Sementara itu, Jihan duduk termenung di dalam kamarnya. Dokter baru saja memeriksa kondisi lukanya. Dia duduk sendirian di sana sembari menatap matahari yang akan menghilang dari pandangannya, terdiam seperti orang bodoh dengan setumpuk pertanyaan yang berkeliaran di otak kecilnya.
" Huffth!!"
"Apa yang harus kulakukan setelah ini!" Ucapnya sambil menopang dagu di sisi tempat tidur.
Bibirnya mengerucut, seharian dia memikirkan bagaimana rencana balas dendamnya bisa dia laksanakan saat dia berada di negeri orang. Belum lagi, bisa saja dia akan segera dipenggal karena Guang Lin sudah tahu identitasnya.
" Aku tidak akan dipenggal kan!? Aku belum merebut milikku, aku tidak boleh mati konyol di negeri ini!" Ucap Jihan seraya meremat kepalanya.
Gadis itu bermonolog sendiri, tanpa menyadari kalau Guang Lin sudah menatap dan mendengar ocehannya sejak tadi.
" Apa kau sangat takut dengan negara ini Jihan!?" Guang Lin menyadarkan gadis itu dari pikiran buruk yang menyerangnya.
Jihan menoleh, pria tampan yang menyelamatkannya berdiri di dekat pintu sambil bersedekap dada. Ohh jangan lupakan dada bidang yang samar-samar terlihat dari balik kaos sutra tipis yang membentuk tubuhnya itu, seksi sekali di mata Jihan.
Glup!!
"Holy moli, mataku disucikan oleh tubuhnya yang seksi!" Batin Jihan tanpa sadar tertarik dengan tubuh kekar pria tampan itu.
Guang Lin menutup dadanya, seolah dia mendengar isi kepala Jihan yang berhasil membuat Jihan mencebikkan bibirnya," cih dasar pelit, " batin Jihan.
Pria itu mendekat, ada senyuman tipis di bibirnya yang manis," katakan padaku, kenapa kau begitu takut dengan negara ini?" Tanya Guang Lin seraya menatap gadis itu dalam-dalam.
Jihan menghela nafas berat, dia terlihat tidak terganggu dengan jarak wajah mereka yang hanya beberapa centimeter itu.
" Apa kau tidak tahu kalau raja kalian diterpa banyak rumor? Di kerajaan Bulan merah dia disebut pembunuh dan penghisap darah para gadis perawan, dan mereka mengatakan kalau dia sangat kejam pada orang asing, tentu saja aku takut kalau aku akan bertemu dengan yang mulia raja, itu sangat mengerikan!" Bisik Jihan.
"Pffthh!!!" Guang Lin terkekeh pelan.
" Jadi karena semua rumor itu kau jadi takut bahkan saat tidak mengenal siapa raja itu?" Ucap Guang Lin memastikan.
Dengan polosnya gadis itu mengangguk," siapa coba yang tidak takut, bagaimana kalau dia membenciku dan kau ketahuan membawaku ke sini, kau juga bisa terkena masalah Guang Lin, bahaya sekali jika sampai terjadi sesuatu padamu, aku akan merasa sangat bersalah!" Tuturnya.
Guang Lin terkekeh, ditepuknya pucuk kepala Jihan sambil tersenyum begitu manis. Seandainya teman-teman Guang Lin melihat ini, mereka akan menganga tak percaya, bahkan Raon mungkin akan mencongkel matanya sendiri saking kagetnya.
"Kalau begitu kau mau bertemu raja? Dia mungkin akan menyukaimu," ucap Guang Lin.
Jihan cepat-cepat menggelengkan kepalanya," tidak tidak, aku tidak mau mati, aku masih belum balas dendam, dan lagi apa kau tidak butuh bantuan ku untuk mencari organisasi Serigala bulan merah itu!? Jangan pertemukan aku dengan raja!" Tolak Jihan dengan sungguh-sungguh.
Dia tidak mau cari mati, umurnya masih muda, dan dia baru dua minggu di dunia paralel ini. Masa iya dia langsung mati sebelum balas dendam?
"HAHAHAHAHH....." tawa Guang Lin semakin keras, membuat Jihan menjadi panik. Sontak gadis itu menarik tubuh Guang Lin dan spontan menutup mulut pria itu dengan tangannya.
" Jangan tertawa begitu keras, katanya dinding kerajaan ini pun punya telinga, kalau raja mendengar seorang bawahan tertawa begitu keras di istana, kita bisa kena masalah, penyakit gilanya bisa kambuh," ucap Jihan dengan wajah paniknya.
Guang Lin menahan tawanya, perutnya seperti digelitik ribuan kupu-kupu. Ditariknya tangan Jihan dan ditatapnya manik mata Jihan dalam-dalam.
" Raja bukan orang bodoh Jihan, tenang saja, selama kau berada di sini, kau akan selamat, tetapi jika kau berencana untuk kabur, aku tidak yakin kau bisa selamat, sebab siapapun yang masuk kerajaan ini harus punya surat ijin dari kerajaan tempat tinggalnya," terang Guang Lin.
