" Bagaimana sekolah kamu sayang?ada kendala?" suara seorang wanita paruh baya membuyarkan konsentrasi Ara saat sedang melahap makan malam nya.
Ara mengangkat wajahnya menatap wanita hebatnya, kebanggaan nya" Alhamdulillah lancar Bun, pekerjaan bunda sudah selesai?" angguk nya disertai seulas senyum.
Wanita yang ia panggil bunda mengangguk dan duduk di sampingnya" maafkan bunda sama mami ya sayang belum bisa kasi yang terbaik untuk kamu,belum bisa bawa kamu pergi dari tempat ini" dengan wajah sendu wanita paruh baya itu mengusap lembut puncak kepala Ara.
Ara mengaguk seraya tersenyum,hatinya memang sedih dan sakit harus tinggal di tempat haram dan di pandang hina oleh orang-orang,tapi ia harus kuat,dan selalu tersenyum di hadapan wanita hebat nya, yang mungkin lebih sakit darinya,harus tinggal di tempat itu sudah belasan tahun.
" Ara ga apa-apa Bun,mami juga sudah berkorban banyak, mami juga sayang banget sama Ara,selalu ajarin Ara yang baik-baik" wajah cantik nya selalu ceria dan tersenyum saat berbicara dengan Bunda atau mami nya.
Bunda Suci tersenyum lembut " mami memang sangat baik sayang, walaupun hidupnya di penuhi oleh hal kelam seperti ini,tapi hatinya begitu lembut,ada alasan tersendiri mengapa mami memutuskan menjalani profesi ini,tapi ini bukanlah pilihan nya, keadaan lah yang memaksanya untuk bertahan di sini"
" Ara udah tau Bun tentang masa lalu mami dan mbak Nabila,semoga kita dan mami bisa cepat terlepas dari semua ini Bun"
" Amin...habis ini langsung masuk kamar ya,bunda juga mau tidur,capek,hari ini tamunya lumayan ramai "
" Ia Bun,Ara akan langsung masuk kamar,tapi ada tugas yang belum selesai sedikit lagi"
" Selesaikan dulu tugas kamu,jangan kecewakan mami yang sudah susah payah mengurus sekolah kamu"
" Ia Bun,Ara tau"
" Terimakasih ya nak,atas pengertian kamu" setelah mengusap lembut puncak kepala Ara,bunda suci memasuki kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Ara.
****
" Belajar yang rajin ya sayang" mami Dona mengecup lembut kening Ara saat remaja cantik itu akan turun dari mobilnya.
" Terimakasih ya mi,Ara masuk ya.. assalamualaikum " Ara melambaikan tangannya pada wanita yang ia panggil mami,jika sempat wanita cantik nan seksi itu selalu mengantarnya ke sekolah.
" Waalaikumsalam..Bay... sayang..." balas mami Dona sebelum melajukan mobilnya meninggalkan sekolah baru Ara,satu Minggu sudah ia bersekolah di tempat baru itu,setelah dua tahun bersekolah di sekolah asrama.
Wanita yang akrab di panggil mami Dona itu adalah wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan energik,memiliki tubuh yang seksi dan anggun, pekerjaan nya memang hina dan Allah melarang nya,tapi beliau selalu memberikan yang terbaik untuk putri nya,menjadi garda terdepan dalam setiap masalah yang Nabila dan carabella hadapi.
Nabila bahkan melanjutkan kuliahnya di salah satu pesantren di luar kota,beliau selalu berpesan pada Nabila dan Ara agar jangan pernah mengikuti jejaknya,dua gadis kesayangan nya itu harus hidup lebih baik dari nya dan bunda suci sahabat nya.
" Ara..sini" panggil Savira saat melihat Ara melewati parkiran.
" Kamu baru datang? Dara sama Balqis mana?"
" Mereka lagi di jalan,aku bareng Juno"
" Hai... adik..." sapa Juno yang baru keluar dari mobil nya.
Carabella tersenyum lembut saat melihat Juno,pria gemulai itu selalu memanggilnya adik, karena di antara mereka Ara lah yang lebih muda enam bulan,Ara baru mengenal Juno tiga hari lalu,pria gemulai itu libur beberapa hari saat pertama Ara masuk sekolah.
" Manis banget sih senyumnya,diabetes eyke" genit Juno.
Ia mengusap lembut puncak kepala Ara,Juno sangat suka melihat rambut panjang Ara yang terlihat begitu indah walaupun selalu di ikat atau di kepang dengan rapi,Ara tidak pernah menggerai rambut nya saat ke sekolah, bahkan ia selalu memakai seragam sekolah yang longgar,menutupi tubuh indahnya.
