BUNGA DAHLIA #2, MARSELLA GONZELA (BAGIAN DUA)

Siapa sangka pagi yang harusnya menjadi pagi cerah

untuk mengantuk berubah menjadi pagi kelam untuk berkabung. Marsella Gonzela

ditemukan bunuh diri di kamar nya. Semua orang terkejut. Tidak ada yang tau

mengapa, dan tidak ada yang tau siapa teman Marsella di sekolah. Tidak ada yang

tau harus mengucapkan prihatin kepada siapa. Seorang gadis dengan rambut hiutam

lurus sebahu itu menyender ke tembok. Membelakangi semua orang di lapangan yang

terus membicarakan Marsella. Dia tidak sedih, dan juga bingung, kecewa, maupun

marah. Clara Mara tidak tau apa yang harus ia rasakan saat itu.

Saat seseorang ditinggalkan oleh orang yang ia

sayangi, ada beberapa tahap yang harus dilalui yang ditinggalkan. Tahap pertama

adalah penyangkalan. Dan itu adalah yang dirasakan Clara saat ini. Penyangkalan

bahwa Marsella telah tidak ada lagi di dunia. Saat ini Clara benar-benar hanya

ingin membalas. Tapi semua itu terdengar mustahil. Dia hanya anak-anak,

bagaimana bisa dia membalas perbuatan seseorang yang lebih berkuasa dan

menakutkan? Clara menyalahkan diri nya, tapi ia juga takut. Takut untuk

mengakui jika dia punya peranan dalam terbunuh nya Marsella.

Di lain sisi, Zach baru datang ke sekolah bersama

dengan Andrew. Zach keliatan tidak peduli dengan banyak nya orang yang

berkumpul di lapangan. Padahal seharusnya jam pelajaran pertama sudah berbunyi

beberapa menit yang lalu. Sejak dari rumah Andrew, Zach sudah mempersiapkan

permohonan maaf nya kepada Marsella atas tindakan norak nya kemarin malam. Zach

yakin jika ini akan jadi yang terakhir kali ia harus berbicara dengan Marsella.

Karena setelah ini, Zach ingin menyelidiki semua nya tanpa melibatkan Marsella,

atau memiliki kontak dengan Marsella.

Hayden berdiri dan bersender di samping Clara. Mereka

berdua saling tatap. Saling berbagi kesedihan, dan juga kebingungan, serta

ketakutan. Clara adalah gadis yang cerdik dan mempesona. Ia sungguh tidak

tampak sedih. Ia tampak normal, bagai hari ini tidak terjadi apa-apa. Nada

bicara nya juga, normal, lembut, dan cuek. Hayden berusaha berbicara dengan

Clara, tapi entah mengapa tenggorokan nya tidak mau menuruti Hayden.

“Apa ini semua sungguh adil, Hayden?” ucap Clara yang

masih bersandar di tembok. Hayden paham apa arti dari kalimat Clara. Tapi

rasanya bagi Hayden sangat sulit berbicara. Tiga orang dengan dampak terbesar

terhadap kematian Marsella, adalah mereka berdua, dengan seseorang lagi dari

kelas Zach. “Kita harus berbuat sesuatu...” Clara langsung menatap mata Hayden.

Ia menunjukan penolakan. Hati Clara berdebar kencang, seketika ia merasa malu

kepada diri nya sendiri. Apa reflek yang baru saja ia lakukan? “Hayden, jika

kita berbuat sesuatu terhadap masalah ini, bukan hanya kau dan aku yang akan

jatuh, dan juga bukan hanya dia yang akan ikut jatuh. Tetapi, semua. Keluarga

ku dan Keluarga Gonzela.”

Entah itu ancaman atau bukan. Tapi yang jelas, Hayden

juga tidak akan mau bertindak sendirian. Sejak dari pagi dia gemetar. Bahkan

sebenarnya Hayden berniat tidak masuk sekolah. Tapi dia takut absen nya akan

menjadi kecurigaan. Hayden terus menyembunyikan kedua tangan nya di balik saku

celana nya. Hal itu karena saat ini kedua tangan nya terus bergetar. Dan juga terasa

dingin jika disentuh. Dari luar, Hayden dan Clara terlihat sama. Mereka

terlihat biasa saja, bahkan terlalu biasa saja untuk hari yang sial ini. Tetapi

di dalam, mereka sungguh hancur lebur.

