Alunan

"Iya, Hallo..! " Begitu datar sapaan pertama Frederick saat mengangkat panggilan dari Aluna.

"Apa lo gak bisa bicara lembut ke gue, sedikit aja?" Frederick menghela nafasnya lalu menurunkan bolpoin yang ada di tangan yang satunya.

"Sekarang apa?! " begitu malas Frederick ketika harus menghadapi Aluna.

"Elo bisa datang gak ke rumah gue? Hidung gue patah dan baru keluar dari rumah sakit hari ini." Frederick diam sejenak, merasa aneh dengan luka yang Aluna dapat kali ini. Tapi dia tak ingin terlalu jauh menanyakan hal itu, Frederick pun mengangguk dan mengiyakan permintaan Aluna.

"Oke, nanti gue kesana saat pulang sekolah." Jawaban Frederick membuat bibir Aluna tersenyum lalu ia pun mengakhiri panggilannya.

"Gila ya lo? senyum-senyum sendiri gitu? " tatapan mata Aluna beralih menatap ke arah Lyra yang duduk di sofa panjang kamarnya.

"Diem lo! berisik! " ketusnya yang berbaring kembali di kasur super gedenya.

"Dua hari kita gak masuk sekolah gara-gara si cupu! " kata Ami kesal saat mengingat Bianca.

"Apa kita perlu kasih dia pelajaran lagi, Lun? biar dia kapok?! " timpal Lyra sedikit memprovokasi.

"Kita tahan dulu. Cari kelemahan si cupu jelek itu! pokoknya kita jangan bertindak gegabah mulai sekarang! Kalian gak mau kan' jika sampai di hajar lagi sama si cupu itu?" Lyra dan Ami mengangguk, membenarkan perkataan Aluna.

"Ya udah sekarang kalian pergi. Jangan sampai Frederick lihat kalian disini?! gue gak mau ya, kalau dia semakin gak suka sama gue dan berfikir yang enggak-enggak! " usir Aluna membuat kedua temannya yang ada di sana menatap malas.

"Iya! gue tau Aluna! Kita bergi sekarang! " jawabnya dengan ketus lalu keluar dari kamar Aluna.

"Dasar penjilat kalian berdua! emangnya gue gak tau apa, kalau kalian hanya menginginkan uang gue aja dan juga semua fasilitas yang nyaman dari gue!! " umpat Aluna setelan keduanya pergi.

Tak berselang lama.

Bel pulang pun berbunyi, Bianca segera pergi ke tempat parkir untuk mengambil motornya si kujang. Kali ini ia ingin pulang lebih awal ke rumah dan tidur sepanjang waktu.

"Tumben lo cup. buru-buru amat naikin si kujang? " tanya Jojo yang perlahan mendekat dan duduk di atas motornya.

"Kan gue mau langsung kerja sampingan! jadi gue pengen pulang cepat-cepat. "Jojo mengangguk lalu menatap Bianca lekat.

" Emang elo kerja dimana?"

Degh.

"Mampus lo Bianca! sekarang elo mau jawab apa?!" gerutunya dalam hati.

"Gue.. mmm.." otak Bianca segera berputar cepat. "Gue kerja di toko bunga! ah iya.. toko bunga.. " jawaban yang ah.. tapi Bianca akan mencoba untuk mencari toko bunga yang bisa ia ajak berbohong nantinya. pikir Bianca. Yang penting saat ini dia bisa lolos dari Jojo yang akan menanyainya terus menerus.

"Tapi lo masih punya hutang sama gue?" Bianca mengernyitkan dahinya tak mengerti, hutang apa yang Jojo maksud.

Tuk..

Jojo menyentil dahi Bianca sangat keras membuatnya meringis kesakitan sambil memegangi keningnya.

"Elo kasar banget sih, Jo! " Pekiknya menahan amarah.

"Habis elo lelet! juga telmi alias telat mikir! makanya gue sentil dahi lo biar pinter!!"

"Issh.. nyebelin lo!" Sarkas Bianca sambil mendelikkan matanya yang berada di balik Aquarium yang melekat di kedua matanya.

"Ya udah cepat buruan pergi? jangan sampai elo dapet omelan dari bos elo karena datang telat! "

Blanca pun mengangguk lalu menyalakan mesin motornya, dia tersenyum sekilas ke arah Jojo sebelum lepas landas.

"Hutang penjelasan ke elo, gue bayar besok...sampai ketemu lagi, Jojo.... " Teriaknya dari kejauhan sambil melambaikan tangan. Jojo hanya tersenyum lalu menaiki motornya.

"Cupu aneh.. emang aneh tuh cewek.. " gumamnya yang langsung menyusul pergi.

Frederick melihat semua keakraban itu, ia pun mulai menaiki motor sport nya dan langsung menyalakan mesinnya.

"Elo mau langsung pulang, Fred?! " tanya Dino yang di jawab anggukan saja oleh Frederick.

