Dimas duduk termenung dalam ruangannya. Memikirkan tentang masa depan adiknya yang telah hancur. Matanya perih seketika mengingat kejadian yang menimpa Nagita, adik semata wayangnya bahkan hartanya yang paling berharga.
Semenjak bekerja di kantor tersebut Dimas memang sangat dipuji karena kinerjanya yang sangat baik. Bahkan ia mampu meningkatkan nama baik kantor untuk lebih terkenal lagi karena sistem marketingnya. Karena itu merupakan bidangnya sejak dulu.
"Dim, lo dipanggil sama bos."
Dimas beranjak dari tempat duduknya, sebelumnya ia menghela napas panjang. Untuk pertama kalinya ia dipanggil langsung oleh direktur perusahaan. Dimas benar-benar merasa gugup. Belum lagi tentang Nagita yang kini usia kandungannya sudah empat bulan. Ia takut akan dipecat lagi karena tidak akan sanggup memenuhi kebutuhan Nagita. Apalagi jika nanti adik kesayangannya melahirkan.
"Selamat siang pak?"
"Siang, Dim ikut saya!"
Ia mengikuti langkah direkturnya dengan penuh pikiran ia tidak berkomentar apa pun. Selama perjalanan pun ia masing dalam pikirannya yang bercabang entah ke mana. Mereka berhenti di salah satu supermarket.
"Saya beli minuman dulu,"
Dimas juga ikut turun dari mobil. Kebetulan bahwa ia juga mengingat bahwa susu Nagita tinggal sedikit.
"Lho Dim, kamu sudah menikah? Bukannya saat melamar statusmu belum menikah?"
"Belum pak,"
"Lalu susu hamil sebanyak itu untuk siapa?"
"Untuk adik saya."
Percakapan pun usai begitu saja. Dimas kembali ke mobil lebih awal daripada bosnya.
Ia membeli beberapa kotak susu untuk Nagita. Ia tidak mungkin meminta kepada adiknya untuk menggugurkan kandungan tersebut. Ia merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga adiknya dengan baik.
Mereka berdua melanjutkan perjalanan lagi. Mereka berbincang lagi mengenai bisnis dan perkembangannya. Ia melepas bebannya sedikit. Lalu berusaha memfokuskan pada pembahasan perusahaan.
Mereka berdua tiba di salah satu dealer mobil.
"Ayo Dimas, barangmu tinggal saja dimobil!"
Dimas menurut dan ikut masuk ke dalam dealer. Mungkin ia akan belajar sistem marketing lagi dealer tersebut. Mulai dari iklan dan mempelajari tentang suatu produk.
"Dimas, pilih salah satu mobil yang paling kamu sukai!!"
"Maksudnya pak?"
"Hadiah untuk kamu karena saya suka kinerjamu yang sangat luar biasa bahkan saya sudah lama mencari sosok orang yang seperti kamu. Pilih yang mana yang kamu inginkan, dealer ini milik saya. Jika kamu bisa meningkatkan kinerjamu lagi, maka saya akan belikan kamu apartemen atau rumah untuk kamu dan adik kamu,"
Dimas terkejut karena tidak menyangka akan mendapatkan hal yang sangat luar biasa dari hasil usahanya. Nagita benar, bahwa selama ia berusaha maka hasil tidak akan pernah mengkhianati proses.
Dimas memilih salah satu mobil berwarna abu-abu.
"Oke, besok saya akan umumkan di kantor,"
Dimas mengangguk.
"Pakaikan pita khusus, lalu bawa ke kantor pusat!" Perintah bosnya kepada karyawannya.
Dimas merasa sangat-sangat bahagia. Hal itu seperti mimpi.
"Besok penyerahan kunci untuk kamu. Hari ini saya ikut ke rumah kamu, saya ingin tahu rumah kamu di mana,"
Dimas mengangguk bahkan ia akan memperkenalkan bosnya kepada adiknya yang begitu berjasa untuk dirinya dan adiknya.