“Hayden!” teriak Zach dari lorong utama sekolah. Zach

melambai-lambaikan tangan nya agar bisa dilihat Hayden. Hayden tau jika Zach

pasti belum tau soal ini semua. Hanya butuh beberapa kata untuk mengubah senyum

di wajah Zach menjadi sama seperti seluruh murid di sekolah hari ini. Dan demi

apa pun, Hayden tidak mau melakukan itu, tapi tidak ada cara untuk menghindari

kabar duka ini.

“Apa kabar mu Zach?” tanya Hayden basa-basi. Kau tau

momen ketika seseorang takut untuk membicarakan sesuatu, sehingga orang

tersebut terus mengulur-ngulur waktu dengan percakapan yang tidak ada artinya?

Yap, itu yang dilakukan Hayden.

“Cukup baik dan cukup ngantuk. Kau? Ngomong-ngomong

apa yang terjadi hari ini? Study tour?

Persami? Atau?” Zach terus menatap mata Hayden sambil menunggu jawaban nya. Oh,

Zach andai dia tau apa yang akan ia dengar. Senyun itu tidak akan pernah muncul

hari ini.

“Kau harus tau sesuatu. Marsella ditemukan bunuh diri

di kamar nya hari ini, Zach, jika kau perlu teman untuk berbicara, aku ada di

sini, kau tau?” jawab Hayden

Zach awalnya tidak bereaksi. Sampai akhirnya ia

melihat ke sekeliling. Banyak orang yang berbicara, ada yang terlihat sedih,

ada yang terlihat tidak percaya, sambil menggeleng-gelengkan kepala nya.

Seketika bagi Zach, semua suara di sekeliling nya memudar. Hati nya tidak

berdebar kencang, dan ia tidak berkeringat, maupun bergetar. Tapi rasanya untuk

bernafas saja berat. Zach sungguh merasa jika ia akan meledak sebentar lagi.

Semua yang ia rencakan hari ini berubah total, atau bisa dibilang Zach yang

tadinya akan menghindari Marsella akan benar-benar menghindari Marsella. Entahlah

semua nya sekarang mendadak berputar-putar bagi Zach. Tidak ada perasaan yang

tepat untuk mendeskripsikan perasaan nya sekarang. Zach sendiri tidak tau apa

yang sekarang ia rasakan. Baru kemarin malam mereka bersama, dan semua berubah

sangat cepat esok pagi nya.

“Bangsat! Kemarin kami baru mengobrol bersama...

kenapa? Anjing!,” teriak Zach penuh amarah. Hayden memeluk Zach. Berusaha

menenangkan hati teman nya. Clara masih tidak bergerak dari posisi nya. Ia

hanya melihat dan juga bertanya-tanya, siapa pria yang tampak kesal itu?. Di

sisi lain, Andrew juga memeluk Zach. Zach tidak menangis. Ia hanya bingung,

akan bagaimana semua ini bisa berubah dan terjadi dengan sangat cepat. Bahkan

jika Zach punya kekuatan untuk memutar waktu, untuk bisa menghabiskan waktu

dengan Marsella lagi. Zach akan menolak nya.

“Apa dia sedang mengalami depresi?” tanya Zach pelan

ke Hayden. Entah mengapa pertanyaan itu dilontarkan ke Hayden. Hayden tidak tau

harus jawab apa. Jika bisa dibilang, semua orang tau penyebab meninggalnya

Marsella. Hanya Zach yang tidak tau, dan hanya Zach yang bukan bagian dari

mereka.

“Entahlah Zach, tapi Marsella tidak menceritakan

apa-apa kepada siapa pun. Guru BK kita bahkan juga kaget saat mengetahui soal

ini.” Kalimat itu tidak ada artinya bagi Zach sekarang. Dia bertanya juga hanya

sebatas untuk menenangkan diri nya. Zach terus menarik dan membuang nafas

dengan teratur. Saat ini dia sudah separuh tenang. Walau begitu, rasanya masih

aneh dan sungguh menyedihkan. Yang ada di otak Zach saat ini adalah untuk

mengganti prioritas nya. Dari mencari tau akar dari misteri sekolah, menjadi

apa penyebab Marsella bunuh diri.

Zach memeluk Hayden dan Andrew. “Hei, terima kasih.

