Dion Pranadja berada di kantornya, ia berkali kali membaca dokumen yang sama. Padahal itu tak seperti biasanya, pikirannya terganggu gara gara wajah chef Amor.
Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku. Ayolah Dion, kau sudah memiliki tunangan. Walaupun kau tak mencintai wanita itu, tapi itu pilihan orangtuamu. gumamnya sendiri.
Tapi ia merasa baru kali ini merasakan debaran keras saat melihat seorang wanita, bahkan ia tak pernah makan di kantornya. Tapi ia justru tiba tiba meminta chef Amor mengirim makanannya langsung, itu karena ia ingin melihat wajah wanita itu setiap hari.
Aku memang sudah gila. bentaknya pada diri sendiri.
Ia kembali melanjutkan pekerjaannya. Pak Haryo mengetuk pintu kantornya. "Masuk." ujar Dion.
"Pak Dion, ini daftar tamu hotel kita buat pekan ini. Ada beberapa pejabat dan artis yang akan hadir di acara penggalangan dana tersebut. Kami belum mengatur setiap kamar untuk mereka. Kedua pihak sama sama meminta kamar yang terbaik view laut, sedangkan tamu VIP kita masih menginap di hotel kita sampai pekan ini." ujar pak Haryo.
Dion membaca daftar tamu tersebut. "Ada berapa kamar tersisa yang menghadap ke laut?" tanyanya.
"Sekitar 20 kamar pak." jawab pak Haryo.
"Daftar tamu kita lebih dari 40 orang, kita akan mengatur 20 orang lebih yang tersisa dengan pelayanan yang berbeda. Setidaknya mereka tak ada yang kecewa dengan penempatan kamar." ujar Dion.
Pak Haryo mengangguk. "Baik pak, kami akan melakukan yang terbaik." jawabnya lalu pamit keluar.
Dion memanggil sekertarisnya Hany. "Anda perlu apa pak?" tanya Hany.
"Adakah jadwalku siang ini yang bisa disingkirkan, aku tak ingin diganggu siang ini." tanya Dion.
Hany menggeleng. "Semuanya penting pak, siang ini anda ada janji makan siang dengan tunangan anda." jawab Hany.
"Nah singkirkan itu." perintah Dion.
"Tapi pak." jawab Hany.
"Kau bisa mencari alasannya. Aku tak ingin diganggu Hany." ujar Dion lagi.
Hany mengangguk. "Baik pak." seraya meninggalkan ruangan Dion. Hany menghela nafasnya, ia tahu seperti apa tunangannya itu, ia harus siap menerima amukan dari wanita sombong itu.
*****
Siang itu banyak sekali tamu hotel yang makan di restoran membuat chef Amor sangat sibuk.
"Chef, jangan membuat CEO menunggu. Itu bisa gawat." ujar asisten chef, Dori.
"Tapi kalian bagaimana?" tanya chef Amor.
"Kami bisa menanganinya chef. Kau sudah memberitahu kami resepnya." jawab Dori.
"Baiklah, aku akan segera kembali." ujar chef Amor. Ia menyiapkan makanan CEO nya dan langsung menuju kantor Dion.
Ya Tuhan, pria ini sangat merepotkan. pikir Amora.
Ia mencari kantor CEO nya, berkali kali ia diberi petunjuk dari karyawan hotel. Cukup jauh letak kantor CEO dari restoran, Amora sangat lelah membawa nampan makanan tersebut dan sampailah ia di kantor CEO. Seorang sekertaris menyambutnya dengan ramah.
"Hai, aku chef Amor, dimana pak Dion?" tanyanya.
"Hai juga, aku Hany sekertaris pak Dion, ia sudah menunggu anda sejak tadi." jawab Hany sambil membukakan pintu kantornya.
"Terima kasih." jawab chef Amor seraya melangkah masuk.
"Pak Dion, ini makanan anda." ujar chef Amor pada Dion yang sibuk dengan pekerjaannya sambil menaruh nampannya di meja.
Dion mendongak dan menatap chef Amor. Ia bangun dari duduknya dan menghampiri chef Amor. "Kau terlambat, apa kau pikir makan siangku jam segini?" tanya Dion.
"Maaf pak, restoran sangat ramai. Dan..." jawab chef Amora namun perkataannya dipotong.
"Aku tak memerlukan alasan. Jika aku memintamu datang tepat waktu, tinggalkan pekerjaanmu yang lain. Sebagai hukumannya, kau temani aku makan sekarang." perintahnya. "Tidak ada penolakan." sambungnya.
