BAB 1

Seperti pagi-pagi yang lainnya, setiap pagi aku selalu di bentak-bentak Bunda dan di banding-bandingkan dengan Teh Mila. Percayalah itu sangat menyebalkan.

Dengan malas aku pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Padahal pagi ini Bandung dingin sekali.

"Aw" pekik ku. Kepalaku menabrak pintu kamar mandi yang masih tertutup

"Syukurin" kata Bunda "makanya kalo jalan mata di buka" lanjutnya

"Bunda ih" aku kesal sendiri lalu masuk sambil mengusap kepalaku yang kejedot pintu. Kudengar Bunda masih nyinyir-nyinyir dikamarku membicarakan segala hal tentangku sendiri.

"Kalo Rio sampe datang kesini liat aja Bunda bilangin semuanya. Kalo Rio tau kelakuannya kaya gitu kayanya dia gak bakalan mau" gerutu bundaku sambil membereskan tempat tidur ku.

Entahlah Bunda selalu membereskan tempat tidur ku sepagi itu. Katanya kalo gak di beresin cepet-cepet aku bakalan tidur lagi. Tapi itu emang bener si, tapi Bunda plis kan gak ada jam ngampus pagi ngapain kalo gak tidur lagi. Argh bunda emang rese.

Rasanya ingin aku teriak ke Bunda tapi harus teriak apa yang Pasti aku masih ngantuk. Aku hanya mengecek hp ku dan mendapati pesan dari Rio yang membangunkanku ku balas dengan mengatakan bahwa aku sudah bangun.

"Hila" suara Teh Mila yang memanggilku

"Apaan?" Ku jawab

"Sini" jawabnya

Dan aku keluar untuk menghampiri Teh Mila.

"Lari pagi yuk" ajaknya

"Males ah cape Teh" kataku dan menguap

"Gimana badannya mau stabil kalo cuma makan sama tidur aja kerjaannya." Omel Bundaku dari arah dapur

"Apaan si Bunda ih. Yaudah Teh Mila aku ganti baju dulu tungguin" kataku dan pergi untuk mengenakan kaos, sepatu, dan celana pendek di atas lutut.

Aku keluar dan mendapati Teh Mila yang sudah siap dengan setelan Lari muslimahnya. Sebenernya bagaimana pun Teh Mila memang patut di banggakan oleh Bunda dia memang jauh lebih baik dariku. ah masa bodo lah.

"Sana lari nanti Bunda siapin makanan pas pulang" kata Bundaku dan aku hanya pergi mendahului Teh Mila

Kami berdua hanya berlari di sekeliling komplek dan mampir ke arah taman yang tak jauh dari komplek rumah kami.

"Hah hah berenti dulu deh Teh" kataku dan duduk di bangku taman. Bukan hanya aku dan Teh Mila yang pagi itu berlari ditaman itu. Tapi ada beberapa orang yang ku tau itu adalah tetangga-tetangga di komplek itu.

"Tapi seger kan?" Tanya teh Mila dan aku mengangguk mengiyakan.

"Teh Mila bener-bener harus ke Jakarta kerjanya?"

"Iyalah. Tawaran gajinya lumayan gede" jawabnya

"Emh gitu."

"Kenapa?"

"Gakpp si cuma ya padahal disini aja" kataku. Jujur saja aku sayang sama Teh Mila lah kayanya sepi juga kalo Teh Mila harus pergi

"Ya siapa juga yang pengen jauh dari Rumah de, teteh juga maunya gitu disini aja bareng Bunda sama kamu" jawab Teh Mila

"Hemh iya si" desah ku

"Oh iya Rio kapan dong kesininya?" Tanya Teh Mila

"Gak tau, dia sibuk. Lagian malu ah kalo Hila duluan yang bawa cowok ke rumah. Harusnya kan teteh dulu pamali katanya kalo ngelangkahin kakaknya." Jawabku

"Haha gak usah gitu kali. Kalo mau dibawa ke rumah ya kerumah aja. Emangnya mau langsung nikah apa."

"Teteh dulu lah baru Hila. Emang teteh beneran gak pengen punya pacar gitu?"

"Ya pengen lah."

"Terus kenapa sampe sekarang belum punya si? Masa gak ada yang mau sama Teh Mila si?"

"Teteh nya yang gak mau."

"Teteh nunggu siapa si? Teteh punya janji sama cowok buat bertemu dikemudian hari gitu?"

"Mau dengerin teteh cerita?" Tanyanya

"Ya mau lah gila aja kalo gak mau. Langka banget. Ayo-ayo apa cerita aja. Teteh nunggu siapa?"

"Haha penasaran banget kamu. Sebenernya teteh gak nunggu siapa-siapa. Teteh gak punya pacar emang prinsip aja"

"Lah? Tapi dulu punya pacar kan pas abis SMA?"

"Iya. Tapi yang teteh suka sejak SMA bukan dia"

"Oh jadi teteh punya cowok idaman pas SMA? Sekelas?"

"Nggaklah. Beda sekolah malahan"

"Oh yah? Cowoknya anak sekolah mana?"

