Berjalan mundur mencoba melarikan diri, namun Abi, menarik tangan Amira.
"Sejak kapan kamu bangun."ucap Abi saat ia bangun dan duduk di sofa
"Maaf pak saya tidak bermaksud membangun kan bapak." sahut Amira gugup.
"Yang saya tanya sejak kapan kamu bangun." Ucap Abi kembali bertanya dengan Suara lembut sambil menghilangkan belek di matanya.
"Se Sedari barusan." ucap amira masih dengan gugup bicara
Ah, ekspresi seperti itu lagi! Benar benar menggemaskan. menatap lekat wajah Amira
"jangan takut sama saya , kita ini sekarang suami istri kamu berhak minta apa saja." menepuk-nepuk sofa di sampingnya, berniat agar Amira duduk.
Amira semakin merasa gugup, paham akan maksud Abi, tapi terlihat jelas Amira ingin menghindar.
"Kamu belum makan? kita turun dan makan sama sama yah."ucap Abi berdiri mengalihkan ajakan nya yang tadi.
"Pak, koper aku ada di mana.? ucapan Amira membuat Abi merasa diandalkan.
Abi mendengar itu segera meraih ponsel miliknya, lalu mengirim pesan pada staf hotel.
"Kita makan dulu." tawar Abi yang terdengar seperti perintah.
Bell pintu berbunyi, Abi membuka lalu mengambil makanan dari pegawai yang mengantarkan nya, meletakkan makanan itu di atas meja dekat sofa .
Abi dan Amira makan bersama sama. Cahaya lampu tak terlalu terang, karena sebagian lampu Abi padamkan. Amira duduk dekat dengan Abi hingga merasa kesulitan untuk bernafas.
Abi beranjak untuk menyalakan saklar lampu, namun Amira menahan tangan Abi secepatnya.
"Maaf pak aku masih terlalu malu." berkata dengan pandangan ke bawah.
Tak ....
Lampu menyala, Abi tetap menyalakan lampu hingga cahaya di kamar itu membuat semuanya terlihat jelas.
Bell pintu kembali berbunyi, Abi kembali membuka pintu lalu mengambil barang yang di pesannya.
Dua tas paper bag menggantung di tangannya. berjalan kembali mendekati Amira
"Udah selesai ."ucap Abi setelah melihat Amira mengumpulkan piring makan
"Udah pak." ucapnya yang kemudian melipatkan bibir nya masuk kedalam
"Buka baju kamu." menyimpan papar bag di atas nakas.
Gilak kamu! Menatap tajam pada Abi
"Kenapa gak mau buka.? mendekati Amira memberikan paper bag besar.
"Maaf pak ini terlalu cepat buat Amira." ucap Amira kembali menyerahkan paper back sambil rukuk
"Maksud kamu." tanya Abi heran
"Bisa kasih Amira waktu untuk berfikir dulu gak." Negosiasi berharap Abi menerima negosiasi.
"Kamu ini mikir apa sih." menatap dengan wajah bingung.
"Lho bukan nya bapak mau .... ." Ucapan Amira terpotong karena sadar kalau pikirannya sudah terlalu jauh
"Mau, mau apa." ujar Abi dengan berpura-pura tak mengerti padahal
sebenarnya paham akan maksud dari Amira.
Otak ku! kenapa kamu mesum sekali. meratapi nasib
"Emang kamu pikir mau aku apa." sahut Abi dengan jahilin ringan
"Bukanya aku yang mau tapinya kamu." ucap Amira dengan sedikit nada kesal
"Emangnya aku maunya apa." ucap Abi dengan senyum penuh bermaksud
"Kenapa kamu malah balik bertanya." sahut Amira dengan nada kesal
"Karena aku bingung, maksud kamu Amira."sahut Abi dengan suara lembut
"Ihh bukanya bapak maunya itu ya." dengan nada kesal
"Memangnya apa yang aku mau." sahut Abi dengan dengan semakin memberat kan suaranya pada Amira
"Bapak kan nyuruh aku buka baju, berarti bapak mau itu kan." menatap dengan berapi-api.
"Hey, pikiran kamu tuh, emang kotor banget deh, aku nyuruh kamu buka baju, maksud aku biar kamu ganti bajunya. Emang gak risih kah pake baju pengantin." berjalan mendekati Amira.
"Atau kamu, emang gak mau lepas bajunya karena terharu." menatap lekat wajah Amira.
"Atau pikiran kamu ke arah yang lain." tersenyum penuh maksud.
Ah, gila otak ku udah gak suci lagi.
Beranjak masuk ke dalam kamar mandi.
Ah, gila bisa bisanya aku kepikiran ke sana, lagian bapak sialan itu kenapa ngomong nya harus begitu juga sih. Dia tahu gak sih ini kan baru nikah. Ah, rasanya aku mau gila karena malu
Ceklek .....
Terdengar suara pintu, Membuat Amira sedikit merasa lega, karena Abi keluar, entah kenapa ia merasa kalau Abi sedang keluar hanya mendengar suara pintu padahal belum tentu juga Abi keluar.
Amira membuka pintu, perlahan-lahan melirik semua tempat. memeriksa apakah Abi berada di dalam kamar atau tidak. Benar saja Abi tak ada di dalam kamar hotel.
"Pak Abi, pak Abi. bapak." teriak Amira memastikan.
"Yessss kata ku karena benar ternyata bapak sialan itu, memang tak ada di kamar." Merasa bebas.
Berjalan ke meja nakas, untuk mengambil paper bag, Maira dengan santai dan sedikit bersenandung dengan nada kecil. Namun, siapa sangka saat akan menyentuh paper bag pintu kamar hotel terbuka, hingga membuat Amira ketakutan. mengambil asal paper bag berlari kembali ke dalam kamar mandi.
Saat membuka pintu Abi sempat melihat Amira yang masuk menutup pintu kamar mandi. Pikir Abi mungkin Amira malu dengan dirinya, menit berikutnya Abi mulai ambil tindakan agar Amira tidak perlu takut padanya lagi .
"Amira bisa keluar bentar aku mau bicara." ucap Abi di depan pintu kamar mandi mengetuk.
segera Amira membuka pintunya dan memberikan paper bag pada Abi.menatao heran pada Amira karena di berikan paper bag.
"Aku sudah buka baju, tapi aku salah ambil paper bag nya. Yang di dalam ini punya kamu." ucap Amira di balik pintu.
Abi mengganti paper bag Amira. Memberikan yang satunya terdapat baju untuk Amira.
"Ini abis itu kita ngobrol bentar yah." ucap Abi menahan paper beg sebelum Amira menjawabnya.
"""
autornya minta bantuan dari kalian ya poin sama koin nya jangan lupa like dan comen tas novel nya lagi ngikut kontes follow Ig pzaima
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Umi Nabila
bahasae dimengerti sendiri aja lah🙏🙏
2022-10-16
0
Lies lestiany
bahasa nya susah d pahami,, terlalu berbelit belit...
2021-09-20
0
Mawar Virend
bahasanya bingung,
2021-06-18
0