"Tumben? gak biasanya elo langsung pulang? Aluna nyariin lo? "

Frederick melayangkan tatapan dinginnya pada Dino. Membuat dirinya langsung terdiam dengan saliva yang sulit tertelan. Dino sudah terlalu banyak tau dan ikut campur urusan Frederick membuatnya merasa tak suka. Lalu anak yang bernama Frederick itu pun langsung pergi dari sana dengan kecepatan tinggi, menuju rumah tunangannya, Aluna.

"Selamat datang, Tuan muda " sapa si Pelayan saat melihat kedatangannya.

"Dimana Aluna? " Pertanyaan yang begitu dingin dan angkuh, dan hal itu sudah biasa semua pelayan dengar di rumah itu dan tak menjadikan mereka merasa tersinggung.

"Nona ada di kamarnya, Tuan muda. "

Setelah mendapat jawaban Frederick langsung menaiki lift agar lebih cepat menuju kamar Aluna. Setelah keluar ia langsung membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Aaaaa..." Frederick langsung membalikkan badannya seratus delapan puluh derajat saat melihat Aluna sedang berusaha memasang pengait Br* .

"Udah belum?" tanyanya kemudian setelah beberapa saat menunggu.

"Sudah." Jawab Aluna yang sudah rapih lengkap bersama pakaiannya. Frederick pun berbalik dan duduk di sofa.

"Bisa gak kalau mau masuk ke kamar orang itu ketuk pintu dulu!! "

"Salah elo yang gak mengunci pintu. Mana gue tau kalau elo sedang gak pake baju. " Aluna mendengus kesal saat menatap Frederick yang begitu santai berselonjor di sofa sambil membaca majalah.

"Ada apa elo nyuruh gue kesini? " tanya Frederick kemudian.

"Gue kangen sama elo. " lirih Aluna pelan.

Frederick langsung menutup majalah itu dan membenarkan posisinya menjadi duduk. Tatapan kian lekat tertuju pada Aluna.

"Hanya itu?" Aluna mengeratkan genggaman tangannya pada selimut yang ia kenakan, begitu sungkan meminta hal dari seorang Frederick.

"Kalau gitu gue pergi!" Dia pun bangkit dan berjalan menuju pintu. Namun sebelum sampai ke sana, langkahnya terhenti oleh pelukan Aluna dari belakang.

"Jangan pergi, Fred! temani gue bentar disini. " pinta Aluna.

"Bisa gak elo jangan peluk gue seperti ini?! " hardik Frederick yang langsung melepaskan pelukan Aluna.

"Kenapa elo kasar banget sama gue, Fred? salah gue apa? gue tau kita bertunangan atas perjanjian orang tua kita, tapi apa elo pernah tau perasaan gue?!" Aluna berbicara begitu keras, seolah Frederick sudah membuat nya patah.

"Bisakah kita memulai hubungan kita dari awal? dengan membuka sedikit hati lo buat gue?" Frederick menghela nafasnya kasar lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa.

"Gue gak tau, Aluna? udah gue coba tapi gak bisa! " jawab Frederick tegas.

"Elo yang menjaga jarak dari gue! bagaimana mungkin rasa itu tumbuh jika elo terus menghindari gue?! " Emosi Aluna kian meledak, sudah setahun sejak pertunangan dengan Frederick, lelaki itu tidak pernah menganggapnya ada. Bahkan Frederick selalu bersikap kasar dan tak menghargai keberadaannya.

Aluna perlahan mendekat dan duduk di samping Frederick yang memijit keningnya.

"Sekali ini saja. Setelah itu, gue akan meminta lagi apapun dari elo.."

Tatapan Frederick kian teralih, menatap Aluna yang semakin mendekatkan diri ke arahnya. Wajah cantiknya membuat Frederick tersadar jika selama ini dia pura-pura buta akan hal itu.

"Oke.. gue akan coba." Aluna langsung mengalungkan tangannya di leher Frederick, merasa bahagia sekaligis terharu.

"Makasih Fred. Gue gak akan sia-sia kan kesempatan ini"

Aluna tersenyum dengan tatapannya yang mulai mengarah pada bibir Frederick yang merah, Aluna yang memulai lebih dulu, dengan memiringkan kepalanya dan menyentuh bibir Frederick dengan bibirnya.

"Tunggu Aluna! " bentak Frederick menolak, ia begitu terkejut dengan sentuhan fisik yang Aluna lakukan.

"Hanya sekali ini aja, gue mohon?" Frederick tak bisa berkata, menghindar pun ia sudah tak bisa. Sentuhan kecil dari Aluna membangkitkan panas di sekujur tubuhnya, Frederick pun tak bisa menyangkal jika dia pun mulai terpancing. Dengan gerakan refleks Frederick menarik tangan Aluna sehingga kini berada di pangkuannya, menempelkan bibirnya perlahan, begitu lembut dan intens. Aluna merasa bahagia, dengan begitu Frederick tak bisa lepas dari genggamannya. Aluna semakin memperdalam ciumannya begitu juga Frederick yang tersulut adrenalin nya. Mereka saling membalas ciuman di kamar tersebut, membuat darah mereka seakan terbakar sehingga mengeluarkan keringat. Kedua tangan Frederick tak sengaja menyentuh benda kenyal Aluna, membuat gadis itu melenguh seketika.

