada ayahnya.

Seperginya Alev dari sana, sang ibu merutuk, mengutuk dirinya sendiri yang terpendam dalam palung hatinya. Bukan tega ia menjauhkan anak dari ayahnya. Hanya saja,

"Alev Sihan Danendra," ucapnya memanggil nama lengkap anaknya.

Ya!

Dia Alev Sihan Danendra atau lebih tepatnya Alev Sihan Charington. Anak hasil hubungan satu malam Art Tara Biancasandra dengan Jackson Jordan Charington seorang lelaki yang telah merobek selaput daranya dua belas tahun silam.

Tiga bulan pasca kejadian tragis itu, Tara baru mengetahui jika dirinya mengandung anak yang kini telah menjadi cerdas dan tampan itu. Hingga, tidak sempat terpikirkan olehnya untuk mencari di mana pria itu berada dan pada akhirnya ia memutuskan untuk bersembunyi saja.

Sengaja ia merahasiakan keberadaan anaknya selama mungkin yang membuat sang buah hati tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk merangkul ayahnya.

Terlalu lama sudah sang anak memendam keinginan. Sejak ia mulai mengenali dunia, hingga kini tubuhnya menyusul sang ibu.

Tara pun tidak pernah menutup mata, ia mengetahui jika anaknya merindukan sang ayah. Namun, seketika saja ...

“Maaf,” Tara melirih menyerukan rasa sesalnya hingga membuat kedua kelopak matanya tertutup rapat seolah meluapkan dengan kerasnya permohonan maaf.

Terbersit sebuah alasan dalam ingatan yang membuat ia tetap pada keputusannya, yakni ia tidak akan membeberkan keberadaan sang anak pada siapapun, lantaran ia takut jika kedua ibunya akan menerkamnya.

Memang kini Jackson belum memaparkan jati diri yang telah menjadi seorang pemimpin tertinggi dalam perusahaan ternama.

Namun, ia takut jika suatu saat nanti keadaan itu terbongkar, maka sang anaklah yang akan menjadi buruan kedua ibunya untuk dijadikan aset berharga sebagai umpan.

Penyesalan yang tak kunjung berakhir itu membuatnya selalu menepis dengan senyuman palsu. Serupa seperti saat ini, ia tersenyum untuk dirinya sendiri, kemudian ia meninggalkan tempat itu, menyusul anaknya yang sudah berdiri di depan kasir.

******

"Kamu terlalu sadis Ra," cibir Jasmeen kepada Tara setelah mendengar cerita dari Alev mengenai keadaan saat lalu.

"Aku melakukannya untuk Alev sendiri, andai 'mereka' tau ayah Alev seorang anak pengusaha-" balas Tara terpenggal, membayangkan jika nasib nahasnya akan jatuh kepada Alev. "Ah udahlah, terlalu mengerikan buat di bayangin," kilahnya tatkala pori-porinya tertutup rapat mengenang nasib diri dua belas tahun silam atas kejahatan yang di lakukan ibu tirinya.

Jasmeen tersenyum simpul, membenarkan apa yang dikatakan sepupu yang sudah menjadi sahabatnya itu. "Al, kamu dengar itu?" tanyanya pada pria remaja yang telah menganggukkan kepala penuh keraguan.

"Al dengar, tapi ... bukankah ga ada yang tau kalau papa seorang pengusaha?" Protes Alev merasa janggal, si cerdas yang selalu cepat tangkap dengan keadaan sekitar. Ia tau kisah tentang Jackson yang menyembunyikan diri dari jabatannya. "Dengan begitu nenek ga akan menggunakan kesempatannya buat memeras papa bukan?" imbuhnya memperjelas, membuat sang ibu melenguh di sana.

Tara kesulitan menimpali ucapan si cerdas anak semata wayangnya hingga membuat mulutnya terbungkam rapat bahkan lidahnya terasa kelu.

Namun, Jasmeen selalu bersikap tenang kala menghadapi kegusaran suasana tegang, ia kembali menyiratkan senyumannya di sela tatapan penghiburan bagi anak angkatnya. "Bukan hanya itu Alev, bukan hanya nenekmu yang di Bandung, tapi ada satu nenek lagi yang lebih berbahaya dari nenekmu itu," ungkapnya membuat Alev memicingkan mata.

"Nenek satu lagi?" Alev merasa janggal. Namun, terbengkalai kala sang ibu meraih tangannya, merangkul lengan hingga menuntun ayunan kakinya.

