Cast : Oh Sehun
⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️
Cast : Yoon Ji (YonJi)
⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️
Cast : Kim Taehyung
⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️
Cast : Kim Sejeong (Sejong)
⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️
Cast : Oh Sang Hyun (Sanghyun)
⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️
"Aku jatuh cinta, Sehun. Aku jatuh cinta pada laki-laki lain. Sebenarnya itulah yang membuatku ragu untuk ikut bersamamu kemarin. Aku minta maaf. Benar kalau aku mencintaimu. Dulu. Sebelum aku bertemu dia."
Tubuh Sehun menegang.
"Ma-maaf, aku tak berniat membohongimu. Hanya saja, aku benar-benar bingung harus memulainya darimana. Aku tahu... kau pasti akan marah. Tapi... aku tak bisa terus-terusan membohongimu."
Sehun tak percaya kalau ini yang akan dia dengar dari Sejeong. Bukannya mendengar kata-kata seperti aku merindukanmu atau semacamnya. Tapi malah kalimat bagai dinamit yang meluluhlantahkan hatinya dengan seketika.
"Kau bohong! Kau mencintaiku. Aku tidak tahu apa yang membuatmu berkata seperti itu. Tapi, aku tidak percaya begitu saja padamu."
"Kau boleh mempercayainya atau tidak. Itu hakmu. Tapi itulah perasaanku yang sejujurnya. Kau ingatkan? Berkali-kali kau ingin membawaku pergi menemui ayahmu, berkali-kali juga aku menolaknya, Sehun. Itu karena aku tak mau terlalu jauh melangkah bersamamu. Aku tidak yakin. Aku tidak yakin dengan kita. Tolong jangan marah dan membenciku Sehun. Kita... kita bisa tetap menjadi seorang teman yang saling menjaga."
Air matanya mulai mengalir. Sekuat tenaga Sejeong menahan isakannya agar tak kentara kalau dia sedang berbohong. Sehun tak menjawab. Rahangnya mengeras karena marah juga kecewa. Tapi tetap saja, dia tak mau percaya begitu saja dengan apa yang barusan dikatakan Sejeong sebelum ia mendapat bukti yang konkret.
Tidak semudah itu kau mengelabuhiku Sejeong.
"Maaf Sehun. Lebih baik kita berteman. Aku harap kau baik-baik saja disana. Selamat tinggal."
Pip.
"Dimana aku?"
Aegi mulai membuka matanya perlahan. Mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan serba putih yang ia tinggali dengan tatapan bingung. Matanya menangkap sesosok pria berbaju hitam yang tengah bersedekap dan memandangnya dengan tatapan tajam diambang pintu. Sehun berjalan angkuh mendekati ranjang dengan tangan tersembunyi di saku celananya.
"Dimana aku?" tanyanya lagi.
"Kau sungguh tak ingat apapun?"
Dia menaikkan sebelah alisnya. Hanya ingin memastikan kalau gadis ini benar-benar hilang ingatan sebenarnya. Barangkali diagnosa dokter salah. Bisa saja, kan?
Aegi pun menggeleng lemah. Kepalanya yang dibalut perban masih terasa pusing dan matanya pun agak berkunang-kunang saat terkena pancaran cahaya lampu.
"Kau di rumah sakit. Beberapa hari yang lalu kau mengalami kecelakaan dan aku membawamu kesini." jawab sehun dengan suara tenang.
"Kecelakaan? Lalu, siapa aku? Dan kau siapa? Kenapa aku tak bisa mengingat apa-apa?" Sehun diam dengan tatapan datarnya yang mengarah tepat ke manik mata gadis itu.
"Ah! Sakit sekali." Gadis itu meringis akibat rasa nyeri yang ia rasa di kepalanya.
Dia benar-benar tak mengingat apapun!
Sehun memejamkan mata dan mengatur nafasnya sejenak. Aegi yang merasa tak nyaman karena tak mendapat jawaban memuaskan dari laki-laki yang dia akui berparas tampan itu akhirnya berusaha beranjak dari tempat tidurnya. Dengan sigap sehun meraih lengannya ketika gadis itu sedikit limbung dan menyuruhnya tetap berbaring di kasur. Sebenarnya bukan tak ingin menjawab. Hanya saja ia sendiri bingung ingin menjawab apa, sedangkan ia pun tak tahu menahu siapa dan darimana asal gadis yang terlihat rapuh itu.
"Sudah, kau baru sadar. Kecelakaan itu membuatmu tak mengingat apapun termasuk aku. Nanti aku akan menjelaskan semua yang ingin kau tahu, saat kondisimu sudah pulih tentunya." Aegi mengangguk pasrah dan menuruti perkataan Sehun untuk kembali tidur.
Oh Sang Hyun
"Jadi apa yang ingin kau katakan, Sehun?" tanya Oh Sang Hyun yang merupakan ayah dari Sehun. Pria yang tak lagi muda namun masih terlihat bugar itu dengan santai melahap makanannya sambil menunggu Sehun mengutarakan apa yang ingin dia bicarakan.
"Ini ada kaitannya dengan Yoon Ji ayah." Lelaki itu mengernyit lalu mengelap bibirnya.