"Engghh.. "

Frederick langsung melepaskan ciumannya, merasa syok dengan apa yang sudah ia perbuat. Dia menatap ke arah Aluna yang kini berada di bawah kungkungannya, dengan bibir yang sudah bengkak akibat ulahnya. Frederick bangkit dan membenarkan pakaiannya, lalu pergi dari kamar Aluna dengan perasaan di luar kendalinya.

Aluna perlahan bangkit lalu tersenyum menatap Frederick yang berlari cepat menuruni tangga. Gadis itu pun berjalan mendekat ke sebuah boneka dan mengambil sesuatu disana.

"Gue akan bikin elo gak bisa berkutik, Fred! Sorry... tapi gue harus lakuin semua ini... "

"Aluna....! " desis Frederick.

Episodes
1 Sekolah Baru.
2 Jojo...?
3 Menolak Perjodohan
4 Kesiangan.
5 perasaan aneh..
6 Cafe Rulex
7 Adu jotos.
8 Siapa lo...!!?
9 Dasar Cupu cengeng..
10 Alunan
11 Amazing.
12 Mata gue ternodai
13 Mimpi buruk.
14 Salah faham..
15 Hampir saja..
16 Kabur atau maju..
17 Jantung Aman ..
18 Hukuman..
19 Ambisi
20 Masuk dalam permainan.
21 Elo jual gue beli!
22 Gue suka diri elo yang cupu..
23 Jojo lagi... Jojo lagi...
24 Ibu Jojo....
25 Ciuman pertama gue...
26 Salting.
27 Benarkah gue jatuh cinta..
28 Sakit sekaligus bahagia...
29 Musuh lama..
30 jadi obat nyamuk..
31 Perdebatan..
32 Kejutan
33 Kemenangan telak.
34 Psikopat.
35 Bagai sengatan listrik..
36 Kedatangan Jhonatan..
37 tak sesederhana itu..
38 Mereka memang ular.
39 Merasa bersalah
40 Hampa tanpa elo.
41 Cairan aneh..
42 Nano nano
43 Perjalanan pun di mulai..
44 Kehangatan di hati Frederick.
45 Itu rahasia..
46 I'm coming my girl..
47 Frederick..
48 Amarah keduanya.
49 Perkelahian.
50 Jadi kita baikan?
51 Rahasia Frederick.
52 Serangan ...
53 Luka Jojo.
54 Operasi berhasil.
55 Terima kasih..
56 Keras kepala.
57 Kemah.
58 Saling tuduh.
59 Mereka di temukan.
60 Sebuah kenyataan.
61 Selidiki Dino!
62 Jauhi Bianca!
63 Lagi!
64 Buat semuanya hancur..
65 Ancaman Sebastian.
66 So' bijak Lo!
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Sekolah Baru.
2
Jojo...?
3
Menolak Perjodohan
4
Kesiangan.
5
perasaan aneh..
6
Cafe Rulex
7
Adu jotos.
8
Siapa lo...!!?
9
Dasar Cupu cengeng..
10
Alunan
11
Amazing.
12
Mata gue ternodai
13
Mimpi buruk.
14
Salah faham..
15
Hampir saja..
16
Kabur atau maju..
17
Jantung Aman ..
18
Hukuman..
19
Ambisi
20
Masuk dalam permainan.
21
Elo jual gue beli!
22
Gue suka diri elo yang cupu..
23
Jojo lagi... Jojo lagi...
24
Ibu Jojo....
25
Ciuman pertama gue...
26
Salting.
27
Benarkah gue jatuh cinta..
28
Sakit sekaligus bahagia...
29
Musuh lama..
30
jadi obat nyamuk..
31
Perdebatan..
32
Kejutan
33
Kemenangan telak.
34
Psikopat.
35
Bagai sengatan listrik..
36
Kedatangan Jhonatan..
37
tak sesederhana itu..
38
Mereka memang ular.
39
Merasa bersalah
40
Hampa tanpa elo.
41
Cairan aneh..
42
Nano nano
43
Perjalanan pun di mulai..
44
Kehangatan di hati Frederick.
45
Itu rahasia..
46
I'm coming my girl..
47
Frederick..
48
Amarah keduanya.
49
Perkelahian.
50
Jadi kita baikan?
51
Rahasia Frederick.
52
Serangan ...
53
Luka Jojo.
54
Operasi berhasil.
55
Terima kasih..
56
Keras kepala.
57
Kemah.
58
Saling tuduh.
59
Mereka di temukan.
60
Sebuah kenyataan.
61
Selidiki Dino!
62
Jauhi Bianca!
63
Lagi!
64
Buat semuanya hancur..
65
Ancaman Sebastian.
66
So' bijak Lo!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!