Aku sudah tenang sekarang.” Hayden dan Andrew memeluk balik Zach dengan waktu

yang cukup lama. Mereka tau satu, jika Zach memang sudah tenang, tetapi tidak

hati nya. Zach adalah seseorang dengan jiwa pemberontak. Setelah ini dia pasti

akan merencanakan sesuatu.

Sekolah diliburkan. Semua murid pulang ke rumah

setelah pemberitahuan duka dari kepala sekolah dan guru BK. Sudah berhari-hari

Zach tidak pulang ke rumah. Dia tau saat pulang nanti dia akan kena omelan yang

sangat panjang dan akan sangat menjengkelkan. Padahal situasi sedang tidak

mendukung untuk omelan tidak penting ayah nya. Zach berjalan kaki sendiri. Ia

meminta untuk tidak diusik oleh Andrew maupun Hayden. Dia memasukan earphone dan mulai memainkan musik.

Daftar putar lagu yang khusus untuk perasaan ketika ingin sendiri. Terdengar

sungguh klise, tetapi daftar putar lagu itu sungguh manjut untuk mengobati

perasaan seperti ini.

Zach tinggal di apartemen dengan kamar di lantai

paling atas. Dia sebenarnya tinggal sendirian untuk waktu beberapa lama. Tapi

sejak ibu nya meninggal, ayah Zach memutuskan untuk tinggal bersama Zach. Ayah

Zach sungguh bukan orang yang bisa diajak bicara. Ayah Zach amat teramat

menyebalkan, tidak pengertian, dan juga tidak mendukung apa pun pilihan Zach.

Selalu menyalahkan Zach apabila ada sesuatu yang terjadi di luar kehendak

mereka berdua. Tentu, hal ini membuat Zach kadang kesal maupun depresi, tetapi

tidak ada pilihan bagi Zach. Ayah Zach tetap akan menjadi ayah Zach apa pun

yang terjadi.

“ASTAGA! KAU KEMANA SAJA SIH!? GILA YA, AKU MENUNGGU

MU DARI KEMARIN!” Zach baru masuk dan muncul teriakan yang amat besar dari

ruang tamu. Sungguh, Zach sedang tidak dalam perasaan untuk berdeba, walau itu

adalah kerjaan nya setiap hari dengan ayah nya. Mungkin satu bentakan lagi

untuk membuat Zach lepas kendali. Zach sangat ingin membetulkan bentakan ayah

nya. Karena yang benar adalah beberapa hari yang lalu, bukan kemarin.

Zach masuk ke kamar nya tanpa mengeluarkan kata apa

pun ke ayah nya. Dia menaruh tas nya di lantai dan langsung menjatuhkan diri

nya ke atas ranjang. Dia membekam wajah nya di bantal. Merasa ingin tidur tapi

tidak ingin membuang waktu nya untuk tidur. Ayah nya terus berteriak dari luar

kamar Zach. Ayah Zach, Ferdinand Zebua terus berteriak mengenai hal-hal buruk

soal Zach, berpikir jika mungkin Zach tidak mendengar apa yang ada di benak

nya. Padahal Zach mendengar dengan sangat jelas. Sangat jelas sampai-sampai

rasanya Zach ingin berbalik berteriak dari dalam kamar nya. Zach tidak pernah

berharap mendapat ayah yang baik. Dia hanya berharap jika ayah nya bisa

mengerti diri nya. Terutama pada hari ini. Zach sedang butuh waktu sendiri yang

hening, tetapi ayah nya benar-benar mengubah keheningan yang diinginkan Zach

menjadi kebisingan yang amat teramat.

Ferdinand adalah orang yang terlalu religius. Terlalu

religius sampai-sampai dia mengkesampingkan kebutuhan Zach. Saat Zach sakit,

seharusnya Ferdinand membawa nya ke rumah sakit, tetapi Ferdinand malah hanya

berdoa dan menyuruh Zach untuk terus dan terus berdoa. Ke-religiusan Ferdinand

juga menjengkelkan. Segala hal yang dianggap Zach biasa aja dan normal untuk

remaja di masa kini, dianggap Ferdinand sebagai sesuatu yang berdosa, tidak

baik, dan harus dijauhi. Hal itu menyebabkan Zach tidak terlalu menganggap

Ferdinand lebih dari status nya sebagai seorang ayah. Mereka tidak dekat, malah

sangat terasa asing. Hanya berbicara ketika butuh, dan tidak pernah

mendiskusikan hal-hal kecil, layaknya ayah dan anak. Dan bagi Ferdinand ini

adalah normal. Dia menganggap jika memang begini anak nya. Bahwa Zach sedang

tidak menghindari nya, tetapi memang sifat Zach yang demikian.

