typo masih berkeliaran. harap maklum....
Adeeva turun dari mobil, Adeeva di sambut oleh Jonathan yang sudah berdiri menunggunya.
"Selamat Malam Nona" seru Jonathan.
Adeeva hanya membungkut sekilas.
"Mari ikuti saya" Jonathan berjalan mendahului Adeeva, sedangkan Adeeva berjalan di belakang menyusui rumah yang sangat besar. Beberapa pelayan membungkuk ketika Jonathan dan Adeeva berjalan.
"Tuan Nona Adeeva sudah datang"
Jonathan mempersilahkan Adeeva untuk masuk setelah dapat anggukan dari Arion.
Adeeva menatap semua orang yang ada di ruangan. Semua mata tertuju pada Adeeva yang masih berdiri.
"Sedang apa kau di situ, duduk" Arion menunjuk kursi kosong yang ada di sebelahnya.
Dengan sedikit canggung Adeeva duduk di sebelah Arion.
"Aku akan memperkenalkan dia pada kalian, dia Adeeva calon istriku" seru Arion lantang. Semua mata tertuju pada Arion.
"Apa kami tidak salah dengar, bukankah Kakak masih mencintai Kak Sandra" seru Fera.
Fera adalah adik kandung Arion. Arion mempunyai dua adik yang satu laki-laki dan yang satunya perempuan.
"Apa kupingmu bermasalah Fera, atau aku harus mengulainginya lagi. Dan satu lagi aku tidak ingin mendengar nama wanita itu di ucapkan di rumahku. Jika kau masih menyebutkan namanya silahkan angkat kaki dari rumah ini" seru Arion tegas.
Fera kembali duduk di tempatnya. Matanya menatap tidak suka pada Adeeva.
Sedangkan Adeeva memilih tidak menghiraukannya.
"Kau sangat cantik sayang" seorang wanita kisaran empat puluhan tersenyum kearah Adeeva.
"Terima kasih"
"Aku adalah Ibunya, Arion aku berharap kalian akan menjadi keluarga bahagia"
"Terima kasih atas doanya"
Makan malam berjalan dengan lancar, Ibu dan Adik laki-laki Arion menyambut Adeeva dengan tangan terbuka tapi tidak dengan Adik perempuannya yang sudah menabuh genderang perang ketika Adeeva memasuki rumah mewah ini.
"Kapan kalian akan menikah" tanya calon ibu mertuanya.
"Kami akan menikah minggu depan" seru Arion.
Adeeva menatap Arion tidak percaya. Bagaimana dengan persiapan pernikahan bahkan Adeeva sendiri belum membicarakan tentang pernikahan dengan kelaurganya.
"Apa itu tidak terlalu cepat" Adeeva mulai menyuarakan pikirannya.
"Tidak, atau kau ingin pernikahannya dinpercepat" seulas senyum terukir di wajah Arion tapi buka senyum bahagia melainkan sebuah seringihan melakukan.
"Tidak, satu minggu sepertinya cukup untuk aku mempersiapkan diri" Mau tidak mau Adeeva harus menerima apa yang di katakan oleh Arion tampa penolakan.
"Baiklah jika begitu. Ibu akan membantu kalian untuk mempersiapkan pernikahan kalian. Ibu ingin pernikahan kalian menjadi pernikahan termegah" seru Karina.
"Tidak usah bu, aku sudah menyuruh Jonathan untunk menyelesaikan semuanya" seru Arion.
"Tidak, ibu akan ikut andil dalam ini, ibu tidak mau melewatkannya"
"Terserah ibu, asal jaga kesehatan ibu. Aku tidak ingin ibu terlalu lelah karena mengurus pernikahan" seru Arion.
Satu poin plus yang Adeeva lihat dari Arion. Dia sangat menyayangi keluarganya.
Jam menunjukan pukul sepuluh malam, Adeeva menatap Arion yang masih duduk dengan berkas di tangannya. Setelah makan malam Arion menarik Adeeva ke ruang kerjanya, bukan untuk melakukan apapun melainkan untuk diam menunggumu bekerja.
"Maaf, apa saya boleh pulang. Saya rasa ini sudah terlalu malam" seru Adeeva.
Arion menatap Adeeva sekilas. Lalu pandangan terarah pada jam yang da di tanganmu.
"menginap di sini. Aku akan menyuruh Pak Imam untuk mempersiapkan kamarmu"
"Tidak, maksudku aku tidak bisa menginap di sini. Aku harus kembali bekerja besok dan, kau tahu aku tidak membawa pakaian ganti" Adeeva mencoba mencari alasan.
"Aku tidak suka penolakan"
Adeeva kembali merengutkan wajahnya. Sekali pemaksa tetap pemaksa. Poin plus yang di berikan Adeeva pada Arion kembali gadis itu tarik.
Menunggu Arion bekerja membuat Adeeva bosan dan akhirnya tertidur di sofa, Arion yang melihat itu hanya menatap Adeeva sekilas dan kembali bekerja.
Tepat pukul sebelas malam Arion sudah menyelesaikan semua pekerjaannya.
Arion melangkah menuju sofa, menatap Adeeva yang masih tertidur di sofa. Arion menggedong Adeeva membawanya ke sebuah kamar yang sudah di siapkan Olah pak Imam.
Membaringkan tubuh kecil Adeeva dan menyelimutinya. Wajah Adeeva terlihat damai ketika tertidur. Mata Arion menatap menarik merah yang ada di dahi Adeeva.
Arion kembali memeriksanya memastikan. Tangan Arion sedikit menekan Memar itu dan sontak membuat Adeeva meringis dalam tidurnya.
Arion sangat marah dengan apa yang di lihatnya. Ternyata ada yang berani menyentuh miliknya.
Arion langsung menelfon Jonathan. "Aku ingin kau memberi pelajaran pada orang yang sudah menyelakai mainanku" seru Arion tanpa bantahan.
"Kau milikku, dan tidak ada yang boleh menyakitimu selain aku" seru Arion, tanganmu terulur untuk membelai pipi Adeeva lembut.
Matahari mulai masuk di celah-celah gorden yang masih tertutup rapat. Adeeva merenggangkan tubuhnya yang kaku. Tidurnya benar benar nyenyak tadi malam. Tunggu tadi malam bukankah Adeeva belum pulang ke rumah, lalu di mana dia sekarang.
Adeeva menatap sekelilingnya, nuansa maskulin tertera jelas di seluruh sudut ruangan.
Semua sudut ruangan ini sungguh elegan. Namun yang jadi pikiranmu saat ini bukan kamar yang dia tempati melainkan baju yang sedang Adeeva gunakan.
"Siapa yang mengganti bajuku, oh Tuhan apa di yang menggantinya. Tidak-tidak aku rasa tidak mungkin dia" gumam Adeeva.
Ketukan di pintu membuyarkan semua isi pikiran negatif Adeeva tentang Arion.
Seorang pelayan wanita masuk.
"Maaf Nona, saya di suruh Tuan Muda untuk membantu Nona bersiap" pelayan wanita itu membungkukkan badannya.
Adeeva mengangguk mengiyakan.
"Ini baju yang akan anda pakai Nona, apa anda butuh yang lain"
"Tidak, aku bisa sendiri"
"Baiklah Nona, jika Nona membutuhkan sesuatu Nona bisa memanggil saya"
"Baiklah, oh siapa Namamu?"
"Fitri Nona"
"Terima kasih Fitri"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
S.N
smangat othor
2021-05-30
0
Yadi
wow... kamar yg ditiduri Adeeva luar binasa indahnya 🤣😂
2021-03-04
0
Kalila Putri
suka.....
2020-10-15
0