"Belum saatnya kamu tau," sahut Tara menutupi kerancuan dengan senyuman manisnya membuat sang anak kian merasa janggal.

"Jadi, maksud mama permasalahannya pada papa, bukankah nenek belum tau siapa papa sebenarnya?" Bak seorang jaksa yang sedang mengintrogasi, Alev berceloteh mengemukakan kejanggalannya.

Ia tidak akan menghentikan jika sebuah jawaban belum didapatkannya membuat Tara mengingat sosok Jackson yang begitu serupa dengannya.

Alev terlahir mengutip cerminan ayahnya. Ia tak hanya mewarisi rupa yang sama, akan tetapi sikap serta sifat pun ia dapatkan dari ayahnya.

"Sekarang memang belum, tapi nanti belum tau kan?" jawab Tara yang di sambut Alev dengan anggukan ringannya. "Dan lagi, kamu sejak kapan panggil ayahmu sama panggilan itu? Apa kamu pernah ketemu dengannya?" tanyanya setengah mengancam membuat langkah Alev yang sedari tadi beriringan dengannya terhenti seketika.

"Engga!" balas Alev seteguh karang di lautan luas. "Sama sekali ga pernah," imbuhnya memperjelas ucapan yang melenting mengiringi rasa takut. Ketika perasaan itu merangkak begitu cepat akibat sorotan mata ibunya yang melekat. Sehingga membuat Jasmeen terkekeh ringan.

"Udahlah Ra, percaya sama anakmu kalau dia anak yang berbakti," sahut Jasmeen menenangkan mata yang masih terbelalak mencelang itu. "Ga seperti ibunya yang sering melanggar keinginan anaknya," imbuhnya membuat mata itu kian terbelalak nyalang menyorot tajam wajah anggunnya.

"Kamu keterlaluan!" cibir Tara meronta jika sang sahabat memaparkan sikap buruknya di depan sang anak.

"Kau yang terbaik mama," ujar Alev untuk merangkul hati sang ibu dengan senyum pesona, meredakan emosi sang ibu membuat Jasmeen kembali tertawa kecil menyikapinya.

‘Satu darah, namun terlihat begitu berbeda dengan ibunya.’ Batin Jasmeen menyela pikirannya mengingat sang anak begitu memiliki gambaran serupa dengan ayahnya ataupun dapat di artikan jika ibu dengan ayah Alev memiliki sipat bertentangan.

Satu sisi sang ibu terlihat begitu keras dan tegas, lain dengan sang ayah yang begitu pengertian dan berhati lembut. Maka dari itu, Tara dengan Alev memiliki sifat berlainan.

Ucapan Alev saat lalu membuat Tara merasa lega di sana. "Berjanjilah kamu jangan seperti tadi lagi," tuturnya berseru lirih, memendam sejuta penyesalan di dalam sanubarinya lantaran telah memaksakan merubah takdir hidup anak semata wayangnya.

"Alev selalu berjanji untuk itu," balas Alev meyakinkan wajah yang tertunduk di sampingnya agar kembali menyiratkan senyumnya.

Benar adanya, sang ibu melirikkan tatapan pada wajah tampan di sertai senyuman kagum yang tersirat di balik wajah cantiknya.

"Kamu memang anak yang penurut Alev," tutur Tara menyerukan pujian disertai elusan pada puncak kepala Alev. Parasnya menggambarkan bibir yang telah tersenyum lirih di sana.

Alev masih menggundam keraguan atas janjinya, ia mengharap sang hati mampu menjaga hingga tidak akan sedikit pun terbersit untuk mengingkarinya.

Namun, setiap kali ia melihat sosok sang ayah, batinnya selalu meronta ingin melihat. Semua itu haya untuk melepas rindu lewat tatapan jarak jauhnya saja.

Hingga terpikirkan olehnya, jika saja apa yang dikatakan sang ibu benar adanya. Maka, untuk mencegah hati agar tidak merangkak menyerukan keinginan untuk mengumbar kerinduan, seharusnya ia sama sekali tidak bertemu dengan sosok pria yang di sebut-sebut sebagai ayah kandungnya itu.

Bila saja suatu hari tanpa sengaja takdir mempertemukan mereka, Alex akan brusaha sekeras hati menahan dirinya untuk tidak menampakkan wajah di hadapan sang ayah. Sebab bila itu terjadi, akan ada musibah datang menghampirinya. Keputusan pun bulat diambilnya untuk menghindar sejauh mungkin.

