[ Vol. 1 ] Ch. 6 – Bertahan dan Menyerang

[ Edited (1) ]

Tiba-tiba dia mendorongku dengan keras dan membuatku tersungkur di antara semak-semak, seketika pula sebuah bola api mengarah tepat di depan kami, serangan tersebut cepat dan liar hingga tercipta sebuah ledakan.

“SAAT ITULAH!!” Dia berteriak dari kejauhan dengan napas terengah-engah.

“Saat itulah kita sebisa mungkin menghindarinya!” Dia menatap tajam Zardock dan bangkit dari jatuhnya.

“—Saat itu pula, kita memiliki kesempatan untuk menyerang balik secara serentak melalu serangan gabungan antara penyihir dan «rakshasa». Mereka adalah kartu AS kita!! Kombinasi sempurna dari kedua kaum ini akan menjadi kejutan baginya. Apa kau paham?!” lanjutnya.

Serangan gabungan? Ah, untuk sekarang tugas kami hanyalah menyerang Zardock secara terus-menerus, entah dia akan mengaktifkan pelindungnya ataupun menghindari semua serangan kami. Selain itu kami harus menahan pergerakannya, ini terlalu menyusahkan.

“Tapi bagaimana jika rencanamu digagalkan oleh monster itu?” tanyaku.

“Berhasil atau tidaknya kita harus tetap mencobanya, tugas kita hanya terus menahannya bukan? Untuk keberhasilan strategi ini kita pasrahkan pada serangan kombinasi.”

“Baiklah jika begitu, aku akan mengikuti rencanamu......”

***

Aku menarik nafas dalam-dalam, kutahan sebentar dalam diafragma ku, lalu.

“HAAA!!!” Teriakan panjang dengan hembusan napas kuat. Siap atau tidak, aku tetap harus bertarung, tanpa peduli dengan lukaku sebelumnya.

Dengan lantang Adellia meneriakkan kobaran-kobaran semangat.

“Wahai para kesatria keagungan, angkatlah dengan tinggi pedangmu, bentangkan perisai, bulatkan tekad, serta kuatkan mental kalian......”

“........ Menari lah, luapkan semua duka dan lara, hentakan semangat api yang tak akan padam karena sejuta lebam, menusuk bagaikan lebah, menerjang bagai ombak lautan, menerpa bagai angin topan, ragamu boleh mati tapi jiwamu akan terus bertarung dalam genggaman keadilan........ “

“........ Sekali lagi janganlah kalian menyerah, menyerang dan terus menyerang, tahanlah serangan dan pergerakan monster itu selama mungkin, yakinlah pada kawan kita, kemenangan akan kita raih bersama! Haa!!! Maju!!!”

Dia langsung berlari ke arah Zardock, disusul olehku, lalu para prajurit. Semua menyerang dengan serentak setelah pidato singkat darinya.

Zardock menatap kami semua dengan tatapan tajam berwarna merah menyala, terlihat sangat mengerikan, dengan gerakan kilat dia menghempaskan tiga prajurit yang berjarak tidak jauh darinya.

“Hati-hati, jangan sampai kalian lengah.” ujarku.

Kemudian aku melancarkan sebuah tebasan menyilang, tapi Zardock menghindarinya dengan mudah, sekelebat mata dia langsung berada di sebelah kiriku dan menganyukan sebuah cakaran tajam.

SRING!!! TANG!!!

Adellia cekatan menangkis serangan Zardock dengan pedangnya

Tapi serangan itu terlampau kuat, hingga membuat Adellia tidak kuasa untuk menahannya dan terhempas ke belakang.

BRUAK!!!

Zardock melompat ke belakang sebelum tebasan pedang dari salah satu prajurit mengenainya, sebagian lagi membantuku dan Adellia untuk bangun.

“Serangannya terlalu kuat, apalagi pergerakannya juga lebih cepat dariku,” ucapku.

