Part sebelumnya :
"Hihi ... Hihi ... Hihi ...," Hanes cukup terkejut dengan kemunculan, Lysa, entah ada tujuan apa makhluk ini ada di tempat ini, pikir Hanes.
Terlihat Lysa tersenyum ngeri ke arah Hanes. Hanes sendiri bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tidak lama kemudian naga Sri Gundini segera mendekat ke arah Lysa. Terlihat aura permusuhan begitu kentara antara Lysa dan naga Sri Gundini. Dengan cepat Raka segera masuk ke dalam kelas dan mengibaskan tangannya ke arah samping. Sesaat kemudian naga Sri Gundini mulai menjauh dari arah Lysa. Raka hanya mendelik marah ke arah Hanes. Mungkin maksudnya adalah apa yang sebenarnya terjadi, Hanes hanya menggeleng karena memang tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Lysa terlihat melayang ke arah Hanes dan kemudian berhenti tepat di hadapan Hanes. Karena merasakan aura yang tidak enak, Hanes memutuskan untuk berbicara di luar dengan Lysa. Hanes kemudian bangkit dari tempat duduknya dan kemudian maju ke depan kelas untuk meminta izin kepada Pak Fanso. "Pak ... saya mohon izin untuk ke toilet sebentar," ujar Hanes pelan. Pak Fanso yang kebetulan mengajar siang itu hanya menganguk dan memperbolehkan Hanes keluar, dengan cepat Hanes segera keluar dari dalam kelas.
Hanes mempercepat langkahnya menuju ke arah belakang sekolah, akhirnya Hanes kini sudah berada di belakang ruang olahraga yang sudah lama tidak digunakan. Hanes kemudian berbicara dengan Lysa yang kemudian sudah ada di belakang Hanes. "Apa yang kau lakukan, Lysa? Mengapa kau bertingkah aneh di dalam kelas?" tanya Hanes dengan nada marah. "Kau harus segera mengetahui hal ini, Hanes! Berhati-hatilah mulai dari sekarang! Aku merasakan akan ada hal buruk yang terjadi. Aku merasakan ada satu lagi anak Indigo yang berada di sekitar tempat ini. Bukan cuma kau dan Raka saja, tapi kali ini, jumlah anak Indigo akan bertambah sekali lagi," pesan Lysa kepada Hanes. Hanes hanya terdiam mendengarkan hal tersebut. Ternyata selain Raka dan dirinya, tampaknya mereka akan menemukan orang lain yang memiliki kekuatan Indigo dan The Third Eye seperti dirinya, walau entah orang tersebut adalah orang baik atau tidak. Tapi Lysa sudah berpesan agar segera menjauh dari anak Indigo tersebut.
"Iya terima kasih atas pesanmu, Lysa. Aku akan jaga diri baik-baik," ujar Hanes pelan. "Ada satu lagi yang ingin aku bicarakan denganmu, Hanes," ucap Lysa. "Apa itu?" balas Hanes. "Kau ingat hantu yang ada di seberang Rumah Om Bobi?" tanya Lysa. "Iya aku masih ingat, memangnya kenapa?" terlihat raut muka Hanes mengkerut mendengarkan hal tersebut. "Tampaknya kita harus mengusir makhluk itu. Kabar terakhir yang aku lihat makhluk ini juga mencelakai orang lain setiap harinya," terang Lysa. "Benarkah?" terlihat Hanes tidak percaya dengan pernyataan tersebut. "Ya ... aku serius. Terakhir dia membuat seorang pengendara motor masuk rumah sakit sampai kepalanya pecah." ungkar Lysa
Hanes yang mendengarkan hal tersebut, terlihat begitu shock. Ia tidak menyangka, bahwa seorang hantu dapat mencelakakan manusia seperti itu. Melihat Hanes yang sedang berpikir, Lysa segera berkomentar, "Kau tidak usah kaget dengan apa yang terjadi. Itu adalah efek jika kau terlalu takut dengan hantu. Mereka adalah ciptaan Tuhan juga, sama saja sepertimu mereka bukan untuk disembah, ditakuti ataupun digunakan untuk mencari uang. Mungkin karena terlalu takut, anak itu sampai terluka seperti itu. Sekarang adalah tugasmu untuk mengusir hantu tersebut. Aku akan membantumu sebisaku, karena sebenarnya kau sudah memiliki kekuatan anak Indigo di dalam dirimu sendiri," terang Lysa.