Tbc

Terpopuler

Comments

🍁Devi❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

🍁Devi❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

aahh berbuah jua akhirnya ,tumbuh seorang putra yg sangat tampan.

hmm...apakah jackson tahu bahwasanya dia telah jadi seorang ayah??
semoga segera dipertemukan oleh takdir.

2023-04-15

0

ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏

ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏

kasian anaknya cm bs memandang sang ayah dr kejauhan

2022-03-10

0

Awi Ciwy

Awi Ciwy

krg phm crtanya .bner tau* 12th kmdian y alurnya krg phm

2022-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 AJG 01
3 AJG 02
4 AJG 03
5 AJG 04
6 AJG 05
7 AJG 06
8 AJG 07
9 AJG 08
10 AJG 09
11 AJG 10
12 AJG 11
13 AJG 12
14 AJG 13
15 AJG 14
16 AJG 15
17 AJG 16
18 AJG 17
19 AJG 18
20 AJG 19
21 AJG 20
22 AJG 21
23 AJG 22
24 AJG 23
25 AJG 24
26 AJG 25
27 AJG 26
28 AJG 27
29 AJG 28
30 AJG 29
31 AJG 30
32 AJG 31
33 AJG 32
34 AJG 33
35 AJG 34
36 AJG 35
37 AJG 36
38 AJG 37
39 AJG 38
40 AJG 39
41 AJG 40
42 AJG 41
43 AJG 42
44 AJG 43
45 AJG 44
46 AJG 45
47 AJG 46
48 AJG 47
49 AJG 48
50 AJG 49
51 AJG 50
52 AJG 51
53 AJG 52
54 AJG 53
55 AJG 54
56 AJG 55
57 AJG 56
58 AJG 57
59 AJG 58
60 AJG 59
61 AJG 60
62 AJG 61
63 AJG 62
64 AJG 63
65 AJG 64
66 AJG 65
67 AJG 66
68 AJG 67
69 AJG 68
70 AJG 69
71 AJG 70
72 AJG 71
73 AJG 72
74 AJG 73
75 AJG 74
76 AJG 75
77 AJG 76
78 AJG 77
79 AJG 78
80 AJG 79
81 AJG 80
82 AJG 81
83 AJG 82
84 AJG 83
85 AJG 84
86 AJG 85
87 AJG 86
88 AJG 87
89 AJG 88
90 AJG 89
91 AJG 90
92 AJG 91
93 AJG 92
94 AJG 93
95 AJG 94
96 AJG 95
97 AJG 96
98 AJG 97
99 AJG 98
100 AJG 99
101 AJG 100
102 AJG 101
103 AJG 102
104 AJG 103
105 AJG 104
106 AJG 105
107 AJG 106
108 AJG 107
109 AJG 108
110 AJG 109
111 AJG 110
112 AJG 111
113 AJG 112
114 AJG 113
115 AJG 114
116 AJG 115
117 AJG 116
118 AJG 117
119 AJG 118
120 AJG 119
121 AJG 120
122 AJG 121
123 AJG 122
124 AJG 123
125 AJG 124
126 AJG 125
127 AJG 126
128 AJG 127
129 AJG 128
130 AJG 129
131 AJG 130
132 AJG 131
133 AJG 132
134 AJG 133
135 AJG 134
136 AJG 135
137 AJG 136
138 AJG 139
139 AJG 138
140 AJG 139
141 AJG 140
142 AJG 141
143 AJG 142
144 AJG 143
145 AJG 144
146 AJG 145
147 AJG 146
148 AJG 147
149 AJG 148
150 AJG 149
151 AJG 150
152 AJG 151
153 AJG 152
154 AJG 153
155 AJG 154
156 AJG 155
157 AJG 156
158 AJG 157
159 AJG 158
160 AJG 159
161 AJG 160
162 AJG 161
163 AJG 162
164 AJG 163
165 AJG 164
166 AJG 165
167 AJG 166
168 AJG 167
169 AJG 168
170 AJG 169
171 AJG 170
172 AJG 171
173 AJG 172
174 AJG 173
175 AJG 174
176 AJG 175
177 AJG 176
178 AJG 177
179 AJG 178
180 AJG 179
181 AJG 180
182 AJG 181
183 AJG 182
184 AJG 183
185 AJG 184
186 AJG 185
187 AJG 186
188 AJG 187
189 AJG 188
190 AJG 189
191 AJG 190
192 AJG 191
193 AJG 192
194 AJG 193
195 AJG 194
196 AJG 195
197 AJG 196
198 AJG 197
199 AJG 198
200 AJG 199
201 AJG 200
202 AJG 201
203 AJG 202
204 AJG 203
205 AJG 204
206 AJG 205
207 AJG 206
208 AJG 207
209 AJG 208 (END)
210 EPILOG
Episodes

