[ Edited (1) ]
Setelah setengah perjalanan.
Dari kejauhan aku mendengar suara ledakan yang luar biasa serta kabut asap yang tampak hitam pekat membumbung tinggi di atas awan.
Tampaknya peperangan antara pasukan bala bantuan dan Zardock berlangsung sangat sengit, tapi aku merasa sesuatu yang aneh. Bukannya pasukan bala bantuan akan lebih mudah untuk mengalahkan monster itu karena luka yang dia dapatkan sebelumnya?!
Dia bahkan kehilangan tangan kirinya!
Aku mulai mempercepat langkah tanpa memperdulikan rembesan darah yang keluar dari balutan 2 kain perban di kaki.
Kedua tanganku bersiap-siap untuk melepas pedang dari sarungnya jika tiba-tiba terjadi serangan kejutan.
Pikiran nan mulai kacau, sedangkan hati yang tak setenang saat bersama Saigiri. Perasaan ini... Adalah perasaan ketika kaki berpijak dalam medan perang. Benar-benar perang di mana kalian siap menghadapi segala resiko bahkan maut sekalipun.
Suara ledakan dan ayunan pedang akan menjadi alunan simponi peperangan yang terdengar nyaring di telingamu. Seluruh anggota tubuh, bahkan sel-sel kalian pun akan merasakan sebuah ketegangan yang luar biasa.
Otak kalian seakan meleleh. Kau mungkin tidak akan bisa mengenali siapa dirimu kala itu, entah ragamu atau bukan. Kau akan tetap bangun untuk melanjutkan pertempuran. Jika diharuskan untuk mati, maka kalian akan mati dengan cara yang terhormat sebab apa yang kalian lakukan adalah untuk menuai sebuah kemenangan.
***
Jarak semakin dekat, suara ledakan-ledakan terdengar lebih keras dan kepulan-kepulan debu bertebaran hingga membuat sekitar tak kelihatan.
Aku memandangi sekitar, mencari tahu bagaimana keadaan Adellia Monattlas.
Setapak demi setapak menumbuhkan getir dalam sanubari. Aku melihat beberapa pasukan telah terluka parah dengan tubuh yang penuh dengan luka dan darah. Untuk kedua kalinya aku menyaksikan keadaan mengenaskan yang seperti ini.
Sejenak aku terkapar oleh fakta yang menampar hati. Apa ini. Mungkinkah sekarang aku sedang berhalusinasi. Pasukan bala bantuan menjadi seperti ini saat melawan monster yang sudah terluka parah, sungguh diluar dugaan. Bahkan kata-kata sendiri tak dapat menggambarkan kengerian yang aku lihat sekarang.
“Hey! Apa yang sedang kau lakukan di sini?!Bukankah kau bersama adikmu telah kembali ke kamp penyembuhan?”
Aku terkejut ketika Adellia menepuk bahuku dari belakang, nafasnya terdengar berat. Walaupun tidak ada luka yang aku lihat di sekujur tubuhnya, kecuali pakaiannya yang tampak compang-camping dan lusuh.
Aku memandangnya dengan tatapan kosong, entah bagaimana tubuhku terasa sangat berat, pikiran hampa, mulut seakan terbungkam, ini sama persis dengan situasi ketika menyaksikan pembantaian keji warga desa.
“Hey kau sadarlah! kita masih di dalam medan perang!” Dia kembali menepuk pundakku.
“Hey!!” Dia lantas menamparku dengan keras.
“Ba-Bagaimana bisa.... kau Adellia Monatlass, kenapa kalian malah jadi begini? Bagaimana dengan monster yang kalian lawan?” tanyaku lesu.
“Monster itu... lihatlah! Dia telah berubah menjadi monster yang lebih menyeramkan dan bahkan kekuatan, kecepatan, pertahanannya jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya.” jawab Adellia sembari mengatur pedang.
Setiap katanya begitu serius beriring dengan tatapan yang sangat tajam, sementara aku masih berusaha mencerna perkatannya untuk memahami apa yang sedang terjadi.
Perlahan aku mencoba melirik ke arah Zardock.
"Sial!!!"
Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat! Tubuhnya semakin membesar dan anehnya lagi muncul aura hitam yang menyelimuti sekitar tubuh monster itu.
Bukan! Itu bukanlah aura pelindung ataupun sebuah perisai, dan aku lebih terkejut lagi ketika melihat tangan kirinya yang tumbuh kembali serta bekas luka di matanya akibat tebasan pedangku menghilang.
“Apa kau tahu yang menyelimuti tubuhnya itu, apa kau sadar bagaimana keadaan dan kekuatan monster itu sekarang, tak lama lagi tragedi itu pasti akan kembali terulang!” tegas Adellia.
Ternyata posisi sebagai pemimpin dari pasukan bala bantuan tidak semerta-merta diberikan kepadanya, dia terlihat kokoh dan tenang di saat keadaan pasukannya yang semakin memburuk. Aku yakin sesuatu yang besar ada di balik keheningannya.
Aku hanya masih tidak percaya akan perubahan yang dialami Zardock. Aku mungkin belum sadar akan kekuatannya tapi instingku berkata bahwa mengalahkannya akan jauh lebih sulit dibandingkan saat aku melawannya bersama Saigiri.
“Jadi bagaimana rencanamu sekarang?” tanyaku.
“Untuk sekarang tugas kita adalah menahan pergerakan monster itu dulu. Memberikan pasukan penyihir dan raksasa sedikit waktu untuk mengisi kekuatan mereka lalu mereka akan menyerang bersamaan,” jelas Adellia.
“Tapi apa kau lupa akan aura pelindung miliknya?!Bukankah menyerangnya saat pertahanannya aktif akan sia-sia?!” tandasku setelah mendengar tentang rencananya.
Di pertarungan sebelumnya, aura perisai miliknya tidak dapat ditembus sekalipun kami menyerang bersamaan. Aku merasa bahwa hasilnya akan tetap sama.
“Dengarkan rencanaku dengan seksama! Kali ini kita akan menyerang dan terus menyerangnya serta menahan pergerakan monster itu sebisa mungkin. Dia pasti akan menyerang balik kita —Awas!!!”
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hallo sobatt pembaca sekalian!! yang sudah membaca novel ini maupun sekadar mampir, saya sebagai author mengucapkan banyak terimakasih jika kalian memberikan dukungan dengan cara di bawah ini:
* Dukung penulis dengan memberikan tips / vote seadanya
* Follow akun penulis
* Berkomentar yang baik dan bijak
* Always like and share in your social media
* Bintang limanya ya gaes
* Favorit (Ini yang paling penting wkwkwkwk)
Bantuan kalian sangatlah berarti untuk Author, karena setiap support yang kalian berikan dapat menambah semangat author dalam melanjutkan cerita ini!! Dukung terus ya gaesss.... :D
# Terimakasih banyak gaes, see you on the next chapter.... ^_^
WA : 08973952193
IG : bayusastra20
email : bayu_sastra20@yahoo.co.id
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Honey
Zardock, kenapa dikau sulit sekali dikalahkan?
Bicara soal kelompok, ksatria, jadi inget The Lord of the Ring. Kelompok penyihir, kelompok raksasa. Cuma di film itu ada kelompok peri yang ganteng dan cantik. Apakah kelompok penyihir di sini ganteng juga? Atau kayak nenek-nenek yang pake sapu terbang?
Maaf, Thor. Aku banyak nanya. Hhi.
2020-07-01
0
🌸Momy Kece🌸
maacih
2020-05-25
1
duta
baik baik
2020-05-08
2