[ Vol. 1 ] Ch. 7 – Saigiri, Maaf

[ Not Edited ]

“HIIYAAA!!!”

WUSH-BRAKK!! Aku menari-nari dengan pedang di tangan kanan tanpa mengenai monster itu sedikitpun, melainkan hanya tebasan kosong dan berakhir tertancap memalang di sebuah pohon.

Napas semakin memburu, begitu juga dengan pikiran yang semakin rancu karena serangan yang selalu gagal sedari tadi. Kegundahan meraung dalam jiwa yang merasa pupus.

“Tenanglah... Jika saat ini kau hanya menyerang tanpa rencana, maka itu tidak akan berguna. Simpan energimu itu untuk sesuatu yang lebih berguna nantinya!” Bentak Adellia seraya menangkis serangan Zardock.

(Maaf......)

Kami bertahan dengan cara menyerangnya secara terus-menerus. Ya, yang kami lakukan hanyalah bertahan tanpa membalas. Semua perlawanan yang kami berikan seolah hanya menjadi syarat dentuman jantung dan hembusan napas tiap prajurit.

Jeritan mereka semakin terdengar traumatis. Darah berceceran, tampak segar berwarna merah kental. Tak sedikit pasukan mulai berjatuhan hingga menyisakan belasan pasukan saja, termasuk aku dan Adellia.

Entah berapa menit lagi kami dapat bertahan dari gempuran-gempuran ini, jika sekarang kami semua mati maka strategi dan perjuangan kami tadi tidaklah berguna.

Kita harus bertahan, sebentar lagi. Ya, pasti sebentar lagi.

“AWAS!!!“ Teriak salah satu prajurit.

Bak kilat, Zardock kini berada tepat di depanku, bahkan mataku tak dapat mengikuti pergerakannya dengan baik.

Dia langsung melancarkan sebuah pukulan bertubi-tubi padaku. Kali ini Aku hanya dapat menahannya dengan kedua tangan yang menyilang di depan dada, setidaknya memperkecil luka yang kuterima.

Puluhan!? Tidak...! Mungkin ratusan pukulan telah menghatam lengan bagian depan, aku tak kuasa menahan semua serangannya. Tubuhku semakin terseret kebelakang, entah berapa detik lagi aku dapat bertahan dari serangan beruntun ini.

Dari kejauhan Adellia mulai berlari ke arah kami, mengangkat tinggi lalu menebaskan pedangnya melintasi kepala Zardock dengan keras.

Zardock kini berhenti memukulku dan menangkis serangan dari Adellia dengan tangan kanan lalu mengambil pedang Adellia. Sementara tangan kirinya yang mulai kesal mencengkeram kedua tanganku.

Pupilku melebar saat melihat silaunya hunusan pedang Adellia mengarahkan tepat ke jantungku.

“TIDAK!!! Kumohon menghindarlah...!!” Seru Adellia disusul dengan lirihan kecil yang berharap pedangnya tidak mengenaiku.

Aku mencoba untuk melepaskan tangan dari genggaman Zardock, tapi genggamannya terlalu kuat. Aku sedikit mengangkat tubuh dan mengayunkan kaki kanan ke belakang, lalu aku menendang tubuhnya dengan sekuat tenaga agar aku dapat lolos dari cenkramannya.

DAKK!! Seperti bebatuan kecil yang menghatam benteng raksasa, tendanganku tidak berpengaruh, dia lantas melemparkanku ke angkasa dan mengangkat tinggi pedang Adellia. Dia berniat membiarkanku tertusuk dengan sendirinya, tubuhku terjun bebas lalu menghunjam pucuk pedang Adellia dengan keras.

Aku melihat semua dengan jelas saat pedang Adellia perlahan mendekat, ya, perlahan. Aku merasa detik-detik ajal berjalan begitu lambat.

Kini ujung pedangnya terpaut hanya beberapa senti dariku, lalu akan menusuk dengan tajam. Aku terdiam pasrah mengingat aku tidak bisa mengelak di udara. Keajaiban...? Aku berharap keajaiban datang untuk kedua kalinya...