"Kekuatan anak Indigo di dalam diriku? Apa itu? Aku bahkan tidak mengetahuinya selama ini?" tanya Hanes penasaran. "Kau memiliki kekuatan Medium ship di dalam dirimu. Kekuatan itu membuatmu dapat melihat masa lalu dari roh penasaran, sekarang yang harus kau lakukan adalah melihat apa sebenarnya yang terjadi dengan hantu di rumah sebelah tersebut. Agar ia tidak menganggu setiap manusia yang lewat," terang Lysa. Hanes terlihat mulai berpikir tentang apa yang diterangkan oleh Lysa.
"Jd maksudmu? Aku dapat melihat masa lalumu waktu itu adalah karena kekuatan yang memang sudah aku miliki?" Lysa hanya mengangguk mendengarkan hal tersebut. Hanes kini menyadari kekuatan apa sebenarnya yang ada di dalam dirinya.
Lysa segera menghilang dan kemudian Hanes segera pergi meninggalkan tempat itu dan masuk ke dalam kelas.
Ternyata tingkah aneh yang ditunjukkan oleh Lysa tadi adalah sebuah peringatan. Melihat Hanes yang berjalan ke dalam kelas membuat Pak Fanso pun bertanya kepada Hanes,
"Lama sekali kau dari toilet? Apa yang kau kerjakan di luar? Kau kencing apa pergi ke kantin, Hanes?" tanya Pak Fanso dengan setengah mendelik ngeri. "Maafkan saya, Pak Fanso, saya tadi sakit perut dan sedikit lama dari toilet karena diare, Pak." mendengar pernyataan Hanes seperti itu. Akhirnya Pak Fanso segera menyuruhnya kembali ke tempatnya semula.
Sepanjang pelajaran, Hanes terlihat tidak fokus dengan penjelasan Pak Fanso. Hanya Theo yang mengetahui benar tentang apa yang sedang terjadi dengan Hanes, beruntung Pak Fanso tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Hanya Theo yang tersenyum pahit dan berkata dalam hatinya. "Sebenarnya masalah apa lagi yang di hadapi Hanes kali ini?" Kelas kini telah usai dan Hanes segera masuk ke dalam mobil, di mana Pak Leman sudah menunggu untuk mengantarkan Hanes pulang. Sepanjang perjalanan, Theo tidak menegur Hanes yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Akhirnya Theo sampai di rumahnya, sedangkan Hanes hanya tersenyum sebentar dan kemudian mobil mercy itu segera meninggalkan Rumah Theo.
Sesampainya di rumah, Hanes segera masuk ke dalam kamar dan berganti pakaian. Hal yang paling ia pikirkan adalah bagaimana menyelesaikan masalah yang terjadi dengan hantu di seberang rumah tersebut. Akhirnya, Hanes memutuskan untuk pergi pada saat semua orang di rumah ini sudah tertidur. Tentunya pasti akan menjadi masalah jika ia pergi di tengah hari seperti ini, sudah pasti Pak Leman atau Mbak Rani akan mencari keberadaan Hanes. Tentu tidak mungkin Hanes menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi atau bisa-bisa ia akan dikira sebagai orang gila.
Waktu pun tak terasa cepat berlalu, Om Bobi sudah pulang dari jam 17.00 WIB. Terlihat Om Bobi langsung menyelesaikan tugas kantor yang ia punya. Hanes kini duduk di depan televisi besar yang ada di ruang tamu, di susul oleh Mbak Rani yang memberikan beberapa cemilan kentang goreng dan segelas es jeruk kepada Hanes. Hanes masih menonton televisi tersebut, hingga tidak lama kemudian, Om Bobi keluar dari dalam kamarnya, "Hoo ... keponakan, Om tampaknya sedang bersantai," ujar Om Bobi sembari tertawa. "Haha ... tidak juga, Om ini kebetulan acara televisinya sedang bagus," balas Hanes. "Oh iya, Nes! Om nanti ada rencana mau pergi sama pacar Om ke Singapura untuk beberapa hari, nanti jam 20.00 WIB pesawatnya berangkat. Kamu bisa jaga diri kan? Kalau perlu apa-apa silahkan minta dengan Pak Leman atau Mbak Rani seperti biasa," terang Om Bobi.
