18 tahun lalu
Sera kecil saat itu sedang merapikan dresnya. Malam ini untuk pertama kalinya, ia tampil di acara formal bersama ayah dan ibunya.
Sebelumnya Sera hanya bisa menunggu di penthouse dan tak ikut campur masalah perusahaan ayahnya. Karena ayahnya, Harry pernah berpesan bahwa menjadi seorang pengusaha yang sudah cukup terkenal dan sukses akan membuatnya berada dalam bahaya. Itu lah alasannya Sera tidak pernah dipublikasikan.
Namun malam ini, Harry sudah siap dengan semuanya. Menempatkan banyak bodyguard bayangan disekitar anak dan istrinya sedikit membuatnya tenang. Acara ini cukup penting mengingat akan ada keluarga Kerajaan yang akan hadir. Acara lelang terbesar tahun ini. Sekaligus ajang untuk mencari investor.
Sifat Sera kecil yang ceria dan terkadang ramah membuatnya cukup disenangi beberapa rekan kerja ayahnya hingga matanya menangkap seorang pria yang terlihat mengambil senjata dibalik tas ranselnya.
Sera yang sudah dilatih beladiri dan pernah beberapa kali di perlihatkan pistol sudah hapal. Segera dirinya berlari mendekati ayahnya.
DUAAARRRR
Lledakan cukup keras terjadi disekitar area panggung yang cukup dekat dengan ayah dan ibunya berdiri.
Sera menunduk dan seorang pria yang telah ditugaskan ayahnya untuk melindungi dan memegangi Sera dengan erat. Matanya tak mampu melihat karena tertutup dengan asap. Dirinya diseret keluar dan bersembunyi didekat balkon hotel.
“Maaf Nona. Anda tunggu sebentar disini. Saya ingin mencari Tuan dan nyonya dulu.” Sera hanya mengangguk dan berharap orang tuanya selamat.
Bersembunyi dibalik sebuah meja dan melihat seorang anak laki laki yang akan di dekati pria bertopeng dengan membawa senjata.
"Kenapa dia diam saja sih" batin Sera.
Namun sepersekian detik juga membuat Sera maju perlahan untuk menyelamatkan anak tersebut. Dirinya tak ingin jadi saksi pembunuhan dari anak salah satu orang penting di acara ini. Akan Merepotkan pikirnya.
Dengan cepat Sera menariknya dan mereka kabur melewati pintu darurat lalu menuju kamar hotel miliknya tinggal. Karena hanya itu yang ada di dalam tas mungil miliknya.
Setelah melihat melalui celah pintu, Sera menghampiri anak tersebut. Hanya sepersekian detik Sera merasa atmosfir tubuhnya tertarik kedasar melihat mata hitam milik anak itu. Lalu Sera segera berpaling.
'Kenapa dia diam saja? Apa dia bisu?' pikir Sera. Karena sejak dirinya menarik anak itu dia tak menolak ataupun berbicara sepatah katapun.
“Kita sudah aman disini sementara. Hubungi asisten atau ajudanmu untuk menjemput dikamar suite 550. Tidak perlu mengucap terima kasih karena aku sedang lewat saja dan melihatmu disana. Bye..” cepatnya dan segera keluar karena bodyguard ayahnya pasti mencarinya kemana mana.
****
Setelah para pengawalnya menemukan Aland, ibunya Lee Min Ah segera membawa Aland kembali ke mobil dan meninggalkan hotel tersebut. Terlihat sudah banyak mobil polisi setempat dan beberapa ambulans.
“Papa dimana ma?” Aland tak menemukan Dion ikut meninggalkan hotel tersebut.
“Papa berada di rumah sakit, kakinya terluka saat akan kabur tadi. Mama akan menemaninya setelah kamu mama antar ke rumah.” Jawab Lee min Ah
Aland hanya diam dan menatap keluar mobil. Pandangannya terarah pada seorang gadis yang telah menyelematkan nyawanya.
Gadis itu terlihat masuk ke dalam mobil bersama kedua orang tuanya. Aland lalu bertanya kepada sang mama.
“Siapa anak itu ma?”
“Ah.. itu keluarga rekan papa, pengusaha Retail yang cukup terkenal. Harry Alexander dan istrinya Nadin. Itu anak tunggalnya Sera Swan Alexander. Kenapa sayang?” tanya Min Ah
Aland hanya menggeleng dan tersenyum menatap setiap gerak gerik Sera. Sang penyelamatnya dan gadis yang membuatnya ingin memiliki untuk dirinya sendiri. Sejak menatap mata hazelnut itu Aland sudah menginginkan Sera untuknya.