“Jangan menyerah!!!” bentak Adellia.

“Aku akan mencobanya kembali, tapi dengan serangan yang lebih cepat.”

Saat itu juga aku berlari dengan kecepatan maksimal, aku menguatkan genggaman pedang dengan kedua tangan.

“Teruslah berlari, aku akan melindungimu.” Adellia menyusulku dari belakang.

Seketika aku lancarkan sebuah tebasan memalang, Zardock tetap dapat menghindarinya.

Seranganku masih berlanjut, aku memutar tubuh ke kiri lalu melancarkan teknik serangan tiga ayunan ganda.

SRIING!!! SRIING!!! SRIING!!! Lagi-lagi tebasan kosong tak berbekas, seakan seranganku terlalu lambat baginya.

“Awas di atasmu!!!” Adellia lantas melompat ke atas kepalaku menahan serangan Zardock, pedang dan cakar beradu tajam di langit.

Zardock dan Adellia sama-sama terpelanting karena tumbukan kekuatan dari keduanya. Tapi sebelum monster itu mencapai tanah aku telah bersiap di bawah dengan tebasan pedang tunggal.

“HIYAA!!!”

TANG!!! Seranganku masih dapat ditangkis olehnya, dia lantas menggenggam tanganku dan menghantamkan diriku ke sebatang pohon dengan keras.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Adellia.

“Aku tidak apa-apa.” Jawabku singkat.

Kaki semakin terasa sakit karena menghantam pohon tadi, darah semakin merembes keluar, perban putih berubah warna menjadi merah pekat.

'Apa aku masih dapat melanjutkan pertempuran ini?' gumamku lirih.

Para prajurit tanpa jeda terus menyerang Zardock dari berbagai arah. Dari atas, kanan, kiri, bahkan serangan-serangan kombinasi hingga tipuan sekalipun tetap saja tidak dapat melukainya.

Tetapi sangat disayangkan. Monster itu tidak tergores sedikit pun oleh kekuatan dari Adellia, kecepatanku juga tak dapat mengimbangi kecepatan Zardock.

Walaupun kami mengepung Zardock, tetap saja dia dapat menghindarinya. Walaupun kami bertahan sekuat apapun, dia tetap dapat menghancurkan pertahanan kami.

Ayunan pedang menari-nari menebas hamparan langit, hantaman-hantaman keras hanya berbekas dalam bentala, satu persatu prajurit mulai dikalahkan, tapi kami sangat percaya bahwa pengorbanan kami tidak akan sia-sia.

“Bertahanlah dan terus tahan pergerakannya. Sebentar lagi. Sebentar lagi mereka pasti akan selesai, kita harus percaya dengan mereka,” ujar sang pemimpin, Adellia Monattlas.

Akhir kata. Pertarungan masih terus berlanjut. Aku, Adellia, dan para prajurit adalah sebuah pion untuk menggapai sebuah kemenangan besar.

Pastinya!

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Hallo sobatt pembaca sekalian!! yang sudah membaca novel ini maupun sekadar mampir, saya sebagai author mengucapkan banyak terimakasih jika kalian memberikan dukungan dengan cara di bawah ini:

* Dukung penulis dengan memberikan tips / vote seadanya

* Follow akun penulis

* Berkomentar yang baik dan bijak

* Always like and share in your social media

* Bintang limanya ya gaes

* Favorit (Ini yang paling penting wkwkwkwk)

Bantuan kalian sangatlah berarti untuk Author, karena setiap support yang kalian berikan dapat menambah semangat author dalam melanjutkan cerita ini!! Dukung terus ya gaesss.... :D

# Terimakasih banyak gaes, see you on the next chapter.... ^_^

WA : 08973952193

IG : bayusastra20

email : bayu_sastra20@yahoo.co.id

Terpopuler

Comments

Honey

Honey

Bacanya jadi ikut semangat.

Btw teknisnya dari awal bab sepertinya masih ada kendala di bagian dialog tag.

