Kakakku Cinta Pertamaku
Sebelum membaca Vie mohon klik tombol Like jangan lupa ya, terus di vote juga, Rate bintang lima juga ya, apalagi mau kasih koin seikhlasnya boleh banget...
Happy Reading 😘😘😘
****
Marisa Ayu, biasa dipanggil Caca, bertubuh mungil dengan tinggi 160 cm. Caca memiliki kulit kuning langsat, hidung yang mungil alias minimalis. Hidungnya mancung enggak pesek juga enggak. Caca juga memiliki bibir tipis dan mempunyai rambut kecoklatan yang bergelombang, yang membuatnya makin terlihat cantik.
Hari itu dia memakai rok kotak-kotak selutut, berpadu padankan dengan atasan T-shirt berwarna putih yang dimasukkan ke dalam rok. Tak lupa outfit-nya hari itu dilengkapi dengan tas selempang berbentuk kotak kecil serta mengenakan sepatu flat.
Caca menemani sahabatnya Rani yang ukuran tubuhnya lebih tinggi dari Caca. Tubuh Rani hampir sempurna menurut Caca, body goal ala artis Kpop. Sebut saja Rani itu mirip Jenni anggota dari girl group terkenal di Korea.
Mungkin wajah Rani yang sedikit oriental dengan keimutan yang menggemaskan, serta wajah Caca yang polos bak bidadari jatuh kepeleset dari surga, membuat mereka sangat disukai oleh kebanyakan teman pria di sekolahnya maupun di universitasnya sekarang.
Mereka berdua adalah idola semasa sekolah maupun di kampus, hanya saja Caca lebih pendiam dan menutup diri dari kawan-kawan lainnya. Berbeda dengan kepribadian Caca, Rani memiliki kepribadian yang ceria dan mempunyai banyak teman semasa sekolah maupun kuliah. Bagi Caca, Rani adalah teman satu-satu nya yang ia miliki.
***
Siang hari yang cerah serta panas terik tak menyurutkan tekad Rani untuk mengajak Caca menuju sebuah galeri lukisan yang baru saja di buka dan memiliki banyak pengunjung.
Di dalam galeri yang penuh dengan lukisan bertemakan tentang anak muda itu, Caca mengikuti Rani yang masih berdecak kagum memandangi lukisan yang Caca sendiri tak paham makna dari gambar yang aneh dengan goresan cat air yang warnanya berpadu tak menentu. Caca juga yakin kalau Rani tak mengerti dengan lukisan-lukisan tersebut, namun keinginannya melihat si pemilik galeri yang katanya tampan ala pengusaha muda yang makin membuatnya tambah semangat datang ke sana.
"Ca, lihat deh bagus ya lukisannya." Ucap Rani sembari menunjuk lukisan di depannya.
"Biasa aja Ran, mana gue ngerti sih urusan kayak gini, lagipula gue yakin nih kayak elo ngerti aja urusan seni begini."
sahut Caca sambil mengarahkan telunjuknya ke arah Rani.
"Ayo ah pulang." ajak Caca sambil menarik tangan Rani untuk meninggalkan galeri tersebut.
"Aduh !!" teriak Caca kala dirinya tiba-tiba tertabrak oleh seorang pemuda gagah yang berdiri di hadapannya.
"Sorry, gue gak sengaja, elo gak papa kan?"
tanya seorang pria tinggi berbadan tegap, rambut berwarna hitam dengan hidung mancung memakai kacamata merk terkenal yang tidak sengaja menabrak Caca.
"Duh sakit sih, tapi gue gak papa kok." ucap Caca sambil mengelus lengan kirinya yang tertabrak.
Gila nih cowok badannya gede banget, tinggi kulit putih, hidung mancung, bibir sexy macam gue lihat idol K-Pop gitu. Dengan postur badan gede gitu pantesan kesenggol dikit aja lengan gue sakit gini ngilu pula. Hadeh yaelah ni si Rani melongo aja lagi ngeliatin nih cowok sampai gue bisa masukin laler ke mulutnya juga ketelen.
batin Caca yang tak habis pikir menatap Rani.
"WOY... !" teriak Caca sambil menampar pipi Rani pelan.
Rani tersadar dari lamunannya menatap sosok pria di hadapannya itu.
"ADAW awww sakit Ca...!" pekik Rani lalu menoleh ke arah pria di hadapannya itu.
"Eh gak papa kok tabrak aja, lagian jadi seneng kalau ditabrak kamu." ucap Rani penuh tatapan takjub.
Caca yang mendengar ucapan Rani jadi gemas lalu menginjak kaki Rani.