Chef Amor menghela nafasnya. Ia tak bisa membantah permintaan CEO nya.
"Duduklah..." perintah Dion lagi.
Chef Amor duduk di depan Dion, ia menatap CEO nya.
Pria ini ternyata sangat tampan. pikirnya.
"Kenapa? Apa aku menakutkan? Makanlah chef, aku tak mungkin menghabiskan semuanya." ujar Dion.
"Alat makan yang aku bawa hanya satu untuk anda." jawab chef Amor.
"Tunggu sebentar." ujar Dion seraya masuk ke pintu yang rata dengan tembok, bisa dibilang itu pintu rahasia ruang kantornya. Tak lama kemudian, pria itu kembali dengan membawa alat makannya dan menyerahkan pada chef Amor. "Ayo makan, semakin lama kau melakukannya, semakin lama juga kau kembali ke restoran." sambungnya.
Chef Amor mengikuti keinginan CEO nya dan mulai makan bersamanya dengan perasaan yang canggung. Beberapa menit kemudian, mereka selesai. Tanpa sadar Dion mengusap ujung bibir chef Amor yang terkena makanan. Chef Amor terbelalak lalu keduanya bertatapan. Terjadi keheningan diantara mereka.
Pintu kantor didobrak dengan keras dan teriakan seorang wanita memekakkan telinga mereka membuat keduanya terkejut.
"Mengapa kau lakukan ini Dion. Jadi ini yang kau lakukan, mengapa kau membatalkan janji kita." teriak Gracia tunangan Dion.
"Kau ini apa apaan sih, datang marah dan berteriak. Kau kira ini ada di hutan. Aku ada pekerjaan makanya aku tak bisa makan siang denganmu." bentak Dion.
"Kau makan bersama wanita lain sayang, padahal aku sudah memesan tempatnya." ujar Gracia melembut.
"Ini chef Amor, chef baru hotelku. Aku tak sempat keluar Grace karena sebentar lagi ada meeting." jawab Dion.
"Kau menunggu apalagi, keluar sana." bentak Gracia pada Amora.
Chef Amor membereskan makanannya dan membawa nampannya keluar.
"Terima kasih chef Amor." ujar Dion dan hanya mendapatkan anggukan darinya.
"Lain kali aku tak suka kau masuk dengan cara seperti itu Grace, kau sangat tidak sopan. Ini kantorku bukan rumah." bentak Dion.
"Maaf sayang, aku kesal sekali kau tiba tiba membatalkan janji kita." jawab Gracia.
"Pulanglah, aku masih banyak pekerjaan." usir Dion.
"Sebagai gantinya, maukah kau makan malam denganku?" pinta Gracia.
"Maaf Grace hari ini aku banyak sekali pekerjaan, lain kali oke. Sekarang aku mau meeting. Hany..." teriak Dion.
Hany segera masuk. "Iya pak." jawab Hany.
"Lain kali jangan biarkan siapapun masuk jika aku sedang makan termasuk Grace." perintahnya.
"Tapi Dion, aku tunanganmu. Mengapa kau seperti itu?" ujar Gracia manja.
"Agar kau bisa membedakan urusan pribadi dengan pekerjaan. Hany, kita berangkat sekarang." ujarnya mengajak sekertarisnya ke tempat meeting, Dion meninggalkan Gracia yang masih cemberut.
Gracia sangat kesal atas perlakuan Dion, Dion memang tak pernah memperlakukannya dengan baik. Tapi kali ini pria itu lebih jahat dari sebelumnya, biasanya Dion akan menuruti permintaannya. Tapi sekarang ia malah marah padanya.
Gracia teringat pada wanita tadi, chef baru mengapa harus wanita. Dan mengapa ia berada di ruangan Dion. Gracia segera menuju restoran, ia akan menemui wanita itu dan mengancamnya agar tidak dekat dekat dengan Dion. Gracia melangkahkan kakinya dengan cepat, ia ingin memberi pelajaran pada jalang yang berani mengganggu rencananya.
*****
Happy Reading All...😘
Happy weekend karena aku buat eps ini hari sabtu, jika kalian membaca di hari lain maka selamat beraktifitas...😉
Dukung, like n komen terus ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Amelia
❤️❤️❤️❤️👍👍👍👍😊😊
2024-03-09
0
Lina Maulina Bintang Libra
knp y semua CEO kemauan nya hrs d turuti n g ada penolakan bg mrk kata penolakan kyk g berbobot bget
2022-12-09
0
lamps 2
dion ini uhhh❤
2022-09-10
0