Updated 210 Episodes

1
PROLOG
2
AJG 01
3
AJG 02
4
AJG 03
5
AJG 04
6
AJG 05
7
AJG 06
8
AJG 07
9
AJG 08
10
AJG 09
11
AJG 10
12
AJG 11
13
AJG 12
14
AJG 13
15
AJG 14
16
AJG 15
17
AJG 16
18
AJG 17
19
AJG 18
20
AJG 19
21
AJG 20
22
AJG 21
23
AJG 22
24
AJG 23
25
AJG 24
26
AJG 25
27
AJG 26
28
AJG 27
29
AJG 28
30
AJG 29
31
AJG 30
32
AJG 31
33
AJG 32
34
AJG 33
35
AJG 34
36
AJG 35
37
AJG 36
38
AJG 37
39
AJG 38
40
AJG 39
41
AJG 40
42
AJG 41
43
AJG 42
44
AJG 43
45
AJG 44
46
AJG 45
47
AJG 46
48
AJG 47
49
AJG 48
50
AJG 49
51
AJG 50
52
AJG 51
53
AJG 52
54
AJG 53
55
AJG 54
56
AJG 55
57
AJG 56
58
AJG 57
59
AJG 58
60
AJG 59
61
AJG 60
62
AJG 61
63
AJG 62
64
AJG 63
65
AJG 64
66
AJG 65
67
AJG 66
68
AJG 67
69
AJG 68
70
AJG 69
71
AJG 70
72
AJG 71
73
AJG 72
74
AJG 73
75
AJG 74
76
AJG 75
77
AJG 76
78
AJG 77
79
AJG 78
80
AJG 79
81
AJG 80
82
AJG 81
83
AJG 82
84
AJG 83
85
AJG 84
86
AJG 85
87
AJG 86
88
AJG 87
89
AJG 88
90
AJG 89
91
AJG 90
92
AJG 91
93
AJG 92
94
AJG 93
95
AJG 94
96
AJG 95
97
AJG 96
98
AJG 97
99
AJG 98
100
AJG 99
101
AJG 100
102
AJG 101
103
AJG 102
104
AJG 103
105
AJG 104
106
AJG 105
107
AJG 106
108
AJG 107
109
AJG 108
110
AJG 109
111
AJG 110
112
AJG 111
113
AJG 112
114
AJG 113
115
AJG 114
116
AJG 115
117
AJG 116
118
AJG 117
119
AJG 118
120
AJG 119
121
AJG 120
122
AJG 121
123
AJG 122
124
AJG 123
125
AJG 124
126
AJG 125
127
AJG 126
128
AJG 127
129
AJG 128
130
AJG 129
131
AJG 130
132
AJG 131
133
AJG 132
134
AJG 133
135
AJG 134
136
AJG 135
137
AJG 136
138
AJG 139
139
AJG 138
140
AJG 139
141
AJG 140
142
AJG 141
143
AJG 142
144
AJG 143
145
AJG 144
146
AJG 145
147
AJG 146
148
AJG 147
149
AJG 148
150
AJG 149
151
AJG 150
152
AJG 151
153
AJG 152
154
AJG 153
155
AJG 154
156
AJG 155
157
AJG 156
158
AJG 157
159
AJG 158
160
AJG 159
161
AJG 160
162
AJG 161
163
AJG 162
164
AJG 163
165
AJG 164
166
AJG 165
167
AJG 166
168
AJG 167
169
AJG 168
170
AJG 169
171
AJG 170
172
AJG 171
173
AJG 172
174
AJG 173
175
AJG 174
176
AJG 175
177
AJG 176
178
AJG 177
179
AJG 178
180
AJG 179
181
AJG 180
182
AJG 181
183
AJG 182
184
AJG 183
185
AJG 184
186
AJG 185
187
AJG 186
188
AJG 187
189
AJG 188
190
AJG 189
191
AJG 190
192
AJG 191
193
AJG 192
194
AJG 193
195
AJG 194
196
AJG 195
197
AJG 196
198
AJG 197
199
AJG 198
200
AJG 199
201
AJG 200
202
AJG 201
203
AJG 202
204
AJG 203
205
AJG 204
206
AJG 205
207
AJG 206
208
AJG 207
209
AJG 208 (END)
210
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!