"Oh ya, berbicara tentang Yoon Ji, dimana dia? Kenapa dia tidak ikut makan sekarang?"
"Dia sedang beristirahat di kamarnya. Dia bilang kepalanya masih sakit. "
Sehun menjelaskan. Sang Hyun hanya mengangguk pelan. Semenjak kedatangan Aegi dirumahnya, ia terlihat lebih ceria. Tentu saja ia lebih ceria dan bahagia karena impiannya menjadi seorang kakek sebentar lagi menjadi kenyataan. Sosok Aegi yang menurutnya, polos, lembut, dan ramah itu membuatnya sedikit bernostalgia dengan mendiang ibunda Sehun yang memiliki karakteristik sama seperti Aegi.
"Ini tidak akan berhasil ayah. Hubungan kami berdua tidak seperti yang ayah duga. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa selamanya menipu dia."
Sehun meneguk saliva melihat ekspresi lawan bicaranya yang tak kalah tegang dengan tatapan yang seolah menelanjangi.
"Aku tidak bisa meneruskan kebohongan ini. Kau tak bisa terus menerus berbohong padanya dan menahan dia untuk tetap berada di sampingku. Kenyataannya aku dan Yoon Ji sampai saat ini pun tidak bisa memiliki."
"Kalau begitu buat dugaan ayah menjadi benar." Sang hyun langsung menyela.
"Apa maksudmu, Ayah?"
Sang Hyun tersenyum miring dan menatap tajam manik hitam Sehun. Tertera sekali di wajahnya kalau ia tak mengerti arah pembicaraan ayahnya tersebut.
"Gampang saja Sehun. Kalau hubungan kalian berdua tidak sesuai dugaanku, buatlah semuanya sesuai dengan dugaanku. Mudah, kan? Lagipula gadis itu hilang ingatan dan menurut informasi yang aku dapatkan, dia itu yatim piatu. Dari awal kau pun sudah membuat identitas baru untuknya. Cinta akan datang seiring berjalannya waktu."
Sehun menggelengkan kepalanya atas ide gila yang baru saja terlontar dari mulut ayahnya.
"Yang benar saja, Ayah! Kau tidak bisa bersikap egois seperti itu. Tetap saja dia pasti memiliki masa lalu dan kehidupannya sendiri. Enteng sekali kau bilang mau terus-terusan berbohong tentang identitasnya!"
Sehun agak sedikit menggebrak meja makan dengan kedua tangannya, geram.
Ini gila! Bagaimana mungkin bisa ayahnya mau merubah jati diri seorang gadis yang sedang hilang ingatan lalu memaksanya untuk menikah denganku? Ah bukan memaksa. Lebih tepatnya menipu.
"Tentu saja bisa, Sehun, bukankah ayah hanya memuluskan drama yang kau mulai?" Sehun terhenyak di tempatnya.
Flashback
Tiga hari sebelum kepulangan Aegi dari rumah sakit, gadis itu terus mendesak Sehun untuk menceritakan identitasnya dan juga masa lalunya. Karena memang dia benar-benar tidak mengingat apapun tentang dirinya sendiri meskipun itu hanya secuil saja layaknya potongan puzzle yang kecil.
"Sehun-ah. Aku ini siapa sebenarnya?? Kenapa kau tak pernah menjawab pertanyaanku dan memberitahu identitasku? Dan juga, kenapa kau selalu diam saat aku bertanya? Bukankah kau sudah berjanji padaku sebelumnya?"
"Namamu Yoon Ji," jawab Sehun asal. Dia sudah tak tahan terus di desak oleh Aegi dengan hal-hal menyangkut dirinya yang sudah pasti Sehun pun tak tahu. Kenal pun dia tak pernah. Hal yang paling dia ingat hanya kisaran perdebatan yang terjadi diantara keduanya baik saat di pesawat atau setibanya mereka di London.
"Lalu... Apa hubungan kita berdua? Apa kau ini teman baikku?"
"Itu..."
"Kau itu tunangan dari anakku Sehun, Nak."
Sela ayah Sehun yang entah kapan sudah berada di dalam ruangan yang sama dengan mereka berdua. Pria paruh baya itu tersenyum lembut dengan menenteng sebuket bunga berisi bunga lili dan mawar. Tidak hanya itu, dia pun tampak membawa parcel buah-buahan untuk gadis yang dia jenguk. Sehun hanya terpaku melihat sikap ramah dari ayahnya kepada gadis asing itu. Heran.
Apa yang Ayah bilang barusan? Tunangan?
Ayahnya berjalan mendekat lalu duduk di kursi samping ranjang.
"Kau sudah siuman, Nak?"
Tak langsung menjawab, yang ditanya malah fokus menatap laki-laki yang sifat ramahnya membuat dia merasa nyaman. Seolah gadis itu sedang berada dekat dengan ayahnya sendiri.
"I-iya, Ayah. Aku sudah lebih baik," jawabnya terbata.