"Hahahha bisa aja, gimana nih kalian udah liat pameran lukisan gue? kalian suka gak?" tanya cowok itu.
"Waw suka banget ini semua elo yang buat? ckckkckckc keren parah." mata Rani berbinar saat mengucapnya seperti terpasang lampu tumbler yang kerlap kerlip berkilauan di bola mata Rani, menurut Caca.
Tanda-tanda Rani suka nih, biasanya kalau sikapnya udah kaya gini, gampang banget sukanya, heran gue sama ni bocah cepet banget move on nya, baru aja kemaren dia nangis-nangis putus bahkan sampe nginep dirumah gue.
Batin Caca.
"Oh iya sampe lupa kenalin nama gue..."
"Rendi Wijaya ya kan..?" potong Rani sebelum cowok itu berhenti bicara.
"Kok elo tau Ran?" bisik Caca.
"Iyalah ini alasan gue ngajak elo kesini buat ketemu dia, ternyata cakep aslinya daripada di majalah bokap yang gue liat."
"majalah apa? bukan majalah por** kan?" bisik Caca menggoda Rani.
"Sial lo, mana bokap gue punya majalah kaya gitu, kalau Anto tuh mungkin iya, ini mah majalah seni soalnya bokap gue tuh suka seni tau." sahut Rani.
"Ehm ehm udah bisik-bisiknya? nama kalian siapa?" tanya Rendi.
"Eh iya, hai gue Rani, ini Caca sohib gue."
Ucap Rani seraya menyodorkan tangannya yang disambut hangat oleh Rendi.
"Hai, gue Caca." ucap Caca ikut menjabat tangan Rendi.
"Hai Ca, kalian mau gue anter keliling galeri gak?"
tanya Rendi sambil membuka kaca mata hitamnya yang langsung memancarkan aura wajahnya yang glowing seperti matahari pagi yang bersinar cerah secerah hati Rani saat itu kala melihat Rendi.
Haduh nih cowok wangi banget mana ramah apalagi pas adegan dia buka kacamata pengen teriak aja rasanya macam liat oppa konser oppppaaaaa saranghaeeee.
Caca mencoba cuek meski ia memperhatikan Rendi.
"Yuk." ucap Caca.
"Eh bentar, tadi bukannya elo mau pulang ca?" tanya Rani
"Enggak kok kata siapa, hayu ah Ran."
ucap Caca sambil mencubit pinggang Rani pelan.
Setengah jam mereka berkeliling galeri dengan Rendi namun bukannya lukisan yang mereka perhatikan malah mereka memperhatika Rendi dengan seksama dari ujung rambut sampai kaki Rendi yang mereka perhatikan. Caca dan Rani bahkan mentotal taksiran keseluruhan harga pakaian, jam tangan, kacamata dan gelang merek XX yang ada ditangan Rendi.
gila hampir seratus juta dari atas sampai kaki nih cowok pasti tajir, duh boyfriendable banget nih buat gue.
batin Rani.
"Oiya ini kartu nama gue, kalo butuh info lukisan disini elo boleh kontak gue." ucap Rendi seraya menyodorkan kartu nama yang langsung diambil oleh Rani.
"Oke pasti gue hubungin elo, thanks ya buat hari ini." ucap Rani
"Rendi...!!! gila gue kangen banget sama elo." ucap seorang perempuan cantik macam seleb yang langsung memeluk Rendi.
Caca dan Rani mundur perlahan membiarkan mereka yang tampak serasi. Nyali Rani ciut seketika kala melihat sosok perempuan yang memeluk Rendi tersebut.
Gila cantik banget, pacar nya kali ya duh gak sanggup gue bersaing gini.
batin Rani.
Caca melihat perempuan tersebut dengan seksama karena sepertinya ia pernah melihatnya namun ia lupa dimana pernah melihatnya.
Lamunannya tersadar dengan tarikan Rani yang mengajak Caca beranjak dari galeri tersebut dan menaiki taxi online yang sudah Rani pesan tadi.
Mereka pun pergi menuju rumah Caca meninggalkan Rendi dan perempuan yang mereka duga pacarnya itu.
***
Bersambung...
Tengok novel ku lainnya ya
- Pocong Tampan
- 9 Lives
- Gue Bukan Player
- With Ghost
Vie love you all readers...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Reyvina Laila
good
2022-10-21
1
Rose_Ni
aku ngasih bunga bermekaran hanya untukmu aja ya Thor...
2021-09-17
1
🐝⃞⃟𝕾𝕳ᴹᵃˢDANA°𝐍𝐍᭄
mampir kak , sukses selalu
2021-04-10
0