Misal di sini: "Apa kau baik-baik saja?" Tanya Adellia.

(tanya) di sana adalah dialog tag.

Jadi: "Apa kau baik-baik saja?" tanya Adellia.

Begitu, Kak. Selain kalimat itu juga ada beberapa yang harus dibetulkan.

Semoga berkenan, Kak 🙏

2020-07-02

0

duta

duta

bagus

2020-05-08

2

rita ningsih

rita ningsih

yang katanya minta boom like dan spam chat

2020-05-05

2

lihat semua
Episodes
1 [ Vol. 1 ] Ch. 1 – Pertempuran yang Sia-sia
2 [ Vol. 1 ] Ch. 2 – Adikku, Saigiri!
3 [ Vol. 1 ] Ch. 3 – Terselamatkan, Bala Bantuan?
4 [ Vol. 1 ] Ch. 4 – Adellia Monattlas
5 [ Vol. 1 ] Ch. 5 – Putus Asa?
6 [ Vol. 1 ] Ch. 6 – Bertahan dan Menyerang
7 [ Vol. 1 ] Ch. 7 – Saigiri, Maaf
8 [ Vol. 1 ] Ch. 8 – Bevestiger! Sihir Pengikat!
9 [ Vol. 1 ] Ch. 9 – Pidato Kemenangan
10 [ Vol. 1 ] Ch. 10 – Tim yang Luar Biasa
11 [ Vol. 1 ] Ch. 11 – Munculnya Orang Misterius
12 [ Vol. 1 ] Ch. 12 – Tidak Dapat Bergerak!
13 [ Vol. 1 ] Ch. 13 – Ruimte Rusten, Sihir Penghenti Ruang
14 [ Vol. 1 ] Ch. 14 – Mati
15 [ Vol. 1 ] Ch. 15 – Kekuatan Penuh, Volle Kracth!
16 Chapter 16 : Kemenangankah?
17 Chapter 17 : Pesan Kakek Hork
18 Chapter 18 : Eloknya Pagi
19 Chapter 19 : Keadaan Desa
20 Chapter 20 : Tatapan Aneh
21 Chapter 21 : Aula Akademi Bunga Hijau
22 Chapter 22 : Raja Laiquendi
23 Chapter 23 : Tantang Tyaga
24 Chapter 24 : Sumpah Darah Suci
25 Chapter 25 : Tetua Agamemnon
26 Chapter 26 : Pesan Raja Achille
27 Chapter 27 : Parels van Spirit Bal
28 Chapter 28 : Mutiara Roh
29 Chapter 29 : Kekuatan Roh Carsten
30 Chapter 30 : Tiga Serangkai
31 Chapter 31 : Pemusatan Roh
32 Chapter 32 : Wadah Ranah Roh
33 Ch. 33 – Bukan Burung Dalam Sangkar
34 Ch. 34 – Praktek dan Petualangan
35 Ch. 35 – Lubang Cicin Energi Roh
36 Ch. 36 – Senjata Roh Jiwa I
37 Ch. 37 – Senjata Roh Jiwa II
38 Ch. 38 – Pengendalian Energi Roh
39 Ch. 39 – Balok Bata
40 Ch. 40 – Apakah Sebuah Konklusi?
41 Ch. 41 – Kekecewaan sang Raja
42 Ch. 42 – Penggambaran Jiwa
43 Ch. 43 – Kerbau Tanduk Sabit
44 Ch. 44 – Pilihan Carsten
45 Ch. 45 – Dual Sword
46 Ch. 46 – Hidup dan Mati
47 Ch. 47 – Tak Sadarkan Diri
48 Ch. 48 – Berhasil
49 Ch. 49 – Kepolosan Carsten
50 Ch. 50 – Efek Samping
51 Ch. 51 – Pertemuan di Hutan Kabut
52 Ch. 52 – Berbincang
53 Ch. 53 – Ada yang Berbeda
54 Ch. 54 – Bukan Hal yang Istimewa