Hp Zach berdering. Zach mendiamkan nya. Lalu berdering

lagi. Itu adalah surel dari sekolah, mengenai misa yang akan diadakan malam

ini. Perhatian Zach terfokuskan pada surel itu. Lokasi misa nya berada di

halaman sekolah. Tanpa pikir panjang, Zach segera menghubungi Andrew dan Hayden

dalam satu panggilan. Zach mau hadir dan Zach juga mau mereka berdua untuk

hadir. Zach berpikir, jika mungkin ini adalah langkah awal untuk mengetahui

penyebab meninggal nya Marsella.

“Kalian sudah menerima surelnya?” tanya Zach yang sambil bergerak untuk mencari pakaian yang pantas untuk misa.

“Sudah, kau ingin pergi?” jawab dan tanya Andrew yang terlihat sedang menggunakan masker teh hijau nya.

“Aku akan pergi, kalian?” jawab Hayden yang terlihat sedang berada di dalam pancuran.

“Bagus. Mari bertemu di sekolah. Kau harus datang

Andrew.” Zach langsung mematikan telepon nya. Dia memilih kemeja hitam pas

lengan pendek dengan tali yang menggulung di bagian leher nya. Serta bretel

yang juga berwarna hitam. Zach lekas pergi begitu ia selesai mandi. Zach pergi

melalui tangga darurat yang terhubung dengan kamar nya. Zach sering melakukan

hal ini ketika ia sedang tidak ingin bertemu dan berbicara dengan Ferdinand.

Dan membuat Ferdinand kemudian mengeluhkan soal tangga darurat dan meminta

pihak apartemen untuk segera menghilangkan nya.

Sore hari seharusnya belum saat nya bagi lampu sekolah

untuk dinyalakan. Apa lagi dinyalakan dalam kondisi remang-remang seperti ini.

Sekolah sudah ramai. Seluruh murid hadir untuk misa Marsella, dan semua dari

mereka menggunakan pakaian hitam dari kepala hingga kaki. Anak dari kelas

Marsella masing-masing membawa mawar merah dan ketua kelas mereka membawa

figura dengan foto Marsella di dalam nya. Zach sendiri berusaha untuk mencari

Andrew dan Hayden. Serta juga mencari tau di mana kedua orang tua Marsella.

Karena orang dewasa yang bisa dilihat Zach hanyalah para guru, pekerja, dan

romo.

Andrew bersama Hayden berjalan bersama menghampiri

Zach. Hayden memegang sepucuk kertas yang ia pegang dengan jari telunjuk dan

tengah nya. “Mereka menemukan ini di kamar Marsella. Baju mu dan kertas yang

ditujukan kepada mu.” Zach mengambil kertas itu. Dia langsung membuka lipatan

nya dan membaca nya sekarang di depan Andrew dan Hayden. Hati nya berdebar

karena sangat penasaran apa isi nya.

Maaf kan aku Zachary. Tapi seharusnya surat ini tidak

pernah ada. Tapi aku merasa jika ini semua tidak adil. Hidup memang brengsek

dan tidak adil. Tapi dan tapi lagi, setidaknya aku ingin apa yang ku pilih bisa

merubah sesuatu.

Satu permintaan setelah kematian ku. Awasi Clara Mara. Dia

adalah penghubung mu dengan kematian ku, Zachary. Jangan beritau apa isi surat

ini kepada siapa pun. Siapa pun teman mu, jangan percayai mereka, percayai diri

mu saja untuk saat ini.

Maaf sudah melibatkan mu pada masalah ini. Tapi Zachary,

masalah ini jauh lebih dalam dari pada yang kau pikirkan. Ini bukan hanya bunuh

diri seorang gadis kaya SMA. Ini adalah revolusi, dan juga memang, bunuh diri

seorang gadis kaya SMA.

Terima kasih, Zachary, aku berhutang.

Marsella Gonzela

Zach tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia

bingung atas apa yang baru ia baca. Rasa-rasanya seperti ia baru saja terlibat

dalam suatu kasus dan drama yang besar. Tapi Zach tau betul maksud Marsella

untuk tidak memberitau isi surat ini pada siapa pun. Zach langsung mengikuti

perintah Marsella, bahkan sebelum dia tau apa maksud Marsella yang sebenarnya.