Bayangan Saigiri menjadi Phosphenes disaat mataku terpejam dan hilang harapan, bagaimana nanti dengannya yang sedang menunggu di kamp penyembuhan? Apa dia bisa mengurus dirinya sendiri? Kumohon, maafkan aku....

Beberapa kenangan manis kembali muncul dalam angan-angan, mungkin.... Ini akan menjadi akhir dari perjuanganku. Setidaknya diriku pernah berjuang, walaupun pada akhirnya aku telah gagal.

“Saigiri, maaf...” Aku berucap dengan lirih dan berharap kau dapat mendengarnya di hatimu yang terdalam, Saigiri.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Hallo sobatt pembaca sekalian!! yang sudah membaca novel ini maupun sekadar mampir, saya sebagai author mengucapkan banyak terimakasih jika kalian memberikan dukungan dengan cara di bawah ini:

* Dukung penulis dengan memberikan tips / vote seadanya

* Follow akun penulis

* Berkomentar yang baik dan bijak

* Always like and share in your social media

* Bintang limanya ya gaes

* Favorit (Ini yang paling penting wkwkwkwk)

Bantuan kalian sangatlah berarti untuk Author, karena setiap support yang kalian berikan dapat menambah semangat author dalam melanjutkan cerita ini!! Dukung terus ya gaesss.... :D

# Terimakasih banyak gaes, see you on the next chapter.... ^_^

WA : 08973952193

IG : bayusastra20

email : bayu_sastra20@yahoo.co.id

Terpopuler

Comments

Honey

Honey

Aih, melow lagi. But aku yakin ini bukan akhirnya. Btw apakah Saigiri dianggap lebih dari sekadar seorang adik?

2020-07-02

0

duta

duta

wow

2020-05-08

2

Miss R⃟ ed qizz 💋

Miss R⃟ ed qizz 💋

semangatt

2020-02-27

2

lihat semua
Episodes
1 [ Vol. 1 ] Ch. 1 – Pertempuran yang Sia-sia
2 [ Vol. 1 ] Ch. 2 – Adikku, Saigiri!
3 [ Vol. 1 ] Ch. 3 – Terselamatkan, Bala Bantuan?
4 [ Vol. 1 ] Ch. 4 – Adellia Monattlas
5 [ Vol. 1 ] Ch. 5 – Putus Asa?
6 [ Vol. 1 ] Ch. 6 – Bertahan dan Menyerang
7 [ Vol. 1 ] Ch. 7 – Saigiri, Maaf
8 [ Vol. 1 ] Ch. 8 – Bevestiger! Sihir Pengikat!
9 [ Vol. 1 ] Ch. 9 – Pidato Kemenangan
10 [ Vol. 1 ] Ch. 10 – Tim yang Luar Biasa
11 [ Vol. 1 ] Ch. 11 – Munculnya Orang Misterius
12 [ Vol. 1 ] Ch. 12 – Tidak Dapat Bergerak!
13 [ Vol. 1 ] Ch. 13 – Ruimte Rusten, Sihir Penghenti Ruang
14 [ Vol. 1 ] Ch. 14 – Mati
15 [ Vol. 1 ] Ch. 15 – Kekuatan Penuh, Volle Kracth!
16 Chapter 16 : Kemenangankah?
17 Chapter 17 : Pesan Kakek Hork
18 Chapter 18 : Eloknya Pagi
19 Chapter 19 : Keadaan Desa
20 Chapter 20 : Tatapan Aneh
21 Chapter 21 : Aula Akademi Bunga Hijau
22 Chapter 22 : Raja Laiquendi
23 Chapter 23 : Tantang Tyaga
24 Chapter 24 : Sumpah Darah Suci
25 Chapter 25 : Tetua Agamemnon
26 Chapter 26 : Pesan Raja Achille
27 Chapter 27 : Parels van Spirit Bal
28 Chapter 28 : Mutiara Roh
29 Chapter 29 : Kekuatan Roh Carsten
30 Chapter 30 : Tiga Serangkai
31 Chapter 31 : Pemusatan Roh
32 Chapter 32 : Wadah Ranah Roh
33 Ch. 33 – Bukan Burung Dalam Sangkar
34 Ch. 34 – Praktek dan Petualangan
35 Ch. 35 – Lubang Cicin Energi Roh
36 Ch. 36 – Senjata Roh Jiwa I
37 Ch. 37 – Senjata Roh Jiwa II
38 Ch. 38 – Pengendalian Energi Roh
39 Ch. 39 – Balok Bata
40 Ch. 40 – Apakah Sebuah Konklusi?
41 Ch. 41 – Kekecewaan sang Raja
42 Ch. 42 – Penggambaran Jiwa
43 Ch. 43 – Kerbau Tanduk Sabit
44 Ch. 44 – Pilihan Carsten
45 Ch. 45 – Dual Sword
46 Ch. 46 – Hidup dan Mati
47 Ch. 47 – Tak Sadarkan Diri
48 Ch. 48 – Berhasil
49 Ch. 49 – Kepolosan Carsten
50 Ch. 50 – Efek Samping
51 Ch. 51 – Pertemuan di Hutan Kabut
52 Ch. 52 – Berbincang
53 Ch. 53 – Ada yang Berbeda
54 Ch. 54 – Bukan Hal yang Istimewa
55 Ch. 55 – Perdebatan Antar Saudara
56 Ch. 56 – Tidak Sesuai Harapan
57 Ch. 57 – Hari yang Melelahkan
58 Ch. 58 – Peleburan Energi Roh nan Aneh
59 Ch. 59 – Menyiapkan Barang
60 Ch. 60 – Latih Tanding
61 Ch. 61 – Tidak Ada Peningkatan
62 Ch. 62 – JANGAN BERCANDA!
63 Ch. 63 – Pulang
64 Ch. 64 – Perbincangan Sebelum Berangkat
65 Ch. 65 – Menunggu
66 Ch. 66 – Menunggu (2)
67 Ch. 67 – Tak Asing
68 Ch. 68 – Nona Adellia
69 Ch. 69 – Dimulai
70 Ch. 70 – Tiny Wolf
71 Ch. 71 – Kerabat Dekat
72 Ch. 72 – Buku Catatan
73 Ch. 73 – Penaklukan Tiny Wolf
74 Ch. 74 – Diskusi
75 Ch. 75 – Gemercik Aliran Sungai
76 Ch. 76 – Sepakat
77 Ch. 77 – Malam pun Tiba
78 Ch. 78 – Kemampuan dan Kekuatan
79 Ch. 79 – Aura Membunuh
80 Ch. 80 – Kau Pencuri!
81 Ch. 81 – Penyihir Kehormatan
82 Ch. 82 – Hans yang Ceroboh
83 Ch. 83 – Bahaya dan Salah
84 Ch. 84 – Makan Malam
85 Ch. 85 – Menggoda Adellia
86 Ch. 86 – Dua Lelaki Sejati
87 Ch. 87 – Melanjutkan Perjalanan
88 Ch. 88 – Gua Misterius
89 Ch. 89 – Majuu?
90 Ch. 90 – Kabut Tebal
91 Ch. 91 – Sial! Beribu Sial!
92 Ch. 92 – Hilangnya Kakek Hork
93 Ch. 93 – Sebongkah Batu
94 Ch. 94 – Skill Memasak
95 Ch. 95 – Mungkinkah?
96 Ch. 96 – Gelombang Pertama?!
97 Ch. 97 – Great Fire Ball
98 Ch. 98 – Efek Samping
99 Ch. 99 – Syukurlah
100 Ch. 100 – Kehabisan «Magen»
101 Ch. 101 – Tiga? Tidak, Ternyata Enam
102 Ch. 102 – Tidak, Masih Belum
103 Ch. 103 – Mencuri?
104 Ch. 104 – Kristal Sihir
105 Ch. 105 – Aku Tidak Bodoh
106 Ch. 106 – Tarian Pedang
107 Ch. 107 – Sebuah Parit Kematian
108 Ch. 108 – Tidur atau Menyerah?
109 Ch. 109 – Lagi-Lagi Adellia
110 Ch. 110 – «Viehoekige Beschermer»
111 Ch. 111 – Rencana Peningkatan Peforma
112 Ch. 112 – Terkendali
113 Ch. 113 – Mimpi
114 Ch. 114 – Waktunya Jaga
115 Ch. 115 – Pos Jaga
116 Ch. 116 – Zonics Archike
117 Ch. 117 – Barrier Pelindung
118 Ch. 118 – Majuu
119 Ch. 119 – Terimakasih
120 Ch. 120 – Keberangkatan
121 Ch. 121 – Tim Utama
122 Ch. 122 – Munculnya Kabut Aneh
123 Ch. 123 – Aku, Mati?
124 Ch. 124 – Kenapa?
125 !!!! EVENT BERHADIAH UANG TUNAI !!!!
126 Ch. 125 – Keluar?! Bodoh!
127 Ch. 126 – «Akik Steen» dan «Volle Kracth»
128 Ch. 127 – Dia Bukan Tyaga
129 Ch. 128 – Pasukan Adellia
130 Ch. 129 – Kehidupan
131 Ch. 130 – SON!
132 Ch. 131 – Heiler
133 [ END ] Ch. 132 – Akhir Penderitaan
Episodes

Updated 133 Episodes

1
[ Vol. 1 ] Ch. 1 – Pertempuran yang Sia-sia
2
[ Vol. 1 ] Ch. 2 – Adikku, Saigiri!
3
[ Vol. 1 ] Ch. 3 – Terselamatkan, Bala Bantuan?
4
[ Vol. 1 ] Ch. 4 – Adellia Monattlas
5
[ Vol. 1 ] Ch. 5 – Putus Asa?
6
[ Vol. 1 ] Ch. 6 – Bertahan dan Menyerang
7
[ Vol. 1 ] Ch. 7 – Saigiri, Maaf
8
[ Vol. 1 ] Ch. 8 – Bevestiger! Sihir Pengikat!
9
[ Vol. 1 ] Ch. 9 – Pidato Kemenangan
10
[ Vol. 1 ] Ch. 10 – Tim yang Luar Biasa
11
[ Vol. 1 ] Ch. 11 – Munculnya Orang Misterius
12
[ Vol. 1 ] Ch. 12 – Tidak Dapat Bergerak!
13
[ Vol. 1 ] Ch. 13 – Ruimte Rusten, Sihir Penghenti Ruang
14
[ Vol. 1 ] Ch. 14 – Mati
15
[ Vol. 1 ] Ch. 15 – Kekuatan Penuh, Volle Kracth!
16
Chapter 16 : Kemenangankah?
17
Chapter 17 : Pesan Kakek Hork
18
Chapter 18 : Eloknya Pagi
19
Chapter 19 : Keadaan Desa
20
Chapter 20 : Tatapan Aneh
21
Chapter 21 : Aula Akademi Bunga Hijau
22
Chapter 22 : Raja Laiquendi
23
Chapter 23 : Tantang Tyaga
24
Chapter 24 : Sumpah Darah Suci
25
Chapter 25 : Tetua Agamemnon
26
Chapter 26 : Pesan Raja Achille
27
Chapter 27 : Parels van Spirit Bal
28
Chapter 28 : Mutiara Roh
29
Chapter 29 : Kekuatan Roh Carsten
30
Chapter 30 : Tiga Serangkai
31
Chapter 31 : Pemusatan Roh
32
Chapter 32 : Wadah Ranah Roh
33
Ch. 33 – Bukan Burung Dalam Sangkar
34
Ch. 34 – Praktek dan Petualangan
35
Ch. 35 – Lubang Cicin Energi Roh
36
Ch. 36 – Senjata Roh Jiwa I
37
Ch. 37 – Senjata Roh Jiwa II
38
Ch. 38 – Pengendalian Energi Roh
39
Ch. 39 – Balok Bata
40
Ch. 40 – Apakah Sebuah Konklusi?
41
Ch. 41 – Kekecewaan sang Raja
42
Ch. 42 – Penggambaran Jiwa
43
Ch. 43 – Kerbau Tanduk Sabit
44
Ch. 44 – Pilihan Carsten
45
Ch. 45 – Dual Sword
46
Ch. 46 – Hidup dan Mati
47
Ch. 47 – Tak Sadarkan Diri
48
Ch. 48 – Berhasil
49
Ch. 49 – Kepolosan Carsten
50
Ch. 50 – Efek Samping
51
Ch. 51 – Pertemuan di Hutan Kabut
52
Ch. 52 – Berbincang
53
Ch. 53 – Ada yang Berbeda
54
Ch. 54 – Bukan Hal yang Istimewa
55
Ch. 55 – Perdebatan Antar Saudara
56
Ch. 56 – Tidak Sesuai Harapan
57
Ch. 57 – Hari yang Melelahkan
58
Ch. 58 – Peleburan Energi Roh nan Aneh
59
Ch. 59 – Menyiapkan Barang
60
Ch. 60 – Latih Tanding
61
Ch. 61 – Tidak Ada Peningkatan
62
Ch. 62 – JANGAN BERCANDA!
63
Ch. 63 – Pulang
64
Ch. 64 – Perbincangan Sebelum Berangkat
65
Ch. 65 – Menunggu
66
Ch. 66 – Menunggu (2)
67
Ch. 67 – Tak Asing
68
Ch. 68 – Nona Adellia
69
Ch. 69 – Dimulai
70
Ch. 70 – Tiny Wolf
71
Ch. 71 – Kerabat Dekat
72
Ch. 72 – Buku Catatan
73
Ch. 73 – Penaklukan Tiny Wolf
74
Ch. 74 – Diskusi
75
Ch. 75 – Gemercik Aliran Sungai
76
Ch. 76 – Sepakat
77
Ch. 77 – Malam pun Tiba
78
Ch. 78 – Kemampuan dan Kekuatan
79
Ch. 79 – Aura Membunuh
80
Ch. 80 – Kau Pencuri!
81
Ch. 81 – Penyihir Kehormatan
82
Ch. 82 – Hans yang Ceroboh
83
Ch. 83 – Bahaya dan Salah
84
Ch. 84 – Makan Malam
85
Ch. 85 – Menggoda Adellia
86
Ch. 86 – Dua Lelaki Sejati
87
Ch. 87 – Melanjutkan Perjalanan
88
Ch. 88 – Gua Misterius
89
Ch. 89 – Majuu?
90
Ch. 90 – Kabut Tebal
91
Ch. 91 – Sial! Beribu Sial!
92
Ch. 92 – Hilangnya Kakek Hork
93
Ch. 93 – Sebongkah Batu
94
Ch. 94 – Skill Memasak
95
Ch. 95 – Mungkinkah?
96
Ch. 96 – Gelombang Pertama?!
97
Ch. 97 – Great Fire Ball
98
Ch. 98 – Efek Samping
99
Ch. 99 – Syukurlah
100
Ch. 100 – Kehabisan «Magen»
101
Ch. 101 – Tiga? Tidak, Ternyata Enam
102
Ch. 102 – Tidak, Masih Belum
103
Ch. 103 – Mencuri?
104
Ch. 104 – Kristal Sihir
105
Ch. 105 – Aku Tidak Bodoh
106
Ch. 106 – Tarian Pedang
107
Ch. 107 – Sebuah Parit Kematian
108
Ch. 108 – Tidur atau Menyerah?
109
Ch. 109 – Lagi-Lagi Adellia
110
Ch. 110 – «Viehoekige Beschermer»
111
Ch. 111 – Rencana Peningkatan Peforma
112
Ch. 112 – Terkendali
113
Ch. 113 – Mimpi
114
Ch. 114 – Waktunya Jaga
115
Ch. 115 – Pos Jaga
116
Ch. 116 – Zonics Archike
117
Ch. 117 – Barrier Pelindung
118
Ch. 118 – Majuu
119
Ch. 119 – Terimakasih
120
Ch. 120 – Keberangkatan
121
Ch. 121 – Tim Utama
122
Ch. 122 – Munculnya Kabut Aneh
123
Ch. 123 – Aku, Mati?
124
Ch. 124 – Kenapa?
125
!!!! EVENT BERHADIAH UANG TUNAI !!!!
126
Ch. 125 – Keluar?! Bodoh!
127
Ch. 126 – «Akik Steen» dan «Volle Kracth»
128
Ch. 127 – Dia Bukan Tyaga
129
Ch. 128 – Pasukan Adellia
130
Ch. 129 – Kehidupan
131
Ch. 130 – SON!
132
Ch. 131 – Heiler
133
[ END ] Ch. 132 – Akhir Penderitaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!