55 Ch. 55 – Perdebatan Antar Saudara
56 Ch. 56 – Tidak Sesuai Harapan
57 Ch. 57 – Hari yang Melelahkan
58 Ch. 58 – Peleburan Energi Roh nan Aneh
59 Ch. 59 – Menyiapkan Barang
60 Ch. 60 – Latih Tanding
61 Ch. 61 – Tidak Ada Peningkatan
62 Ch. 62 – JANGAN BERCANDA!
63 Ch. 63 – Pulang
64 Ch. 64 – Perbincangan Sebelum Berangkat
65 Ch. 65 – Menunggu
66 Ch. 66 – Menunggu (2)
67 Ch. 67 – Tak Asing
68 Ch. 68 – Nona Adellia
69 Ch. 69 – Dimulai
70 Ch. 70 – Tiny Wolf
71 Ch. 71 – Kerabat Dekat
72 Ch. 72 – Buku Catatan
73 Ch. 73 – Penaklukan Tiny Wolf
74 Ch. 74 – Diskusi
75 Ch. 75 – Gemercik Aliran Sungai
76 Ch. 76 – Sepakat
77 Ch. 77 – Malam pun Tiba
78 Ch. 78 – Kemampuan dan Kekuatan
79 Ch. 79 – Aura Membunuh
80 Ch. 80 – Kau Pencuri!
81 Ch. 81 – Penyihir Kehormatan
82 Ch. 82 – Hans yang Ceroboh
83 Ch. 83 – Bahaya dan Salah
84 Ch. 84 – Makan Malam
85 Ch. 85 – Menggoda Adellia
86 Ch. 86 – Dua Lelaki Sejati
87 Ch. 87 – Melanjutkan Perjalanan
88 Ch. 88 – Gua Misterius
89 Ch. 89 – Majuu?
90 Ch. 90 – Kabut Tebal
91 Ch. 91 – Sial! Beribu Sial!
92 Ch. 92 – Hilangnya Kakek Hork
93 Ch. 93 – Sebongkah Batu
94 Ch. 94 – Skill Memasak
95 Ch. 95 – Mungkinkah?
96 Ch. 96 – Gelombang Pertama?!
97 Ch. 97 – Great Fire Ball
98 Ch. 98 – Efek Samping
99 Ch. 99 – Syukurlah
100 Ch. 100 – Kehabisan «Magen»
101 Ch. 101 – Tiga? Tidak, Ternyata Enam
102 Ch. 102 – Tidak, Masih Belum
103 Ch. 103 – Mencuri?
104 Ch. 104 – Kristal Sihir
105 Ch. 105 – Aku Tidak Bodoh
106 Ch. 106 – Tarian Pedang
107 Ch. 107 – Sebuah Parit Kematian
108 Ch. 108 – Tidur atau Menyerah?
109 Ch. 109 – Lagi-Lagi Adellia
110 Ch. 110 – «Viehoekige Beschermer»
111 Ch. 111 – Rencana Peningkatan Peforma
112 Ch. 112 – Terkendali
113 Ch. 113 – Mimpi
114 Ch. 114 – Waktunya Jaga
115 Ch. 115 – Pos Jaga
116 Ch. 116 – Zonics Archike
117 Ch. 117 – Barrier Pelindung
118 Ch. 118 – Majuu
119 Ch. 119 – Terimakasih
120 Ch. 120 – Keberangkatan
121 Ch. 121 – Tim Utama
122 Ch. 122 – Munculnya Kabut Aneh
123 Ch. 123 – Aku, Mati?
124 Ch. 124 – Kenapa?
125 !!!! EVENT BERHADIAH UANG TUNAI !!!!
126 Ch. 125 – Keluar?! Bodoh!
127 Ch. 126 – «Akik Steen» dan «Volle Kracth»
128 Ch. 127 – Dia Bukan Tyaga
129 Ch. 128 – Pasukan Adellia
130 Ch. 129 – Kehidupan
131 Ch. 130 – SON!
132 Ch. 131 – Heiler
133 [ END ] Ch. 132 – Akhir Penderitaan
Episodes