Sebenarnya ars sangat ingin berhijab seperti Nabila,tapi ia merasa tidak pantas dengan lingkungan tempat tinggalnya,berbeda dengan Nabila yang tinggal di asrama,gadis yang ia panggil mbak itu bahkan pulang hanya satu tahun sekali.
" Jijik gue liat keganjenan Lo" umpat Savira .
Juno mencebikkan bibir nya, memanyunkan nya kedepan " ayang gue kok belum pada kelihatan ya"
" Makan tu ayang,jeruk makan jeruk Lo" Savira selalu meledek sahabat satu-satunya berbeda genre itu.
" Udah ih debat terus,kita nunggu Dara sama Balqis?" tanya Ara,ia menyandarkan tubuhnya di samping mobil Juno.
"Males gue nunggu di sini,di kelas aja yuk" ajak Savira.
Juno dan Ara mengangguk setuju, ketiga nya berjalan beriringan menuju kelas,di iringi dengan candaan konyol Juno.
" Juni...awas tu BH Lo jatuh" ledek salah satu senior mereka yang entah sedang apa di daerah gedung para junior.
" Ih... apaan sih kak Erik... mulutnya,masih pagi juga,nama gue tu Juno ya" protes Juno pada siswa bernama Erik,senior mereka.
" Semalem gue liat Lo di alun-alun pakai nama Juni" ledek Erik .
" Sembarangan kakak ih,emang gue banci Pancoran yang suka nongkrong di alun-alun" dengan cepat Juno membantah tuduhan seniornya itu,mana mungkin dia akan nongkrong di alun-alun, tongkrongan dia itu cafe elite,secara papa nya seorang manager di perusahaan internasional, sedangkan mama nya pemilik beberapa salon ternama di kota itu.
" Aku duluan ya vir,mau ke perpus sebentar" Ara meminta izin duluan pada Savira,ia ingin ke perpustakaan.
" Oh ia,perlu gue temenin?"
Ara menggeleng cepat " Ga usah,ntar Dara sama Balqis nyariin lagi" tolak Ara lembut.
" Ok.. hati-hati ya,awas ada yang godain "
Ara mengangkat tangan nya seraya membentuk bulat jarinya,berbentuk ok.
" Gue aja yang nemenin" Juno baru akan melangkah mengikuti Ara,tapi Savira lebih dulu mencegahnya seraya menggelengkan kepalanya.
" Ara ga cuma ke perpus jun" Savira mengingatkan,satu Minggu ia dan kedua sahabatnya mengenal Ara dan memutuskan menjadikannya sahabat mereka,mereka sudah tau tentang kehidupan pribadi remaja cantik itu,Ara sudah menceritakan semuanya pada mereka.
" Anak baru ?" tanya Erik pada Savira dan Juno.
" Ia kak,baru satu minggu" jawab Savira apa adanya.
Erik mengangguk mengerti,gadis yang terlihat sangat sederhana menurutnya,tapi tak menutupi kecantikan alaminya,Ara bahkan tidak memoleskan pewarna pada bibirnya,hanya sunscreen yang remaja itu oleskan pada wajah nya.
Erik mengeluarkan sesuatu dari saku celana nya" Gue nitip ini buat Aldara" sebuah kotak kecil ia sodorkan pada Savira.
Savira meraih benda yang Erik sodorkan dan memasukkan nya ke dalam tas" Oh ia kak nanti gue kasi, Daranya belum dateng" .
" Buat Dara doang kak? buat kita - kita mana?" Juno mencebik melihat wajah Erik yang tersenyum.
" Gue ga se tajir Kai.. yang mampu mentraktir seluruh siswa sekolah ini,you know lah" jawab Erik santai.
" Thanks ya vir" Erik meninggalkan Savira dan Juno setelah menyerahkan oleh-oleh yang ia bawa dari Jakarta untuk Savira,junior incaran nya.
Savira dan Juno melanjutkan langkah mereka menuju kelas, yang tak lama Dara dan Balqis juga muncul.
" Ara belum datang?" tanya Dara karena tak melihat salah satu sahabat nya itu,kursi di sebelah kursinya masih kosong,tas sahabat barunya itu juga belum terlihat.
" Ke perpus,biasa.. setoran ayat" Savira menjawab sesuai fakta.
Dara dan Balqis mengangguk paham" jujur gue ga tega banget lihat kehidupan yang harus Ara jalani" Balqis berbicara lirih.
Setoran ayat yang di maksud oleh Savira itu adalah kebenaran, carabella mengikuti pengajian online,setiap hari ia harus menyetor ayat-ayat pendek sesuai tugas yang di berikan oleh ustadz nya,dan ustadz itu atas rekomendasi Nabila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Aras Diana
upnya lanjut dong thir
2025-02-19
0
Aras Diana
lanjut thor upnya
2025-02-19
0