Part 3.

Eleanor tidak menghiraukan gumaman para tamu, dan saksi pernikahan yang gagal. Ia melangkah dengan tenang meninggalkan Altar, tanpa rasa sedih sedikit pun.

Ting!

Sebuah pesan masuk ke ponselnya, dan ia melihat pesan dari wanita yang sangat di sayangi Ricard.

Dengan tenang Eleanor membuka pesan tersebut, 'Kamu sudah lihat, kan? Ricard lebih memperdulikan aku dari pada kamu, bahkan dia sampai rela meninggalkan mu di Altar, sungguh kasihan kamu'.

Eleanor tersenyum dingin membaca isi pesan wanita, yang sangat di sayang Ricard tersebut. Sedikit pun ia tidak terbawa emosi lagi, seperti yang ia lakukan sebelum mendapat kecelakaan.

"Semoga kalian berbahagia, ambillah lelaki sampah itu, aku tidak mau lagi" gumam Eleanor menutup ponselnya.

Sesampainya ia di apartemennya, ia mulai mengemasi barang-barang pemberian Ricard. Menurunkan foto-fotonya dengan Ricard, dari tembok apartemen.

Ia memasukkannya ke dalam sebuah kardus. Barang sekecil apa pun, pemberian dari Ricard, ia masukkan semua ke dalam kardus.

Eleanor tersenyum puas melihat apartemennya, telah bersih dari barang pemberian Ricard. Dan, satu pun foto dirinya dengan Ricard, tidak terlihat lagi di sekitar apartemennya.

Ting! tong!

Terdengar suara bel berbunyi. Eleanor membuka pintu apartemen, dan seorang pria, Petugas pengirim barang, tampak berdiri di depan pintu apartemennya.

"Apakah anda, Nona Eleanor Benjamin?" tanya petugas pengiriman barang.

"Ya, benar! itu nama saya!" jawab Eleanor.

"Ini paket atas nama Eleanor, dari Ricard Marvin!" Petugas pengirim barang memberikan sebuah bungkusan pada Eleanor.

Eleanor menerima paket tersebut, dengan tatapan tidak berminat. Sebelum ia kecelakaan, ia selalu senang mendapat kiriman paket dari Ricard.

Ricard selalu memberi sesuatu padanya, kalau Ricard pergi menemui wanita yang sangat disayang Ricard.

Biasanya barang yang di beri Ricard padanya, selalu sama dengan barang yang Ricard beri kepada Melanie.

"Sepertinya paket ini salah alamat, seharusnya barang ini tidak di kirim ke alamat saya!" kata Eleanor, setelah memperhatikan bungkusan paket.

"Oh, begitu ya?" Petugas pengirim barang, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia merasa bingung.

"Saya akan ganti alamat tempat pengirimannya, tunggu sebentar!" Eleanor membawa paket ke dalam, untuk mengubah alamat pengiriman.

Eleanor membawa kembali paket tersebut, kepada Petugas pengirim barang. Ia mengganti alamat pengiriman, ke alamat Melanie Cordelia.

Petugas pengirim barang melihat sebentar alamat, yang telah di ganti Eleanor, "Kalau begitu, saya permisi Nona!" ucap Petugas setelah melihat alamat pengiriman barang tersebut.

"Iya, silahkan Tuan!" jawab Eleanor, lalu menutup pintu apartemennya.

Eleanor kemudian masuk ke kamar, untuk mengemasi pakaiannya ke dalam koper. Dan memisahkan pakaian pemberian Ricard, untuk ia buang bersama dengan barang pemberian Ricard lainnya.

Sementara itu di apartemen Ricard.

Ricard menghempaskan tubuhnya ke sofa. Ia merasa lelah satu harian, karena mengatasi dua masalah.

Ricard meraih ponselnya. Melihat apakah ada pesan dari Eleanor, karena ia telah memberikan tas mewah untuk menenangkan hati Eleanor yang marah.

Kening Ricard berkerut, karena satu pun tidak ada pesan dari Eleanor seperti biasanya. Ia dengan cepat bangkit dari duduknya.

"Ada apa dengannya? bukannya seharusnya dia mengucapkan terimakasih padaku, seperti biasanya ia lakukan setelah ku berikan sesuatu?" gumam Ricard bingung.

Ting!

Satu pesan masuk, dan seketika Ricard tersenyum, "Bagaimana mungkin dia tidak akan mengirim pesan padaku, mungkin dia lupa" gumam Ricard senang, karena dapat melembutkan perasaan amarah Eleanor.

Tapi, seketika raut wajahnya berubah, setelah memeriksa pesan yang masuk. Ternyata pesan dari Melanie.

'Ricard, terimakasih tasnya ya, aku suka sekali, kamu begitu tahu seleraku, aku suka.. suka.. sukaaa sekali'

Kening Ricard semakin berkerut berpikir, kapan dia memberi tas kepada Melanie. Ia jadi kebingungan sendiri

Ting!

Satu pesan masuk lagi, dan ia melihat pesan dari Melanie. Sebuah foto tas yang baru saja di buka.

"Bukankah, tas itu aku kirim untuk Eleanor? kenapa bisa di tangan Melanie?" gumam Ricard kebingungan.

Ricard sontak berdiri dari duduknya, ia merasa tidak salah menuliskan alamat, tapi kenapa bisa paketnya ada pada Melanie?

"Jangan-jangan... !"

Ricard menyambar kunci mobilnya dari atas meja, dan dengan tergesa-gesa keluar dari apartemennya. Ia harus segera ke apartemen Eleanor.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Sleepyhead

Sleepyhead

Well Elle, Tanpa Ricard kamu pasti sementata akan merasa sepi.
Dan akhirnya memberanikan diri untuk melepas cucunguk itu pergi.
Bisa atau tidak tanpanya itu urusan nanti.
yang penting kamu bisa lepas dari kekecewaan dalam hidupmu dan menjadikanmu orang yang lebih baik

2025-01-17

0

Upi Raswan

Upi Raswan

sukuriiiin kebat kebit gak tu jantung abang,, terus ajaaa tolongin siulat bulu,,sebelum kamu tahu seperti apa dia..
aah thooor,, pingin nambaaah boleh yaaaa
kayak minum obat boleh? sehari 3x,, semangaaat thooor.
aku selalu menungguuuu

2025-01-17

1

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

saat kami sampe apartemen udah kosong melongpong yang tinggal barang2 hadiah dari kamu buat Eleanor .. makan yuh si melani

2025-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!