Updated 133 Episodes

1
[ Vol. 1 ] Ch. 1 – Pertempuran yang Sia-sia
2
[ Vol. 1 ] Ch. 2 – Adikku, Saigiri!
3
[ Vol. 1 ] Ch. 3 – Terselamatkan, Bala Bantuan?
4
[ Vol. 1 ] Ch. 4 – Adellia Monattlas
5
[ Vol. 1 ] Ch. 5 – Putus Asa?
6
[ Vol. 1 ] Ch. 6 – Bertahan dan Menyerang
7
[ Vol. 1 ] Ch. 7 – Saigiri, Maaf
8
[ Vol. 1 ] Ch. 8 – Bevestiger! Sihir Pengikat!
9
[ Vol. 1 ] Ch. 9 – Pidato Kemenangan
10
[ Vol. 1 ] Ch. 10 – Tim yang Luar Biasa
11
[ Vol. 1 ] Ch. 11 – Munculnya Orang Misterius
12
[ Vol. 1 ] Ch. 12 – Tidak Dapat Bergerak!
13
[ Vol. 1 ] Ch. 13 – Ruimte Rusten, Sihir Penghenti Ruang
14
[ Vol. 1 ] Ch. 14 – Mati
15
[ Vol. 1 ] Ch. 15 – Kekuatan Penuh, Volle Kracth!
16
Chapter 16 : Kemenangankah?
17
Chapter 17 : Pesan Kakek Hork
18
Chapter 18 : Eloknya Pagi
19
Chapter 19 : Keadaan Desa
20
Chapter 20 : Tatapan Aneh
21
Chapter 21 : Aula Akademi Bunga Hijau
22
Chapter 22 : Raja Laiquendi
23
Chapter 23 : Tantang Tyaga
24
Chapter 24 : Sumpah Darah Suci
25
Chapter 25 : Tetua Agamemnon
26
Chapter 26 : Pesan Raja Achille
27
Chapter 27 : Parels van Spirit Bal
28
Chapter 28 : Mutiara Roh
29
Chapter 29 : Kekuatan Roh Carsten
30
Chapter 30 : Tiga Serangkai
31
Chapter 31 : Pemusatan Roh
32
Chapter 32 : Wadah Ranah Roh
33
Ch. 33 – Bukan Burung Dalam Sangkar
34
Ch. 34 – Praktek dan Petualangan
35
Ch. 35 – Lubang Cicin Energi Roh
36
Ch. 36 – Senjata Roh Jiwa I
37
Ch. 37 – Senjata Roh Jiwa II
38
Ch. 38 – Pengendalian Energi Roh
39
Ch. 39 – Balok Bata
40
Ch. 40 – Apakah Sebuah Konklusi?
41
Ch. 41 – Kekecewaan sang Raja
42
Ch. 42 – Penggambaran Jiwa
43
Ch. 43 – Kerbau Tanduk Sabit
44
Ch. 44 – Pilihan Carsten
45
Ch. 45 – Dual Sword
46
Ch. 46 – Hidup dan Mati
47
Ch. 47 – Tak Sadarkan Diri
48
Ch. 48 – Berhasil
49
Ch. 49 – Kepolosan Carsten
50
Ch. 50 – Efek Samping
51
Ch. 51 – Pertemuan di Hutan Kabut
52
Ch. 52 – Berbincang
53
Ch. 53 – Ada yang Berbeda
54
Ch. 54 – Bukan Hal yang Istimewa
55
Ch. 55 – Perdebatan Antar Saudara
56
Ch. 56 – Tidak Sesuai Harapan
57
Ch. 57 – Hari yang Melelahkan
58
Ch. 58 – Peleburan Energi Roh nan Aneh
59
Ch. 59 – Menyiapkan Barang
60
Ch. 60 – Latih Tanding
61