Zach menelan ludah nya, dan mulai saat ini ia berkomitmen. Untuk menemukan akar

di balik ini semua.

“Apa isi suratnya?” tanya Andrew. Hayden melipat

tangan nya di depan dada. Ia seperti menunggu jawaban Zach. Zach bukan orang

yang bisa berbohong. Sejak SMP rasanya dia berubah menjadi orang yang sungguh

jujur, dan hanya Ferdinand yang selalu ia bohongi. Berbohong kepada Andrew dan

Hayden adalah perkara yang mudah, tetapi saat tidak enak untuk dilakukan.

“Surat soal baju ku. Ia bilang tidak usah khawatir.” Zach berbicara sambil

menatap kedua mata Andrew dan Hayden. Zach tidak suka berbohong, tetapi sekali

nya ia berbohong, ia adalah permbohong yang hebat.

Mereka bertiga berjalan menuju aula sekolah. Di sana

semua lampu sudah padam. Hanya lilin-lilin yang dinyalakan. Semua kursi di

dalam aula sudah penuh. Sehingga Zach, Andrew, dan Hayden berdiri dan mengikuti

misa nya dari luar aula. Zach memilih untuk tidak memikirkan mengenai surat itu

sekarang. Dan hanya fokus kepada misa. Tepat sebelum bisa benar-benar dimulai,

kepala sekolah mengumumkan jika kedua orang tua Marsella tidak hadir malam ini,

dan tidak ada keluarga Marsella untuk misa malam ini. Sekarang setelah bunuh

diri Marsella, absen nya kedua orang tua nya menjadi pembicaraan di kalangan

sekolah.

“Kita langsung saja ke inti nya. Nama ku Zachary Zebua. Aku ke sini untuk bersaksi mengenai

kasus bunuh diri Marsella. Itu bukan lah bunuh diri, itu adalah pembunuhan yang

dilakukan oleh Fernando Germanotta.” Zach menatap kedua mata petugas dengan

tajam dan kuat. Petugas perlu beberapa detik sebelum bisa menjawab pernyataan

Zach. Biasanya, ketika orang berbohong, orang tersebut tidak bisa menatap mata

lawan bicara nya. Petugas tau itu, dia sudah berulang kali berurusan dengan

orang-orang seperti itu. Tapi Zach berbeda. Tatapan nya jujur.

“Atas dasar apa? Jika kau punya bukti, mohon tunjukan kepada kami.” Petugas melipat tangan nya

di meja. Semua tersangka yang sudah ia interograsi mempunyai cara mereka

sendiri untuk bisa menutupi fakta yang ada. Dan jika ini terus berlanjut sampai

tersangka terakhir, maka Fernando Germanotta akan ditetapkan sebagai pelaku.

Zach tidak punya bukti yang menunjuk kepada Fernando. ‘Bukti’ yang mereka persiapkan belum siap.

Kunci utama kesuksesan mereka adalah tahap interograsi ini. Seberapa kuat

mereka bisa meyakinkan petugas. Semakin mereka berhasil membuat petugas yakin,

semakin lama waktu yang didapat Clara untuk mengubah sesuatu yang ia miliki

menjadi butki untuk menjerumuskan Fernando.

“Jika bisa mari kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya. Apa yang sebenarnya terjadi malam itu

Zachary?”Zachary menatap petugas dengan senyum. Senyum yang benar-benar terlihat

menyebalkan. Karena memang Zach merasa sebal terhadap pertanyaan itu. Bukankah

semua sudah jelas? Apa yang terjadi malam itu seharusnya adalah bukti kuat

untuk menjatuhkan Fernando. Apa yang terjadi pada malam itu seharusnya sudah

sangat jelas.

“Ledakan, yang terjadi adalah ledakan.”

Misa selesai. Beberapa orang masih ada yang tinggal di

sekolah untuk acara makan malam bersama. Kondisi lampu masih remang-remang, dan

malam saat itu terasa dingin. Zach duduk di kursi yang menempel dengan dinding

di pojok sekolah. Mata nya terfokus pada aula. Masih banyak kursi kosong

sebenarnya jika Zach ingin ikut. Tapi saat ini, dia sedang tidak ingin makan

bersama murid lain nya. Dia ingin pulang dan membaca surat nya, tapi dia juga

tidak mau berpisah dari keramaian ini.

