Part Sebelumnya :
"Brak!!" terdengar suara benturan antara motor dan juga pohon.
Dodi pun pingsan di tempat, dengan luka di kepala. Sosok bermuka pucat ini hanya tertawa ngeri dan kemudian menghilang dari gelapnya malam. "Hihih!!! Hihi!!! hihi!!!"
***
Keesokan paginya Dodi ditemukan oleh para warga sekitar tempat tersebut, dengan kondisi tubuh yang kritis. Dengan cepat Dodi segera dilarikan ke Rumah Sakit Citra Bangsa untuk mendapatkan perawatan. Hasil diagnosa sementara adalah Dodi mengalami gegar otak ringan, karena kejadian tersebut. Namun sisi buruknya adalah Dodi masih belum bisa diajak berkomunikasi setelah kejadian tersebut. Rumor jelek mulai menyebar dengan cepat tentang adanya penampakan kuntilanak di Jl. Yus Sudarso. Hal ini diketahui lewat keterangan Dodi yang histeris ketika menyebutkan kata "kuntilanak".
***
Pagi-pagi sekali, Hanes sudah terbangun dari tidur nyenyaknya semalam. Dengan cepat ia segera merapikan tempat tidurnya, tidak beberapa lama kemudian Mbak Rani masuk ke dalam kamar. Ia cukup terkejut dengan apa yang ia lihat. "Loh ... kenapa, Mas Hanes yang merapikan kamarnya? Itu sudah tugas, Mbak loh," ujar Mbak Rani dengan ekspresi terkejut. "Hehe ... tidak usah, Mbak Rani! Aku sudah biasa merapikan kamarku sendiri kok, mungkin Mbak Rani bisa membantu mengerjakan yang lain saja," balas Hanes sembari tersenyum ke arah Mbak Rani. "Baiklah, kalau Mas Hanes maunya seperti itu. Kalau perlu apa-apa bilang saja sama saya ya, Mas," timpal Mbak Rani. "Iya terima kasih, Mbak Ran," balas Hanes sembari tersenyum.
Tidak lama kemudian Mbak Rani segera keluar dari dalam kamar. Di dalam pikiran Mbak Rani, ia cukup bangga dengan Hanes. Ternyata anak dari Tuannya ini cukup rajin, sungguh berbeda dengan anak-anak seusianya. Mungkin ini juga adalah pengaruh dari didikan orang tua angkat Hanes, pikirnya. Hanes segera mandi dan merapikan barang-barangnya yang berada di dalam koper. Ia menyusunnya sendiri ke dalam lemari yang berada di dekat meja rias. Setelah acara mandinya selesai, Hanes segera turun ke bawah. Di mana dilihatnya telah tersedia sarapan di atas meja. Tampaknya yang menyiapkan ini semua adalah Mbak Rani, pikir Hanes.
Di meja makan ternyata sudah ada Om Bobi yang menikmati roti dengan selai kacang juga secangkir kopi hitam. Melihat Hanes baru saja turun dari tangga, Om Bobi segera memanggil Hanes, "Ayo sini makan, Nes," ujar Om Bobi. "Iya Om! Kebetulan aku sudah lapar." Dengan cepat Hanes segera menuju meja makan. Hanes segera makan dengan lahap pagi itu dengan ditemani secangkir susu dan juga roti selai srikaya. Hanes pikir cukuplah untuk mengganjal perutnya pagi itu, setelah selesai makan Om Bobi berpesan kepada Hanes. "Pagi ini Om ada rapat di kantor! Kamu kalau mau pergi ke sekolah, nanti ada Pak Leman. Dia yang akan mengantar kamu ke sekolah, Nes!" Mendengar hal tersebut, Hanes segera berkomentar, "Oke, Om. Nanti, aku minta tolong dengan Pak Leman," balas Hanes.
Tidak beberapa lama kemudian, Om Bobi segera berangkat menuju kantor. Jam sekarang sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB, Hanes berangkat sekolah sekitar jam 11.30 WIB, jarak sekolah Hanes dari rumah adalah sekitar 1 jam, karena rumah Hanes memang cukup jauh dari sekolah. Oleh karena itu, ia harus diantar oleh Pak Leman. Setelah semuanya telah siap, Hanes memutuskan untuk berkeliling rumah ini terlebih dahulu. Mbak Rani entah pergi ke mana pada saat itu. Terlihat ia tidak ada di mana pun saat itu. Hanes segera pergi ke arah belakang rumah, di mana terdapat sebuah kolam renang dan juga sebuah taman kecil. Hanes masih sibuk memperhatikan taman dan juga kolam renang tersebut. Namun kini yang menjadi perhatian Hanes adalah sebuah rumah kosong yang berada di belakang rumah Om Bobi. Rumah ini terlihat begitu kumuh dengan sarang laba-laba yang terlihat banyak sekali, kesan angker adalah kesan pertama yang Hanes temukan ketika melihat rumah ini.
