[ Not Edited ]
“HIIYAAA!!!”
WUSH-BRAKK!! Aku menari-nari dengan pedang di tangan kanan tanpa mengenai monster itu sedikitpun, melainkan hanya tebasan kosong dan berakhir tertancap memalang di sebuah pohon.
Napas semakin memburu, begitu juga dengan pikiran yang semakin rancu karena serangan yang selalu gagal sedari tadi. Kegundahan meraung dalam jiwa yang merasa pupus.
“Tenanglah... Jika saat ini kau hanya menyerang tanpa rencana, maka itu tidak akan berguna. Simpan energimu itu untuk sesuatu yang lebih berguna nantinya!” Bentak Adellia seraya menangkis serangan Zardock.
(Maaf......)
Kami bertahan dengan cara menyerangnya secara terus-menerus. Ya, yang kami lakukan hanyalah bertahan tanpa membalas. Semua perlawanan yang kami berikan seolah hanya menjadi syarat dentuman jantung dan hembusan napas tiap prajurit.
Jeritan mereka semakin terdengar traumatis. Darah berceceran, tampak segar berwarna merah kental. Tak sedikit pasukan mulai berjatuhan hingga menyisakan belasan pasukan saja, termasuk aku dan Adellia.
Entah berapa menit lagi kami dapat bertahan dari gempuran-gempuran ini, jika sekarang kami semua mati maka strategi dan perjuangan kami tadi tidaklah berguna.
Kita harus bertahan, sebentar lagi. Ya, pasti sebentar lagi.
“AWAS!!!“ Teriak salah satu prajurit.
Bak kilat, Zardock kini berada tepat di depanku, bahkan mataku tak dapat mengikuti pergerakannya dengan baik.
Dia langsung melancarkan sebuah pukulan bertubi-tubi padaku. Kali ini Aku hanya dapat menahannya dengan kedua tangan yang menyilang di depan dada, setidaknya memperkecil luka yang kuterima.
Puluhan!? Tidak...! Mungkin ratusan pukulan telah menghatam lengan bagian depan, aku tak kuasa menahan semua serangannya. Tubuhku semakin terseret kebelakang, entah berapa detik lagi aku dapat bertahan dari serangan beruntun ini.
Dari kejauhan Adellia mulai berlari ke arah kami, mengangkat tinggi lalu menebaskan pedangnya melintasi kepala Zardock dengan keras.
Zardock kini berhenti memukulku dan menangkis serangan dari Adellia dengan tangan kanan lalu mengambil pedang Adellia. Sementara tangan kirinya yang mulai kesal mencengkeram kedua tanganku.
Pupilku melebar saat melihat silaunya hunusan pedang Adellia mengarahkan tepat ke jantungku.
“TIDAK!!! Kumohon menghindarlah...!!” Seru Adellia disusul dengan lirihan kecil yang berharap pedangnya tidak mengenaiku.
Aku mencoba untuk melepaskan tangan dari genggaman Zardock, tapi genggamannya terlalu kuat. Aku sedikit mengangkat tubuh dan mengayunkan kaki kanan ke belakang, lalu aku menendang tubuhnya dengan sekuat tenaga agar aku dapat lolos dari cenkramannya.
DAKK!! Seperti bebatuan kecil yang menghatam benteng raksasa, tendanganku tidak berpengaruh, dia lantas melemparkanku ke angkasa dan mengangkat tinggi pedang Adellia. Dia berniat membiarkanku tertusuk dengan sendirinya, tubuhku terjun bebas lalu menghunjam pucuk pedang Adellia dengan keras.
Aku melihat semua dengan jelas saat pedang Adellia perlahan mendekat, ya, perlahan. Aku merasa detik-detik ajal berjalan begitu lambat.
Kini ujung pedangnya terpaut hanya beberapa senti dariku, lalu akan menusuk dengan tajam. Aku terdiam pasrah mengingat aku tidak bisa mengelak di udara. Keajaiban...? Aku berharap keajaiban datang untuk kedua kalinya...
Bayangan Saigiri menjadi Phosphenes disaat mataku terpejam dan hilang harapan, bagaimana nanti dengannya yang sedang menunggu di kamp penyembuhan? Apa dia bisa mengurus dirinya sendiri? Kumohon, maafkan aku....
Beberapa kenangan manis kembali muncul dalam angan-angan, mungkin.... Ini akan menjadi akhir dari perjuanganku. Setidaknya diriku pernah berjuang, walaupun pada akhirnya aku telah gagal.
“Saigiri, maaf...” Aku berucap dengan lirih dan berharap kau dapat mendengarnya di hatimu yang terdalam, Saigiri.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hallo sobatt pembaca sekalian!! yang sudah membaca novel ini maupun sekadar mampir, saya sebagai author mengucapkan banyak terimakasih jika kalian memberikan dukungan dengan cara di bawah ini:
* Dukung penulis dengan memberikan tips / vote seadanya
* Follow akun penulis
* Berkomentar yang baik dan bijak
* Always like and share in your social media
* Bintang limanya ya gaes
* Favorit (Ini yang paling penting wkwkwkwk)
Bantuan kalian sangatlah berarti untuk Author, karena setiap support yang kalian berikan dapat menambah semangat author dalam melanjutkan cerita ini!! Dukung terus ya gaesss.... :D
# Terimakasih banyak gaes, see you on the next chapter.... ^_^
WA : 08973952193
IG : bayusastra20
email : bayu_sastra20@yahoo.co.id
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Honey
Aih, melow lagi. But aku yakin ini bukan akhirnya. Btw apakah Saigiri dianggap lebih dari sekadar seorang adik?
2020-07-02
0
duta
wow
2020-05-08
2
Miss R⃟ ed qizz 💋
semangatt
2020-02-27
2