Fernando keluar dari aula. Mulut nya masih

mengunyah-ngunyah. Dia kelihatan sangat terburu-buru menuju toilet. Zach

terfokus kepada Fernando, karena di belakang nya ada Hayden yang belari menuju

ke arah Fernando dengan kepalan tangan seperti ingin meninju. Diikuti Andrew

dan Clara yang juga berlari berusaha menahan Hayden dari belakang. Zach segera

berlari berusaha menghentikan Hayden, walau Zach tidak tau apa yang terjadi.

Satu tinju melayang menghantam pipi Fernando. Nasi dan

lauk yang masih dikunyah di mulut nya langsung terhempas keluar. Fernando

terlihat sedikit linglung. Berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi

terhadap diri nya. Hayden mengepal tangan nya lagi. Kali ini Hayden ingin

melayangkan tinju kedua nya. Zach segera menahan Hayden. Clara dan Andrew

membantu Zach dengan menarik Hayden mundur.

“Bangsat! Mana tanggung jawab mu Fernando!!!?” Banyak

orang yang langsung tertuju pada mereka saat itu. Guru-guru dan romo langsung

keluar dari aula untuk melihat apa yang terjadi saat itu. Fernando yang saat

itu baru kembali kesadaran nya langsung berlari ke arah Hayden untuk membalas

tinju nya. Zach dengan sigap menahan badan untuk Hayden. Tinju melayang ke

tangan kanan Zach dan Zach berhasil menahan nya, namun Fernando adalah orang

yang jago bela diri. Fernando menghantam balik ke sebelah kiri Zach. Zach

terjatuh.

Andrew terpancing begitu melihat sahabat nya ditinju

Fernando. Andrew melepas tubuh Hayden dan meninggalkan Clara sendiri untuk

menahan Hayden agar tidak ikut campur lagi. Andrew berlari ke arah Fernando dan

meninju nya sekali, dua kali, dan tiga kali. Tapi tidak cukup untuk membuat

Fernando jatuh. Fernando masih berdiri dalam kuda-kuda nya. Kedua tangan nya

berada di depan bersiap untuk menghantam lagi. Dan darah segar mengalir dari

kening, hidung, dan mulut Fernando.

Clara melepas tubuh Hayden, agar Hayden bisa membantu

Zach berdiri lagi. Kepala Zach rasanya sangat pusing. Sekeliling nya terasa

berputar-putar dan dia sangat ingin tidur sekarang. Clara maju ke samping

Hayden. Sekarang empat melawan satu. Banyak guru langsung maju untuk memisahkan

mereka. Sekarang, guru-guru itu terlihat seperti sekelompok badut. Mereka

sungguh telat, karena perkelahian nya sudah selesai bahkan sebelum mereka

datang untuk memisahkan.

Mereka ber-empat langsung pergi keluar dari sekolah.

Mereka duduk di sebuah halte bus yang tidak ada seorang pun, kecuali mereka

ber-empat. Zach mengelus-ngelus pipi nya yang terlihat biru. Clara lalu pergi

ke warung kecil di belakang halte, dan kembali dengan es yang ia taruh di sapu

tangan nya dan sebotol soda. Clara menepuk-nepuk pipi Zach dengan sapu tangan

nya. Zach mengedipkan mata nya berkali-kali ketika kulit nya yang biru

bersentuhan dengan es.

Hayden menghela nafas panjang dan membuang nya. Ia

mengacak-ngacak rambut nya. Dan mendongkakkan kepala nya ke atas . Tidak ada

dari mereka yang mau berbicara. Terlebih Zach. Dia tidak mau tau apa yang

terjadi untuk sementara. Terlalu banyak yang terjadi malam itu, dan semua

bergerak terlalu cepat. Terlalu sedikit pula waktu yang Zach miliki, sebelum

malam itu berakhir.