Peraturan yang dibuat Guang Lin sangat ketat, setiap orang punya tanda pengenal dan wajah mereka sudah direkam dalam batu sihir yang diciptakan snag Penyihir Agung negeri ini Na Rae. Oleh karena itu, jika ada wajah mencurigakan, semua akan terdeteksi.
"Tapi ini istana Guang Lin, apa kau yakin aku bisa aman di sini? Lalu identitas ku bagaimana?" Tanyanya khawatir.
Guang Lin terdiam sejenak," kepalanya memikirkan hal yang terlalu rumit," batin Guang Lin.
"Jadi asistenku, setelah kau benar-benar sembuh kau akan kuperkenalkan sebagai asisten pribadiku, kau tidak boleh jauh-jauh dariku dan harus selalu di dalam istana sampai tanda pengenalnya keluar dan datamu masuk dalam kerajaan," jelas Guang Lin.
" Kau baik sekali, kenapa kau menolongku?" Tanya Jihan.
Guang Lin tersenyum, ditatapnya wajah polos itu, sejenak dia teringat akan wajah adiknya yang tersesat lalu dibunuh," kau mengingatkanku pada adikku, dia pernah tersesat tetapi berakhir tragis di tangan pembunuh, aku tidak tega membiarkanmu berkeliaran dan malah menjadi sasaran penculik," ujar Guang Lin.
Jihan tergugu," apa organisasi itu berhubungan dengan kematian adikmu?" Tanya Jihan.
Guang Lin mengangguk lemah," iya, sampai sekarang aku masih mencari siapa otak yang memerintahkan para bajingan itu menyentuh adikku, tetapi setiap saat organisasi itu mengganti orang-orang mereka, aku belum menemukannya bahkan setelah sepuluh tahun kematiannya," jelas Guang Lin dengan tatapan sendu penuh kesedihan.
Hati Jihan terasa sakit, memikirkan bahwa Guang Lin kehilangan seseorang di depan matanya membuat dia iba pada pria itu. Tanpa sadar dia mengusap wajah Guang Lin," adikmu pasti bangga punya kakak yang sangat menyayanginya," ucap Jihan.
" Aku bukan kakak yang baik," ucap Guang Lin seraya menarik tangan Jihan.
" Maaf," ucap Jihan
"Aku melewati batas," lirihnya merasa bersalah karena mengingatkan Guang Lin atas luka lamanya.
Pria itu hanya diam, dia lalu bangkit berdiri," aku ingin menenangkan diri, beristirahatlah, kalau kau bosan kau bisa berkeliling istana ini, tapi jangan berusaha untuk kabur, karena akan sulit menyelamatkan mu," ucap Guang Lin seraya membuang wajahnya menghindari tatapan sedih dari Jihan.
Gadis itu patuh, dia mengangguk dan menuruti ucapan Guang Lin.
"Sebelum itu, terimakasih sudah menyelamatkan ku dan begitu baik padaku, " ucap Jihan sambil membungkuk penuh hormat pada sosok yang menyelamatkannya.
Guang Lin menatapnya sekilas," kalau kau benar-benar berterimakasih, di kehidupan ini berdirilah di sisiku Jihan," ucapnya sebelum dia keluar dari ruangan itu.
Jihan menatapnya bingung, alis gadis itu menyatu seiring menghilangnya Guang Lin dari hadapannya," Kenapa dia mengingatkanku pada Kapten A Lin?" pikir Jihan.
Siapa sangka, langit sudah malam, dan bulan biru muncul di langit Azurethra. Namun belum sepenuhnya bulan purnama, tetapi Guang Lin sudah mulai merasakan gejala penyakit kegilaannya akan segera kambuh.
Sementara itu, di dalam kamar, Jihan meringkuk, dia menekuk kedua kakinya dan memeluk tubuhnya sendiri kala rasa sakit menggerogoti dadanya.
" Arkhhh..... Uhuk... Uhuk.... Sa.. sakit sekali... Hiks hiks hiks... Sakit sekali... Dadaku seperti dicabik-cabik..." Rintih Jihan.
Dia menangis kesakitan, untuk pertama kali dia merasakan sakit yang begitu luar biasa, kesedihan yang seolah meresap ke dalam jiwanya.
"Apa waktunya akan segera tiba? Arkhh... Tidak mungkin, aku harus mengeluarkan energi itu lagi, sepertinya karena diganggu oleh keparat itu saat di kediaman Lee, energinya belum keluar sepenuhnya!! Aku arkhhh... Sakit!! Sakit sekali!" Jihan merintih kesakitan, dicengkeramnya dadanya yang terasa sakit bak ditusuk ribuan belati.
Energi besar dalam tubuhnya mulai memberontak, bulan purnama yang sempurna akan segera hadir, berbeda dengan cahaya bulan sabit yang menyinari Jihan beberapa hari lalu, Bulan Purnama lebih sempurna baginya untuk melepaskan energi dalam tubuhnya.
Ada apa dengan Jihan? Dan bagaimana Guang Lin mendapatkan penyakit kegilaannya itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments