Tamasya

Hari yang dinanti oleh keluarga orangtua Rahma pun tiba dimana keluarga dari kakak kakak Rahma sudah kumpul di rumah ayah dan ibu mereka. Razi dengan keluarga kecilnya dimana ia membawa Monera yang sekarang usainya sudah tujuh tahun dan begitu juga dengan keluarga Kia dimana Kaba saat ini sudah berusia empat tahun. Kedua keponakan Rahma tersebut sangat dekat dengan Rahma. Dimana saat Rahma gajian pasti Rahma akan membelikan mainan untuk mereka berdua.

"Ayo aunty, kita naik mobil... aunty ikut mobil Momo aja ya, karena di dalam mobil om Kahfi sudah penuh, iya kan Kaba?" Tanya Mounera yang sudah menarik narik tangan kiri Rahma.

"Tidak. Siapa bilang mobil abi aku sudah penuh, di dalam mobil cuma ada aku, ummah dan abi aja... kakek dan nenek kan ikut mobil ayah kamu, jadi aunty Rahma ikut sama aku. Iya kan aunty?" Tanya Kaba yang tak mau kalah dari Mounera.

"Bundaaa... emang benar kalau kakek dan nenek naik ikut mobil kita?" Tanya Mounera kepada Tari sang bunda istri dari Razi.

"Iya, sayang... tuh kakek dan nenek sudah masuk, ayo... kakak masuk juga temenin kakek sama nenek di mobil!" Titah Tari yang membuat Mounera melepaskan tangan Rahma dengan cemberut.

Rahma memeluk Mounera sebelum Mounera masuk ke dalam mobil dan menasehati Mounera agar tidak marah kepada Kaba ataupun dirinya. Rahma memilih naik motor sendirian dari pada membuat kedua keponakannya saling merajuk.

Yazid yang kebetulan ikut serta dalam rombongan Kahfi, dimana dirinya yang membawa mobil Kahfi merasa kasihan kepada Rahma karena ia mengalah untuk membuat kedua ponakannya itu saling berdamai.

"Tuh kasihan kan aunty Rahma, jadi harus naik motor sendirian... coba kalau Kaba tidak bertengkar karena rebutan aunty Rahma gak akan naik motor sendirian, kan?" Ucap Kia memberikan nasehat kepada Kaba kecil.

"Iya, ummah... Kaba minta maaf." Jawab Kaba yang menunduk kan kepalanya.

"Minta maafnya bukan sama ummah, sholih... tapi sama aunty Rahma dan kakak Mounera ya." Nasehat Kahfi kepada anak laki lakinya.

"Tapi Kaba kan gak bikin kakak Mounera marah, tapi dia sendiri yang maksa maksa aunty untuk ikut di mobil paman Razi." Jawab Kaba yang tak mau meminta maaf karena gengsi kepda Mounera.

.

.

.

Sesampainya di tempat tujuan Rahma merasa bingung, karena tujuan keluarga besar mereka adalah kesebuah taman wisata tapi setelah Rahma melihat sepertinya sang kakak iparnya Kahfi malah menyewa vila di taman wisata tersebut. Yang membuat semua merasa senang, Kahfi sengaja menyewa vila yang cukup besar di tempat tersebut.

Kaba dan Mounera berlari ke arah Rahma yang sudah memarkirkan motor metiknya di depan vila.

"Aunty...!" Teriak mereka berdua.

"Hai, anak anak cantik dan ganteng... aunty nanti tidur sama siapa?" Tanya Mounera.

"Sama siapa ya? yang pastinya tidak dengan kalian berdua dong... karena aunty gak mau jadi rebutan kalian berdua lagi, jadi aunty memutuskan untuk tidur denga_"...

" Kaba nanti tidur dengan om Yazid dan Mounera tidur dengan aunty Rahma... gimana?" Ucap Yazid yang memotong ucapan Rahma.

"Beneran, om? asyikk... kaba tidur sama om Yazid... nanti ceritain kisa kisah lagi ya, om!" Ucap Kaba senang dan Yazid pun menggendongnya.

"Beneran, jadi gak akan ada cerita rebut rebutan aunty Rahma lagi ya, karena laki laki harus tidur dengan laki laki, dan perempuan harus tidur dengan perempuan. Ok!" Ucap Yazid yang membuat Mounera berfikir.

"Itu bunda sama ayah tidur berdua, mereka kan laki laki dan perempuan, om?"

Pertanyaan Mounera membuat Yazid menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

Akhirnya Rahma pun angkat bicara, dan melihat kedekatan Kaba dan Yazid.

"Kalau ayah dan bunda kan sudah menjadi orangtua... jadi mereka boleh tidur bersama, seperti Momo suka lihat nenek dan kakek yang tidur sekamar kan?" Jawab Rahma yang membuat Mounera mengerti.

"Oooh gitu aunty, berarti unty Rahma dan om Vino boleh dong tidur bersama karena kan sudah menjadi pengantin sebulan yang lalu." Perkataan Mounera membuat Rahma dan Yazid membeku.

"Iyalah kak Momo, nanti juga aunty akan punya adik bayi, dan kalian akan punya teman baru." Ucap Tari yang membawa satu tas berisi makanan untuk dibawa ke taman.

"Aku hampir lupa, kalau Rahma sudah mempunyai suami... Yazid... Yazid, inget dia itu istri orang jadi jangan berharap dengan wanita yang sudah memiliki suami." Yazid bermonolog

Ponsel Rahma berdering saat dirinya akan membantu Tari untuk membawa minuman, Rahma meraih ponsel yanga ada di tas kecilnya. Dan betapa senangnya ketika melihat nama Vino yang melakukan video call.

"Wa'alaikum salam, kak." Jawab Rahma dimana Yazid bisa melihat jelas wajah Rahma yang sangat sumringah. Yazid pun bisa melihat wajah Vino di ponsel Rahma karena kebetulan jarak mereka tidak begitu berjauhan.

"Kamu lagi dimana, sayang?" Tanya Vino yang membuat wajah Rahma bersemu merah karena baru kali pertama ini Vino memanggil Rahma sayang.

"Aku sedang di vila bersama keluarga yang lain, kak." Jawab Rahma bahagia.

Saat mereka berdua asik mengobrol di telepon Yazid yang awalnya tadi diam di dekat Rahma akhirnya menjauh dan mengajak Kaba serta Mounera ke taman dengan berlari lari mengejar mereka berdua.

"Oooh gitu, enak dong... Gimana skripsi nya, sudah selesai belum, apa perlu kakak bantu?"

"Jangan bahas itu, bikin Nia kesel sama dosen pembimbing Nia yang sekarang?" Rahma menceritakan tentang pergantian dosen pembimbing dirinya kepada Vino, hingga membuat Vino mentertawakan Rahma dimana Rahma dengan beraninya memarahi sang dosen.

"Beneran kamu marahin dosen baru itu?" Tanya Vino. Dimana saat itu Yazid yang akan mengambil bola di vila tidak sengaja mendengar percakapan mereka berdua.

"Iya, Nia kesel sama dosen baru itu,... emangnya dia gak mikir apa kalau aki tuh dah ngerjain skripsi itu sampe mau pagi, belum lagi aku harus berusaha untuk menahan ngatuk, cari buku refrensi ke toko toko buku yang satu dan yang lainnya, cari di toko online juga karena usulan dari pak Bowo saat itu, dan dosen baru itu dengan seenak jidatnya malah coret coret setiap lembar yang sudah aku ketik mati matian... kalai selembar dua lembar yang dia coret coret... tapi ini hampir setiap halaman dia coret coret... siapa yang gak naik vitam coba?" Jelas Rahma panjang kali lebar.

"Sabar... setiap dosen pasti akan memberikan penilaian berbeda... semangat ya peri kecilku." ucap Vino menyemangati dan Yazid masih setia mendengarkan percakapan mereka berdua tetang dirinya yang sedang menjadi pembahasan diantara pasangan suami istri tersebut.

"Pokoknya awas aja kalau dosen itu sampe coret coret lagi hasil yang udah aku perbaiki... aku akan narik dasi dia sampe dia ke cekik dan aku akan coret coret muka dia pake lipstick aku sampe mukanya itu merah semua karena lipstick. hahaha."

Ucap Rahma dimana ia membayangkan wajah Yazid yang ia coret coret.