Clara membuka botol soda yang tadi ia beli. Ia meminum

nya sedikit, lalu memberi nya pada Zach. Lalu bergilir terus sampai tiba di tangan

Andrew dan habis. Jika beberapa hari yang lalu Zach tidak bertemu dengan Hayden

mungkin malam ini hanya akan ada Zach dan Andrew. Lalu jika Zach tidak bertemu

dengan Marsella malam itu, mungkin tidak akan ada Clara di sini. Entah

bagaimana, mereka ber-empat bisa dipersatukan karena masalah ini. Malam ini,

mereka ber-empat tidak merasa seperti orang asing. Mereka merasa seperti harus

menjaga satu sama lain. Jika salah satu dari mereka jatuh, maka mereka semua

akan menarik orang itu agar tidak ada yang jatuh. Maka, dimulai lah kisah tahun

ajaran baru di SMA Elizabeth. Mulai hari ini dan seterus nya, hidup mereka

ber-empat akan jauh dari kata normal.

“Zachary, mengapa menurut mu Fernando Germanotta bisa berbuat demikian?” tanya petugas yang masih

bersikeras mendapat jawaban dari Zach. Zach sendiri malah tertarik, dan

berharap agar petugas bisa melontarkan lebih banyak pertanyaan. Semakin banyak

Zach menjawab, mungkin semua ini akan semakin cepat selesai juga.

“Apa kalian bercanda? Semua pertanyaan yang kalian tanyakan dari tadi sudah jelas jawaban

nya. Fernando berbuat demikian, karena Marsella berniat melaporkan Fernando.

Bahwa Fernando memperkosa Marsella.” Jawaban ketiga yang petugas terima, dan

ketiga jawaban dari tiga orang yang berbeda itu sama.

Petugas mengambil hp nya. Dia terdiam sebentar. Seperti jika dia sedang akan membuat keputusan

yang kritis bagi keadaan yang sekarang. Dia terlihat ragu untuk menekan tombol

telepon. Dia lalu menekan tombol telepon itu, dan mendekatkan hp ke telinga

nya. Beberapa saat itu kemudian dia berbicara. “Bawa Fernando Germanotta ke

sini sekarang. Pindahkan jadwal interograsi Andrew Edden dan ganti menjadi

Fernando Germanotta.”

“Interograsi kita belum selesai. Aku akan memanggil mu lagi saat aku butuh jawaban lebih. Untuk

saat ini, pulang lah dulu dan istirahat lah. Ini adalah minggu yang berat bagi

kita semua.” Zach lalu pergi membuka pintu dan mengucapkan terima kasih dan

selamat malam. Zach mengambil jaket kanvas merah nya itu dari stand hanger di

kantor polisi. Zach membuka payung nya. Malam itu gerimis. Kota Aseline belum

juga tidur. Banyak sorot lampu dari mobil dan motor yang menerpa sisi jalan

Zach berada.

Zach sedang tidak berjalan pulang ke rumah. Dia sedang menuju ke kedai kopi dekat dari kantor

polisi. Andrew dan Hayden serta Clara sedang menunggu Zach di sana. Dan di sana

mereka akan mendiskusikan rencana mereka selanjut nya. Hujan yang semula

gerimis berubah menjadi deras. Lubuk hati Zach dari tadi, dari sejak

meninggalkan kantor polisi sangat berapi-api. Dia sangat ingin keadilan bagi

Marsella, tetapi dia juga tidak ingin teman-teman nya jatuh. Mengambil

keputusan untuk menutupi kejadian yang sebenarnya sungguh membuat Zach muak

terhadap diri nya. Dia merasa terlibat dalam rangkaian manipulasi ini, padahal

sebenarnya tidak. Zach adalah satu-satu nya orang dari mereka yang tidak tau

menau soal apa yang terjadi. Sampai beberapa hari yang lalu. Zach berhasil

menyusun segala kerangka yang terjadi. Zach tau apa yang sebenarnya terjadi,

bahwa teman-teman nya terlihat. Dan jika Zach memilih untuk mengejar keadilan

demi gadis yang bahkan tidak ia kenal, maka seluruh teman-teman nya akan jatuh

menjadi pelaku.

Pemilihan sepihak ini adalah hal berat bagi Zach. Menggerogoti batin Zach. Maka dari itu, Zach

akan berbuat apa saja agar kasus ini bisa cepat selesai. Dan teman-teman nya

bisa aman dari ancaman pidana.

Zach sampai. Kedai Kopi TehEh. Andrew, Hayden, dan Clara terlihat sedang duduk di bagian yang

bersofa. Belum ada cangkir kopi di meja mereka. Dan Hayden melambaikan tangan

nya ke arah Zach untuk menyuruh nya masuk. Lagi, mereka berkumpul ber-empat,

tapi dalam kondisi dan suasa yang sungguh kacau.

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!