Pelanggan Misterius

Alina, seorang karyawan minimarket yang bertugas mengatur manajemen, saat itu sedang asyik memeriksa stock barang Dan sekaligus sedang mengatur barang-barang di rak. Tiba tiba saja, Roy, seorang pria tampan, masuk ke toko dan menuju ke bagian minuman. Alina hanya melirik sekilas namun ia tetap fokus bekerja.

Roy yang melihat lihat kulkas berisi minuman kemasan, berkata pada dirinya sendiri, 'Hmm, apa yang harus saya beli hari ini?' . Sembari memperhatikan pintu kulkas yang berjejer tiga, hidungnya membaui aroma parfum yang membuatnya nyaman. Membuat ia begitu lama memandangi kulkas padahal tatapannya kosong sambil memanjakan indera penciumannya. Sesekali matanya terpejam dan diam diam senyumnya mengembang.

Alina yang curiga kemudian berinisiatif menghampiri Roy, "Bisa saya bantu, Pak?"

Roy tiba tiba terkejut, sadar ternyata bau wangi itu ada di sampingnya, refleks ia memandangi Alina yang tersenyum dan beberapa detik dunia seakan membeku saat matanya bersitatap dengan mata lembut Alina.

Roy pun gugup. Tangannya dia usapkan ke belakang kepala sampai ke leher, "Oh, ya. Saya ingin membeli air mineral. Yang mana yang paling bagus?" Sambil matanya curi curi pandang ke Alina.

Alina tersenyum sambil membuka kulkas. "Semua air mineral yang kami jual berkualitas baik, Pak. Tapi jika Bapak ingin yang paling populer, saya sarankan yang ini." Alina menunjukkan sebuah merek air mineral dan menyerahkan botol pada Roy.

Roy pun mengambil air mineral yang ditunjukkan Alina. "Baik, saya akan ambil yang ini. Terima kasih". Spontan Roy memberikan uangnya pada Alina.

Alina menerima uang dari Roy dan maju ke depan menuju kasir sambil diikuti oleh Roy, "Silakan Pak dengan mba Kristin."

Alina pun tersenyum sambil berlalu ke tempat semula. Roy sempat melirik kepergian Alina. Namun meski badannya memutar mengikuti kepergian Alina ia tetap berdiri di hadapan Kristin dan mesin kasir.

Kristin pun memberikan kembalian, "Silakan Pak, ini kembalian Anda."

Roy menerima kembalian, "Terima kasih." Sambil melihat kondisi toko dengan lebih seksama, iseng ia bertanya, "Minimarketnya baru ya di sini?"

Alina yang tiba tiba sudah sampai di samping Kristin, tersenyum, menjawab, "Ya, Pak. Kita baru beberapa bulan bekerja di sini."

Roy pun mengangguk anggukkan kepala, "Pantas aja. Saya sering ke sini, tapi belum pernah melihat ada minimarket dan juga Anda semua."

Roy pun memajukan tangannya berniat memperkenalkan diri. "Nama saya Roy."

Alina pun menyambut tangan Roy dengan menangkupkan tangan di depan dada sambil memperkenalkan diri. "Nama saya Alina. Senang bertemu dengan Anda, Pak Roy." Sementara justru Kristin yang menyambut tangan Roy, "Kristin".

Roy tersenyum canggung. Tidak menyangka tangannya justru disambut orang lain. "Senang bertemu dengan Anda juga, Alina dan Kristin."

Tak lama Roy pun berpamitan dan berjalan keluar toko.

Alina pun menyaksikan Roy berjalan keluar, "Hmm, orang yang tampan dan ramah."

Kristin juga nyeletuk, "Eh iya lhoooo, ganteng..... cuma kayaknya sudah berumur ya. Pasti udah punya gandengan tuh. "

"Yaa gak apa apa Kristin, kita kan harus bisa menghormati pelanggan apapun kondisinya. Kalau dia terkesan pasti akan kembali lagi kesini. "

"Tapi boleh juga tuh mba kalau misalnya dia duda, siapa tahu kannn? " gantian Yusuf menggoda Alina sambil terkekeh.

"Hushhh... kamu Ini ada ada aja Suf. Udah ah balik kerja lagi."

Sejenak mereka pun fokus pada pekerjaan dan barang barang kiriman vendor. Ketika ada kiriman barang sebuah merk susu balita, Kristin memanggil Alina yang sedang di ruang kantor di dalam toko.

"Mba Liiinnnn..... stock susu datang.!!"

Alina yang mendengar langsung merasa jantungnya deg degan. Tiba tiba ia teringat Marsudi. Karena sales susu yang dimaksud adalah lelaki yang mengajaknya kencan beberapa hari yang lalu. Akhirnyaaa sengaja Alina berlama lama tidak keluar menemui vendor karena ia enggan menemui Marsudi.

Sampai ia mendengar pelan suara Kristin,

"Biasanya mas Marsudi yang nganter sendiri mas." Seolah Kristin menegaskan kebetulan yang terjadi, dan Alina mendengarnya sendiri vendor itu menjawab, "Oh untuk sementara Mas Marsudi dioper ke Jawa Tengah, Mba. Canvassing sementara mungkin sampai akhir bulan. "

Alina yang mendengar pun mengangguk lega. Buru buru ia keluar ruangan untuk memeriksa dropping barang. Namun ternyata vendor sudah pergi semua dan hanya tinggal Kristin dan Yusuf yang sedang membereskan stock baru.

"Sini biar aku handle, kalian kerjakan lainnya. " Bergegas Alina mencatat perubahan barang dalam aplikasinya. Dalam hatinya bersyukur tidak bertemu Marsudi. Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang terluka menatapnya dari kejauhan, berada dalam mobil pick up dengan jarak yang tidak terlalu dekat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!