"Anak sekolah kamu seangkatan sama Rio pacar kamu kayanya. Tapi beda kelas kayanya." Jelas teh Mila

"Oh yah?" Kutanya karna jujur saja aku baru pertama kali mendengar teh Mila cerita seperti ini. "Siapa namanya? Biar Hila tanyain ke Rio kali aja dia kenal." Kataku

"Haha udahlah gak usah. Lagian katanya sekarang dia pindah ke Jakarta juga katanya dia kerja disana"

"Oh gitu. Yaudah deh semoga dengan teteh bulan depan ke Jakarta semoga aja teteh ketemu lagi sama tu cowok" kataku

"Haha Jakarta luas kali."

"Ya nothing impossible lah Teh."

"Haha iyalah" jawab Teh Mila dan aku hanya tersenyum saja. "Btw gimana ceritanya kamu bisa sama Rio? Kan Rio dijakarta."

"Jadi pas ada reuni tiga angkatan termasuk angkatan aku itu Rio ada. Nah terus ada sahabat Rio yang dulunya mantan Hira. Pas SMA kan Hira seangkatan sama Rio jadi mereka kenal deket juga walaupun dulu beda kelas tapi Hira dulu berandalan makanya dia sampe harus ngulang dari kelas dua dan vakum selama satu tahun abis kuliah dan sekarang seangkatan sama aku. Hira Dari dulu juga akrab sama aku tapi tetap sebagai kakak kelas walaupun sebenarnya aku sama Hira beda 2 tingkatan kaya sama Teh Mila sama Rio. Kan anak berandalan sama cowok ampir pada deket semua makanya deket juga sama Rio dia. Disitu kita gabung kan tuh karna emang aku sama Nila di bawa sama Hira. Sampe acara Reuni selesai. Rio dan semuanya juga balik ke asalnya lah. Dua hari setelah Reuni aku dapet chat dari Rio awalnya biasa aja tapi lama-lama kita deket dia orangnya asyik dan fiks kita pdkt hampir 3 bulan dalam 3 bulan itu Rio seminggu atau dua Minggu sekali dia kebandung terus dan sampe Akhirnya kita jadian lah sampe sekarang deh udah 3 bulan dan akan segera 4 bulan Minggu depan." Jelasku panjang Lebar

"Oh gitu. Kalo Minggu depan 4 bulan Rio kesini dong?" Tanya Teh Mila

"Iya katanya mau" kujawab

"Nah berarti bawa kerumah yah"

"Haha iya kalo Rio mau"

"Harus maulah Teteh mau ketemu dan mau bilang kalo dia harus jagain adik Teteh ini"

"Haha teteh bisa aja" kataku

☘☘☘

Siang ini seperti biasanya aku kuliah bersama kedua sahabatku. Jam masuk lumayan siang dan ada rezeki dosen gak masuk dan kupakai untuk pergi ke mall hanya untuk cuci mata saja lalu mampir ke bioskop untuk melihat film terbaru.

Setelah selesai kami naik ke lantai atas bagian foodcourt untuk makan tentunya.

"Hila. Lo sama bang Vino gimana?" Tanya Nila

"Gimana apanya?"

"Ya apanya kek. Bang Vino masih suka ngasih coklat?"

"Masih. Sampe di titipin ke Teh Mila" jawabku karna memang dua hari yang lalu Vino benar-benar menitipkan coklat untukku

"Mantap bener dah idup Lo" kata Nila

"Cuma coklat bukan sebongkah berlian." cibir Hira yang sedari tadi fokus dengan spaghetti nya.

"Ya kan tetep aja enak." Jawab Nila

"Yaudah si kenapa harus debatin Vino. Beresin makan aja." Kataku

"Eh La, Rio kapan kesini?" Tanya Hira

"Mungkin minggu depan" jawabku karna memang itu yang di janjikan Rio tadi malam di telpon

"Oh gitu."

"Kenapa?"

"Kalo Rio gak kesini mah kita aja yuk yang kesana sekalian liburan gitu ke Jakarta" kata Hira

"Heh terus kuliah mau bolos gitu?"

"Ya kita cari hari libur dong dodol"

"Kapan coba libur?" Tanya Nila

"Ya tiap Minggu juga ada libur" jawab Hira

"Ih udah deh nyet gak usah riweuh gitu orang gue yang mau ketemunya juga. Udah dong ah lagian fiks Rio mau kesini Minggu depan udah titik" kataku kesal

"Denger tuh denger" kata Nila

"Apaan si Lo" Hira melemparkan tatapan tajam ke arah Nila

"Udah ih cepet makan gue mau balik ngantuk" kataku

"Pulangnya ke rumah gue yah. Sekalian gue punya drakor baru tau" kata Nila

"Iya sekarang makan dulu" kataku lagi. Memang makhluk-makhluk susah di atur hobby nya berantem dan ngerecokin kuping gue. Sialan! Untung gue sayang.

☘☘☘

Terpopuler

Comments

Devi Afriyanti

Devi Afriyanti

jangan2 cowok yg dimaksud teh Mila itu Rio ya Thor🤔🤔🤔

2020-11-02

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!