Kenapa Harus Aku ?
"Bas, aku hamil"
Abbas, laki-laki yang berbadan tinggi dengan kulit sawo matang dan berhidung mancung itu membulatkan mata. Wajahnya memperlihatkan ketidak sukaannya dengan berita yang baru saja Kinanti ucapkan. Entahlah apa yang tersirat dipikirannya kala itu. Yang jelas, respon wajahnya sangat membenci hal tersebut.
"bercanda jangan kelewatan lah Kin, bagaimana nanti kalau ada setan lewat, dan apa yang kamu ucap beneran terjadi?"
Ah, dia hanya menganggap jika wanita nya itu mengajaknya bercanda. Padahal jelas, gadis itu sudah berderai airmata dan sangat kusut. Sepertinya, dia terlalu lama memikirkan hal itu hingga lupa untuk merapikan dirinya sendiri .
Kinanti adalah seorang gadis yang sejak lahir sudah tinggal dikota Surabaya. Wajahnya standart, bibirnya tebal dan badannya juga sedikit melar alias gemuk. Rambutnya yang bergelombang itu sering dia biarkan tergerai begitu saja. Ditambah kulit yang eksotis dan mata yang sedikit belo. Bagi Abbas, dia adalah wanita tercantik yang sanggup dia menangkan hatinya.
Bukan hanya itu, Abbas bisa menaklukkan Kinanti dari berbagai sudut. Apapun akan Kinanti berikan buat laki-laki yang menurutnya sempurna itu.
Sekujur tubuhnya telah terjamah oleh pria itu, tiada sejengkal pun yang terlepas dari gerilya tangannya. Mereka juga sering terbuai dan lupa arah. Hingga kejadian dan perbuatan kotor itu, mereka sudah pernah melakukan bahkan sering.
"aku serius Bas!"
Seperti yang sudah dikatakan, dia memang membenci hasil dari apa yang dia tanam sendiri.
"gimana bisa Kin? Kita melakukannya selalu pakai pengaman! oh atau jangan-jangan kamu main sama cowok lain?"
"kamu jangan gila Bas! Mana mungkin aku berpaling dari kamu"
Dasar cowok mesum, maunya hanya dikata "enak" nya saja. Giliran benih nya tumbuh pura-pura tidak melakukan dan buruknya lagi tidak mengakui kalau itu benih yang telah dia semai.
Tentu saja, Kinanti murka. Dia marah, dengan kata-kata kasar, dia mengutuk, menghardik dan terus meminta pertanggung jawaban atas apa yang mereka lakukan.
"Bas, kamu bilang kamu cinta sama aku. Dan sekarang aku hamil anakmu"
Dia masih saja merendah didepan lelaki se breng*** itu. Tapi bagaimana lagi, tidak ada pilihan. Kalau dia tidak merengek untuk segera di nikahi, orang-orang bahkan keluarga besarnya akan sangat marah terhadapnya.
"kamu sabar dulu ya sayang, kita cari jalan keluar!"
Masih saja mengelak, mencari-cari alasan untuk mengumpat. Kalau seperti ini, apa dia sanggup mendidik anaknya? Ah, bisa saja anaknya akan di biarkan begitu saja. Hidup situ, engga juga situ.
Bodohnya lagi, Kinanti masih terbuai. Mengiyakan dan memaafkan kelakuan lelaki bangs**t itu. Dia juga bersedia menunggu hari yang di janjikan oleh Abbas, walau belum jelas itu kapan. Hanya nanti dan nanti.
Ketika bulan semakin beranjak, perlahan merangkak hingga menemui titik usia 7 bulan kehamilan. Masih saja Abbas berdiri di garis haha-hihinya, main-main dan tidak segera mendiskusikan soal janin yang di kandung pacarnya.
"Bas, gimana? Perutku semakin membesar, dan kamu belum juga kasih kepastian! Aku malu Bas, banyak yang merendahkanku"
Untuk kesekian ratus kalinya Kinanti menangisi hal itu. Dia merengek bahkan bersujud di kaki Abbas meminta untuk segera di nikahi. Mustahil Kin, laki-laki bangs** itu hanya akan terus bersembunyi. Memberimu janji tanpa bukti. Dan kamu? Akan terus terbuai dan kembali terjatuh ke jurang yang kamu sendiri kesulitan untuk naik ke atas.
Memang benar, kamu itu rendah! Kamu wanita murah. Cinta katamu, hahahaha! Aku memang cinta terhadapku karena tubuhmu yang bisa menggodaku, kalau bukan karena itu mungkin aku sudah menendangmu jauh-jauh. ~Abbas.