Ch. 61 – Tidak Ada Peningkatan
62
Ch. 62 – JANGAN BERCANDA!
63
Ch. 63 – Pulang
64
Ch. 64 – Perbincangan Sebelum Berangkat
65
Ch. 65 – Menunggu
66
Ch. 66 – Menunggu (2)
67
Ch. 67 – Tak Asing
68
Ch. 68 – Nona Adellia
69
Ch. 69 – Dimulai
70
Ch. 70 – Tiny Wolf
71
Ch. 71 – Kerabat Dekat
72
Ch. 72 – Buku Catatan
73
Ch. 73 – Penaklukan Tiny Wolf
74
Ch. 74 – Diskusi
75
Ch. 75 – Gemercik Aliran Sungai
76
Ch. 76 – Sepakat
77
Ch. 77 – Malam pun Tiba
78
Ch. 78 – Kemampuan dan Kekuatan
79
Ch. 79 – Aura Membunuh
80
Ch. 80 – Kau Pencuri!
81
Ch. 81 – Penyihir Kehormatan
82
Ch. 82 – Hans yang Ceroboh
83
Ch. 83 – Bahaya dan Salah
84
Ch. 84 – Makan Malam
85
Ch. 85 – Menggoda Adellia
86
Ch. 86 – Dua Lelaki Sejati
87
Ch. 87 – Melanjutkan Perjalanan
88
Ch. 88 – Gua Misterius
89
Ch. 89 – Majuu?
90
Ch. 90 – Kabut Tebal
91
Ch. 91 – Sial! Beribu Sial!
92
Ch. 92 – Hilangnya Kakek Hork
93
Ch. 93 – Sebongkah Batu
94
Ch. 94 – Skill Memasak
95
Ch. 95 – Mungkinkah?
96
Ch. 96 – Gelombang Pertama?!
97
Ch. 97 – Great Fire Ball
98
Ch. 98 – Efek Samping
99
Ch. 99 – Syukurlah
100
Ch. 100 – Kehabisan «Magen»
101
Ch. 101 – Tiga? Tidak, Ternyata Enam
102
Ch. 102 – Tidak, Masih Belum
103
Ch. 103 – Mencuri?
104
Ch. 104 – Kristal Sihir
105
Ch. 105 – Aku Tidak Bodoh
106
Ch. 106 – Tarian Pedang
107
Ch. 107 – Sebuah Parit Kematian
108
Ch. 108 – Tidur atau Menyerah?
109
Ch. 109 – Lagi-Lagi Adellia
110
Ch. 110 – «Viehoekige Beschermer»
111
Ch. 111 – Rencana Peningkatan Peforma
112
Ch. 112 – Terkendali
113
Ch. 113 – Mimpi
114
Ch. 114 – Waktunya Jaga
115
Ch. 115 – Pos Jaga
116
Ch. 116 – Zonics Archike
117
Ch. 117 – Barrier Pelindung
118
Ch. 118 – Majuu
119
Ch. 119 – Terimakasih
120
Ch. 120 – Keberangkatan
121
Ch. 121 – Tim Utama
122
Ch. 122 – Munculnya Kabut Aneh
123
Ch. 123 – Aku, Mati?
124
Ch. 124 – Kenapa?
125
!!!! EVENT BERHADIAH UANG TUNAI !!!!
126
Ch. 125 – Keluar?! Bodoh!
127
Ch. 126 – «Akik Steen» dan «Volle Kracth»
128
Ch. 127 – Dia Bukan Tyaga
129
Ch. 128 – Pasukan Adellia
130
Ch. 129 – Kehidupan
131
Ch. 130 – SON!
132
Ch. 131 – Heiler
133
[ END ] Ch. 132 – Akhir Penderitaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!