Terdengar keributan di galeri ayah Anggara. ayah yang mendengar kekacauan dan teriakan pun mencoba untuk keluar dari gudang penyimpanan.
brakk,
ctakk,
srrrrtttttt,
hasil lukisan Anggara semua berserakan, bahkan tak sedikit pula yang hancur berantakan. dinding galeri dicet asal dengan pilox tanpa seizin Anggara. Anggara yang melihatnya tak suka dan emosi.
buughh, buughhh
tanpa aba-aba, Anggara melayangkan tinju pada wajah kedua pelaku perusakan.
"apa yang Kalian lakukan, ha?", ucap Anggara memanas
"kami hanya ingin menghancurkan karirmu, hahahahah"
buughhh
"beraninya kaliaaaannn. siapa yang menyuruh kalian?"
terdengar derap langkah kaki berat mengarah mendekat mereka,
"AKU! KENAPA?", Ucap seseorang dengan badan hitam, perawakan tinggi, dan kribo
"KAU?? BERANINYA KAU MENGUSIKKU"..
ya, dia adalah Pak Sunandar, Tuan tanah didesa tempat tinggal Anggara dan keluarga. ia adalah orang yang ditakuti didesa itu.
...
flashback off
"jodohkan aku dan anakmu, Maycha. maka aku akan memberimu sejumlah uang dan tanah yang lebar", ucap Sunandar yang telah berulangkali merayu Anggara agar menjodohkan dirinya pada putri semata wayangnya
"maafkan aku pak, aku tidak bisa. biarlah aku hidup sederhana setidaknya tidak mengacaukan hidup bahagia anakku",
"sombong sekali. kau lihat saja. hidupmu aku pastikan tak akan pernah bahagia. dan kau, suatu saat kau bahkan bersujud mencium kakiku untuk mengemis dikasihani",
...
Anggara yang mengingat akan ucapan itu membara. ia semakin tersulut emosi. namun naas, saat ia akan memukul Sunandar, lebih dahulu Sunandar menendang perut Anggara hingga tersungkur.
kedua preman suruhannya langsung menyiram galeri lukisan itu dengan minyak dan membakarnya. dalam keadaan lemas tak berdaya, Anggara mencoba teriak dan meminta bantuan namun api terlanjur membara.
bunda Putri yang baru saja datang untuk mengantarkan makan siang untuk Anggara teriak dan menangis histeris.
"ayaaaaahhh, tolong. to-toloooonggg. tolonggg. tolong. siapapun tolong. suami saya terjebak didalam. tolong. ayaaahhh, ayah bertahanlah", bunda menangis sesenggukan sambil terus teriak meminta bantuan hingga akhirnya banyak warga datang mencoba untuk memadamkan api.
"to-toloooonggg. tolong aku. bunda, Danu, Maycha, tolong ayaaah", Anggara pingsan akibat menghirup banyak asap dalam ruangan yang sedikit pengap.
Putri yang masih saja menangisi suaminya yang masih didalam galeri ingin masuk namun dihentikan oleh warga, tanpa habis pikir, putri mencoba menelepon putrinya. ia merogoh saku untuk mengambil ponsel genggam dengan gemetar hebat,
"Caca, hiks hiks, segeralah ke galeri ayah. ca. ayaahh hiks hiks. ayah, ca"
"bunda kenapa Bun? halo, bunda".
tuutt tuuuttt, tiba-tiba pangilan terputus tanpa sebab. Maycha panik dan langsung menyambar tas selempangnya berniat ke desa untuk menemui sang bunda.
"kau mau kemana?" tanya Danu saat keluar dari kamar mandi
"bunda tadi menelepon. tapi panggilannya terputus. aku seperti mendengar suara riuh dan bunda menangis. aku taku terjadi apa-apa. hiks hiks", Caca menangis dalam dekapan sang suami
"sudahlah tenang. kita kesana sekarang. aku akan memerintahkan Dendi dan Miko mencari tahu"
"baiklah. ayo. segera".
Danu telah menghubungi anggotanya. dan kini mereka juga dalam perjalanan ke desa. sekitar 10 menit, Danu mendapat telepon dari Dendi,"tuan maaf. galeri tuan Anggara terbakar. saya rasa sengaja dibakar seseorang. saya meminta Miko menerobos masuk karena tuan Anggara terjebak didalam, tuan"
"sial. siapa yang melakukannya! awasi terus, turunkan anggota kita untuk membantu. bunda bagaimana?"
"bunda dibawa kesalah satu rumah warga karena pingsan, tuan"
"langsung saja panggil dokter Shinta untuk menangani. tetap hati-hati ".
Maycha yang mendengar ucapan sang suami semakin lemas meskipun ia belum tau pasti kejadian apa yang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments