[ Not Edited ]
“Semua... berkumpullah sebentar, kita akan membicarakan strategi selanjutnya.” Suara Adellia menggema di tengah pertarungan yang tidak habisnya.
Mereka mulai berkumpul, bergerombol tanpa mengenal ras dan kaumnya masing-masing, semua menyatu berkobar dalam semangat perjuangan.
Sementara delapan penyihir lainnya mengitari Zardock seraya menghentikan pergerakannya dengan sihir pengikat, salah satunya adalah Kakek Hork. Seusai ritual «Qua», dia langsung mendekati Zardock dan memberi perintah ketujuh penyihir lainnya yang berada di dekatnya untuk segera melakukan sihir pengikat delapan penjuru.
“Dengarlah!! kalian semua menyebarlah menjadi 3 kelompok dengan kemampuan masing-masing.” Dengan mata birunya, Adellia menatap kami dengan tajam.
“Kelompok pertama di garis pertahanan, kalian akan terdiri dari penyihir yang handal dalam penyembuhan dan sedikit kesatria untuk menjaganya. Tugas kalian hanya mengobati pasukan yang terluka...”
“.... Kelompok kedua di garis tengah, dalam posisi ini akan diisi oleh semua penyihir. Tugas kalian adalah memberikan efek penambah kecepatan, ketahanan, kekuatan, dan perlindungan untuk kami semua. Selain itu kalau bisa kalian juga menyerang monster itu melalui serangan jarak jauh, tapi tetaplah hati-hati saat menyerang karena pergerakannya sangat lincah dan ditakutkan serangan kalian malah mengenai kami...”
“.... Dan untuk kelompok terakhir, kalian para rakshasa, golem, dan kesatria akan bertarung bersamaku di garis depan. Kalian akan menjadi ujung tombak kemenangan kita, jangan gentar untuk menyerang. Seranglah monster itu sekuat tenaga, percayalah bahwa kau tidak bertarung sendirian, ada para penyihir yang akan selalu mendukung kita dari belakang....”
“.... Mati?! Itu adalah hal yang biasa dalam sebuah peperangan. Apa kalian tega melihat kematian teman kalian yang sia-sia!! Mereka akan bangga jika kalian memenangkan pertempuran ini!! Kita adalah pasukan pilihan dan dia adalah monster yang sangat menjijikan.... Apa kalian ingin kalah?!” Bentak Adellia.
“TIDAK!!! Tentu tidak!!” Sorak kami semua, disaksikan oleh rembulan dan terdengar sampai langit-langit malam dalam naungan bintang-bintang. Semua berduka ria, memandangi satu sama lain, memberikan semangat, mengadukan senjata mereka tanda mereka siap bertarung bersama. Inilah yang diinginkan oleh para pendahulu, bersatu dalam satu ikatan.
“E’hem, apa kau lupa denganku?” Kusampaikan segelintir kalimat kepadanya tanpa memandangnya sedikitpun, karena tadi dia sempat mengejek rasku.
“Owh ternyata kau, aku tidak bermaksud menghinamu...” Jawab Adellia.
“Aku juga tahu itu, jadi kita tidak perlu membahasnya sekarang.”
“Kau pergilah ke kelompok pertama terlebih dulu untuk menyembuhkan lukamu, setelah itu lekaslah maju ke garis depan.” Katanya seraya memutarkan «Ganjur»-nya ke kanan dan ke kiri, mungkin saja dia sedang mengecek berat dari tombak yang terlahir dari jiwanya tersebut.
“WOY!! Kalian semua, jika kalian sudah selesai dengan persiapan strategi selanjutnya tolong cepat atur posisi kalian. Kami sudah tak kuasa menahan monster ini.... Hiks....” Terdengar sangat keras suara Kakek Hork di telingaku, aku lihat keringat berkucuran deras di wajahnya.
“Oke!! Atur posisi kalian semua sesuai strategi yang kita rencanakan tadi.” Si pemimpin membalas ocehan si kakek dengan sedikit cengingisan, terlihat mereka berdua sangat akrab walaupun umur mereka terpaut sangat jauh.
Akhirnya semua pasukan telah pada posisi masing-masing. Akupun berjalan ke garis pertahanan, menyembuhkan lukaku terlebih dahulu baru bertarung lagi.
“Mohon bantuannya tuan.” Pintaku ramah ke seorang penyihir yang mempunyai kumis tebal dan jenggot sepanjang dada.
“Duduklah, aku akan menyembuhkan lukamu. Sihir penyembuh, «Heler».” Dia menaruh kedua telapak tangannya dipunggungku, muncul cahaya kehijauan pertanda bahwa sihir penyembuhan telah dimulai.
"Tenanglah ini tidak akan lama, tapi lukamu lumayan serius.” Tutur penyihir itu.
“Terimakasih tuan.” Ucapku syukur.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hallo sobatt pembaca sekalian!! yang sudah membaca novel ini maupun sekadar mampir, saya sebagai author mengucapkan banyak terimakasih jika kalian memberikan dukungan dengan cara di bawah ini:
* Dukung penulis dengan memberikan tips / vote seadanya
* Follow akun penulis
* Berkomentar yang baik dan bijak
* Always like and share in your social media
* Bintang limanya ya gaes
* Favorit (Ini yang paling penting wkwkwkwk)
Bantuan kalian sangatlah berarti untuk Author, karena setiap support yang kalian berikan dapat menambah semangat author dalam melanjutkan cerita ini!! Dukung terus ya gaesss.... :D
# Terimakasih banyak gaes, see you on the next chapter.... ^_^
WA : 08973952193
IG : bayusastra20
email : bayu_sastra20@yahoo.co.id
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Honey
Oh ayolah, jangan berputar di sini, Thor. Aku ingin lebih jauh lagi. Aku tidak tahu kenapa aku merasa tempo ceritanya jadi terasa cukup lambat. Aku bahkan jadi melupakan Zardock di sini. Kengeriannya memudar.
🙏
2020-07-02
0
duta
bagus
2020-05-08
2
rita ningsih
it's wrong
2020-05-05
3