Hal yang membuat Hanes terkejut adalah terlihat sesosok perempuan dengan muka pucat muncul dari balik tirai putih dari dalam rumah tersebut, sosok ini terlihat tersenyum ke arah Hanes. Ketika Hanes mengucek-ngucek matanya karena tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Tiba-tiba sosok tersebut sudah hilang tanpa bekas. Masih dengan rasa penasaran yang tinggi, Hanes pun berpikir dalam diamnya. Makhluk apa itu tadi?
Karena rasa penasaran yang tinggi, Hanes memutuskan untuk mendekat ke rumah tersebut. Ia segera melangkah ke arah rumah tersebut, dengan masuk lewat pintu pagar yang tidak dikunci. Pintu pagar rumah ini terlihat sudah berkarat, tampaknya rumah ini sudah lama kosong pikir Hanes. Dengan perlahan-lahan, Hanes pun memasuki rumah tua tersebut. Ia mencoba masuk ke dalam rumah tua ini lewat pintu depan. Tapi sayang, pintu depan itu tidak juga terbuka, setelah lama menekan-nekan handle pintu rumah tersebut, Hanes memutuskan mencoba untuk berkeliling terlebih dahulu. Tempat ini dipenuhi dengan ilalang yang tinggi, karena sudah lama tidak dihuni. Ilalang tersebut juga terlihat sudah banyak yang mulai mati, karena cuaca yang panas. Namun hal itu tidak menghentikan niat Hanes. Ia tetap memaksakan untuk mengelilingi rumah ini.
Hingga akhirnya, Hanes menemukan sebuah jendela yang terbuka, di arah belakang rumah ini. Hanes segera memanfaatkan jendela tersebut untuk beringsut naik dengan cara memanjat. Tangannya mengenggam pinggiran jendela tersebut dan mencoba untuk naik. Setelah mencoba cukup keras, akhirnya Hanes berhasil naik dan masuk ke dalam rumah. Apa yang Hanes lihat di dalam rumah ini adalah keadaan rumah yang benar-benar kotor, dengan dipenuhi debu-debu yang berada di setiap sudutnya. Jaring Laba-laba terlihat sudah mengular di tempat ini. Hanes pun mulai maju ke arah depan dan memperhatikan setiap sudut rumah ini. Hanya terlihat beberapa perabotan rumah yang sudah tua di dalam rumah ini. Tapi tiba-tiba sebuah bayangan putih pun muncul di hadapan Hanes.
"Wus!!!" sebuah bayangan putih terlihat melesat ke arah kanan.
"Apa itu tadi?" terlihat Hanes cukup kaget dengan apa yang sedang terjadi.
Karena penasaran ia melanjutkan untuk mengecek hal tersebut, kali ini suasana dingin dan lembab Hanes rasakan. Disusul bayangan serupa muncul kembali dari arah samping dan sesaat kemudian juga muncul dari arah kanan. Pikiran Hanes mulai menerawang jauh, sebenarnya makhluk apa yang mencoba menakutinya di tengah hari seperti ini? Tapi makin lama Hanes masuk ke dalam rumah, sosok yang menampakkan diri tadi tidak juga ia temukan. Akhirnya Hanes berhenti di tengah-tengah rumah ini. Di mana terlihat sebuah tali tambang berwarna coklat mengantung di tengah-tengah kipas gantung yang sangat tua.
Karena penasaran Hanes mulai mendekat ke arah tali tambang tersebut dan mencoba memegangnya. Hal aneh pun terjadi, tali tambang ini seketika bergerak dan membelit tangan Hanes. Karena terkejut, Hanes pun berteriak, "Argh!!! Tolong!!!" tali tersebut membelit tangan Hanes dan menariknya ke atas. Kini Hanes terpaksa tergantung dengan tangan kanan yang berada di atas. Kakinya sudah tidak menyentuh lantai lagi akibat tarikan tali tambang tersebut. Hanes masih mencoba mengayun-ayunkan tangannya dan mencoba melepaskan belitan tali tambang tersebut. Namun usaha Hanes berbuah nihil. Ternyata tali tambang tersebut tidak bisa lepas saat itu juga. Hingga tiba-tiba, sosok cantik dengan pakaian hitam muncul di hadapan Hanes. Ya dia adalah Lysa sosok hantu perempuan yang menjaga Hanes.