Mereka berdua kembali ke dalam mobil dan menuju rumah Dimas.
"Dimas, saya bukannya ikut campur urusan kamu dan adik kamu. Kalian tinggal berdua?"
"Iya pak, saya hanya tinggal berdua dengan adik saya. Dia itu tidak bisa jauh dari saya," ucap Dimas bangga terhadap adiknya.
"Lalu suaminya?"
"Ah itu, dia tidak bersuami. Suatu kejadian terjadi padanya dulu saat dia masih bekerja. Suatu hari dia tidak pulang, semenjak saat itu dia jarang ngomong dan juga berhenti bekerja. Hingga suatu saat saya diterima di perusahaan Bapak. Saat saya pulang, saya menemukan dia di toilet sedang dalam keadaan pingsan dengan test pack ditangannya. Disitu saya merasa hancur, sebagai serang kakak tentunya saya merasa tidak pantas disebut kakak,"
"Siapa yang menghamilinya?"
"Bosnya di kantor, dia diperkosa. Setelah itu dengan mudahnya bosnya memberinya selembar kertas dengan tulisan 5M. Begitukah cara orang kaya menyelesaikan masalah? Disitu saya merasa dia benar-benar dilecehkan. Diperkosa dalam keadaan bosnya mabuk lalu diberikan kertas sampah itu kemudian disuruh melupakan kejadian itu begitu saja, apapun alasannya saya tidak akan membiarkan adik saya bertemu dengan orang itu. Sebagai seorang kakak saya hanya menerima keadaan itu,"
"Oh begitu,"
"Maaf saya jadi curhat. Hal ini hanya bapak yang tahu,"
"Iya. Jadi kalau kamu butuh apa-apa segera hubungi saya, saya akan membantu kamu dan adikmu,"
"Terima kasih pak."
Bosnya hanya mengangguk. Dimas sendiri sudah tidak sabar ingin memberitahukan kabar bahagia itu kepada adiknya.
Ponsel bosnya berdering.
"Iya Ma, aku pulang sekarang, udah ya aku lagi di jalan,"
Dimas menatap bosnya heran tanpa bertanya apapun.
"Dim, lain kali saya mampir ya. Mama saya meminta saya untuk segera pulang,"
"Oh iya pak. Antar saja sampai ke depan itu saja pak, sedikit lagi sampai kok,"
"Maaf ya Dim. Sampaikan salam pada adik kamu,"
"Terima kasih pak, hati-hati di jalan!"
Mereka berdua berpisah. Dimas dengan langkah yang sangat ceria berlari menuju rumahnya dan tanpa mengetuk pintu ia berlari dan menghampiri Nagita.
"Hayooo tebak, kakak dapat apa?"
"Apa? Kakak ngagetin sumpah,"
"Kakak dapat mobil baru dari bos kakak,"
"Yang bener kak?"
"Iyalah, kakak keren kan. Ohya ini tadi kakak juga beli susu. Keponakan kakak apa kabar? kapan USG, kakak pengin lihat dia,"
"Tunggu sebulan lagi ya, kita lihat bareng,"
Dimas mengangguk bahagia. Ia tidak pernah mengatakan hal yang menyangkut bayi itu dengan kata menyakitkan. Dimas sendiri selalu melindungi adik yang sangat ia sayangi.
"Pengin makan apa?"
"Enggak ada, pengin nyobain mobil baru kakak,"
"Sabar ya. Hehehe kakak juga bahagia banget tahu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
kiki
jangan" bos nya si azka, tp klo dimas cerita gt harusnya si azka ngeh
2021-06-13
0
Ica Snow Kim
JNG2 BOSNYA DIMAS, SI BERENGSEK AZKA 🤔
2021-03-05
1
Linata Cia
siapa ya bosnya dimas
penasaran
2020-12-30
3