"apa aku ini memiliki dua kepribadian? Kenapa tadi aku mudah sekali mengiyakan janji Abbas, sekarang? Aku kembali menyesal. Tuhan, bagaimana ini?"
Kinanti mengusap perutnya yang memang sudah besar, berkat tubuh gendutnya dan pakaian yang longgar saja dia bisa menyembunyikan itu.
" Kin, kamu nangis? "
Rama yang tak lain adalah teman kerja sekaligus teman dekat Kinanti menghampirinya. Dia ini, pria yang tidak sama sekali memiliki daya tarik, tubuhnya kurus kering dan tinggi badannya pun kurang jika untuk ukuran laki-laki. Wajahnya pas lah, tidak jelek tapi tidak juga ganteng. Rambutnya sedikit ikal dan berkulit kuning langsat.
Tapi perlu digaris bawahi, Rama ini orangnya sangat baik, dia penuh perhatian, kalau sudah cinta dia sulit untuk melepaskan. Tapi, kalau Abbas yang nilai Rama ini lembek, dia banci, dia cupu blablabla. Itu mungkin, hanya penilaian dari mereka yang tidak menyukai Rama.
Rama bukan asli warga kota itu, dia hanya menumpang makan dan tidur. Ya benar, Rama hanyalah anak rantau yang mengais rejeki di kota orang. Dia juga baru dua tahunan bekerja sejak lulus dari Sekolah Menengah Atas. Pendikikannya tidak terlalu tinggi karena alasan ekonomi tentu. Berbeda dengan Abbas, dia seorang sarjana, ya walaupun kelakuannya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia itu anak yang berpendidikan.
"apa aku salah meminta apa yang sudah menjadi hak ku Ram?"
Sepertinya, dia terlalu kecewa dengan abbas. Dia menangis tanpa sadar dihadapan Rama. Percayalah, tangisannya itu menjadi pisau tertajam yang menancap dihati Rama. Dia ikut menderita, walau tidak tahu apa yang terjadi dengan Kinanti. Rama, dia mencintai Kinanti dalam diam dan doa malamnya. Cintanya tulus, tak mengharap balasan. Kasih nya tercurah dengan perhatian yang membuainya sendiri.
"hak?"
"Ram, aku hamil. Dan hingga sekarang Abbas masih saja tak mau menepati janji untuk menikahi ku."
Penampilannya yang sudah acak-acakan dan sangat kusut itu semakin tak karuan dengan cucuran airmata nya.
"Kin, gimana bisa?"
"apa yang tidak bisa jika cinta sudah tertanam dihati kita. Untuk bodoh dan gila pun aku sanggup demi Abbas Ram"
Begitupun denganku Kin, aku sanggup menahan sakit hati demi tawamu. Bagiku melihat mu tertawa dan bahagia bersama Abbas sudah menjadi bukti bahwa aku mencintaimu ~Rama.
"aku akan membantumu, agar Abbas mau bertanggung jawab"
"heh, jangankan kamu Ram, aku saja tidak lagi didengar oleh nya. Yang ada, kamu hanya akan di hajarnya karena berani ikut campur masalahnya"
Ah, aku sudah salah bicara di depan Rama. Apa yang membuatku begitu melunak dan berharap dikasihani seperti ini ~Kinanti.
Rama memang sudah mendengar desas-desus itu, dari rekan kerjanya dan dari teman-teman Kinanti. Tapi, dia memilih mengelak dan tak mempercayai itu, hingga dititik ini. Saat Kinanti, buka suara, saat Kinanti menangis dihadapan nya, saat Kinanti mengatakan hal yang tidak dia yakini sebelumnya.
Kini Rama menatap Kinanti dari wajah hingga perutnya. Tatapan itu, tidak bisa ditebak oleh Kinanti. Mungkin dia mulai jijik atau membencinya, batin Kinanti yang semakin ngelantur.
"cuma kamu yang tau tentang ini Ram"
Dia hanya berharap dalam kata agar Rama tidak membocorkan aibnya. Melangkahkan kaki kembali kearah asalnya. Berjalan semakin menjauh dan menyisakan Rama yang hanya mampu memandangi punggung Kinanti yang semakin buram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Ferly Ina
hallo thor saya sudah mampir ni bawa 5 bintang 😊
2020-11-15
0
1stmutia
karakternya udda dapet..... salam dari fountain-satu hati 2jiwa ya kakak..... makasih🤗🤗🤗
aku udda rate 5 m vote say...❤️❤️❤️
2020-07-25
1
Priska Anita
Like dari Rona Cinta sudah mendarat disini 💜
2020-07-24
1