Mulai Terlibat

Waktu telah berlalu, kini Khansa telah resmi menjadi murid di Indonesia High School.

Setelah dua jam pelajaran, akhirnya bel istirahat berbunyi membuat semua siswa berhamburan keluar kelas.

"Sa ke kantin yu? Lapeerrr" Ajak Hana seraya mengelus perut nya.

"Iya"

Saat ini Hana sedang bercerita dengan semangat tentang pacar baru nya, ia terus mendorong Khansa dengan semangat + gemas. Sangat kuat hingga Khansa pun tersungkur dan menabrak seseorang.

"Nah! Tuh kan! Lo tuh memang modus! Modus kan?! " Bentak seseorang membuat Khansa menengadahkan kepalanya menatap pria itu.

"Maaf kak ga sengaja, tadi di dorong temen"

"Halah! Ga percaya, cewek kaya lo tuh udah sering gue temuin" Bentak pria itu.

"Anu, saya minta maaf kak, tapi saya emang di dorong tadi. Ya kan Han? Eh? Han? Hana?" Khansa memutar pandangan nya mencari sosok Hana, namun dia tak ada di sana. "Is! Ke mana sih?!" Ujar Khansa kesal.

"Nah kan bohong" Tuduh Arga lagi.

"Maaf kak, saya bener bener ga sengaja, serius.. Tadi temen saya ada di sini" Jelas Khansa.

"Halah serius serius, ga percaya. Eh, gue mau nanya, lo tau siapa gue?" Tanya Arga.

".. Ga tau"

"Gue ini putra direktur perusahaan G tau"

"... Terus?"

"Ko terus?"

"Ar udah ah, ayo ke kelas" Ajak Farhan seraya menarik lengan Arga.

"Apa sih? Ntar dulu" Tolak Arga.

Arga maju mendekat dan berhadapan dengan Khansa. Ia memegang dagu Khansa dan sedikit mengangkat nya.

".. Anak beasiswa kan lo?"

"Iya"

"Kalau beasiswa lo di cabut, lo bakal gimana?"

Khansa melayangkan satu tamparan tepat di pipi Arga.

"Ga usah bawa bawa beasiswa! Gue ga peduli lo siapa! Cuma masalah begini aja di besar besarin, yakin lo kakak kelas di sini?!"

Rafa:

Di depan mata gue, ntuk pertama kali nya gue liat ada seorang perempuan yang berani mukul Arga.

"Enak?" Tanya Farhan puas.

"Apasih?!"

"Gue rasa lo kelewatan Ar, ngapain gangguin anak baik keya itu" Ujar Rafa.

Sejak dulu Arga selalu begitu, terkadang ia akan bertingkah seperti tadi dan membuat para wanita meleleh. Namun kali ini gagal, untuk pertama kalinya gagal.

"Hih! Kesel banget gila. Berani berani nya manusia seperti dia nampar Arga. Dia belum tau sedang berurusan dengan siapa!" Ucap Arga geram.

"Ya lo nya yang bikin dia kesel, udah ah" Rafa menyudahi.

"Fa, Han, kalian pada kelas duluan aja deh, gue harus ke kamar mandi" Titah Arga.

"Kamar mandi?"

"Iya, kenapa? Mau ikut?"

".. Makasih, udah sana"

Entah kenapa Rafa takut dan cemas, bagaimana kalau Arga melakukan sesuatu yang aneh atau bahkan berbahaya. Karenanya, Rafa membiarkan Farhan ke kelas sendirian dan mengikuti kemana Arga pergi.

Benar saja, tujuan Arga bukan lah kamar mandi melainkan kelas teman nya. Rafa mengendap endap dan bersembunyi di semak semak yang berada tak jauh dari kelas teman Arga.

"Bi, gue pengen lo ngelakuin sesuatu buat gue" Pinta Arga.

"Apaan? Ada duit nya kaga?"

"Adaaa tenang aja itu mah. Gue pengen lo..."

Setelah mengetahui rencana rahasia Arga, Rafa kembali ke kelas. Arga kembali ke kelas dengan wajah sumringah, ia tampak girang. Mungkinkah ada hubungan nya dengan rencana nanti sore?

BEL PULANG BERBUNYI...

"Ar, Fan, kalian duluan aja. Gue ada urusan" Ujar Rafa.

"Urusan apaan?" Tanya Farhan.

"Adalaaaa"

"Mau jalan sama cewek ya?" Tanya Arga.

"Ya kaga lah! Adalah pokok nya"

"Yaudah, gue balik ya, di tungguin mami"

"Iya Fan, tiati"

Rafa menggendong tas nya dan segera menuju kelas si target, adik kelas yang tadi. Sesampainya di sana, Rafa memperhatikan sekeliling dan Abi, teman Arga sedang bersiap di atas kelas dengan ember plastik nya.

Rafa terus memperhatikan kelas sampai akhirnya si target keluar. Saat melihat Abi menjatuhkan air beserta ember nya, Rafa refleks berlari dan memeluk si target.

"Woi!" Teriak Khansa yang juga memukul Rafa.

Dengan kuat Khansa berusaha melepaskan pelukan Rafa, tenaga nya kuat sekali. Namun akhirnya, air beserta ember jatuh mengenai kepala Rafa.

"Eh?"

"Lo ga papa?" Tanya Rafa dengan nada datar.

"Harusnya saya yang nanya kak, kakak ga papa?" Tanya Khansa tidak enak.

"Ga papa"

"Kenapa tadi ga dorong aja? Atau tarik ke sana" Menunjuk halaman kelas.

"Ga kepikiran, maaf ya"

"Iya kak, maaf ya Kak, makasih" Ucap Khansa seraya membungkukan badan nya dan di balas anggukan oleh Rafa. Setelah nya Rafa pergi dari sana.

"Untung ga papa anak orang.. Dasar Arga k*mpret!" Batin Rafa lega.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!