Dengan cepat tangan Lysa bergerak ke arah tali tambang tersebut. Sentuhan tangan Lysa membuat tali tambang ini seketika putus, Hanes pun akhirnya terjatuh dari ketinggian 50 cm di atas tanah. Di susul dengan bunyi berdentum yang sangat keras, "Brak!!!". "Aduh sakit ... sial," ucap Hanes. "Sial kenapa? Kenapa juga kau harus ke tempat berhantu seperti ini, Hanes? Apa kau sudah gila?" terlihat Lysa mulai naik pitam melihat kelakuan Hanes. "Maafkan aku, Lysa. Aku hanya mencoba mencari tahu tentang apa yang aku lihat."
"Sekarang kau sudah puas? Ayo keluar dari tempat ini," ajak Lysa. Hanes hanya mengangguk dan kemudian mengikuti Lysa yang terbang melayang. Dengan cepat Hanes segera keluar dari tempat ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB pada saat itu. Hanes dengan setengah berlari segera masuk ke dalam rumah. Melihat Tuan muda rumah ini berlari dengan tergopoh-gopoh ke dalam rumah, membuat Mbak Rani bertanya kepada Hanes. "Ada apa gerangan yang terjadi? Kenapa, Mas Hanes berlari-larian dari rumah depan?" tanya Mbak Rani penasaran. Dengan muka yang penuh keringat, Hanes segera menjawab, "Hosh!!! Hosh!!!" "Oh ... tidak ada apa-apa kok, Mbak Ran. Aku hanya sedang jogging saja, Mbak," terlihat Hanes mencoba berkelit dari pertanyaan, Mbak Rani.
Mbak Rani kemudian berkata, "Oh, ya sudah kalau seperti itu, Mas Hanes. Pakaian sekolah Mas Hanes sudah ada di atas tempat tidur. Sebentar lagi Pak Leman akan datang menjemput, Mas Hanes," terang Mbak Rani. "Terima kasih, Mbak Ran. Aku akan segera bersiap-siap!" dengan cepat Hanes segera masuk ke dalam kamar. Tidak lama kemudian, Hanes pun turun dari lantai dua rumah ini. Ia segera menuju ke garasi mobil, di mana sudah terdapat pria berumur sekitar 45 tahunan. Pria ini pun segera memberi salam kepada Hanes, "Selamat siang, Mas Hanes. Sudah siap berangkat ke sekolah?" tanyanya kepada Hanes. "Oh ini Pak Leman, kan ya? Ayo, kita berangkat Pak Leman atau kalau tidak nanti kita terlambat!" Hanes pun segera masuk ke dalam mobil. Kemudian mobil yaris berwarna putih ini pun mulai membelah jalanan siang hari itu.
Sekitar 1 jam kemudian, Hanes kini sudah tiba di sekolah. Dengan sebelumnya berangkat ke sekolah Hanes menyempatkan menjemput Theo terlebih dahulu. Orangtua Theo cukup terkejut dengan perubahan pada diri Hanes. Tapi setelah dijelaskan oleh Hanes, kedua orangtua Theo akhirnya menerima penjelasan dari Hanes. Setelah sampai di sekolah, Hanes dan juga Theo pun segera menuju ke dalam kelas. Hanes tidak melihat sosok Raka hari ini padahal sebentar lagi kelas akan di mulai. Entah kemana perginya Raka saat itu, sosok Lysa tiba-tiba saja muncul di dalam kelas, Ia hanya tertawa melihat Hanes yang sedang belajar di dalam kelas.
"Hihi ... Hihi ... Hihi ...," Hanes cukup terkejut dengan kemunculan, Lysa. Entah ada tujuan apa makhluk ini ada di tempat ini, pikir Hanes.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 456 Episodes
Comments
Pecinta Horor
ooohh y 1 lg hampir z lupa...knapa ada warning jangan bc tengah malam, Thor...secara q sendirian nech Thor...tp q sk cerita horornya...gmn donk...
2022-08-18
0
Pecinta Horor
maaf sebelumnya Thor...sy sempat bingung dengan rumah kosong yg d dpn rumah Hanes...koq jd blk rmh...tp setelah lanjut baca rumah kosongnya ada d depan rumah Hanes... mungkin authornya lg semangat nulis jd kelupaan...😀tp ceritanya masih penasaran... lanjut dl bc y...
2022-08-18
0