*****
NOW.
Sera segera menutup pintu apartementnya setelah berlari cepat dari Aland yang tahu identitas aslinya. Selama ini Sera tidak pernah membawa nama belakangnya karena kejadian malam itu seakan membuatnya trauma untuk menyandang nama itu. Dan salah satu perceraian orang tuanya pun membuatnya merasa lepas dan tak harus menggunakan nama besar milik ayahnya.
Sera memegangi jantungnya yang tak karuan. Entah karena berlari atau karena mendengar suara Aland yang memacu jantung untuk terus mengalirkan darah dengan cepat. Yah.. Pertemuannya kembali dengan Aland di lift membuka lagi rasa trauma dan sekaligus bahagia karena bertemu kembali dengan anak laki laki yang dulu diselamatkannya.
Namun baru kali ini Sera mengetahui nama anak itu. Garis wajahnya terlihat semakin dewasa dan tentunya menjadi idaman para wanita di luaran sana tak terkecuali Sera.
“Gak mungkin gue suka sama tuh cowok.” Gumamnya
*****
Malam harinya Sera dijemput sopir Nadin untuk makan malam bersama. Bukan ke penthouse melainkan ke rumah keluarga besar Keluarga Atmajaya.
Sera diberitahu bahwa sang Kakek, Hatta Atmajaya baru sembuh dan keluar dari rumah sakit. Dan setelah tahu bahwa Sera sedang dibebas tugaskan, Hatta meminta Nadin untuk mengajaknya bertemu di acara keluarga sekaligus melaksanakan acar penting lainnya.
Keluarga Atmajaya memang terkenal sebagai salah satu keluarga yang memikiki usaha besar di bidang perkebunan, khususnya Sawit. Nadin Atmajaya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Kedua kakak laki laki Nadin lah yang mengurus cabang cabang besar perusahaan tersebut sedangkan Nadin mengurus bagian pusat bersama Hatta Atmajaya.
Sera menarik nafas dalam sebelum keluar dari mobil. Terlihat beberapa pelayan yang siap menyambutnya dan menawarkan sesuatu yang dibutuhkan Sera.
Baginya setiap pertemuan yang diadakan keluarga Atmajaya adalah pertemuan yang sia sia. Yang mereka bahas hanyalah tentang kekayaan dan ajang pamer barang barang branded. Itulah kenapa Sera memilih jalannya untuk menjadi abdi negara dan terbukti Sera berhasil tanpa memberitahu latar belakangnya.
Aula besar pada penthouse itu disulap sangat elegan. Terlihat sudah banyak keluarga dan tamu penting saling berbicara.
Sera melihat Nadin di ujung bersama sang Kakek dan kedua pamannya. Langkah kakinya segera menuju kesana.
“Sera... cucuku! Bagaimana kabarmu?” Hatta langsung menyambut cucu perempuan satu satunya dari keluarga Atmajaya tersebut dengan pelukan. Kedua pamannya hanya memiliki anak laki laki.
Sera membalas pelukan itu. Sudah sangat lama dirinya tak bertemu dengan sang kakek. “Aku baik kek. Bukankah ini pesta terlalu mewah untuk penyambutanmu sembuh.”
Hatta tertawa keras, dia sudah sangat hapal sifat sang cucu yang tidak mengenal tempat jika memang dirinya tidak suka. Sera pasti selalu mengutarakan isi kepalanya saat itu juga.
“Ini bukan hanya untukku. Tetapi juga acara khusus untukmu, sayang.”
Sera menaikan alisnya dan menatap langsung ke arah Nadin yang terlihat datar dan tak menanggapi tatapan dari Sera.
Sedangkan sedari tadi sang paman yang tak lain adalah kedua kakak Nadin diam dan tak terlihat ingin menimpali ucapan Hatta.
“Nadin apakah kau tidak menjelaskannya?” tanya Hatta
“Tentu cucumu akan menolaknya jika aku menjelaskan semuanya. Dan sudah Nadin bilang kan Pa kalo Sera pasti tidak akan suka.” Jelas Nadin. Sera memasang wajah yang tak bisa diartikan.
Firasatnya semakin kuat saat matanya menangkap sosok pria yang telah membuatnya uring uringan sejak pagi tadi. Dan terlihat berjalan ke arah dirinya.
“Apakah aku terlambat?” ucapnya sambil terlihat sedikit berlari.
****
Terima kasih yang udah mampir.. Bisa nih untuk meninggalkan jejaknya. Semuanya diterima 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
...
lanjutkan thor
2025-01-18
1