"Syukurlah Yoon ji, ayah sangat kaget sewaktu Sehun bilang kau mengalami kecelakaan setibanya di London. Kau tahu, Nak? padahal ayah baru saja menyiapkan acara penyambutan untuk calon menantu ayah. Yaitu kau Yoon Ji." Ekspresi Sang Hyun terlihat sedih, ketika dia mengatakan dusta yang meyakinkan pada gadis yang kini dipanggil Yoon Ji.
Apa? Yang benar saja!
Sehun hanya memandangi punggung ayahnya dengan tatapan glare. Ia tak mengerti. Sebenarnya apa yang sedang ayahnya rencanakan? Permainan apa yang lelaki tua itu mainkan sekarang?
"Benarkan,Sehun?" Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah Sehun dengan senyuman misterius.
"Apa yang kau bicarakan, Ayah?"
Dia hanya terkekeh mendengar penyangkalan dari anaknya.
"Nak Yoon ji, sepertinya bukan hanya kau yang amnesia. Sehun juga. Bukannya kau membawa Yoon ji jauh-jauh dari Seoul kesini untuk mengenalkannya padaku sekaligus melamarnya? Kau sendiri yang bilang padaku, kan?"
Pria ini benar benar membuat kesabaran Sehun habis.
"Kita perlu bicara, Ayah."
"Benar, kita memang harus bicara mengingat kau jarang bertemu denganku apalagi untuk bertukar pikiran."
Aegi yang tak mengerti apa-apa hanya bisa diam melihat kedua laki-laki itu satu persatu meninggalkan ruangannya.
"Apa yang kau bicarakan, Ayah?"
"Seperti yang kau dengar di dalam," jawabnya santai sambil terus membaca majalah bisnis di tangannya. Kini mereka berada di kantin rumah sakit dan duduk berhadapan.
"Kenapa kau mengatakan dia itu tunanganku? Kau tahu pasti kalau yang ingin aku bawa kesini untuk menjadi calon menantumu itu adalah Sejeong."
"Lalu kenapa dia yang kau bawa bukan Sejeongmu itu? Kenapa? Kau dicampakkan???" Sang Hyun tersenyum sinis.
"Sepertinya aku harus kembali mengingatkanmu kalau aku tak menyukai kekasihmu itu."
Sehun menatapnya tajam. Tangannya mengepal dan rahangnya mengetat. Dia benar-benar marah pada laki-laki di hadapannya yang justru dengan tenangnya tengah menyeruput secangkir kopi.
"Apa kau yang melakukan itu?" tanya Sehun curiga.
Sang Hyun yang tadinya ingin kembali menyeruput kopinya, akhirnya mengurungkan niat lalu meletakkan cangkir yang ia pegang ke atas meja.
"Melakukan apa?" Sang Hyun tak mengerti. Sungguhan tak mengerti bukan dibuat-buat tak mengerti. Sehun menaikkan alisnya penuh selidik. Dia sama sekali tak percaya pada ayahnya, karena dia tahu ayahnya itu licik.
"Kau menekan dan mengancam Sejeong agar dia memutuskanku, kan? Tidak mungkin dia bilang kalau dia mencintai orang lain padahal aku tahu, aku adalah cinta pertamanya. Dan dia tidak dekat dengan laki-laki lain selain aku," papar Sehun mantap.
"Jadi benar kau dicampakkan? Hahahaha, lucu sekali. Jadi benar?" Sang Hyun malah terlihat bahagia jika anaknya itu putus dengan Sejeong.
Sengaja tertawa lepas dengan tujuan mencemooh. Dari dulu dia menentang keras hubungan keduanya dengan alasan yang dia tidak pernah mau mengutarakannya kepada Sehun.
Menolak tanpa sebab, itu yang tak bisa Sehun terima sehingga ia tak menggubris jika ayahnya tak merestui hubungan mereka. Masa bodoh dengan ayahnya, ia pun terus melanjutkan kisah cintanya dengan gadis yang dia cintai. Sehun mendengus kasar kala telinganya mendengar olokan dari ayahnya.
"Jangan mengalihkan pembicaraan , Ayah! Aku tahu kau bisa melakukan apapun dengan uangmu itu," sindir Sehun yang membuat Sang hyun tersenyum miring.
"Kau sangat mengenalku Sehun. Baguslah. Karena kau tahu aku bisa melakukan apa saja, jadi lebih baik kau ikuti permainanku. Bukankah aku juga membantumu berbohong? Kau bahkan tak mengenal gadis itu sama sekali. Lalu kenapa kau mengatakan namanya adalah Yoon Ji? Harusnya kau berterima kasih padaku."
Merasa tak ada yang perlu dibicarakan lagi, Sang Hyun beranjak dari tempat duduknya berniat untuk pergi dari tempat itu.
"Dan tentang Sejeong, aku tak mengerti tentang tuduhanmu itu. Tapi tak masalah kau menuduhku seperti itu. Lakukanlah sesukamu."
Ia pun pergi meninggalkan Sehun.
Flashback End
. . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 504 Episodes
Comments
Hana Nisa Nisa
nyimak
2023-11-17
0
Devi triandani
knp visual yonji selalu berubah
2022-07-20
0
Riyah Harun
ayah sehun misterius.
2020-11-07
0