"Oke, Om selamat bersenang-senang haha. Ngomong-ngomong kapan aku dikenalkan dengan tunangan, Om itu?" tanya Hanes sembari bercanda. "Nanti Om kenalkan setelah pulang liburan ya," jelas Om Bobi. Tidak lama kemudian, Om Bobi segera berlalu dari pandangan Hanes dan menuju meja makan. Terbersit sebuah ide di dalam otak Hanes untuk segera menyelesaikan urusannya dengan Lysa, tepat setelah Om Bobi pergi ke Bandara malam ini. Dengan alasan akan segera tidur lebih awal Hanes segera mengunci pintu kamar tidurnya dan kemudian mematikan semua lampu. Om Bobi sudah diantar oleh Pak Leman menuju Bandara saat itu. Kini tinggal Hanes yang kemudian membuka jendela kamar dan perlahan mulai memanjat turun dari arah jendela. Beruntung rumah ini hanya memiliki 3 lantai tingginya, di mana Hanes berada di lantai 2. Jadi tidak terlalu susah untuk turun dari ketinggian tersebut.
Dengan cepat Hanes melangkah ke arah luar dengan memanjat pagar bagian samping. Dengan lincah Hanes kini sudah berada di depan rumah angker itu. Lysa kemudian muncul dengan tiba-tiba di hadapan Hanes. Karena terkejut, tidak sengaja Hanes menendang sebuah kaleng kosong yang ada di hadapannya saat itu. "Klang!!!" kaleng itu segera melesat ke depan karena tendangan Hanes. Hanes terlihat mengutuk dirinya sendiri karena terkejut dengan kehadiran Lysa. "Sialan!!!" Lysa hanya tersenyum dan kemudian masuk ke dalam rumah. Pintu rumah ini seketika terbuka dengan sendirinya dengan dibantu kekuatan yang dimiliki oleh Lysa. Mata Hanes nanar memperhatikan sekeliling tempat ini untuk mencari keberadaan makhluk yang gemar mencelakakan orang tersebut.
Apa yang ada di hadapan Hanes dan Lysa hanyalah tumpukan debu dan perabotan rumah yang kotor. Tidak terlihat tali gantungan yang menari-nari itu ataupun sosok hantu wanita berpakaian putih. Melihat hal ini, Lysa kemudian berkomentar, "Makhluk itu ada di sekitar sini. Tapi ... aku tidak bisa melihat di mana dia berada," tutur Lysa. "Baiklah kalau seperti itu, lalu apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengannya?" tanya Hanes. "Cobalah untuk memegang bagian tubuhnya. Dengan begitu kau bisa melihat masa lalu dari makhluk itu dan menemukan penyesalan apa yang membuatnya masih bertahan sampai sejauh ini!" terang Lysa. Hanes hanya menganguk menandakan ia mengerti tentang apa yang baru saja dijelaskan oleh Lysa.
Tiba-tiba dari arah dalam terlihat sebuah tali gantungan yang meliuk-liuk ke arah Lysa. Dengan cepat tali gantungan tersebut melesat dan menabrak tubuh Lysa. Aura hitam terlihat menyelimuti tali gantungan tersebut dan membuat Lysa tersungkur. "Sial ... sakit juga ternyata," umpat Lysa. Kali ini tali gantungan tersebut mencoba untuk menyerang Hanes. Dengan lincah Hanes segera berkelit ke sana ke mari untuk menghindari serangan tali gantungan tersebut. Serangan tali gantungan ini sukses menghancurkan perabotan-perabotan yang ada di dalam rumah ini, dari mulai kursi, meja dan bahkan sebuah jendela pun ikut pecah. Hal ini diakibatkan oleh serangan tali gantungan tersebut. Dengan cepat Lysa maju ke depan dan mencengkram kuat tali gantungan tersebut. Kemudian Lysa segera membanting tali gantungan tersebut ke tanah. Di susul dengan terdengarnya suara dentuman yang cukup keras pada saat itu. 'Brakk!!'
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 456 Episodes
Comments
Wati Cinta Citra
makin penasaran
2020-08-31
2
Citra Mamina BebyDista
Berangkat sekolah naek yaris, pulang naek mercy. Woww banget 😍
2020-05-19
4
Ksatria Asad
semakin seru....
2020-04-09
3