BAB 4

Malam itu chef Amor masih juga sibuk di dapur. Sejak kedatangannya menjadi chef restoran Novotel, hampir seluruh tamu hotel makan di restoran.

"Ya Tuhan, aku terlambat lagi mengantarkan makan malam CEO. Dori, tolong antarkan makan malam ini pada pak Dion." pinta Amora.

"Ya Tuhan chef, pak Dion bisa mengamuk jika aku yang mengantarnya." jawab Dori.

"Oh ayolah Dori, katakan pada pak Dion kalau tamu hotel sangat ramai. Aku harus menanganinya." ujar Amora.

"Benar benar hebat, sejak kedatangan chef di restoran ini, tamu 5 kali lipat banyaknya." jawab Dori.

"Kau malah mengatakan hal lain, cepatlah berikan pada CEO." perintah Amora.

"Baik chef." jawab Dori. Ia mengambil nampannya dan segera mengirimkannya pada CEO.

Dori mengetuk pintu kantor. "Masuklah, kau terlambat lagi chef. Apa kau ingin aku hukum lagi." ujar Dion tanpa mendongak.

"Maaf pak Dion, aku Dori asisten chef Amor." jawab Dori.

Dion terbelalak seraya mendongak menatap pria itu. "Ya Tuhan, berani sekali chef Amor menyuruh orang lain mengantarkan makan malamku." bentaknya.

"Mohon maaf pak, tamu malam ini luar biasa banyak. Semuanya suka masakan chef Amor, mereka semua ingin chef Amor melayani mereka." ujar Dori.

Dion melempar dokumennya dengan keras di mejanya. "Aku sudah mengatakannya kalau aku tak butuh alasan. Kau keluar, bawa makanan itu." teriaknya.

Dori ketakutan dan segera membawa nampannya lagi keluar. "Ya Tuhan chef, aku sudah mengatakannya padamu jika CEO akan marah." gumamnya, Dori cepat cepat menuju restoran.

"Gawat chef, ini gawat." ujar Dori sambil ngos ngosan.

"Kau kenapa Dori?" tanya Amora.

"CEO marah besar, aku sudah mengatakannya kalau anda sibuk. Tapi ia tetap marah." kata Dori lagi.

Amora terbelalak. "Baiklah, sini nampannya." ujar Amora.

"Tidak perlu, aku sudah tak nafsu makan." bentak Dion yang tiba tiba masuk ke dapur.

Semuanya terkejut mendengar suara CEO mereka. "Kalian semua keluar." perintahnya.

Semuanya keluar meninggalkan chef Amor. Amora menelan ludahnya, ia terus mundur saat Dion menghampirinya. Dion memerangkapnya hingga ke ujung dapur. Tatapan Dion sangat tajam, sungguh menakutkan bagi Amora.

"Kau apa tidak dengar jika aku tak butuh alasan." ujar Dion pelan.

"Maaf pak, tapi pak Dion bisa lihat kan tamu restoran hotel seperti apa." jawab Amora.

"Aku tahu dan mereka hanya ingin bertemu denganmu, melihatmu dan menggodamu." ujar Dion, ia merasakan kecemburuan luar biasa.

Amora sangat terkejut. "Tidak pak, aku hanya sekali sekali keluar untuk menemui mereka yang ingin menemuiku. Tidak ada yang berniat seperti itu." jawab Amora lagi.

Dion semakin mendekatkan dirinya pada Amora. "Kau tahu, aku sangat khawatir pada wajahmu yang terkena tamparan Grace, malam ini aku menantikanmu datang ke ruanganku Amora." ujar Dion memanggilnya tanpa kata chef. Dion mengangkat tangannya dan mengelus pipi Amora.

Jantung Amora berdetak dengan keras akibat sentuhan itu. Mata keduanya saling bertatapan. "Sepertinya kau baik baik saja, hanya saja wajahmu sangat merah. Apa disini sangat panas?" tanya Dion.

Amora menggeleng dengan cepat. "Tidak pak, aku baik baik saja." jawabnya. Pipiku memerah karena sentuhanmu pak Dion. ujarnya dalam hati.

"Baiklah jika tak apa apa, aku kembali ke kantorku, lain kali kau yang harus mengantarkan makananku Amora. Malam ini aku mengampunimu." ujarnya seraya meninggalkan Amora di dapur.

Semua karyawan dapur menunggunya di luar. "Rapikan penampilan kalian." perintah Dion ketika melewati mereka. Mereka semua mengangguk dan bernafas lega saat CEO nya pergi.

"Chef, kau tidak apa apa kan?" tanya Dori dan yang lainnya kasihan melihatnya. Kebetulan manager restoran sedang keluar.

Amora mengangguk. "Apa kalian juga tidak apa apa?" tanyanya.