Begitu juga dengan Yazid yang mendengar ucapan Rahma, ia pun ikut membayangkan kalau sampai Rahma mencoret coret wajahnya di depan umum dengan dasi yang ditarik oleh Rahma sampai diri nya tercekik. Yazid sampai bergidik ngeri membayangkan kemarahan Rahma terhadapnya, sampai akhirnya ia tersadar oleh Tari yang sudah kembali lagi ke vila dan menemukan Yazid yang melamun sendirian.

"Zid, anak anak nungguin kamu di taman tuh." Ucap Tari yang membuyarkan lamunan Yazid.

"Oooh, iya, kak." Jawab Yazid dan berlalu pergi dari belakang Rahma yang masih mengobrol di telepon dengan Vino.

.

.

.

Semua keluarga sedang menikmati makan siang di tikar yang sudah bu Aisyah hamparkan di rumput rumput hijau dekat taman bunga, Tari sibuk menyendok kan nasi untuk Monera beserta sang suami, begitu juga dengan Kia yang menyiapkan makan untuk keluarga Kecilnya serta bu Aisyah yang sudah memberikan piring yang sudah berisi lauk pauk kepada pak Hasbi. Kini giliran Rahma yang akan menyendok nasi untuk dirinya sendiri namun secara bersamaan tangan Yazid akan mengambil sendok nasi tersebut sehingga ia melepaskannya ketika dirinya ingat akan perkataan Rahma saat tadi.

"Aunty Rahma tolong ambilkan sambalnya ya!" Pinta Kia yang kebetulan sambal itu dekat dengan Rahma.

"Ummah aku gak mau pake sambal!" Rengek Kaba yang mengira sambal itu untuk ditaruh di piringnya padahal Kia memintanya untuk sang suami.

"Tidak, sayang. Sambal ini untuk abi, ok." Jawab Kia lalu ia pun menerima mangkuk sambal itu dari Rahma.

Semua makan dengan begitu lahap begitu juga Yazid. Yazid terus memandangi Rahma saat dirinya sedang menyuap nasi ke dalam mulutnya hal itu pun tertangkap oleh kedua mata Monera yang kebetulan duduk bersebrangan dengan Yazid.

"Om Yazid kenapa selalu memandang aunty Rahma, kapan habisnya makanan yang ada di piring, om_" Ucapan Monera terhenti saat Tari menempelkan hari telunjuk di bibir mungil Monera.

Yazid yang tertangkap merasa malu akan ucapan Monera hingga wajah Yazid bersemu merah.

"Momo, om Yazid bukan menatap aunty tapi sedang melihat bunga yang ada di belakang aunty, bukankah bunga mawar itu sangat cantik?" Sanggah Kahfi yang tidak ingin orang lain di sekeliling mereka mencurigai kalau Yazid menaruh hati kepada adik iparnya tersebut.

Tidak hanya Yazid yang merasa malu, begitu juga dengan Rahma yang memang merasa sejak tadi sepertinya memang ada yang selalu mengawasinya. Namun saat ia akan menyelesaikan makannya tiba tiba suara ponsel Rahma berdering dan telepon itu berasal dari Delia.

"Wa'alaikum salam... Ada apa, Del?" jawab Rahma saat mendengar salam dari Deli seraya Rahma pun pergi dari keluarganya.

"Besok lo ada acar gak?"

"Ada, ni gue lagi sama keluarga besar gue... minggu sore kayanya baru pulang, terus gue juga harus balik ke rumah mertua gue, Del." Jawab Rahma yang mengingat perkataan sang ayah.

"Yahh, gitu banget sih lo, Ma. Gak asyik, ahhh... kita kan dah lama gak jalan bareng lagi... ya udah deh gue ngajak si Sisil aja kalau gitu." Delia mendengus kesal karena ia ingin sekali mengajak Rahma untuk jalan dan berbagi cerita tentang laki laki yang ki i dekat dengan dirinya.

"Iya, sorry... sorry... gue janji lain waktu gue akan luangin waktu buat lo, tar gue traktir nonton deh... kalau ada filem yang bagus." Hibur Rahma.

"Bener lo ya?... ya udah selamat bersenang senang ya... jang lupa oleh olehnya."

"Tenang... tar gue bawain oleh oleh baju kotor." Jawab Rahma dan keduanya tertawa lepas.

Terpopuler

Comments

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor 🙏💪😘

2025-01-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!