"Mudah mudahan tidak ada yang dipecatnya, karena tadi kami berantakan." jawab Dori.

Amora menghela nafasnya. "Baiklah kita mulai bekerja lagi. Maafkan aku Dori telah membuatmu kesulitan." ujarnya.

"Tidak apa apa chef." jawab Dori. Mereka semua melanjutkan pekerjaan mereka.

*****

Dion berusaha mengendalikan jantungnya yang terus berdetak sejak ia menyentuh kulit pipi Amora yang sangat lembut itu. Ia berkali kali membuang nafasnya dengan keras.

Oh ayolah Dion, kendalikan jantungmu. Ini tidak benar. gumamnya sendiri.

Ia melanjutkan pekerjaannya sebelum kembali ke rumahnya. Dion tak bisa melakukan apapun malam itu.

Sialan, ada apa denganku sih? tanyanya sendiri.

Pak Haryo mengetuk pintunya. "Pak Dion, apa aku mengganggu." ujarnya.

"Masuklah." jawab Dion.

"Sudah waktunya pulang pak." ujar pak Haryo.

Dion melihat jam tangannya. "Ya Tuhan, aku lupa waktu. Baiklah terima kasih pak. Sampai bertemu besok." jawabnya.

Dion memakai jasnya dan merapikan mejanya sebelum keluar ruangan. Saat ia ingin masuk ke lift, ternyata wanita itu juga baru ingin pulang. Dion menahan pintu liftnya. "Cepat masuklah." perintahnya.

Dengan ragu Amora masuk kedalam lift, mereka hanya berdua di dalam lift tersebut.

"Kau pulang dengan siapa?" tanya Dion.

"Aku naik taksi pak." jawab Amora.

"Pulanglah denganku." pinta Dion.

"Tapi pak..." jawab Amora lagi, tapi ia ingat CEO nya tak menerima penolakan. "Baiklah." sambungnya lesu.

Dion tersenyum saat Amora menerima ajakannya. Dion membawa Amora ke mobilnya, pak Jojo membukakan pintu mereka berdua.

"Katakan pada pak Jojo, dimana kau tinggal." perintah Dion.

Amora mengangguk dan mengatakannya pada supir Dion tersebut. Keduanya saling diam di dalam mobil sampai akhirnya pak Jojo mengatakan sudah sampai di tujuan.

"Terima kasih pak Dion." ujar Amora.

"Besok pak Jojo akan menjemputmu disini." ujar Dion seraya meninggalkan Amora.

Amora terkejut. "Apa maksudnya tadi? Aku akan dijemput pak Jojo. Ya Tuhan, CEO itu sedikit gila." ujar Amora lalu ia memasuki gang menuju rumahnya.

*****

"Pak Jojo, mulai besok jemput Amora. Antarkan ia sampai hotel dengan selamat." perintahnya.

"Baik pak." jawab pak Jojo.

Sampai juga ia di rumahnya. Dion memeluk Diana. Ibunya memang tidak akan tidur jika Dion belum kembali ke rumahnya.

"Mami ini sangat larut, jika Dion lembur bagaimana?" tanya Dion.

"Tentu saja mami ikut lembur." jawab Diana sambil tertawa. "Apa chef nya sangat cantik?" tanya Diana.

Dion terbelalak. "Mami jangan keras keras nanti papi dengar." jawabnya.

Diana tertawa. "Apa ia bisa membuat jantungmu berdebar dengan keras sayang?" goda Diana.

"Oh ayolah mami, aku mau mandi dan makan malam. Aku ingin masakan mami." ujar Dion.

"Selarut ini kau belum makan, ya ampun Dion. Sudah sana mandi. Mami akan membuatkanmu makan malam." jawab Diana.

Dion mencium pipi ibunya lalu meninggalkannya menuju kamarnya di lantai 2, ia segera mandi sebelum menikmati makan malam buatan ibunya.

Diana tersenyum sendiri di dapurnya, ia sudah menebak jika putranya akhirnya bisa jatuh cinta. Ia bisa melihat semuanya saat Dion berusaha menghindari pertanyaannya.

Mami akan ke hotel besok, mami akan lihat seperti apa wanita yang kau sukai sayang. Jika ia cocok, maka mami akan membantumu melepaskan Grace. gumamnya sendiri.

*****

Have Fun Guys...😘

Apakah Diana akan mendukung perasaan Dion? Jangan lupa komen n like ya...

Terpopuler

Comments

Land19

Land19

wkwk walaupun udah pernah baca tapi ga ada kata bosen .

ayo mi bantu Dion buat deket sama chef cantik

2024-10-26

0

Indri Sukawati

Indri Sukawati

love u mom

2023-04-23

0

Yati Yati

Yati Yati

mmi the best bantu biar Dion lepas dri Gres mom

2023-01-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!